Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide,pengaruh , asumsi , prinsip, argumen , kesimpulan , isu , pernyataan, keyakinan , dan aktivitas(Bandman dan Bandman 1998). etika keperawatan adalah Mengidentifikasi, mengorganisasikan , memeriksa dan membenerkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu. Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak-dampak dari keputusan perawat
Kata kunci :aplikasi, berfikir kritis,issue etik kep,
PENDAHULUAN profesionalisme dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan.Berpikir kritis Berpikir kritis adalah proses mental merupakan pengujian rasional terhadap untuk menganalisis atau mengevaluasi ide,pengaruh , asumsi , prinsip, informasi.Informasi tersebut didapatkan argumen , kesimpulan , isu , pernyataan, dari hasil pengamatan , pengalaman , keyakinan , dan aktivitas(Bandman dan akal sehat , atau komunikasi. Dalam Bandman 1998). keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat Etik keperawatan adalah norma – norma mampu berpikir dengan sistematis dan yang di anut oleh perawat dalam menerapkan standar intelektual untuk bertingkah laku dengan pasien, menganalisis prorses berpikir . Berpikir keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan kritis dalam keperawatan adalah suatu lainnya di suatu pelayanan keperawatan komponen penting dalam yang bersifat professional.Perilaku etik mempertanggung jawabkan akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial telah melakukan tindakan yang dalam lingkungan. Dalam memberikan beralasan dan cermat, ia tidak akan asuhan keperawatan kepada klien bertanggung jawab atas cidera akibat perawat harus mempunyai kode etik dan tindakan atau kelalaiannya. Dalam moral, dalam menjalankan praktik kasus malpraktik tindakan perawatan keperawatan, ada beberapa masalah etik yang kurang beralasan akan dinilai yang sering dijumpai perawat isu sebagai bukti yang diperoleh dari saksi mengenai pasien seperti HIV/AIDS, ahli, kebijakan dan prosedur institusi, aborsi ,transplantasi organ, keputusan Undang-undang, dan aturan untuk mengakhiri hidup. Etika dan administrative, standar asosiasi moral merupakan sumber dalam professional dan literature professional. merumuskan standar dan prinsip yang Oleh karena itu,strategi kedua untuk menjadi penuntun dalam berprilaku mencegah malpraktik adalah serta membuat keputusan untuk mengetahui dan mematuhi standar melindungi hak-hak manusia.Etika keperawatan. diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari 2. Abortus spontan, adalah cara prinsip-prinsip dasar dan profesi menggugurkan kandungan atau dalam dalamstandar praktik profesional dunia kedokteran dikenal denhgan (Doheny et all, 1982). istilah abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar METODE kandungan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa abortus adalah suatu proses Dalam issue etik keperawatan ada pengakhiran hidup dari janin sebelum beberapa tindakan yang melanggar kode diberi kesempatan untuk bertumbuh.Di etik dalam issue keperawatan antara lain satu pihak aborsi dianggap ilegal dan : dilarang oleh agama sehingga 1. Malpraktik, adalah kesalahan atau masyarakat cenderung kegagalan pelaksanaan professional menyembunyikan kejadian aborsi, di karena keterampilan yang tidak lain pihak aborsi terjadi dimasyarakat. memadai dan tidak beralasan, ketaatan terhadap profesi atau hukum, praktik Ada 3 pandangan secara umum tentang kejahatan , tindakan melanggar hukum abortus yaitu : atau tidak bermoral. Strategi yang efektif bagin perawat dalam upaya - Pandangan konservatif, menghindari perkara malpraktik adalah berpendapat bahwa abortus memberikan perawatan yang aman secara moral salah dan dalam untuk klien mereka. Klien tidak dapat situasi apapun tidak boleh menjadi penggugat, kecuali sampai dilakukan, termasuk dengan mereka mengalami cidera. Jika perawat alasan penyelamatan. - Pandangan moderat berpendapat karena pasien mengalami bahwa abortus tidak mutlak koma medis. kesalahan moral dan hambatan penentang abortus dapat diabaikan dengan suatu pertimbangan moral yang kuat. - Pandangan liberal berpendapat bahwa abortus secara moral 4. AIDS diperbolehkan atas dasar permintaan. Pandangan ini Tidak saja menimbulkan dampak pada secara umum mengganggap penatalaksanaan klinis tetapi juga bahwa fetus belum menjadi dampak sosial, kekhawatiran manusia. Secara genetik fetus masyarakat serta masalah hukumdan sebagai bakal manusia, tetapi etika. Oleh karena sifat virus penyebab secara moral buka manusia. AIDS yaitu HIV dapat menular pada orang lain maka muncul ketakutan 3. Euthanasia masyarakat untuk berhubungan dengan Secara etimologis, euthanasia dapat penderita AIDS dan kadang-kadang diartikan kematian yang baik atau mati penderita AIDS sering di perlakukan dengan baik tanpa penderitaan. Ada tidak adil dan di pula yang menyebutkan bahwa diskriminasikan.perawat yang euthanasia merupakan praktek bertanggung jawab dalam merawat pencabutan kehidupan manusia atau klien AIDS akan mengalami berbagai hewan melalui cara yang dianggap tidak stres pribadi, termasuk takut tertular menimbulkan rasa sakit atau atau menularkan pada keluarga dan menimbulkan rasa sakit yang minimal, ledakan emosi bila merawat klien AIDS biasanya dilakukan dengan cara fase terminal yang berusia muda dengan memberikan suntikan yang mematikan. gaya hidup yang bertentangan dengan gaya hidup perawat. Klasifikasi Euthanasia
Dilihat dari orang yang
membuat keputusan euthanasia dibagi menjadi : 5. Transplansi Organ
A. Voluntary euthanasia , jika Transplantasi adalah pemindahan suatu
yang membuat keputusan jaringan atau organ manusia tertentu adalah orang yang sakit dari suatu tempat ke tempat lain pada B. Involuntary euthanasia ,jika tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain yang membuat keputusan dengan persyaratan dan kondisi tertentu. adalah orang lain. Seperti Tindakan medik ini sangat bermanfaat pihak keluarga atau dokter bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien dengan HASIL kegagalan organnya,karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan Dalam issue keperawatan terdapat pengobatan biasa atau dengan cara beberapa tindakan yang melanggar kode tetapi. Tindakan medik ini tidak dapat etik keperawatan seperti Malpraktik, dilakukan begitu saja, karena masih abortus/aborsi, Euthanasia, AIDS, harus dipertimbangkan dari segi non Transplantasi organ, issue sekitaran medik, yaitu dari segi agama, hukum, kematian. budaya, etika dan moral.
6. Issue sekitaran kematian
Secara umum jelang ajal berlangsung
dalam tiga fase :
1. Fase agonal (agonal phase) , fase
rusaknya denyut teratur PEMBAHASAN 2. Kematian klinis (cllinical death) , jeda singkat bagi masih Berpikir kritis adalah pemikiran mungkinnya dilakukan beroriantasi pada tujuan, terarah , dan penyelamatan reflektif. Ini adalah pemikiran ditujukan 3. Kematian (mortality) , atau pada diri yang berfokus pada apa yang kematian permanen. harus diyakini atau dilakukan pada situasi tertentu. Pemikir kritis dalam Dalam situasi kematian, jika nyawa praktik keperawatan adalah seseorang pasien tidak bisa diselamatkan lagi, yang mempunyai keterampilan masih banyak yang dapat dan harus pengetahuan untuk menganalisis, dilakukan. Kalau cure sudah tidak menerapkan standar, mencari informasi, mungkin lagi, selalu banyak yang dapat menggunakan alasan rasional, dan harus dilakukan. Kalau cure sudah memprediksi, dan melakukan tidak mungkin lagi, selalu masih bisa transformasi pengetahuan. diberikan care. Pada suatu saat, pengobatan harus dihentikan, tetapi Kode etik adalah pernyataan perawatan tidak pernah boleh standar professional yang digunakan dihentikan. Dalam rangka care, sebagai pedoman perilaku dan menjadi perawatan paliatif memegang peranan kerangka kerja untuk membuat penting. Caredi sini perlu dimengerti keputusan. Aturan yang berlaku untuk dalam arti memberi perhatian khusus, seorang perawat indonesia dalam mengelilingi dengan suasana hangat dan melaksanakan tugas atau fungsi perawat mencipta keadaan nyaman bagi pasien. adalah kode etik perawat. Tujuan dari etika keperawatan sebagai perwakilan dari asuhan adalah Mengidentifikasi, kesehatan. Kode etik perawat mengorganisasikan , memeriksa dan memberikan sarana pengaturran diri membenerkan tindakan-tindakan sebagai profesi. kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu. Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak-dampak dari keputusan perawat. Sedangkan kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komperehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri PENUTUP dan tim kesehatan lain.
Fungsi kode etik keperawatan
yaitu kode etikperawat menunjukkan Berpikir kritis merupakan pengujian kepada masyarakat bahwa perawat rasional terhadap ide,pengaruh , diharuskan memahami dan menerima asumsi , prinsip, argumen , kesimpulan , kepercayaan dan tanggung jawab yang isu , pernyataan, keyakinan , dan diberikan kepada perawat oleh aktivitas. Etik keperawatan merupakan masyarakat, kode etik menjadi pedoman norma-norma yang diterapkan oleh bagi perawat untuk berprilaku dan perawat kepada pasien, keluarga, menjalin hubungan keprofesian sebagai kolega,atau tenaga kesehatan lainnya di landasan dalam menerapkan praktik suatu pelayanan keperawatan yang etika, kode etik perawat menetapkan bersifat professional. Pengambilan hubungan-hubungan profesional yang keputusan meruipakan suatu pendekatan harus di patuhi yaitu hubungan perawat yang sistematis dengan pasien atau klien sebagai terhadap suatu masalah dengan adokator, perawat dengan tenaga pengumpulan fakta-fakta dan data, keprofesionalan kesehatan lain sebagai menentukan alternatif yang matang teman sejawat,dengan profesi untuk mengambil suatu tindakan yang keperawatan sebagai seorang tepat. kontributor dan dengan masyaraakat DAFTAR PUSTAKA Deswani.(2009). Proses Keperawatan dan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba
Berpikir Kritis. Jakarta Salemba Medika.
Medika. Notoatmodjo, Soekijo (2010). Etika dan
Dalami, E,dkk.(2010). Etika Keperawatan. Hukum Kesehatan, Jakarta PT Rineka
Jakarta TIM Cipta..
Fathi, A & Simamora, R.H. (2019,Nursalam, (2012). Manajemen Keperawatan,
Nursalam, (2012). Manajemen Keperawatan Workplace as an Indicator Of Aplikasi dalam PraktikKeperawatan uality of Nurses Life in Professional, Edisi , Jakarta: Salemba Indonesia: a Preliminary Study. Medika In IOP Conference Series (Vol. Potter, P.A & Perry,A.G.(2005). Buku Ajar 248, No 1,p.012031). IOP Fundamental Keperawatan. Jakarta Publishing. EGC. Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Putri Ardi. 2014, Trend dan issu keperawatan . Fundamental Keperawatan: Bogor : in Media. Konsep,Proses dan Praktik.Edisi
7.Jakarta : EGC Rohman, N & Wahid, S. (2009). Proses
Keperawatan: Arruz Media.
Muninjaya, (2011). Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan.Jakarta: EGC
Nursalam, (2012). Manajemen
Rosdahl,B. C.& Kowalski, T.M, (2014). Buku
Ajar Keperawatan Dasar.Edisi 10 Vol 1
Tedjomuljo dan Afifah, 2016.Tingkat Jakarta: EGC Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan
Suhaemi, M. (2010). Etika Keperawatan Tentang Kode Etik Profesi dan Caring,
Aplikasi Pada Praktik. Jakarta EGC. Jurnal Keperawatan Indonesia,