Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INJEKSI INTRAMUSKULAR

Dosen Pembimbing:

Hepta Nur Anugrahini, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:

Sofia Nur Rahmania

NIM: P27820720086

TINGKAT 1 SEMESTER 2 SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah: Injeksi Intramuskular

Di susun oleh : Sofia Nur Rahmania

NIM : P27820720086

Jurusan : Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana Terapan Keperawatan smt 2

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya
selesaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan
judul Injeksi Intramuskular telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang
ditetapkan oleh Ibu guru dosen.

Sidoarjo,10 April 2021

Yang Membuat Pernyataan Yang Memberi Pengesahan

(Sofia Nur Rahmania) (Hepta Nur Anugrahini,S.Kep.,Ns.,M.Kep)


ii

DAFTAR ISI

Cover...........................................................................................................................i

Lembar Pengesahan…………………………………………………………….….i

Daftar Isi ...................................................................................................................ii.

Kata Pengantar.........................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan ...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang……………………………………………1


1.2 Rumusan masalah…………………………………………1
1.3 Tujuan……………………………………………………..1

Bab 2 Standar Operasional Prosedur…………………….……………………..1

2.1 Pengertian…………………………………………………1

2.2 Tujuan……………………………………………………..1

2.3 Lokasi Injeksi……………………………………………..2

2.4 Persiapan Pasien…………………………………………...4

2.5 Alat dan Bahan…………………………………………….4

2.6 Prosedur Pelaksanaan dan Rasional(SOP)………………...5

2.7 Hal-hal yang perlu diperhatikan selama prosedur………...7

2.8 Evaluasi…………………………………………………...7

2.9 Contoh Obat……………………………………………....7

2.10 6 SKP……………………………………………….…..7

2.11 8T 1W dan 12 Benar Pemberian Obat………………….8

Bab 3 Penutup……………………………………………………………………11

3.1 Kesimpulan……………………………………………….11

3.2 Saran……………………………………………...............11

3.3 Daftar Pustaka……………………………………….……11


iii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai” injeksi intramuskular” Sholawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para
sahabat, dan juga kita semua para umatnya sampai akhir zaman.

Makalah ini saya buat sebagai tugas individu mata kuliah Keperawatan Dasar 2
dengan judul”injeksi intramuskular”yang saya susun dengan maksimal maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
menerima segala saran, kritik, petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari berbagai
pihak Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan dapat memberikan informasi bagi
pembaca.

Sidoarjo,10 April 2021

Penyusun
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian dari pelayanan


kesehatan berdasarkan pada keilmuan dan kiat keperawatan.

Injeksi adalah pemberian obat pada pasien yang berupa larutan, emulsi atau
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau selaput lendir. Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif yang harus
dilakukan dengan menggunakan teknik steril.

1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian dari injeksi Intramuskular?


2. Tujuan dari injeksi Intramuskular?
3. Mengetahui prosedur dari injeksi Intramuskular?

1.3 Tujuan

1. Memberitahukan pengertian dari injeksi Intramuskular


2. Memberikan pengetahuan cara pemberian injeksi Intramuskular
3. Mengetahui prosedur dari pemberian injeksi intramuskular

BAB 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

2.1 Pengertian

Injeksi intramuskular adalah cara yang dilakukan untuk memasukkan sejumlah toxic
atau obat dalam bentuk cairan kedlam jaringan otot agar dapat diabsorbsi melalui
jarum suntik.

2.2 Tujuan

1. untuk memasukkan obat ke jaringan Intamuskuler untuk diabsorbsi.


2. Pemberian obat kedalam otot sesuai dengan program pengobatan.
2

3. untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan


efek obat yang cepat.

2.3 Lokasi Injeksi

1. area ventrogluteal
2. dorsogluteal

3. vastus lateralis

4. rektus femoralis
3

5. deltoid

6. gluteus medius (1/3 superolateral antara SIAS dan coxygeus).


4

2.4 Persiapan Pasien

a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan
c. Menjelaskan langkah-langkah prasat
d. Menyiapkan klien sesuai kebutuhan.

2.5 Persiapan Alat dan Bahan

• Alat :
1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2. Sarung tangan bersih
3. Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1-2 inci (atau bergantung
pada kebutuhan dan ketebalan otot, jenis obat, dan jenis usia klien)
4. Bak spuit
5. Baki obat
6. Bengkok

• Bahan :
1. Kapas alkohol
2. Obat yang sesuai
3. Plester

4. Kassa steril (jika perlu)


5

2.6 Prosedur Pelaksanaan dan Rasional (SOP)

No. Intruksi Kerja Rasional


1. Melakukan cuci tangan mengurangi transmisi
mikroorganisme
2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip menghindari resiko kesalahan dalam
“lima benar” pemberian obat kepada klien

3. Dekatkan alat ke klien memudahkan kerja perawat


4. Menjelaskan prosedur ke klien agar klien tau tindakan apa yang
akan dilakukan perawat kepada
klien. Sehingga klien bekerja sama
kepada tindakan yang akan
dilakukan perawat
5. Atur klien pada posisi yang nyaman dan untuk memudahkan tindakan
sesuai dengan kebutuhan
6. Pilih area penusukan yang bebas dari untuk menghindari gangguan
tanda lesi, kekakuan, peradangan atau absorbsi obat atau cedera dan nyeri
rasa gatal yang berlebihan
7. Pakai sarung tangan mengurangi transmisi
mikroorganisme
8. Bersihkan area penusukan dengan untuk membuang sekresi dari kulit
menggunakan kapas alkohol, dengan yang mengandung mikroorganisme
gerakan sirkular dari arah dalam ke luar atau biasa disebut mendensifeksi
dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu area penusukan
sampai kering
9. Pegang kapas alkohol dengan jari-jari lebih efektif bagi perawat karena
tengah pada tangan non-dominan tanagn yang bekerja dominan di
gunakan untuk memegang spuit
10. Buka tutup jarum -
11. Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 membuat kulit menjadi lebih
cm di bawah area penusukan dengan kencang dan memudahkan
tangan nondominan penusukan
12. Dengan cepat masukkan jarum dengan gerakan jarum yang cepat dapat
sudut 900 dengan tangan dominan, membantu mengurangi rasa nyeri
masukkan sampai pada jaringan otot. pada saat jarum di masukkan
Gunakan metde Z-Track.
13. Lakukan aspirasi dengan tangan untuk mengecek ketepatan area
nondominan menahan barel dari spuit penusukan di jaringan otot
dan tangan dominan menarik plunger
14. Observasi adanya darah pada spuit untuk mengecek ketepatan area
penusukan di jaringan otot, apabila
tidak ada darah pada spuit maka
lokasi penusukan tepat di jaringan
6

otot
15. Jika tidak ada darah, masukkan obat agar obat bisa di absorbsi secara baik
perlahan-lahan
16. Jika terdapat darah -
• Tarik kembali jarum dari kulit
• Tekan tempat penusukan selama
2 menit
• Observasi adanya hematoma
atau memar
• Jika perlu berikan plester
• Siapkan obat yang baru, mulai
dengan langkah dari awal, pilih
area penusukan yang baru
17. Cabut jarum dengan sudut yang sama mengurangi resiko cedera jaringan
pada saat dimasukkan 900, sambil
melakukan penekanan pada area
penusukan dengan menggunakan kapas
alcohol
18. Jangan memassae daerah injeksi. massase area injeksi dapat
menyebabkan iritasi pada jaringan
19. Jika terdapat perdarahan setelah menghentikan perdarahan
pencabutan jarum tekan menggunakan
kapas steril sampai perdarahan berhenti.
20. Bantu klien kembali ke posisi yang untuk memberi rasa nyaman pada
nyaman klien
21. Buang peralatan sekali pakai yang untuk memudahkan dalam
sudah tidak di perlukan, pisahkan spuit pengolahan sampah medis dan
dan jarumnya lalu buang ke dalam nonmedis
tempat sampah medis khusus
22. Membereskan alat-alat dan menjaga kerapihan dan kebersihan
mengembalikan ke tempatnya.
23. Melepaskan sarung tangan. mengurangi transmisi
mikroorganisme
24. Mencuci tangan. mengurangi transmisi
mikroorganisme
25. Mendokumentasikan tindakan sebagai tanggung jawwab perawat
1. Identitas klien atas tindakan yang dilakukan
2. Obat yang benar
3. Dosis yang benar
4. Rute yang benar
5. Waktu yang benar
6. Reaksi klien
7. Reaksi alergi
8. Apabila klien menolak
7

pemberianobat atau tidak mau di


injeksi harus di catat
9. Waktu pelaksanaan (hari,
tanggal, dan waktu pemberian )
10. Nama terang perawat dan tanda
tangan yang melaksanakan
tindakan

2.7 Hal-hal yang perlu diperhatikan selama prosedur.

Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka kita harus
memperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan Infeksi yang mungkin terjadi selama
infeksi
3. Jenis dan dosis obat yang diinjeksikan
4. Kondisi/penyakit klien
5. Kondisi atau penyakit klien Pasien yang benar Obat yang benar Dosis yang
benar Cara atau rute pemberian obat yang benar Waktu yang benar

2.8 Evaluasi

1. mencatat pemberian obat dan mencegah kesalahan obat berikutnya.


2. Kembali untuk mengevaluasi respons klien terhadap obat dalam 15 menit
sampai 30 menit.

2.9 Contoh Obat

1. Metoclopramide
2. Codcin
3. Suntikan KB
4. Suspensi Penisilin
5. Hormone Kdamin

2.10 6 SKP (Sasaran Keselamatan Pasien)

1. Ketepatan identifikasi pasien.


2. Peningkatan komunikasi efektif.
3. Peningkatan keamanan obat atau high alert yang harus diwaspadai.
8

4. Kepastian terhadap lokasi, prosedur dan pasien operasi.


5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.

2.11 8T 1W dan 12 Benar dalam pemberian obat

• 8T 1W

1. Tepat Diagnosis

Penggunaan obat harus berdasarkan penegakan diagnosis yang tepat. Ketepatan


diagnosis menjadi langkah awal dalam sebuah proses pengobatan karena ketepatan
pemilihan obat dan indikasi akan tergantung pada diagnosis penyakit pasien.

2. Tepat pemilihan obat

Berdasarkan diagnosis yang tepat maka harus dilakukan pemilihan obat yang tepat.
Pemilihan obat yang tepat dapat ditimbang dari ketepatan kelas terapi dan jenis obat
yang sesuai dengan diagnosis. Selain itu, Obat juga harus terbukti manfaat dan
keamanannya.

3. Tepat indikasi

Pasien diberikan obat dengan indikasi yang benar sesuai diagnosa Dokter. Misalnya
Antibiotik hanya diberikan kepada pasien yang terbukti terkena penyakit akibat
bakteri.

4. Tepat pasien

Obat yang akan digunakan oleh pasien mempertimbangkan kondisi individu yang
bersangkutan.

5. Tepat dosis

Dosis obat yang digunakan harus sesuai range terapi obat tersebut. Obat mempunyai
karakteristik farmakodinamik maupun farmakokinetik yang akan mempengaruhi
kadar obat di dalam darah dan efek terapi obat. Dosis juga harus disesuaikan dengan
kondisi pasien dari segi usia, bobot badan, maupun kelainan tertentu.

6. Tepat cara dan lama pemberian


9

Cara pemberian yang tepat harus mempertimbangkan mempertimbangkan keamanan


dan kondisi pasien. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk sediaan dan saat
pemberian obat.

7. Tepat harga

Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau untuk keadaan yang sama sekali tidak
memerlukan terapi obat merupakan pemborosan dan sangat membebani pasien,
termasuk peresepan obat yang mahal.

8. Tepat informasi

Kejelasan informasi tentang obat yang harus diminum atau digunakan pasien akan
sangat mempengaruhi ketaatan pasien dan keberhasilan pengobatan.

9. Waspada efek samping

Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak diinginkan
yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi. Contohnya Penggunaan
Teofilin menyebabkan jantung berdebar.

• 12 Benar dalam pemberian obat

1. Benar Pasien

Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan
cara mencocokkan program pengobatan pada pasien, nama, nomor register, alamat
untuk mengidentifikasi kebenaran obat.

2. Benar Obat

Obat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus mendapatkan
informasi tersebut atau menghubungi apoteker untuk menanyakan nama generik dari
nama dagang obat yang asing.

3. Benar Dosis

Untuk menghindari kesalahan pemberian obat dan agar perhitungan obat benar untuk
diberikan kepada pasien maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan
menggunakan alat standar.

4. Benar Cara Pemberian


10

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat yang
diberikan diantaranya inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual, peroral.

5. Benar Waktu

Untuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan dengan kerja obat
itu sendiri, maka pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan.

6. Benar Dokumentasi

Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit.
Perawat harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Perawat harus mendokumentasikan
kepada siapa obat diberikan, waktunya, rute, dan dosis setelah obat itu diberikan

7. Benar Evaluasi

Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau memeriksa efek kerja obat
kerja tersebut

8. Benar Pengkajian

Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa tanda-tanda vital (TTV).

9. Benar Reaksi dengan Obat Lain

Pada penyakit kritis, penggunaan obat seperti omeprazol diberikan dengan


chloramphenicol.

10. Benar Reaksi Terhadap Makanan

Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat karena akan mempengaruhi
efektivitas obat tersebut.

11. Hak Klien Untuk Menolak

Perawat harus memberikan “inform consent” dalam pemberian obat dan klien
memiliki hak untuk menolak pemberian obat tersebut

12. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien

Perawat memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan pendidikan kesehatan


khususnya yang berkaitan dengan obat kepada pasien, keluarga pasien, dan
masyarakat luas diantaranya mengenai perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
11

menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, hasil yang
diharapkan setelah pemberian obat, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, penggunaan obat yang baik dan benar, dan sebagainya.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemberian obat dilakukan pada pasien yang membutuhkan pencegahan dan


pengobatan dari suatu masalah kesehatan yang dihadapinya. Dalam pemberian obat
baik melalui oral, topikal,intravena,dan laila-lain, seorang perawat perlu
memperhatikan aturan pemakaiannya. Karena jika tidak, maka akan terjadi masalah
yang baru bagi pasien. Yang terpenting adalah perawat mengerti dan paham dengan
lima prinsip benar dalam pemberian obat. Yaitu benar obat, benar dosis, benar pasien,
benar rute, dan benar waktu.

3.2 Saran

Diharapkan kepada pembaca khususnya pada perawat setelah membaca tulisan ini
dapat benar-benar memahmi prosedur pemberian obat yang benar, agar pasien
nyaman dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat.

3.3 Daftar Pustaka

Kusyanti, Eni. 2006. Ketrampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatn Dasar.


Jakarta : EGC

Potter, Perry, Peterson, Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar, edisi 5, 2005,
EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai