Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP KEBUTUHAN DASAR II


“PEMASANGAN INFUS”

Oleh :

Nama : Kelvin Kurniawan


NIM : 171440101018

Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Palembang


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas praktek klinik di ruang Siti Walidah

Pembimbing : Hj. NAYLAH, AMKp

RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH


PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
berjudul “INFUS” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Palembang, 17 Agustus 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
D. Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 3


2.1.....................................................................................................................Pengertian
.................................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 4


3.1.....................................................................................................................Indikasi
.................................................................................................................... 4
3.2.....................................................................................................................Persiapan
.................................................................................................................... 5
3.3.....................................................................................................................Persiapan
Pasien/Lingkungan..................................................................................... 5
3.4.....................................................................................................................Pelaksanaa
n Pemasangan Infus.................................................................................... 6
3.5.....................................................................................................................Pelaksanaa
n Pelepasan Infus........................................................................................ 7
3.6.....................................................................................................................Evaluasi
.................................................................................................................... 7
3.7.....................................................................................................................Dokumenta
si ................................................................................................................. 7

ii
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 9
4.1.....................................................................................................................Kesimpula
n ................................................................................................................. 9
4.2.....................................................................................................................Saran
....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemberian cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh ke
dalam pembuluh vena untuk memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan
elektrolit,darah, maupun nutrisi (Perry & Potter, 2006). Pemberian cairan intravena
disesuaikandengan kondisi kehilangan cairan pada klien, seberapa besar cairan tubuh
yang hilang.Pemberian cairan intravena merupakan salah satu tindakan invasif yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Pemberian cairan melalui infuse adalah pemberian cairan yang diberikan pada
pasien yang mengalami pengeluran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini
membutuhkan kesteril-an mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan kedalam vena (pembuluh darah
pasien) diantaranya vena lengan (vena sefalika basal ikadan median akubiti), pada
tungkai (vena safena) atau vena yang ada dikepala, seperti vena temporalis frontalis
(khusus untuk anak-anak).
Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga
dapat dilakukan Pada pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.Dalam penulisan
makalah ini akan di jelaskan pengertian pemberian cairan infuse, jenis-jenis cairan
intravena, indikasi dan kontraindikasi, dan prosedur pemberian cairan infuse, cara
mengihitung cairan infus.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian terapi cairan/infus.
2. Tujuan pemberian terapi cairan/infus.
3. Mengetahui macam-macam cairan infus.
4. Mengetahui komposisi cairan infus, indikasi, dan kapan penggunaan.
5. Mengetahui cara pemakaian infus

1
C. Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi

D. Manfaat
1. Dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi pembaca.
2. Dapat menambah pengetahuan mengenai infus.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN
Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui alat intravena
untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-obatan, pemantauan
hemodinamik,serta mempertahankan  fungsi   jantung   dan ginjal (Schaffer, dkk, 2000).
Pasien   yang    mendapat     cairan   intravena  di   rumah  sakit mencapai 50%
dari  total  seluruh  pasien   yang   dirawat   setiap   tahunnya  (Schaffe, dkk, 2000).
Pada kondisi tertententu, pemberian cairan intra vena diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi
kebutuhan cairan eksternal secara langsung. Secara umum, tujuan terapi intra vena
adalah untuk memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkonsumsi
cairan oral secara adekuat, menambah asupan elektrolit untuk menjaga kesimbangan
elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme,
memenuhi kebutuhan vitamin larut air, serta menjadi media untuk pemberian obat
melalui vena. Lebih khusus, terapi intra vena di berikan pada pasien yang mengalami
syok,intoksikasi berat, pasien pra dan pasca bedah, atau pasien yang membutuhkan
pengobatan tertentu(Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin.2007 Hal:92-94)
Pemberian cairan infuse dapat di berikan pada pasien yang mengalami
pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Pemberian cairan infuse ke dalam vena
(pembuluh darah pasien) di antaranya pada vena lengan (vena safalika basilea dan
mediana kabiti), pada tungkai (vena sakena), atau pada vena yang ada di kepala,
seperti : vena temporalis krontolis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse
pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang
mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, atau
pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.

BAB III

3
PEMBAHASAN

3.1. INDIKASI
1. Pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena
langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri
dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan
memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena
hanya diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini
tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada
kebanyakan pasien dirawat di RS dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan
antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan administrasi RS,
biaya perawatan, dan lamanya perawatan.
2. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika
dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan intravena
(sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida yang susunan
kimiawinya “polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat diserap melalui jalur
gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan
ke dalam pembuluh darah langsung.
3. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat
menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu
dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di bawah
lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).
4. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak-obat masuk ke
pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
5. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui
injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat
konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang mengalami
hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus. Alasan ini
juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui infus/suntikan, namun perlu
diingat bahwa banyak antibiotika memiliki bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu
mencapai kadar adekuat dalam darah untuk membunuh bakteri.

4
6. Klien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui
IV.

3.2.PERSIAPAN
I. Persiapan Klien
1) Cek perencanaan Keperawatan klien.
2) Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.

II. Persiapan Alat


1) Standar infus.
2) Ciran infus dan infus set sesuai kebutuhan.
3) Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
4) Bidai / alas infus.
5) Perlak dan tourniquet.
6) Plester dan gunting.
7) Bengkok.
8) Sarung tangan bersih.
9) Kassa seteril.
10) Kapas alkohol dalam tempatnya.
11) Bethadine dalam tempatnya.

3.3.PERSIAPAN PASIEN/LINGKUNGAN
1. klien diberi penjelasan tenteng hal-hal yang dilakukan saat pemasangan infuse
dengan menggunakan komunikasi yang terapeutik.jika keadaan memungkinkan.
2. pakaian klien pada daerah yang akan di pasang infuse, harus di buka (untuk
mempermudah saat pemasangan infus) dan mencari venanya.
3. identifikasi vena yang dapat di akses untuk tempat pemasangan jarum IV atau
kateter :
1) hindari daerah penonjolan tulang.

5
2) gunakan vena dibagian yang paling distal terlebih dahulu.
3) hindarkan pemasangan selang intra vena di pergelangan tangan klien, di daerah
yang mengalami peradangan, di ekstermitas yang sensasinya menurun.
4) bila pada lingkungan banyak klien, perlu dipasang sampiran.

3.4.PELAKSANAAN PEMASANGAN INFUS


o cuci tangan
o Memberitahu tindakan yang akan dilakukan dan pasang sampiran
o Mengisis selang infus
o Membuka plastik infus set dengan benar
o Tetap melindungi ujung selang seteril
o Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah
keatas
o Menggantung cairan infus di standar cairan infus
o Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan ( tapi jangan sampai
terendam)
o Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
o Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan keseterilan
o Cek adanya udara dalam selang
o Pakai sarung tangan bersih bila perlu
o Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
o Meletakan perlak dan pengalas dibawah bagian yang akan dipungsi
o Memilih vena yang tepat dan benar
o Memasang tourniquet
o Desinfeksi vena dengan tekhnik yang benar dengan alkohol dengan tekhnik sirkuler
atau     dari atas ke bawah sekali hapus
o Buka kateter ( abocath ) dan periksa apakah ada kerusakan
o Menusukan kateter / abocath pada vena yang telah dipilih dengan apa arah dari arah
samping

6
o Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter, bila ada
maka mandrin sedikit demi sedikit ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-
lahan
o Torniquet dicabut
o Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan
cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
o Memberi plester pada ujung plastik kateter / abocath tapi tidak menyentuh area
penusukan untuk fiksasi
o Membalut dengan kassa bethadine seteril dan menutupnya dengan kassa seteril
kering
o Memberi plester dengan benar dan mempertahankan keamanan kateter / abocath
agar tidak tercabut
o Mengatur tetasan infus sesuai dengan kebutuhan klien
o Untuk pemberian cairan IV, atas kecepatan aliran sampai tetesan yang tepat
permenit.
o Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
o Alat-alat dibereskan dan perhatikan respon klien
o cuci tangan
o Catat tindakan yang dilakukan

3.5.PELAKSANAAN PELEPASAN INFUS


Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian
tindakan.

3.6.EVALUASI
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian
tindakan.

3.7.DOKUMENTASI

7
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan,
reaksi  respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan,
nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan
dokumentasi

Contoh dokumentasi :
Tgl Implementasi/tindakan keperawatan
08/08/2018  Memasang infuse (tipe cairan)
Jam 09.30  Tempat insersi (melalui IV)
 Kecepatan aliran (tetesan/menit)
 Respon klien setelah dilakukan
tindakan pemasangan infuse

 Perhatian Perawat
Fungsi vena merupakan kontradiksi di tempat yang menunjukkan tanda infeksi,
infiltrasi/trombosis infeksi ditandai memerahan nyeri tekan, bengkak dan hangat.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pemasangan infus merupakan teknik yang mencakup penusukan vena melalui
transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateter atau dengan jarum yang
disambungkan.
Pemberian infus melalui vena.
 Tujuan : Untuk mengembalikan kembali cairan tubuh yang hilang dan Sebagai
pengganti nutrisi.
 Indikasi : kecepatan aliran infus harus di pantau tiap jam.
 Kontraindikasi : Pada pasien dehidrasi berat.

4.2. Saran
Seorang ahli kesehatan atau paramedis mampu dalam melakukan tindakan
pemasangan infus secara tepat dan benar serta steril.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, AAA. Uliyah, Musriful. 2005. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta:EGC
Potter, Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 1. Jakarta: EGC
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk
Keperawatan Edisi 2. Jakarta:Salemba Medika

10

Anda mungkin juga menyukai