Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demam Thypoid

Demam tifoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella typhi, basil gram negatif,
berflagel (bergerak dengan bulu getar), anaerob, dan tidak menghasilkan spora. Bakteri tersebut
memasuki tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan manusia merupakan sumber utama
infeksi yang mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit saat sedang sakit atau dalam
pemulihan. Kuman ini dapat hidup dengan baik sekali pada tubuh manusia maupun pada suhu
yang lebih rendah sedikit, namun mati pada suhu 70°C maupun oleh antiseptik (Soedarto, 1996).

Salmonella typhi memiliki tiga macam antigen yaitu, antigen O (somatik) merupakan
polisakarida yang sifatnya spesifik untuk grup Salmonella dan berada pada permukaan
organisme dan juga merupakan somatik antigen yang tidak menyebar, H (flagela) terdapat pada
flagella dan bersifat termolabil dan antigen Vi berupa bahan termolabil yang diduga sebagai
pelapis tipis dinding seli kuman dan melindungi antigen O terhadap fagositosis (Mansjoer et, al
2008). Salmonella typhi biasanya ditularkan oleh unggas yang terkontaminasi, daging merah,
telur, dan susu yang tidak dipasteurisasi. Juga ditularkan melalui kontak dengan hewan
peliharaan yang terinfeksi seperti kura-kura, reptil (Marlane 2008).

2.2 Patofisiologi Typhoid Fever

Salmonella typhi masuk kedalam tubuh manusia dengan melalui makanan dan air yang
tecemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk kedalam
usus halus dan mencapai jaringan limfoid plak peyeri di ileum terminalis yang hipertrofi. Bila
terjadi komplikasi pendarahan dan perforasi intestinal, kuman menembus lamina propia, masuk
aliran limfe mencapai kelanjar limfe mesentrial dan masuk aliran darah melalui duktus torasikus
(Mansjoer et, al 2008).

Salmonella typhi dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typhi
bersarang di plak peyeri, limfa, hati dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial. Endotoksin
salmonella typhi berperan dalam proses inflamasi lokal padda jaringan tempat kuman tersebut
berkembang biak. Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam (Mansjoer et, al
2008). Berikut ini adalah skema penyebaran salmonella typhi di dalam organ tubuh.

2.3 Pencegahan dan Terapi

Penyakit typhoid fever disebabkan oleh salmonella typhi maka penderita perlu diberikan
antibiotik seperti ampisilin, azitromisin, chloramphenicol, sefalosporin generasi ketiga, atau
Bactrim (Marlane 2008). Terapi penyembuhan yang diberikan dengan cara mengistirahatkan dan
melakukan perawatan profesional yang bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat
penyembuhan. Penderita typhoid fever harus tirah baring sampai minimal 7 hari bebas demam
atau kurang lebih selama 14 hari. Selain itu hygiene dan sanitasi perorangan harus dijaga.

Diet yang diberikan pada penderita typhoid fever adalah diet tinggi kalori dan tinggi
protein, diet ini bertujuan untuk mengganti kalori yang hilang akibat demam dan memenuhi
kebutuhan zat-zat gizi lainya agar gizi penderita normal kembali. Setiap kenaikan 1ºC kebutuhan
energi ditambahkan 13% dari energi basalnya (Samkani dkk 2003).

Diet dan terapi yang diberikan pada penderita dilihat berdasarkan keadaan penderita.
Pada penderita yang mengalami komplikasi ataupun dengan keadaan yang berat diberikan diet
bubur saring, kemudian meningkat dengan pemberian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai
dengan kesembuhan. Namun dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian
makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat
kasar) dapat diberikan dengan aman. Selain makanan perlunya diberikan vitamin dan mineral
yang cukup untuk mendukung keadaan umum penderita. Diharapkan dengan menjaga keadaan
homeostasis, system imun akan tetap berfungsi dengan optimal.

2.4 Diet Demam Typhoid

Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan makan
penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat. Tujuan utamanya adalah memenuhi
kebutuhan nutrisi penderita demam thypoid dan mencegah kekambuhan. Penderita penyakit
demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan
oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain:
a) Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
b) Tidak mengandung banyak serat.
c) Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
d) Makanan lunak diberikan selama istirahat.

Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan
sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi
volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Pemberian bubur saring, juga ditujukan untuk
menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Syarat-syarat
diet sisa rendah adalah:

1) Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas


2) Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3) Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
5) Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8
gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan
6) Menghindari susu, produk susu, daging berserat kasar (liat) sesuai dengan toleransi
perorangan.
7) Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam dan berbumbu
tajam.
8) Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin
9) Makanan sering diberikan dalam porsi kecil
10) Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu disertai
suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan parenteral.

Makanan yang dianjurkan untuk pasien thypoid antara lain :

1) Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakers, tepung-
tepungan dibubur atau dibuat puding
2) Sumber protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis,
dikukus,diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur
dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas per hari
3) Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu kedelai
4) Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda,
bayam, labu siam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis
5) Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak
banyak menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk, alpukat
6) Lemak nabati : margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis,
mengoles dan setup
7) Minuman : teh encer, sirup
8) Bumbu : garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas.

Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah :

1) Sumber karbohidrat : beras ketan, beras tumbuk/merah, roti whole wheat, jagung, ubi,
singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kue lain yang manis dan gurih
2) Sumber protein hewani : daging berserat kasar (liat), serta daging, ayam, ikan diawetkan,
telur mata sapi, didadar
3) Sumber protein nabati : Kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang
tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo
4) Sayuran : sayuran yang berserat tinggi seperti : daun singkong, daun katuk, daun pepaya,
daun dan buah melinjo, oyong,timun serta semua sayuran yang dimakan mentah
5) Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji, jeruk
yang dimakan dengan kulit ari; buah yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka
6) Lemak : minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan
7) Minuman : kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol
8) Bumbu : cabe dan merica

Contoh Menu Makanan untuk Penderita Tifus

 Makan Pagi :
a) Bubur ayam tanpa bumbu kuning saring
b) Telur Rebus Matang
c) Susu
 Makan Siang :
a) Tim saring
b) Abon ayam tabur
c) Sup/Sayur bening labu siam
d) Semangka potong
 Makan Malam :
a) Tim saring (Blender,dengan campuran dada ayam,udang kupas,wortel,brokoli,sedikit
bawang putih)
b) Sup tahu rebus
c) Pudding buah susu
d) Jus melon

Catatan:

 Pastikan banyak minum air putih.


 Tirah baring (istirahat total).
 Minum obat yang dianjurkan dokter secara teratur.
 Multivitamin.
 Selalu jaga kebersihan.
 Jauhkan pasien dari hewan peliharaan.

Pencegahan :

 Makanlah makanan dan minuman yang sudah pasti matang.


 Lindungi makanan dari lalat, kecoa dan tikus ataupun hewan peliharaan
 Cucilah tangan dengan sabun setelah beraktivitas
 Hindari jajan ditempat yang kurang bersih

Anda mungkin juga menyukai