Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk


imbalan jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian
kewenangan / hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki.

Sedangkan, sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan


atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku. Sanksi berlaku
bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur
oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma yang berlaku
bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati
dalam Kongres Nasional IBI. Contoh sanksi bidan adalah pencabutan izin pratek
bidan SIPB sementara atau bisa juga berupa denda.

B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui system penghargaan bagi bidan
2. Untuk mengetahui system reward dan sanksi bagi bidan
3. Untuk mengetahui pengertian etika, moral, dan nilai-nilai
4. Untuk mengetahui Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi
5. Untuk mengetahui analisis bidan.
6. Untuk mengetahui tentang reflektif practice
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja hak dan kewenangan bidan dan sanksinya?
2. Apa saja kode etik dalam kebidanan?
3. Bagaimana Pengertian Etika, moral dan nilai-nilai
4. Apa yang menjadi Analisis Bidan?
5. Bagaimana Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi?
6. Apa yang dimaksud dengan reflektif practice?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Penghargaan Bagi Bidan

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan
jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan /
hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. (1)

Bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam


pelayanan maternal dan perinatal. Dengan jumlah sekitar 73.000 orang yang
tersebar di selruh Indonesia, profesi bidan tentu berada dekat dengan masyarakat
yang sewaktu-waktu memerlukan pertolongnnya. Salah satu tantangan yang harus
di hadapi adalah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan berkualitas. Tantangan
ini memang bukan tanggung jawab bidan semata, namun juga menyangkut peran
profesi lain. Keberadaan bidan memiliki posisi strategis,mengingat sebagian besar
persoalan  bidan di tuntut untuk memiliki ketrampilan yang lebih baik, disertai
kemampuan untuk menjalin kerja sama dengan pihak yang terkait dalam
persoalan kesehatan reproduksi di masyarakat Reward atau sanksi bertujuan untuk
menignkatkan kualitas bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

B. Reward

Penghargaan yang di berikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan
jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan atau
hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang di miliki.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3,  hak adalah kewenangan
untuk berbuat sesuatu yang telah di tentukan oleh undang-undang atau aturan
tertentu. Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi, yaitu ikatan bidan atau
IBI, yang mengatur hak dan kewajibn serta penghargaan dan sanksi bagi bidan.
Setiap bidan yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib
menjadi anggota IBI.

2
Hak bidan:

a. Bidan berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan


tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap
tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan kelurga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi.
d. Bidan berhak atas prifasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya di
cemarkan, baik oleh pasien,keluarga ataupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri, baik melalui
pendidikan maupun pelatihan .
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karier
dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapatkan kompetensi dan kesejahteraan yang sesuai.

Wewenang bidan antara lain:

a. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan untuk mendekatkan


pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal.
b. Bidan harus melaksanakan tugas kewenangan sesuai standar profesi,
memiliki kemampuan dan ketrampilan sebagai bidan,mematuhi dan
melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya serta bertanggun jawab
atas pelayanan yang di berikan dengan mengutamakan keselamatan ibu
dan bayi.
c. Pelayanan kebidanan kepada perempuan oleh bidan meliputi pelayanan
pada masa pranikah, termasuk remaja putri, kehamilan, persalinan, nifas,
menyusui, dan masa antara kehamilan.
d. Dan masih banyak lagi.

Dalam lingkup IBI, anggota mempunyai hak tertentu sesuai dengan


kedudukannya, yaitu :

1. Anggota biasa

3
a. Berhak mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.
b. Berhak mengemukakan pendapat, saran, dan usul untuk kepentingan organisasi
c. Berhak memilih dan dipilih
2. Anggota luar biasa
a. Dapat mengikuti kegiatan yang dilakukan organisasi.
b. Dapat mengemukakan pendapat, saran dan usul untuk kepentingan organisasi
3. Anggota kehormatan, dapat mengemukakan pendapat, saran, dan usul
untuk kepentingan organisasi. (2)
a. Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
1. Bidan Teladan

Diberikan kepada bidan yang berprestasi dan mampu memberikan pelayanan


kesehatan prima.

2. Bidan Delima

Diberikan kepada bidan praktek swasta yang mempunyai standar kualitas, unggul,
khusus, bernilai tambah, lengkap dan memiliki hak paten. Rekrutmen Bidan
Delima ditetapkan dengan kriteria, sistem dan proses baku yang harus
dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan

b. Pemerintah
1. Bidan Teladan

Diberikan kepada tenaga kesehatan (bidan) yang berhasil melakukan upaya


sebagai Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan melalui penggerakan
lintas sector, pemantauan dan pelaporan. Penghargaan bagi para tenaga kesehatan
berupa undangan ke Jakarta mengikuti acara kenegaraan seperti menghadiri Rapat
Paripurna Pembukaan Masa Persidangan DPR- RI, Pidato Kenegaraaan Presiden
di Gedung DPR RI, Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata,
Peringantan Detik-Detik Proklamasi dan ramah tamah dengan Presiden bersama
para teladan di bidang lain

4
2. Bintang Jasa Nararya

Diberikan oleh Presiden RI kepada bidan yang telah berjasa terhadap Negara dan
bangsa Indonesia. Tokoh bidan yang pernah dianugerahkan Bintang Jasa Nararya
adalah Ibu Rabimar Juzar Bur ( Ketua IBI periode 1974-1978,1978-1982,1988-
1993) yang berjasa mengupayakan lahirnya UU No. 23 tahun 1992

c. Swasta

Mandiri Award diberikan untuk kategori Bidan terbaik. Diberikan kepada Bidan
yang telah berpraktik secara mandiri dan memiliki pengabdian yang tinggi kepada
masyarakat yang diwujudkan dalam menyukseskan program keluarga berencana.

C. Sanksi

Sanksi adalah bentuk hukuman yang diberikan kepada seseorang atas


kelalaian maupun kesengajaan dalam menjalankan kewajibannya. Sanksi juga
merupakan bentuk negatif dari penghargaan bagi bidan yang melakukan
pelanggaran terhadap kode etik, hak, dan kewajiban yang telah ditentukan oleh
organisasi IBI. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan,
ditetapkan sanksi sebagai berikut,

Bidan yang dengan sengaja:

1. Melakukan praktik kebidanan tanpa mendapat pengakuan/adaptasi


sebagaimana dimaksud dalam pasal 6.
2. Melakukan praktik kebidanan tanpa izin sebagaiman dimaksud pada pasal
9
3. Melakukan praktik kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 25 ayat (1) ayat (2); dipidana sesuai ketentuan pasal
35 peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.

5
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan yang tidak melaporkan bidan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 dan/atau memperkejakan bidan yang
tidak mempunyai izin praktik, dapat dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan
pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan:

1. Dengan tidak mengurangi sanksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 42,


bidan yang melakukan pelanggraran terhadap ketentuan yang diatur dalam
keputusan ini dapat dikenakan tindakan disiplin berupa teguran lisan,
teguran tertulis, samapai dengan pencabutan izin
2. Pengambilan tindakan disiplin sebagaimana dimaksud pada ayah (1)
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundan-undangan yang berlaku.

Sementara itu, menurut peraturan menteri kesehatan no


1464/mankes/oer/X/2010. Bab VI pasal 23, sanksi yang diberikan kepada
bidan dapat berupa sanksi administrasi yaitu:

1. Teguran lisan
2. Terguran tertulis
3. Pencabutan surat izin kerja bidan (SIKB)/ surat izin praktik bidan (SIPB)
paling lama satu tahun selamanya. (3)

Kode etik bidan :

a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat


1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatanya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan, dalam menjalankan tugas profesinya, menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan, dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
4. Setiap bidan, dalam menjalankan tugasnya, mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien, dan nilai- nilai yang dianut oleh klien.

6
5. Setiap bidan, dalam menjalankan tugasnya senantisa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat  dengan identitas yang sama sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatanya secara optimal.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya.
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat.
2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan
kewenangan dalam mengambil keputusan, termasuk mengadakan konsultasi
dan/atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1. Setip bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptkan suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan, dalam melaksanakan tugasnya, harus saling menghormati, baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi,
dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya dang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

7
1. Setiap bidan wajib memelihara kesehatanya agar mampu melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan  sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.
f. Kewajian bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa, dan tanah air.
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana, dan Kesehatan Keluarga.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan terutama pelayanan KIA atau KB dan kesehatan keluarga.
D. Jabatan Fungsional Bidan

Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu jabatan structural dan fungsionol.
Jabatan structural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan di
atur berjengjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah
jabatan yang di tinjau serta di hargai dari aspek fungsinya yang vital dalam
kehidupan masyarakat dan Negara. Selain fungsi dan perannya yang vital dalam
kehidupan masyarakat,jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang
memiliki jabatan fungsional berhak mendapatkan tunjangan fungsional. Jabatan
bidan merupakan jabatan fungsional professional sehingga berhak mendapat
tunjangan fungsional.

Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir structural.


Jabatan fungsional sebagai bidan bisa di dapat melalui pendidikan berkelanjutan,
baik secara formal maupun non formal, yang hasil akhirnya akan meningkatkan
kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana,
pendidik, pengelolah, dan peneliti.

Sedangkan jabatan sturkturalnya bergantung dimana bidan tersebut


bertugas,misalnya di rumah sakit,puskesmas,dan sebagainya. Karir ini dapat

8
dicapai oleh bidan di setiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan
tingkat kemampuan ,kesempatan, dan kebijakan yang ada.

E. Etika, Moral dan Nilai-nilai

Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar


atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.

Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam
situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing
manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-
nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk
mengambarkan etika suatu profesi dalam hubungannya dengan kode etik
profesional seperti Kode Etik IBI(Ikatan Bidan Indonesia).

Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan


terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku
seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang
dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku personal.

F. Nilai-Nilai Esensial Dalam Profesi

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”


melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:

1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,


seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas,
imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.
2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen,
arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi

9
4. Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan
termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan
diri sendiri.
5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan
yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk
didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh
terhadap kepercayaan.
6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal
termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran.
7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk
akontabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

G. Reflektif Practice

Praktek reflektif adalah kemampuan untuk mencerminkan pada tindakan


sehingga untuk terlibat dalam proses pembelajaran yang berkelanjutan, yang
menurut pencetus istilah, adalah salah satu karakteristik mendefinisikan praktek
profesional. Refleksi juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau kegiatan
untuk mengetahui serta memahami apa yang terjadi sebelumnya, belum terjadi,
dihasilkan apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari suatu
upaya atau tindakan yang telah dilakukan. (Tahir, 2011: 93). Istilah refleksi di sini
dipahami dalam pengertian khas, yaitu suatu upaya menyimak dengan penuh
perhatian terhadap bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul-usul, atau
reaksi spontan untuk mengerti pentingnya pemahaman mendalam sampai pada
makna dan konsekuensinya.
Refleksi praktik dalam pelayanan kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk
pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan, dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan
(filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma
kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan).

10
Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas
sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina
hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh
ketrampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling
yang baik kepada klien.
Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang berkuliatas dan
sebagai tenaga kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra masyarakat,
khususnya keluarga sebagai unit terkecilnya, yang berarti bidan memiliki posisi
strategis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik
komprehensif (berkesinambungan, terpadu, dan paripurna), yang mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam upaya mencapai terwujudnya
paradigma sehat. Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang
professional dan handal memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep
kerjanya berhubungan dengan nyawa manusia.
1. Praktik dalam Asuhan Kebidanan
d. Monitoring keadaan fisik, psikologis spiritual dan sosial perempuan dan
keluarganya sepanjang siklus reproduksinya.
e. Menyediakan kebutuhan perempuan seperti pendidikan, konseling dan
asuhan keahmilan; pendamping asuhan berkesinambungan
selama,kehamilan, persalinan dan periode post partum.
f. Meminimalkan intervensi.
g. Mengidentifikasi dan merujuk perempuan yang memiliki tanda bahaya
2. Model Praktek Kebidanan di Indonesia
a. Primary Care
Bidan sebagai pemberi asuhan bertanggung jawab sendiri dalam memberikan
asuhan yang berkesinambungan sejak hamil, melahirkan dan post partum,sesuai
kewenangan bidan.
b. Continuity of Care
Diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan standard praktik yang sama
filosofi dan proses pelayanannya adalah partneship dengan perempuan

11
Setiap bidan mempunyai komitmen sebagai berikut :
1) Mengembangkan hubungan yang baik dengan pasien sejak hamil.
2) Mampu memberikan pealyanan yang aman secara individu.
3) Memberikan dukungan pada pasien dalam persalinan.
4) Memberikan perawatan yang komprehensif kepada ibu dan bayi
c. Collaborative Care
Bidan perlu berkolaborasi dengan professional lain untuk menjamin
kliennya menerima pelayanan yang baik bila terjadi sesuatu dalam asuhan.
Kolaborasi dilaksanakan dengan informed choice demi keuntungan ibu dan bayi.
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi
kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak,
melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika
diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan. Bidan mempunyai
tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada
perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus
mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat
meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi
dan asuhan anak.
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat dan
mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan masyarakat, turut membantu
menghasilkan generasi bangsa yang cerdas.
Pelayanan yang demikian karena pelayanan kebidanan ditujukan kepada
perempuan sejak masa sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir dan balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan
member hasil yang berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupun provider dan
pelayanan yang bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan
seorang pemimpin yang dapat meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan
yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan yang diberikan harus
berorientasi pada mutu.

12
Bidan adalah profesi yang benar-benar harus dijiwai karena sangat
menuntut tanggung jawab. Bidan juga nantinya akan menjadi pemberi asuhan di
tengah masyarakat. Bidan adalah orang yang berperan penting dalam terciptanya
ibu dan anak yang sehat dan keluarga bahagia serta generasi bangsa yang sehat.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan
jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan,
atau hak, untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak atu kewajiban
bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi.

Dalam upaya mendorong profesi kebidanan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-
nilai kebidanan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat
dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian bidan yang menerima
tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan atau kebidanan secara
etis profesional

B. Saran

Penghargaan bagi bidan bisa di berikan dalam bentuk imbalan jasa atau
pengakuan sebagai profesi bidan dan pemberian hak dan kewenangan kepada
bidan dalam menjalankan tugasnya sebagai bidan. Misalnya tidak pernah
bermasalah dengan hokum dan selalu berjalan seiring dengan kode etik bidan dan
standar profesi bidan yang ada. Tapi menurut kelompok kami, sebaiknya juga di
sediakan rencana berprestasi bagi bidan yang memiliki prestasi dlam prakteknya
atas pengabdiannya kepada Negara.

          Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu , kami dengan
senang hati akan menerima segala saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Th. Endang purwoastuti, SPd, APP. Elisabeth Siwi Walyani, Amd.Keb.


2014.
Konsep Kebidanan. Yogyakarta. PUSTAKABARUPRESS
2. Dra. Hj. Suryani Soepardan, Dipl.M, MM. 2005. Konsep Kebidanam.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
3. Rita Yulifah. Surachmindari. 2013. Konsep kebidanan. Jakarta Selatan.
Penerbit Salemba
4. http://sinawangsih.blogspot.co.id/2017/10/penghargaan-dan-reflektif-
bidanunriyo.html
5. http://uchynasir.blogspot.co.id/2017/10makalah-sistem-penghargaan-bagi-
bidan.html

15

Anda mungkin juga menyukai