Anda di halaman 1dari 16

SPTK KLIEN DENGAN HALUSINASI

Eka Devinofianti, 2021703030


Kurniawati DS, 2021703031
Noerma Wahyu P 2021703032
Lailatul Chasanah 2021703033
Any Wahyuni 2021703034
Sulifah 2021703035

PROGRAM ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2021

NASKAH ROLEPLAY: HALUSINASI PENDENGARAN Page 1


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri, sehingga sering didapatkan
duduk terpaku dengan pandangan mata satu arah tertentu, tersenyum atau
berbicara sendiri, serta tiba-tiba marah atau menyerang orang lain, gelisah,
melakukan gerakan seperti sedang menikmati sesuatu, juga keterangan pasien
sendiri tentang halusinasi yang dialaminya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori – Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Klien dapat membina hub saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya (isi,waktu,frekuensi,respon)
c. klien dapat mengontrol halusinasi
4. Tindakan Keperawatan
a. membina hub saling percaya
b. membantu klien mengenal halusinasinya
 mengidentifikasi isi halusinasi
 mengidentifikasi waktu halusinasi
 mengidentifikasi frekuensi halusinasi
 mengidentifikasi respon klien saat terjadi halusinasi
c. mengajarkan dan melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

NASKAH ROLEPLAY: HALUSINASI PENDENGARAN Page 2


NASKAH ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA
IMPLEMENTASI ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN
JIWA HALUSINASI: PENDENGARAN

Pada suatu hari di Rumah Sakit xxxxtepatnya di Ruang xxx terdapat


seorang pasien bernama nn.wiwin berumur 21 tahun akan dirawat dengan diagosa
gangguan persepsi sensori: halusinasi (pendengaran). Beberapa menit kemudian,
seorang perawat bernama Perawat Any menghampiri pasien tersebut yang tamBu
gelisah, sendiri, dan histeris. Perawat Any, pun langsung melakukan SP1 Pasien
dimana salah satunya membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara
mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan
menghardik halusinasi.

SP1 Pasien:
Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol
halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan
menghardik halusinasi.

Perawat (any) : “Selamat pagi, Ibu. Saya Perawat dari STIKES PPNI BINA
SEHAT MOJOKERTO yang akan merawat anda. Perkenalkan nama
saya Perawat Any wahyuni, senang dipanggil any. Nama anda siapa?
Senang di panggil apa?”
Pasien(sulifah) : “Nama saya Ibu Wintari, senang dipanggil Ibu Wiwin”
Perawat : “Baiklah Ibu Wiwin. Bagaimana perasaannya hari ini? Apa ada
keluhannya hari ini?”
Pasien : “Saya takut Bu. Dari tadi ada orang yang terus membisik-bisikan
saya. Dia menyuruh saya bunuh diri. Saya takut Bu”
Perawat : “Tenang bu, tenang. Dimana orangnya bu, dimana?”
Pasien : “Saya tidak tau Bu, tapi suara-suara itu terus saja datang!”
Perawat : “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini Ibu Wiwin dengar, tetapi tidak tampak Bu wujudnya?”
Pasien : “Iya Bu, baiklah.”
Perawat : “Dimana kita duduk?”

NASKAH ROLEPLAY: HALUSINASI PENDENGARAN Page 3


Pasien : “Di sana Bu, di ruang tamu saja!”
Perawat : “Diruang tamu? Baiklah bu, ayo kita ke ruang tamu!”
Pasien : “Ayo Bu, cepat.”
Perawat : “Kalau boleh tau kita bercakap-cakapnya berapa lama bu?”
Pasien : “Tolong Bu, suara itu datang lagi Bu. Ayo Bu tolong saya!”
Perawat : “Baiklah bu bagaimana kalau 30 menit?”
Pasien : “Iya, ya. Ayo cepat!”
Perawat : “Baiklah bu, apakah Ibu Wiwin mendengar suara tanpa ada
wujudnya?”
Pasien : “Iya, Bu! Dari tadi suara itu terus mengganggu saya! Tolong saya
Bu!”
Perwat : “Kalau boleh tau bu, apa yang dikatakan suara itu?”
Pasien : “Mati Kamu, Mati! Begitu Bu yang saya dengar. Saya jadi takut Bu.
Tolong saya!”
Perawat : “Ibu Wiwin? Apakah suara itu terus-menerus terdengar atau sewaktu-
waktu?”
Pasien : “Suara itu sering datang mengganggu saya Bu. Saya jadi takut. Mati
Kamu, Mati! Begitulah yang saya dengar Bu!”
Perawat : “Kapan Ibu Wiwin sering mendengar suara itu?”
Pasien : “Suara itu sering datang ketika saya lagi sendiri Bu”
Perawat : “Biasanya berapa kali sehari Ibu Wiwin mendengar suara-suara itu?”
Pasien : “Biasanya, sering Bu. Lebih dari lima kali”
Perawat : “Lebih dari lima kali sehari ya? Kalau begitu, pada keadaan apa suara
itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
Pasien : “Iya Bu. Suara-suara itu datang pas saya lagi sendiri Bu, pas lagi
sepi-sepinya suara itu juga pasti datang!”
Perawat : “Apa yang Ibu Wiwin rasakan pada saat mendengar suara itu?”
Pasien : “Saya takut Bu, takut sekali!”
Perawat : “Apa yang Ibu Wiwin lakukan saat mendengar suara itu?”
Pasien : “Saya teriak Bu. “Tidak! Tidak! Saya Tidak Mau Mati!” Begitu saya
bilang Bu”
Perawat : “Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?”
Pasien : “Tidak Bu, suara-suara itu tetap saja saya dengar. Tolong saya Bu,
apa yang harus saya lakukan, suara-suara itu terus saja datang!”
Perawat : “Baiklah bu, Ibu Wiwin harus tenang sekarang ya! Bagaimana kalau
kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”
Pasien : “Bagaimana caranya Bu?”
Perawat : “Begini Ibu Winin, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan
yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.”
Pasien : “Ada empat ya Bu?”
Perawat : “Iya bu. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan
menghardik. Caranya adalah saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu
Wiwin bilang, “Pergi! Saya tidak mau dengar! Saya tidak mau dengar,
kamu suara palsu!” sambil Ibu Wiwin menutup kedua telinganya,
begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Ibu
Wiwin peragakan!”
Pasien : “(sambil menutup kedua telinganya) “Pergi! Saya tidak mau dengar!
Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!” Begitu ya Bu?”
Perawat : “Iya bu. Nah begitu… bagus! Coba lagi bu!”
Pasien : “(sambil menutup kedua telinganya) “Pergi! Saya tidak mau dengar!
Saya tidak mau dengar, kamu suara
palsu!” Perawat : “Iya bagus, Ibu Wiwin sudah
bisa!” Pasien : “Yeeeey. Saya bisa!”
Perawat : “Nah, bu, bagaimana perasaan Ibu Wiwin setelah memeragakan
latihan tadi?”
Pasien : “Saya sudah lega. Dan saya sudah tidak takut lagi Bu”
Perawat : “Baguslah kalau begitu bu, nanti kalau suara-suara itu muncul lagi,
silahkan coba cara tersebut ya bu!
Pasien : “Iya Bu, nanti saya coba lakukan”
Perawat : “Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya? Apakah Ibu Wiwin
mau”
Pasien : “Mau Bu!”
Perawat : “Baiklah bu, maunya jam berapa saja latihannya bu?
Pasien : “Mmmm, jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam saja!”
Perawat : “Jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam pagi ya bu? (Memasukkan
kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian
Ibu Wiwin)”
Pasien : “Iya Bu”
Perawat : “Baiklah bu, tempatnya mau di mana?”
Pasien : “Di sini saja Bu!”

Perawat : “Baiklah bu, di sini ya bu!”


Pasien : “Iya Bu!”
Perawat : “Kalau begitu bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan
latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke dua?”
Pasien : “Baik Bu!”
Perawat : “Pukul berapa maunya Ibu Wiwin?”
Pasien : “Nanti saja, pukul.....pukul.....berapa ya?”
Perawat : “Bagaimana kalau dua jam lagi?”
Pasien : “Baiklah Bu!”
Perawat : “Dimana tempatnya?”
Pasien : “Di sini saja Bu!”
Perawat : “Baiklah bu, kalau begitu saya permisi dulu. Sampai jumpa!”
Pasien : “Dadah!”

Setelah Perawat any selesai melakukan SP1 Pasien, Perawat any pun
mengontrak waktu dua jam kemudian untuk mengevaluasi apa yang telah
dijelaskan pada pasien dan sekaligus melakukan SP2 Pasien yaitu melatih pasien
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang lain.
SP 2 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama
orang lain.

Perawat (lala) : “Selama siang, Ibu Wiwin?


Pasien ( kurniatin) : “Pagi, Bu!”
Perawat : “Bagaimana perasaanya Ibu Wiwin siang hari ini?”
Pasien : “Baik Bu!”
Perawat : “Apakah suara-suara itu masih muncul?”
Pasein : “Masih Bu!”
Perawat : “Apakah sudah diBuai cara yang telah kita latih tadi itu bu?”
Pasien : “Sudah Bu, tapi masih saja suara-suara itu datang Bu!”
Perawat : “Apa berkurangkah suara-suaranya bu?”
Pasien : “Iya, Bu. Suara-suara itu agak berkurang!”
Perawat : “Bagus bu! Sesuai janji kita tadi, saya akan latih Ibu cara kedua
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita
akan latihan selama 20 menit. Mau dimana kita latihannya bu? Disini
saja?”
Pasien : “Iya Bu, di sini saja!”
Perawat : “Baiklah bu, cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi
adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalu nanti Ibu
Wiwin mulai mendengar suara-suara itu lagi, langsunga saja cari
teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Ibu
Wiwin. Contohnya begini, “Tolong, saya mulai dengar suara-suara.
Ayo ngobrol dengan saya!” Atau kalau ada orang dirumah, misalnya
kakaknya Ibu Wiwin, katakan,”Kak, ayo ngobrol dengan Wiwin.
Wiwin sedang mendengar suara-suara.” Begitu bu. Coba Ibu Wiwin
lakukan seperti yang saya lakukan tadi!”
Pasien : “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!”
Perawat : “Iya, begitu. Bagus bu! Coba sekali lagi bu!”
Pasien : “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!”
Perawat : “Bagus! Nah, latih terus ya Ibu Wiwin!”
Pasien : “Iya Bu!”
Perawat : “Disini, Ibu Wiwin dapat mengajak perawat atau pasien lain untuk
bercakap-cakap jika nanti suara-suara itu datang lagi. Apakah Ibu
Wiwin mengerti?”
Pasien : “Iya Bu, saya mengerti!”
Perawat : “Baguslah kalau begitu bu. Nah sekarang bagaimana perasaan Ibu
Wiwin setelah latihan ini?”
Pasien : “Saya merasa lega Bu!”
Perawat : “Baguslah bu. Jadi, sudah ada berapa cara yang Ibu Wiwin pelajari
untuk mencegah suara-suara itu datang lagi?”
Pasien : “Sudah dua cara Bu!”
Perawat : “Bagus, cobalah kedua cara ini kalau nanti Ibu Wiwin mendengar
suara-suara itu lagi. Bagaiman kalau kita masukkan dalam jadwal
kegiaan harian Ibu Wiwin?”
Pasien : “Iya Bu”
Perawat : “Mau jam berapa kita latihan bercakap-cakapnya bu?”
Pasien : “Jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam Bu!”
Perawat : “Wah bagus bu. Jadi, nanti Ibu Wiwin lakukan secara teratur jika
sewaktu-waktu suara itu muncul lagi ya bu! Besok pagi saya akan
kesini lagi.”
Pasien : “Iya Bu”
Perawat : “Bagimana kalau kita latih cara yang ketiga, yaitu melakukan aktifitas
terjadwal?”
Pasien : “Iya Bu, boleh!”
Perawat : “Kira-kira maunya jam berapa bu?”
Pasien : “Besok pagi-pagi Bu!”
Perawat : “Bagaimana kalau jam 10 pagi bu?”
Pasien : “Iya Bu, boleh”
Perawat : “Mau dimana kita latihannya bu? Disini lagi?”
Pasien : “Disini lagi Bu!”
Perawat : “Baiklah bu kalau begitu besok jam 10 pagi kita latihan disini ya bu.
Sampai besok bu. Selamat siang!”
Pasien : “Siang Bu!”

Dua puluh menit kemudian Perawat lala selesai melakukan SP2 pasien dan
telah memasukkan kegiatan yang telah dilakukan dalam jadwal kegiatan harian
pasien. Perawat lala pun mengontrak waktu untuk besok pagi.
Keesokan harinya, sesuai dengan yang telah disepakti dengan pasien,
Perawat Eka pun kembali ke ruangan pasien Ibu Wiwin untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sekaligus melakukan SP3 Pasien yaitu
melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.

SP 3 Pasien:
Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas
terjadwal.

Perawat (Eka) : “Selamat pagi Ibu Wiwin! Bagaimana perasaanya hari ini?”
Pasien (Noerma) : “Pagi, baik Bu!”
Perawat : “Apakah Ibu Wiwin masih ingat dengan saya?”
Pasien : “Masih Bu!”
Perawat : “Coba Ibu Wiwin sebutkan nama saya!”
Pasien : “Nama baBu, Perawat Any!”
Perawat : “Wah, bagus bu. Ibu Wiwin masih mengingat nama saya dengan
benar! Bagus bu!”
Pasien : “Hehehe”
Perawat : “Oh iya, Bu! Apakah suara-suaranya masih muncul bu?”
Pasien : “Iya Bu, suaranya masih terus saja muncul, “Mati Kamu, Mati!” Itu-
itu saja yang saya dengar Bu!”
Pasien : “Apakah sudah diBuai dua cara yang telah kita latih kemarin bu?”
Pasien : “Iya Bu, saya sudah memakai dua cara yang sudah BaBu ajarkan
kemarin”
Perawat : “Bagaimana hasilnya bu?”
Pasien : “Begini Bu, suara-suaranya agak mulai berkurang. Lebih sedikit dari
pada yang kemarin itu Bu!”
Perawat : “Wah bagus, bu. Ibu Wiwin sudah pintar menggunakan dua cara yang
saya ajarkan kemarin, bagus bu! Kalau begitu sesuai janji kita
kemarin, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal! Kalau begitu ibu
maunya dimana kita bicara bu?”
Pasien : “Di ruang tamu saja Bu!”
Perawat : “Baik, kita duduk diruang tamu ya bu! Kira-kira berapa lama kita
bicara bu?”
Pasien : “Iya Bu. Lama-lama juga boleh!”
Perawat : “Bagaimana kalau 30 menit bu?”
Pasien : “Iya Bu, boleh!”
Perawat : “Baiklah kalu begitu bu, ayo kita ke ruang tamu!”
Pasien : “Ayo Bu!”
Perawat : “ Nah, kalau boleh tau apa saja yang biasa Ibu Wiwin lakukan?”
Pasien : “Apa ya?! Banya Bu”
Perawat : “Oh, banyak ya bu? Kalu pagi-pagi apa kegiatannya?”
Pasien : “Kalau pagi-pagi, saya membersihkan tempat tidur, mandi, sarapan,
senam, menyiram bunga, menonton tv, menyapu, sama apalagi ya?
Banyak Bu!”
Perawat : “Wah bagus bu. Kegiatannya di pagi hari banyak juga ya! Terus jam
berikutnya apa?”
Pasien : “Maksud BaBu, siang?”
Perawat : “Iya bu, kalau siang kegiatannya apa saja?”
Pasien : “Kalau siangnya, saya makan siang, menonton tv, menyapu,
membersihkan jendela, dan tidur siang Bu!”
Perawat : “Kalau malamnya, apa saja kegiatannya bu?”
Pasien : “Kalau malam harinya, saya menonton tv, makan malam, mentup
jendela, dan minum obat Bu!”
Perawat : “Wah banyak sekali kegiatannya ya bu! Kalau begitu bu, mari kita
latih dua kegiatan hari ini yaitu, latihan menyapu dan membersihkan
jendela. Bagaimana bu, apakah Ibu Wiwin mau?”
Pasien : “Mau Bu!”
Perawat : “Baiklah bu, coba sekarang Ibu Wiwin menyapu lantai di ruang tamu
ini, apakah Ibu Wiwin bisa?”
Pasien : “Bisa Bu! (sambil menyapu lantai ruang tamu)”
Perawat : “Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu Wiwin membersihkan jendela
ruang tamu ini?”
Pasien : “Baik Bu! (sambil membersihkan jendela ruang tamu)”
Perawat : “Wah bagus sekali bu, Ibu Wiwin sudah menyapu dan membersihkan
jendela dengan benar. Bagus sekali bu!”
Pasien : “Yeyyyy, bagus, bagus!”
Perawat : “Baik bu, kegiatan ini dapat Ibu Wiwin lakukan untuk mencegah suara
tersebut muncul kembali. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar
dari pagi sampai malam ada kegiatan, bagaimana bu apakah ibu
bersedia?”
Pasien : “Iya Bu, saya bersedia!”
Perawat : “Nah, sekarang, bagaimana perasaan Ibu Wiwin setelah kita bercakap-
cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara itu kembali lagi?”
Pasien : “Saya merasa senang dan lega Bu!”
Perawat : “Bagus sekali bu! Coba Ibu Wiwin sekarang sebutkan tiga cara yang
telah kita latih untuk mencegah suara-suara itu muncul lagi bu!”
Pasien : “Iya Bu. Yang pertama menghardik, yang kedua bercakap-cakap dengan
orang lain, dan yang ketiga dengan melakukan aktivitas terjadwal Bu”
Perawat : “Wah, bagus sekali bu. Nah sekarang mari kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian Ibu Wiwin.”
Pasien : “Iya Bu!”
Perawat : “Nah, nanti Ibu Wiwin bisa mencoba melakukan latihan-latihan yang
sudah kita lakukan itu sesuai jadwal ya!”
Pasien : “Iya, baik Bu!”
Perawat : “Kalau begitu bagaimana bu kalau menjelang malam nanti, kita
membahas cara minum obat yang baik serta kegunaan obat?”
Pasien : “Iya Bu, boleh!”
Perawat : “Maunya jam berapa bu?”
Pasien : “Siang aja Bu!”
Perawat : “Bagaimana kalau jam 12 bu?”
Pasien : “Boleh Bu!”
Perawat : “Ibu Wiwin maunya di tempat biasa atau dimana?”
Pasien : “Di ruang makan saja Bu!”
Perawat : “Baiklah bu, diruang makan ya! Kalau begitu saya pamit dulu bu.
Sapai jumpa!”
Pasien : “Sampai jumpa!”

Perawat eka pun selesai melakukan SP2 Pasien dan tak lupa juga perawat
mengontrak waktu pada pukul 12 siang untuk melakukan SP4 Pasien.
Setelah pukul 12 siang, perawat pun datang sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat dengan pasien. Dan setelah itu, perawat pun melakukan SP4
Pasien yaitu melatih pasien minum obat secara teratur.

SP 4 Pasien:
Melatih pasien minum obat secara teratur.

Perawat (noerma) : “Selamat siang Ibu Wiwin! Bagaimana perasaannya siang


ini?”
Pasien ( Eka) : “Siang Bu. Saya baik Bu!”
Perawat : “Apakah suara-suaranya masih muncul bu?”
Pasien : “Masih Bu, tapi sedikit!”
Perawat : “Apakah sudah digunakan tiga cara yang sudah kita latih kemarin itu
bu?”
Pasien : “Sudah Bu!”
Perawat : “Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan bu?”
Pasien : “Sudah Bu!”
Perawat : “Apakah pagi tadi sudah minum obat bu?”
Pasien : “Sudah Bu!”
Perawat : “Baik. Siang hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan
yang Ibu Wiwin minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil
menunggu makan siang. Disini saja ya Ibu Wiwin?.”
Pasien : “Iya Bu, disini saja sambil menunggu makan siang. Saya sudah lapar
soalnya!”
Perawat : “Kalau boleh tau Ibu Wiwin, adakah bedanya setelah minum obat
secara teratur?”
Pasien : “Kalau saya minum obat secara teratur, saya merasa tenang, lega dan
ringan Bu!”
Perawat : “Apakah suara-suara itu berkurang atau menghilang bu?”
Pasien : “Tetap saja suara-suara itu muncul Bu, walaupun saya sudah eminum
obat yang diberikan! Kenapa begitu Bu? Padahal setiap hari saya
selalu meminum obat saya secara teratur!”
Perawat : “Begini Ibu Wiwin, minum obat itu sangat penting agar suara-suara
yang Ibu Wiwin dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul
lagi. Nah, kalau boleh tahu berapa macam obat yang Ibu Wiwin
minum?”
Pasien : “Banyak Bu!”
Perawat : “(Perawat menyiapkan obat pasien). Jadi bu, ini yang warna orange
(chlorpromazine, CPZ) gunanya untuk menghilangkan suara-suara.
Obat yang warna putih (tpyhexilpendil, THP) gunanya agar Ibu
Wiwin merasa rilex dan tidak kaku, sedangkan yang merah jambu
(haloperidol, HIP) berfungsi untuk menenangkan pikiran dan
menghilangkan suara-suara. Semua obat ini diminum 3 kali sehari,
tiap pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Apakah Ibu Wiwin
mengingat fungsi obat-obat ini? Coba diulangi bu!”
Pasien : “Baik Bu. Kalau yang berwarna oranye untuk menghilangkan suara-
suara, yang berwarna putih agar merasa rilex, dan yang merah jambu
untuk menenangkan pikiran!”
Perawat : “Wah, Ibu Wiwin pintar sekali. Bagus sekali Ibu Wiwin mengingat
fungsi obat-obatnya. Baiklah bu nanti kalau suara-suara sudah hilang
obatnya tidak boleh dihentikan ya.”
Pasien : “Iya Bu”
Perawat : “Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Ibu
Wiwin akan kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan semula. Dan
kalau obatnya habis, Ibu Wiwin bisa minta ke dokter untuk
mendapatkan obat lagi. Apakah Ibu Wiwin mengerti?”
Pasien : “Iya Bu, saya mengerti!”
Perawat : “Baiklah. Ibu Wiwin juga harus teliti saat minum obat-obatan ini.
Pastikan obatnya benar, artinya Ibu Wiwin harus memastikan bahwa
itu benar-benar obat punya Ibu Wiwin. Jangan keliru dengan obat
milik orang lain. Baca nama kenasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan da
tepat jamnya ya bu ya!”
Pasien : “Iya Bu!”
Perawat : “Ibu Wiwin juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali
minum, dan Ibu Wiwin juga harus cukup minum 10 gelas per hari.
Bagaimana bu, apakah Ibu Wiwin mengerti?”
Pasien : “Iya, ya saya mengerti Bu!”
Perawat : “Baiklah kalau begitu. Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu Wiwin
setalah kita bercakap-cakap mengenai obat?”
Pasien : “Saya merasa lega, bahagia, dan saya sudah mengerti tentang apa
yang BBu Any katakan.”
Perawat : “Wah bagus bu. Nah sekarang coba sebutkan sudah berapa cara yang
kita latih untuk mencegah suara-suara, coba sebutkan bu!”
Pasien : “Sudah empat cara Bu, yang pertama menghardik, yang kedua
bercakap-cakap dengan orang lain, yang ketiga melakukan aktivitas
yang terjadwal dan yang keempat minum obat Bu!”
Perawat : “Bagus! Ibu Wiwin sudah menyebutkan empat cara yang sudah kita
latih dengan benar. Bagus sekali bu! Kalau begitu mari kita masukkan
jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan harian Ibu Wiwin!”
Pasien : “Yeyyy, bagus... bagus...!”
Perawat : “Oh iya bu, jangan lupa pada waktunya minum obat, minta obatnya
pada perawat atau pada keluarga Ibu Wiwin kalau dirumah ya bu ya!”
Pasien : “Iya Bu”
Perawat : “Nah, makanan Ibu Wiwin sudah datang! Kalau begitu, kita ketemu
lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara-suara muncul yang
telah kita bicarakan. Bagaimana kalau minggu depan?”
Pasien : “Iya Bu, boleh!”
Perawat : “Ibu Wiwin maunya pukul berapa?”
Pasien : “Seperti tadi itu Bu!”
Perawat : “Bagaiman kalau pukul 10 pagi?”
Pasien : “Baik Bu”
Perawat : “Kalau begitu, selamat istirah ya bu. Sampai jumpa. Selamat siang!”
Pasien : “Selamat siang Bu noerma!”

Anda mungkin juga menyukai