Anda di halaman 1dari 7

Ressume

Terapi Modalitas

Disusun Oleh

Nama : Yusinta Ditubun

Nim : P07120219048

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK2021/2022
A. Pengertian Terapi modalitas

merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini diberikan dalam upaya mengubah
perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif ( Prabowo, 2014).
Terapi modalitas keperawatan jiwa merupakan bentuk terapi non-farmakologis yang dilakukan
untuk memperbaiki dan mempertahankan sikap klien agar mampu bertahan dan bersosialisasi
dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan harapan klien dapat terus bekerja dan tetap
berhubungan dengan keluarga, teman, dan sistem pendukung yang ada ketika menjalani terapi
(Nasir dan Muhits, 2011).

B. Prinsip Pelaksanaan Perawat sebagai terapis mendasarkan potensi yang dimiliki pasien
sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan (Nasir dan Muhits, 2011).

C. Dasar Pemberian Terapi Modalitas

a. Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian atau perilaku manusia

b. Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan dibina ke arah kondisi yang
mengandung reaksi (respon yang baru)

c. Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau tidak adanya faktor-faktor yang
sifatnya menimbulkan tekanan sosial pada individu sehingga reaksi indvidu tersebut
dapat diprediksi (reward dan punishment)

d. Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam menunjuang dan
menghambat perilaku individu dalam kelompok sosial

e. Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental emosional dan sosial ke
arah keutuhan pribadi yang dilakukan secara holistik (Direja, 2011)
D. Tujuan Terapi Modalitas Tujuan dilaksanakannya terapi modalitas dalam keperawatan
jiwa adalah:

1. Menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku pasien

2. Mengurangi gejala gangguan jiwa

3. Memperlambat kemunduran

4. Membantu adaptasi terhadap situasi sekarang

5. Membantu keluarga dan orang-orang yang berarti

6. Mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri

7. Meningkatkan aktivitas

8. Meningkatkan kemandirian (Prabowo,2014).

E. Peran Perawat Dalam Terapi Modalitas Secara umum peran perawat dalam pelaksanaan
terapi modalitas bertindak sebagai leader, fasilitator, evaluator dan motivator ( Nasir dan
Muhits, 2011). Tindakan tersebut meliputi:

1. Mendidik dan mengorientasi kembali seluruh anggota keluarga, misalnya perawat


menjelaskan mengapa komunikasi itu penting, apa visi seluruh keluarga, kesamaan
harapan apa yang dimiliki semua anggota keluarga.

2. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien untuk
mencapai tujuan dan usaha untuuk berubah. Perawat menyakinkan bahwa anggota
keluarga klien mampu memecahkan masalah yang dihadapi anggota keluarganya.

3. Mengkoodinasi dan mengintegrasi sumber pelayanan kesehatan. Perawat menunjukkan


institusi kesehatan mana yang harusbekerja sama dengan keluarga dan siapa yang bisa
diajak konsultasi
4. Memberi pelayanan prevensi primer, sekunder dan tersier melalui penyuluhan,
perawatan dirumah, pendidikan dan sebagainnya. Bila ada anggota keluarga yang kurang
memahami perilaku sehat didiskusikan atau bila ada keluarga yang membutuhkan
perawatan.

F. Jenis Terapi Modalitas Menurut Susana & Hendarsih, 2011 jenis terapi modalitas dibagi
menjadi 8 yaitu:

a. Terapi Individual Terapi individual adalah penanganan klien gangguan jiwa dengan
pendekatan hubungan individual antara seorang terapis dengan seorang klien. Suatu
hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah
perilaku klien. Hubungan yang dijalin adalah hubungan yang disengaja dengan tujuan
terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis (terstruktur) sehingga melalui hubungan ini
terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan di awal
hubungan. Hubungan terstruktur dalam terapi individual bertujuan agar klien mampu
menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga diharapkan mampu
meredakan penderitaan (distress) emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Tahapan hubungan dalam terapi individual
meliputi:

a) Tahapan orientasi

b) Tahapan kerja

c) Tahapan terminasi

b. Terapi Lingkungan

Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi perubahan perilaku
pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif. Perawat menggunakan semua
lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik. Bentuknya adalah memberi kesempatan klien
untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas
dan interaksi. Perawat mendorong komunikasi dan pembuatan keputusan, meningkatkan harga
diri, belajar ketrampilan dan perilaku baru yang bertujuan untuk memampukan klien dapat hidup
di luar lembaga yang diciptakan melalui belajar kompetensi yang diperlukan untuk beralih dari
rumah sakit ke komunitas.

c. Terapi Biologis

Penerapan terapi biologis atau terapi somatic didasarkan pada model medikal di mana gangguan
jiwa dipandang sebagai penyakit. Ini berbeda dengan model konsep yang lain yang memandang
bahwa gangguan jiwa murni adalah gangguan pada jiwa semata, tidak mempertimbangkan
adanya kelaianan patofisiologis. Tekanan model medikal adalah pengkajian spesifik dan
pengelompokkasn gejala dalam sindroma spesifik. Perilaku abnormal dipercaya akibat adanya
perubahan biokimiawi tertentu. Ada beberapa jenis terapi somatik gangguan jiwa meliputi:

a) pemberian obat (medikasi psikofarmaka)

b) intervensi nutrisi,electro convulsive therapy (ECT)

c) foto terapi

d) dan bedah otak. Beberapa terapi yang sampai sekarang tetap diterapkan dalam pelayanan
kesehatan jiwa meliputi medikasi psikoaktif dan ECT.

d. Terapi Kognitif

Terapi kognitif adalah strategi memodifikasi keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perasaan
dan perilaku klien. Proses yang diterapkan adalah membantu mempertimbangkan stressor dan
kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat
tentang stressor tersebut. Tujuan Terapi Kognitif

a) Mengembangkan pola pikir yang rasional

b) Menggunakan pengetesan realita

c) Membantu perilaku dengan pesan internal Intervensi:

a) Mengajar substitusi pikiran


b) Penyelesaian masalah

c) Memodifikasi percakapan diri negatif

d) Pelaksanaan terapi kognitif

e) Mengajarkan untuk mensudtitusikan pikiran pasien, belajar menyelesaikan masalah dan


memodifikasi percakapan diri negatif.

e. Terapi Keluarga

Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit
penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan
fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi;
tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya. Proses terapi keluarga
meliputi tiga tahapan yaitu fase 1 (perjanjian), fase 2 (kerja), fase 3 (terminasi).

f. Terapi Kelompok

Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien yang dibentuk dalam kelompok, suatu
pendekatan perubahan perilaku melalui media kelompok. Dalam terapi kelompok perawat
berinteraksi dengan sekelompok klien secara teratur. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran
diri klien, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah perilaku maladaptif.
Tahapannya meliputi: tahap permulaan, fase kerja, diakhiri tahap terminasi.

g. Terapi Perilaku

Anggapan dasar dari terapi perilaku adalah kenyataan bahwa perilaku timbul akibat proses
pembelajaran. Perilaku sehat oleh karenanya dapat dipelajari dan disubstitusi dari perilaku yang
tidak sehat. Teknik dasar yang digunakan dalam terapi jenis ini adalah: a) Role model b)
Kondisioning operan c) Desensitisasi sistematis d) Pengendalian diri e) Terapi aversi atau releks
kondisi
h. Terapi Bermain

Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-anak akan dapat
berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi verbal. Dengan
bermain perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional anak, hipotesa
diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk mengatasi masalah anak tersebut. Prinsip Terapi
Bermain

a) Terapis membina hubungan yang hangat

b) Merefleksikan perasaan anak

c) Mempercayai anak dapat menyelesaikan masalah

d) Interpretasi perilaku anak

e) Indikasi: anak depresi, anak cemas, anak abuse, dewasa dengan stres pasca trauma.
(Purawaningsih& Karlina,2010)

Anda mungkin juga menyukai