Anda di halaman 1dari 20

Nama: Sofia Nur Rahmania

NIM: P27820720086

Prodi: Pendidikan Profesi Ners Jenjang Sarjana

Terapan Smt 2

Nama Dosen: Hepta Nur A ,S.Kep,N.s,M.Kep

Mata Kuliah: Keperawatan dasar 2

Resume Injeksi

A. Bagian – bagian dari Spuit

a. Tabung (barrel) berbentuk silinder.

b. Bagian ujung (tip) didesain tepat berpasangan dengan jarum hypodermis

c. Alat penghisap (plunger) yang tepat menrmpati rongga spuit.


B. Cara mengambil Obat dari Vial dan Flacon

1. cuci tangan

2. Pasang Handscoon

3. cocokkan nama obat,dosis,cara pemberian sesuai dengan pemberian medis

4. Basahi kapas dengan alkohol 70% desinfektan tutup karet vial

5. Tusukkan jarum ketengah karet penutup vial lalu hisap udara dengan vial sebanyak
cairan yang akan dimasukkan lalu cabut spuit dari dalam vial.

6. Keluarkan udara yang berada dalam spuit

7. Hisap cairan / pelarut yang akan dimasukkan kedalam vial

8. Lalu tusukkan lagi spuit kedalam vial melalui tutup karet vial dan semprotkan
cairan atau pelarut.

9. Cabut spuit dari dalam vial. Lalu putar vial agar obat terlarut

10. Hisap udara kedalam spuit sebanyak cairan yang akan dimasukkan

11. Tusuk jarum ketengah karet, masukkan udara secara perlahan-lahan dan sedot
cairan yang sudah bercampur dengan obat didalam vial.

12. Setelah semua obat masuk dalam spuit cabut jarum dari tusukkan tutup karet
13. Keluarkan gelembung udara yang ada didalam spuit dengan cara mengetuk spuit
dan tutup kembali jarum

14. Alat-alat dijaga agar tetap steril

15. Ganti jarum bila suntikkan secara intravena atau langsung pada pasien.

C. Contoh perhitungan Dosis Obat Injeksi secara Umum (1) Jika Dosis yang
harus diberikan 1gr, 750 mg, 250 mg, 100 mg sediaan obat Flacon 1 gr,
pengencer 5 ml dan 10 ml) dan Obat bentuk Vial

• jika dosis yang diberikan 1g


sediaan obat 1 gr = 1000mg
pelarut = 10 ml
1000 mg
berarti : 1000 mgx 5 ml = 5 ml

• jika dosis yang diberikan 750mg


sediaan obat 1 gr = 1000mg
pelarut = 5ml
750 mg
berarti : 1000 mgx 5ml = 3,75 ml

• Jika dosis yang di berikan 250mg


Sediaan obat 1gr = 1000mg
Pelarut = 10ml
250 mg
Berarti: 1000 mgx 10ml = 2,5 ml
• Jika dosis yang di berikan 100mg
Sediaan obat 1gr = 1000mg
pelarut = 5ml
100 mg
berarti : 1000 mgx 5ml = 0,5 ml

D. Contoh perhitungan Dosis Obat Injeksi obat-obat ini: Cefotaxim, Insulin,


Pinisilin Prokain,OMZ/Omeperazol, Ranitidin, Antrain

a) Cefotaxim
- Bentuk Vial
• Dokter meresepkan Cefotaxim injeksi 3 dd 330 mg intravena dengan sediaan
obat 1000 mg cefotaxim. Berapakah yang harus diberikan ?
Diketahui : Order dokter 330 mg
: Sediaan obat 1000 mg
: Pelarut 10 cc
Jawab :
330 mg
x 10 cc = 3,3 cc
1000 mg
Dalam jumlah 3,3 cc akan sulit kita berikan untuk pasien maka jumlah perlaru
kita ubah menjadi 9 cc agar mempermudah pemberian obat, yaitu330/1000 x
9 = 3 cc

b) Insulin
- Bentuk Vial
• Insulin Harian Total (IHT) = 0,5 unit/kg/hari
Dosis terbagi :
1. Insulin Basal total : 40%
2. Insulin Prandial total : 60%
a. Makan pagi : 1/3 IPT
b. Makan siang : 1/3 IPT
c. Makan malam: 1/3 IPT

Misal BB : 80 kg
IHT = 0,5 Unit/kg/hari x 80 kg = 40 Unit/hari
Terbagi atas
IBT 40% = 40% x 40 unit/hari = 16 Unit (sebelum tidur)
IPT 60% = 60% x 40 unit/hari = 24 unit/hari
Dosis sarapan : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit
Dosis makan siang : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit
Dosis makan malam : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit

c) Pinisilin Prokain
- Bentuk Vial
• Jika dosis yang di berikan 125 mg, maka :
Sediaan obat 1 gr = 1000 mg
Pelarut = 5 ml
125 mg
x 5 ml = 0,625 ml
1000 mg

• Jika dosis yang di berikan 250 mg, maka :


Sediaan obat 1 gr = 1000 mg
Pelarut = 5 ml
250 mg
x 5 ml = 1,25 ml
1000 mg

d) OMZ/Omeperazol
- Bentuk vial
• Jika dosis obat 40 mg, dengan sediaan obat 1 gr, dan pengencer 10 ml, maka
berapa ml injeksi yang di berikan?
Jawab: dosis yang di berikan / sediaan obat x pelarut
40 mg
x 10 ml = 0,4 ml
1000 mg

e) Ranitidin
- Bentuk ampul
• Dokter telah menjadwalkan obat Ranitidine 3 x 15 mg per IV, dengan sediaan
obat 50 mg, dengan pelarut 2 ml. Maka berapa cc setiap kali untuk dilakukan
injeksi?
Jawab: 15 : 50 x 2 = 0,6 cc
Jadi: kita ambil Ranitidine sebanyak 0,6 cc untuk diberikan per IV

f) Antrain

- Bentuk Ampul
• Jika dosis yang diberikan adalah 500mg per IM, sediaan obat 1gr, dengan
pelarut 1ml maka berapa cc setiap kali dilakukan injeksi?
Jawab : dosis yang diberikan / sediaan obat x pelarut
500 mg
x 1 ml = 0,5 ml = 0,5 cc
1000 mg

➢ Referensi

Patricia a Potter R, M. P.F, 2017 Dasar Dasar Keperawatan vol2 9 ed.Indonesia


Elsevier
Resume Injeksi

Dosen Pembimbing:
Hepta Nur A ,S.Kep,N.s,M.Kep
Oleh:
Sofia Nur Rahmania
a. Bagian – bagian dari Spuit

• a. Tabung (barrel) berbentuk silinser.


• b. Bagian ujung (tip) didesain tepat berpasangan dengan
jarum hypodermis
• c. Alat penghisap (plunger) yang tepat menrmpati rongga
spuit.
b. Cara mengambilObat dari Vial dan Flacon

• 1. cuci tangan
• 2. Pasang Handscoon
• 3. cocokkan nama obat,dosis,cara pemberian sesuai dengan
pemberian medis
• 4. Basahi kapas dengan alkohol 70% desinfektan tutup karet vial
• 5. Tusukkan jarum ketengah karet penutup vial lalu hisap udara
dengan vial sebanyak cairan yang akan dimasukkan lalu cabut spuit
dari dalam vial.
• 6. Keluarkan udara yang berada dalam spuit
• 7. Hisap cairan / pelarut yang akan dimasukkan kedalam vial
• 8. Lalu tusukkan lagi spuit kedalam vial melalui tutup karet vial dan
semprotkan cairan atau pelarut.
• 9. Cabut spuit dari dalam vial. Lalu putar vial agar obat terlarut
• 10. Hisap udara kedalam spuit sebanyak cairan yang akan
dimasukkan
• 11. Tusuk jarum ketengah karet, masukkan udara secara
perlahan-lahan dan sedot cairan yang sudah bercampur dengan
obat didalam vial.
• 12. Setelah semua obat masuk dalam spuit cabut jarum dari
tusukkan tutup karet
• 13. Keluarkan gelembung udara yang ada didalam spuit
dengan cara mengetuk spuit dan tutup kembali jarum

• 14. Alat-alat dijaga agar tetap steril


• 15. Ganti jarum bila suntikkan secara intravena atau langsung
pada pasien.
c. ContohperhitunganDosis ObatInjeksi secaraUmum (1) Jika Dosis
yang harus diberikan 1gr, 750 mg, 250 mg, 100 mg sediaan obat
Flacon 1 gr, pengencer5 ml dan 10 ml) dan Obat bentukVial

• jika dosis yang diberikan 1g


sediaan obat 1 gr = 1000mg
pelarut = 10 ml
1000 mg
berarti : x 5 ml = 5 ml
1000 mg

• jika dosis yang diberikan 750mg


sediaan obat 1 gr = 1000mg
pelarut = 5ml
750 mg
berarti : x 5ml = 3,75 ml
1000 mg
Lanjutan..
• Jika dosis yang di berikan 250mg
Sediaan obat 1gr = 1000mg
Pelarut = 10ml
250 mg
Berarti: x 10ml = 2,5 ml
1000 mg
• Jika dosis yang di berikan 100mg
Sediaan obat 1gr = 1000mg
pelarut = 5ml
100 mg
berarti : x 5ml = 0,5 ml
1000 mg
d. Contoh perhitunganDosis Obat Injeksi obat-obat ini:
Cefotaxim, Insulin, PinisilinProkain,OMZ/Omeperazol,
Ranitidin, Antrain
A. Cefotaxim
(Bentuk Vial)
• Dokter meresepkan Cefotaxim injeksi 3 dd 330 mg intravena dengan
sediaan obat 1000 mg cefotaxim. Berapakah yang harus diberikan ?
• Diketahui : Order dokter 330 mg
• : Sediaan obat 1000 mg
• : Pelarut 10 cc
• Jawab :
330 mg
• x 10 cc = 3,3 cc
1000 mg
• Dalam jumlah 3,3 cc akan sulit kita berikan untuk pasien maka jumlah
perlaru kita ubah menjadi 9 cc agar mempermudah pemberian obat,
yaitu330/1000 x 9 = 3 cc
B. Insulin
(Bentuk Vial)
• Insulin Harian Total (IHT) = 0,5 unit/kg/hari
Dosis terbagi :
1. Insulin Basal total : 40%
2. Insulin Prandial total : 60%
a. Makan pagi : 1/3 IPT
b. Makan siang : 1/3 IPT
c. Makan malam: 1/3 IPT
• Misal BB : 80 kg
IHT = 0,5 Unit/kg/hari x 80 kg = 40 Unit/hari
Terbagi atas
IBT 40% = 40% x 40 unit/hari = 16 Unit (sebelum tidur)
IPT 60% = 60% x 40 unit/hari = 24 unit/hari
Dosis sarapan : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit
Dosis makan siang : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit
Dosis makan malam : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit
C. Pinisilin Prokain
(Bentuk Vial)
• Jika dosis yang di berikan 125 mg, maka :
Sediaan obat 1 gr = 1000 mg
Pelarut = 5 ml
125 mg
x 5 ml = 0,625 ml
1000 mg

• Jika dosis yang di berikan 250 mg, maka :


Sediaan obat 1 gr = 1000 mg
Pelarut = 5 ml
250 mg
x 5 ml = 1,25 ml
1000 mg
D. OMZ/Omeperazol
• Bentuk vial
Jika dosis obat 40 mg, dengan sediaan obat 1 gr, dan pengencer 10 ml,
maka berapa ml injeksi yang di berikan?
Jawab: dosis yang di berikan / sediaan obat x pelarut
40 mg
x 10 ml = 0,4 ml
1000 mg

E. Ranitidin
• Bentuk ampul
Dokter telah menjadwalkan obat Ranitidine 3 x 15 mg per IV, dengan
sediaan obat 50 mg, dengan pelarut 2 ml. Maka berapa cc setiap kali untuk
dilakukan injeksi?
Jawab: 15 : 50 x 2 = 0,6 cc
Jadi: kita ambil Ranitidine sebanyak 0,6 cc untuk diberikan per IV
F. Antrain
(Bentuk Ampul)
• Jika dosis yang diberikan adalah 500mg per IM, sediaan
obat 1gr, dengan pelarut 1ml maka berapa cc setiap kali
dilakukan injeksi?
Jawab : dosis yang diberikan / sediaan obat x pelarut
500 mg
x 1 ml = 0,5 ml = 0,5 cc
1000 mg
Referensi

• Patricia a Potter R, M. P.F, 2017 Dasar


Dasar Keperawatan vol2 9 ed.Indonesia
Elsevier
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai