DISUSUN OLEH :
APRILLIA EKA PUJANINGTYAS 30315072
RARAS AYU TIFFANY DYAN SAKTI 30315073
INTAN ANGGRAINI OKTARIA DHANI 30315074
NURUL ANNAA FI’U 30315075
MOGA BELLA PRISTY ANA 30315077
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1.......................................................................................................... Latar Belakang
1
1.2..................................................................................................... Rumusan Masalah
1
1.3....................................................................................................... Tujuan Penulisan
2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1.................................................... Masalah yang Sering Terjadi Pada Ibu Menyusui
3
2.1.1 Mastitis.........................................................................................................3
2.1.2 Kandida / Sariawan......................................................................................4
2.1.3 Cacar Air (Virus Varisela Zoster)................................................................5
2.1.4 Cytomegalovirus (CMV).............................................................................6
2.1.5 Hepatitis B (HBV).......................................................................................6
2.1.6 HIV / AIDS..................................................................................................7
2.2. Proses Farmakokinetik Dan Farmakodinamik Pada Ibu Menyusui.......................8
2.2.1 Farmakokinetik............................................................................................8
2.2.2 Farmakodinamik........................................................................................10
2.3. Daftar Obat yang Dipertimbangkan Kontraindikasi Selama Menyusui dan
Daftar Pemilihan Obat Secara Umum Untuk Ibu Menyusui...............................10
2.3.1 Daftar Obat – Obat Yang Dipertimbangkan Kontraindikasi
Selama Menyusui.......................................................................................10
2.3.2 Daftar Pemilihan Obat Secara Umum Untuk Ibu Menyusui......................12
2.4. Pedoman dan Pengobatan Pada Ibu Menyusui....................................................13
2.5. Faktor yang Meningkatkan Penyerapan Obat Melalui ASI.................................15
iii
BAB III PENUTUP...................................................................................................16
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................16
3.2. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa saja daftar obat yang dipertimbangkan kontraindikasi selama menyusui
dan daftar pemilihan obat secara umum untuk ibu menyusui ?
4. Bagaimana pedoman dan pengobatan pada ibu menyusui ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin.
d. Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik
(Ibuprofen, asetaminofen) untuk mangurangi demam dan nyeri.
e. Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (>34°C),
periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
f. Pertimbangkan pemberian antibiotik anti stafilokokus kecuali jika
demam dan gejala berkurang.
Tabel 1. Penisilin Anti Stafilokokus
DOSIS HARIAN
OBAT
DEWASA (gr) CARA
Methcillin (Staphcilin) 4-12 Injeksi
Oxacillin (Prostaphlin) 4-12 Oral, Injeksi
Mnafcillin (Unipen) 4-12 Oral, Injeksi
Cloxacillin (Cloxapen, Tegopen) 1-2 Oral
Dicloxacilin (Dynapen) 0,5-1 Oral
Erythromicin (jika alergi terhadap
0,5-1,0 Oral
penisilin)
4
c. Anjurkan ibu untuk mengkompreskan es pada puting sebelum menyusui
untuk mengurangi nyeri.
Tabel 2. Pengobatan Kandida atau Sariawan
Obat Aplikasi
Nistatin Oleskan pada payudara 4 kali sehari
Berikan suppositoria vagina setiap
hari
Klotrimazole Oleskan pada payudara 4 kali sehari
Berikan supositoria vagina setiap
hari.
Mikonazol Oleskan pada payudara 4 kali sehari
Flukonazol Gunakan dosis oral tunggal 150 mg
kandidiasis vagina
5
Keluarkan ASI jika bayi ditempatkan pada tempat lain.
Jika bayi menderita lesi, isolasi bayi dengan ibu; menyusui tidak
dihentikan.
6
Perawatan :
a. Semua bayi harus mendapatkan vaksin hepatitis B setelah lahir. Selain
itu, bayi harus menerima imunoglobulin hepatitis B (HBIG).
b. Menyusui tidak meningkatkan risiko bayi terinfeksi HBV.
2.1.6 HIV/AIDS
Penularan HIV dari Ibu ke Bayi dapat terjadi selama kehamilan (5-
10%), persalinan (10-20%) dan menyusui (10-15%). Meskipun secara umum
prevalensi HIV di Indonesia tergolong rendah (kurang dari 0,1 %), tetapi
sejak tahun 2000 Indonesia telah dikategorikan sebagai negara dengan tingkat
epidemi terkonsentrasi karena terdapat kantung-kantung dengan prevalensi
HIV lebih dari 5% pada beberapa populasi tertentu (pada pengguna narkoba
suntikan, PSK, waria, dan narapidana). Karena mayoritas pengguna narkoba
suntukan yang terinfeksi HIV berusia reprodukasi aktif (15-24 tahun), maka
diperkirakan jumlah kehamilan dengan HIV positif akan meningkat. Dengan
intervensi yang tepat maka risiko penularan HIV dari ibu ke bayi sebesar 25-
45% bisa ditekan menjadi kurang dari 2%. Menurut estimasi Depkes, setiap
tahun terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia.
Berarti, jika tidak ada intervensi sekitar 3.000 bayi diperkirakan akan lahir HIV
positif setiap tahunnya di Indonesia.
Perawatan :
a. Ibu hamil dengan perilaku berisiko atau mendapat paparan risiko
terinfeksi HIV, segera melakukan VCT (Voluntary Counseling &
Testing) untuk mengetahui status serologis secepatnya.
b. Bila status serologisnya negatif, dianjurkan untuk mempertahankannya
dengan menghindari paparan menggunakan kondom setiap sanggama,
melakukan perilaku hidup sehat, dan melakukan evaluasi ulang serologis
sesuai anjuran (memastikan hasil pemeriksaan di luar “masa jendela”).
c. Bila status serologisnya positif, dianjurkan untuk melaksanakan
profilaksis Antiretrovirus (ARV Profilaksis), bersalin dengan seksio
7
sesarea, dan tidak menyusui/menghentikan menyusui sedini
mungkin/menggunakan susu formula (Exclusive Formula Feeding)
d. Pemakaian susu formula harus memenuhi syarat AFASS dariWHO :
Affordable (Terjangkau), Feasible (Layak), Acceptable(Dapat diterima),
Safe (Aman), dan Sustainable (Berkelanjutan).Apabila kelima syarat
AFASS tidak dapat terpenuhi, maka ASItetap diberikan setelah melalui
proses konseling mengenaikemungkinan penularan infeksi.
e. Setelah persalinan, ibu dengan HIV positif dianjurkanmelanjutkan
pengobatan ARV (ARV Terapi) sesuai PedomanNasional Pengobatan ARV
f. Bayi dari ibu HIV positif perlu dijaga kesehatan dengan pemberian nutrisi
yang sesuai.
g. Pasangan seksual dari ibu HIV positif dianjurkan untuk melakukan VCT dan
anjuran yang sesuai.
8
akan mudah terion sehingga tidak mudah untuk melewati membran kembali
ke plasma. Fenomena tersebut dikenal sebagai iontrapping.
Rasio M:P adalah perbandingan antara konsentrasi obat di ASI dan di
plasmaibu. Rasio M:P yang >1 menunjukkan bahwa obat banyak berpindah
ke ASI, sebaliknya rasio M:P < 1 menunjukkan bahwa obat sedikit berpindah
ke ASI. Pada umumnya kadar puncak obat di ASI adalah sekitar 1- 3 jam
sesudah ibu meminum obat. Hal ini mungkin dapat membantu
mempertimbangkan untuk tidak memberikan ASI pada kadar puncak. Bila
ibu menyusui tetap harus meminum obat yang potensial toksik terhadap
bayinya maka untuk sementara ASI tidak diberikan tetapi tetap harus di
pompa. ASI dapat diberikan kembali setelah dapat dikatakan tubuh bersih
dari obat dan ini dapat diperhitungkan setelah 5 kali waktu paruh obat.
Rasio benefit dan risiko penggunaan obat pada ibu menyusui dapat
dinilai dengan mempertimbangkan :
1. Farmakologi obat: reaksi yang tidak dikehendaki
2. Adanya metabolit aktif
3. Multi obat : adisi efek samping
4. Dosis dan lamanya terapi
5. Umur bayi.
6. Pengalaman/bukti klinik
7. Farmakoepidemiologi data.
Farmakokinetika bayi
Absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi pada bayi berbeda nyata
dengan orang dewasa. Kecepatan absorpsi lewat saluran cerna lebih rendah,
misalnya absorpsi fenobarbital, fenitoin, asetaminofen dan distribusi obat
juga akan berbeda karena rendahnya protein plasma, volume cairan tubuh
yang lebih besar dari orang dewasa. Metabolisme obat juga rendah karena
aktivitas enzim yang rendah. Ekskresi lewat renal pada awal kehidupan masih
rendah dan akan meningkat dalam beberapa bulan. Selain banyaknya obat
yang diminum oleh bayi melalui ASI, juga kinetika obat pada bayi
menentukan akibat yang ditimbulkan oleh obat. Yang perlu diperhatikan
9
adalah bila efek yang tidak diinginkan tidak bergantung dari banyaknya obat
yang diminum, misalnya reaksi alergi, maka sedikit atau banyaknya ASI yang
diminum bayi menjadi tidak penting, tetapi apakah si bayi meminum atau
tidak meminum ASI menjadi lebih penting.
2.2.2 Farmakodinamika
Mekanisme kerja obat pada ibu menyusui dapat dikatakan tidak
berbeda. Sedangkan farmakodinamik obat pada bayi masih sangat terbatas
dipelajari. Kemungkinan sensitivitas reseptor pada bayi lebih rendah, sebagai
contoh, dari hasil penelitian bahwa sensitivitas d-tubokurarin meningkat pada
bayi.
10
menimbulkan keterlambatan perkembangan
psikomotor. Bayi dari ibu alkoholik
menyebabkan risiko yang potensial
hipoprotombin berat,perdarahan, dan pseudo
cushing sindrome. AAP mengklasifikasikan
compatible (dapat diterima), tapi harus
dipertimbangkan kontraindikasinya. Satu review
menyarankan untuk menunggu 1-2 hari setelah
minum sebelum menyusui
Heroin Kemungkinan adiksi jika jumlahnya mencukupi
Immunosupresan Potensial menekan sistem imun
Lithium Konsentrasi dalam serum dan ASI rata-rata 40 %
dari konsentrasi serum plasma ibu menyebabkan
reaksi toksik yang potensial, kontraindikasi
Asam lisergat dietilamida Kemungkinan diereksikan dalam ASI
(LSD)
Mariyuana Diekskresikan dalam ASI
Misoprostol Ekskresi dalam ASI belum jelas, tapi
kontraindikasi karena potensial terjadi diare berat
pada bayi
Nicotin Kontraindikasi masih kontroversial, absorpsi
melalui perokok pasif lebih tinggi dari pada
melalui ASI. Merokok secara umum tidak
direkomendasikan selama menyusui,
menurunkan produksi ASI
Pensiklidin Potensial bersifat halusinogenik
Fenidion Hematoma scrotal masiv, kontraindikasi
11
2.3.2 Daftar Pemilihan Obat Secara Umum Untuk Ibu Menyusui
OBAT /GOL. OBAT EFEK PADA BAYI
Acetaminophen Compatible, malulopapular rash pada bayi
bagian atas dan wajah pada bayi telah dilaporkan
Acyclovir Compatible, terkonsentrasi dalam ASI
Alprazolam Withdrawal nyata setelah 9 bulan terpapar
melalui ASI. Penggunaan obat lain yang
termasuk golongan ini selama menyusui
dipertimbangkan
Amiodaron Diekskresikan lewat ASI, tidak
direkomendasikan karena waktu paruh eliminasi
panjang
Amitriptilin Tidak ada efek samping yang dilaporka, tapi
AAP mempertimbangkan penggunaannya
Aminoglikosida Potensial mengganggu flora normal saluran
cerna bayi
Aspartam Dieksresikan lewat ASI, penggunaannya hati-
hati pada bayi dengan fenilketonuria
Aspirin Satu kasus terjadi keracunan salisilat berat
(asidosis metabolik), potensial terjadi gangguan
fungsi platelet dan rash, AAP
merekomendasikan penggunaannya dengan
perhatian.
Beta - blocker Amati pada bayi tanda-tanda blokade seperti
hipotensi , bradikardi, asebutolol, atenolol dan
nadolol terkonsentrasi dalam ASI
Bromfeniramin Amati gejala pada bayi: iritasi, gangguan pola
tidur. Compatible
Bupropion Terakumulasi dalam ASI, penggunaan dengan
hati-hati
Caffein Akumulasi dapat terjadi jika ibu pengkonsumsi
berat, compatible dalam jumlah biasa. Amati
iritasi dan gangguan tidur
Carbamazepin Compatible
Cephalosporin Potensial mengganggu flora normal usus,
considered compatible
Chloramfenikol Dieksresikan lewat ASI, potensial menekan
sumsum tulang. AAP merekomendasikan
penggunaannya dengan hati-hati
Chlorpromazin Diekskresikan lewat ASI, ngantuk dan lemas
12
teramati pada bayi. AAP mempertimbangkan
penggunaannya karena efek dan potensial
galaktore
Cimetidin Dapat terakumulasi dalam ASI, potensial
menekan asam lambung, menghambat
metabolisme obat, dan CNS stimulan.
Compatible
Clindamisin Considered compatible
Codein Compatible
Diazepam Letargin dan kehilangan berat badan dilaporkan,
amati akumulasi pada bayi, pertimbangkan
penggunaannya
Digoxin Eksresi lewat ASI, compatible
Difenhidramin Eksresi lewat ASI, tidak ada efek yang
dilaporkan
13
- Data obat-obat yang sedang digunakan
Data /informasi dapat diperoleh melalui :
- wawancara dengan ibu menyusui atau
- catatan medis
- kartu indeks (kardeks)
- komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, perawat)
c. Berdasarkan data/informasi pada (b), selanjutnya mengidentifikasi adanya
masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
d. Memberikan masukan/saran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi.
e. Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada formulir
yang dibuat khusus.
14
a. Bayi yang minum banyak ASI tentunya memiliki risiko menyerap lebih
banyak obat dibandingkan bayi yang minum sedikit. Hal ini juga
dipengaruhi oleh berat badan dan usia bayi.
b. Penyerapan ke bayi pun lebih rendah pada obat yang memiliki waktu
paruh pendek atau yang berikatan kuat dengan protein.
c. Obat yang dikonsumsi dalam 3-4 hari pasca persalinan memberi efek
sangat rendah pada bayi karena jumlah produksi susu juga masih sedikit.
d. Biasanya, obat yang aman untuk bayi dianggap juga aman untuk ibu
menyusui.
BAB III
15
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan
air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Selama menyusui, seorang ibu dapat
mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat.
Padahal obat tersebut dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi
yang disusui. Masalah-masalah yang sering terjadi pada masa menyusui misalnya
mastitis, kandida/sariawan, CMV, dan lain sebagainya. Penyakit-penyakit tersebut
tentunya memerlukan penanganan (pengobatan) yang harus aman bagi ibu
maupun bayinya. Oleh karena itu pemahaman mengenai obat selama menyusui
memang sangat penting. Pertimbangan mengenai daftar pemilihan obat yang
kontraindikasi selama menyusui juga perlu diketahui.
3.2. Saran
Dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai penggunaan obat pada
ibu menyusui, diperlukan pemahaman yang baik mengenai obat apa saja yang
relatif tidak aman hingga harus dihindari selama menyusui agar tidak merugikan
ibu dan bayinya.
16
DAFTAR PUSTAKA