Anda di halaman 1dari 13

PEMBERIAN OBAT SECARA

INTRAMUSCULAR DAN INTRAKUTAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakologi dalam Asuhan Kebidanan
yang diampu oleh:
Apt. Rahmayati Rusnedy, S.Farm., M.Si

Oleh:
Alfatillah Siti Nurjannah 20101030
Amanda Putri Zulianty 20101033
Asih Amelya 20101010
Diandra Dwitaviany 20101022
Febi Masari 20101039
Meli Kastia 20101037
Nur Afiza Putri 20101025
Nurhaliza 20101019
Wulandari 20101009

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNYA kepada penulis sehingga paper ini dapat terselesaikan.

Paper ini dibuat berdasarkan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Farmakologi dalam Asuhan Kebidanan, serta untuk kebutuhan penulis agar lebih
memahami serta mengetahui Pemberian Obat secara Intramuscular dan Intrakutan.

Kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki paper ini dan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dimasa depan. Akhir kata, semoga paper ini dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3 Tujuan .........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN ...........................................................................................3
2.1 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Obat .................................3
2.2 Indikasi dan Kontraindikasi dalam Pemberian Obat ...................................4
2.3 Prosedur Kerja dalam Pemberian Obat .......................................................4
BAB 3 PENUTUP .....................................................................................................9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA………………………………..……………………………10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindakan injeksi merupakan salah satu tindakan medis yang paling sering
dikerjakan. Lebih dari 90% tindakan injeksi dikerjakan untuk tujuan terapeutik,
sementara 5-10% untuk tindakan preventif termasuk keluarga berencana. Tindakan
injeksi harus dikerjakan secara aman. Penggunaan alat injeksi yang berulang dapat
menjadi sumber transmisi virus Hepatitis B, virus Hepatitis C dan HIV. Karena itu
WHO merekomendasikan pengunaan alat injeksi sekali pakai (disposable).

Tidak jarang tindakan injeksi menimbulkan rasa takut pada pasien, baik anak
maupun orang dewasa. Tehnik yang tepat dapat mengurangi rasa sakit akibat proses
injeksi. Empat hal yang harus diperhatikan dalam tindakan injeksi yaitu/ rute injeksi,
lokasi injeksi, tehnik dan alat. Injeksi adalah suatu metode untuk memasukkan liquid
ke dalam tubuh dengan menggunakan spuit dan jarum melalui kedalaman kulit tertentu
agar bahan-bahan dapat didorong masuk kedalam tubuh. Tindakan injeksi pun dapat
dilakukan dengan rute IM (Intramuskular), IC (Intracutan), dll.

Injeksi intramuscular (IM) adalah pemberian obat/ cairan dengan cara


dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pada orang dewasa tempat yang
paling sering digunakan untuk suntikan intramuskular adalah seperempat bagian atas
luar otot gluteus maximus, sedangkan pada bayi, tempat penyuntikan dibatasi
sebaiknya paling banyak 5 ml bila disuntikkan ke daerah gluteal dan 2 ml di daerah
deltoid. Tujuanya adalah agar absorsi obat dapat lebih cepat. Rute intramuscular (IM)
memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari pada rute subcutan (SC), karena
pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang
ketika obat memasuki otot dalam, tetapi bila tidak hati-hati, ada resiko menginjeksi
obat langsung ke pembuluh darah. Memberikan obat melalui suntikan intracutan (IC)

1
adalah suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam
jaringan kulit atau indra dermis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan disajikan, sebagai berikut :

1. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Obat

2. Indikasi dan Kontraindikasi dalam Pemberian Obat

3. Prosedur Kerja dalam Pemberian Obat

1.3 Tujuan

Paper ini disusun oleh Kelompok 3 yang membahas tentang Pemberian Obat
secara Intramuscular dan Intrakutan, dengan tujuan agar anggota Kelompok 3, teman-
teman dari kelompok lain, maupun Mahasiswa/I lain khususnya Mahasiswi Kebidanan
agar mengetahui apa dan bagaimana :

1. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat

2. Indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian obat

3. Prosedur kerja dalam pemberian obat

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Obat

2.1.1 Intramuscular (IM)

Berikut merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat


secara Intramusular (IM) :

1. Tempat injeksi

2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan

3. Kondisi atau penyakit klien

4. Obat yang tepat dan benar

5. Dosis yang diberikan harus tepat

6. Pasien yang tepat

7. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar

2.1.2 Intrakutan (IC)

Berikut merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat


secara Intrakutan (IC) :

1. Tempat injeksi

2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan

3. Infeksi yang mungkin terjadi

4. Kondisi atau penyakit klien

5. Pasien yang tepat

3
6. Obat yang benar

7. Dosis yang benar

8. Waktu yang benar

9. Cara atau rute pemberian obat yang benar

2.2 Indikasi dan Kontraindikasi dalam Pemberian Obat

2.2.1 Intramuscular (IM)

Indikasi dalam pemberian obat secara Intramuscular biasa dilakukan


pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral. Kontraindikasi dalam
pemberian obat secara Intramuscular, yaitu : infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
benjolan tulang, dan otot atau saraf besar dibawahnya.

2.2.2 Intrakutan (IC)

Indikasi dalam pemberian obat secara Intrakutan biasa dilakukan pada


pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes), pasien yang akan
melakukan vaksinasi, menegakkan diagnose penyakit, dan sebelum
memasukkan obat. Kontraindikasi dalam pemberian obat secara Intrakutan,
yaitu : pasien yang mengalami infeksi pada kulit, pasien dengan kulit terluka,
dan pasien yang sudah dilakukan skin tes.

2.3 Prosedur Kerja dalam Pemberian Obat

2.3.1 Intramuscular (IM)

1. Alat dan Bahan

a. Spuid steril dengan isi dari 2 hingga 10 cc (untuk maksud


tertentu hingga 20 cc)

4
b. Jarum suntik steril dengan panjang yang cukup untuk dapat
menusuk otot dengan baik (+- 6,5 cm)

c. Bak injeksi

d. Bengkok

e. Kassa

f. Obat yang akan digunakan

g. Gergaji kecil untuk memotong ampul (bila perlu)

h. Handscone

i. Kapas alcohol

j. Cairan pelarut atau cairan steril

k. Daftar buku obat/ catatan jadwal pemberian obat

2. Tindakan

a. Persiapkan alat terlebih dahulu

b. Letakkan alat didekat pasien agar lebih mudah

c. Pastikan apakah obat yang akan diberikan kepada pasien tepat


dengan cara melihat label obat dan buku catatan

d. Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan

e. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan

f. Pakai handscoen

g. Ambil spuit, kemudian lepaskan penutupnya

5
h. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan
dosis, setelah itu letakkan kedalam bak injeksi. Sebelum itu
pastikan lagi apakah obat yang akan diberikan sudah benar

i. Periksa tempat yang akan dilakukan tindakan penyutikan

j. Desinfeksi dengan kapas alcohol daerah yang akan dilakukan


tindakan penyuntikan

k. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus

l. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada


darah, masukan obat secara perlahan hingga habis

m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan


daerah penyuntikkan dengan kapas alcohol, tutup spuit kembali
dan kemudian letakkan spuit yang telah digunakan kedalam
bengkok.

n. Lihat kembali obat yang telah diberikan kepada pasien

o. Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian

p. Lepaskan handscoen dan bersihkan peralatan yang telah


digunakan

q. Cuci tangan

2.3.2 Intrakutan (IC)

1. Alat dan Bahan

a. Daftar buku obat/ catatan jadwal pemberian obat

b. Obat dan tempatnya

c. Spuit 1 cc/ spuit insuin/ sesuai kebutuhan

6
d. Kapas alcohol dalam tempatnya

e. Cairan pelarut

f. Kapas alcohol dan tempatnya

g. Jarum sesuai kebutuhan

h. Perlak, alas, dan nierbeken/ bengkok

i. Handscoen

2. Tindakan

a. Cuci tangan

b. Berdiri di sebelah kanan pasien

c. Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju


lengan panjang, buka dan naikan

d. Pasang perlak di bawah bagian yang disuntik

e. Buka obat dengan cara :

f. Flakon/ vial : buka tutup metal, lakukan disenfeksi tutup karet


dengan kapas alcohol. Apabila persediaan obat dalam flakon
masih berupa bubuk larutan dengan aquabidest sebanyak yang
terancam pada petunjuk penggunaan obat

g. Flakon/ vial : isap udara sebanyak cairan yang diperlukan.


Tusuk jarum dengan posisi bavel tegak. Suntikkan udara
kedalam flakon. Bidik flakon, dengan tangan kiri memegang
flakon dengan ibu jari dan jari tengah, sedangkan tangan kanan
memegang ujung barrel dan plugger. Jaga ujung jarum dibawah

7
cairan. Biarkan tekanan udara membantu mengisi obat dalam
keadaan spuit. Setelah selesai, tarik jarum dari flakon.

h. Ampul : ketuk obat yang ada diujung, patahkan leher ampul


dengan menggunakan kain kasa

i. Ampul : masukan jarum kedalam ampul, isap obat. Jaga ujung


jarum berada dibawah cairan setelah selesai tarik jarum dari
ampul

j. Buang udara dalam spuit, tutup kembali kemudian masukkan


ke dalam bak injeksi

k. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan


disuntik

l. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri

m. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas yang


sudutnya 15 – 20 ̊ terhadap permukaan kulit

n. Semprotkan obat hingga menjadi gelembung

o. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massage

p. Setelah penyuntikan, area penyuntikan tidak boleh di


desinfeksi

q. Rapikan pasien

r. Rapikan alat

s. Cuci tangan

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemberian obat secara intramuscular dapat dilakukan pada bagian tubuh yang
berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya pada
bagian bokong, dan kaki bagian atas, atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat
secara intramuscular dilakukan agar absorpsi obat lebih cepat. Sedangkan dalam
pemberian obat secara intracutan, merupakan suatu tindakan membantu proses
penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit, injeksi intracutan dimasukkan
langsung ke lapisan epidermis tepat dibawah startum korneun.

3.2 Saran

Pada saat melakukan injeksi intramuscular maupun intracutan, hendaknya


terjalin hubungan terapeutik antara tenaga kesehatan dan pasien, karena biasanya
pasien menjadi cemas ketika akan dilakukan injeksi. Kerjasama antara tenaga
kesehatan dan pasien juga sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan agar tindakan yang
dilakukan lancer dan mendapat hasil yang maksimal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz.H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba Medika

Widyatun, D. (2012). Pemberian Obat Melalui Intracutan. Yogyakarta : Salemba Med


ika

Bouwhuizen, M. 1986. Ilmu Keperawatan bagian 1. Jakarta: EGC

Hidayat, Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014 . Pengantar Kebutuhan Dasar Ma
nusia Edisi 2 Buku 2. Jakarta: Salemba Medika

10

Anda mungkin juga menyukai