Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PEMBAHASAN

Setelah memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

sistem pencernaan: gastroenteritis pada Ny. S dan Ny. P pada tanggal 13 Juni

2019 dan tanggal 15 Juni 2019 diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

Umum Daerah Palembang Bari, maka pada bab ini penulis mengemukakan

pembahasanya. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan antara asuhan

keperawatan gastroenteritis dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

secara teori dengan kasus yang ada di lapangan sesuai dengan tahapan proses

keperawatan, maka penulis akan mengemukakan pembahasan mulai dari

pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan

evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap dalam proses keperawatan. Dalam

pengkajian penulis memperoleh data metode wawancara, pemeriksaan fisik

secara sistematik dan melihat data-data penunjang melalui catatan

keperawatan dan status klien. (Walkinson, 2006)

Dalam pengkajian teori hal yg dikaji terdiri dari data umum yang

berupa identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit, dan pengkajian

fisik. Sedangkan pengkajian yang dilakukan pada kedua pasien

gastroenteritis dengan gangguan keseimbangn cairan dan elektrolit berupa

pengumpulan data umum, keluhan utama, riwayat penyakit, dan pengkajian

fisik sesuai dengan teori menurut Wijaya dan Putri (2013).

67
68

Dalam proses pengkajian perawat mampu terampil dalam

berkomunikasi dan mampu menciptakan hubungan saling percaya baik

dengan pasien maupun dengan keluarga pasien. Seorang perawat mampu

menjelaskan kepada anggota keluarga tentang tindakan yang akan

dilakukan. Kontak secara langsung sangat penting untuk membangun

hubungan yang baik antar perawat, pasien dan keluarga pasien. Karena

dengan memahami hal-hal tersebut perawat mampu memberikan asuhan

keperawatan secara maksimal. (Bobak, 2015)

Menurut Wilkinson (2006) pasien terserang penyakit gastroenteritis

terjadi pada laki-laki karena aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan lebih

tinggi dibandingkan wanita dan lingkungan juga salah satu penyebab tejadi

gastroenteritis seperti daerah kumuh yang padat penduduk, kurang menjaga

kebersihan, contohnya : mencuci tangan sebelum makan, kurang nya air

bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular penyakit

gastroenteritis.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada diagnosa keperawatan secara teori penulis mendapat 4 dari

referensi Amin Huda Arif dan Hardi Kusuma (2008) yaitu sebagai beikut :

1. Diareberhubungan dengan BAB dan muntah yang berlebihan

2. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan.


69

4. Gangguan rasa nyaman behubungan dengan diare dan pergerakan usus

yang berlebihan.

Pada kenyataannya untuk kasus Ny.S dan Ny. P penulis menemukan 4

diagnosa tersebut, diantara nya 2 diagnosa yang sama dan 1 diagnosa yang

berbeda dan terdapat 1 diagnosa yang tidak ditemukan dalam pengkajian

pada pasien tersebut karena ke empat diagnosa yang diangkat memang telah

sesuai dengan hasil yang didapatkan saat pengkajian, baik secara subjektif

maupun objektif dan ke empat diagnosa tersebut sesuai dengan kriteria yang

ada dalam perumusan diangnosa.

3. Intervensi Keperawatan

Setelah menemukan diagnosa keperawatan, maka selanjutnya adalah

menyusun rencana tindakan keperawatan untuk menanggulangi masalah-

masalah keperawatan yang dihadapi pasien. Perencanaan tindakan disusun

berdasarkan teori yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi agar rencana

tindakan keperawatan yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan baik

serta dapat memperoleh hasil sesuai tujuan yang ingin dicapai dan kriteria

hasil yang ditentukan.

Berikut ini penulis mengemukakan pembahasan dari rencana asuhan

keperawatan pada Ny. S dan Ny. P sesuai dengan uraian keperawatan yang

penulis susun:

1. Diare berhubungan dengan BAB dan muntah yang berlebihan


70

 Ny. S

Perencanaannya adalah membantu pasien mengidentifikasi

kebutuhan cairan dan elektrolit yang dapat dikembangkan oleh pasien,

yakinkan pasien bahwa sebagian gejala dapat berkurang, pada

perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori yang ada dengan

fakta dilapangan karena pasien bekerja sama dengan baik.

 Ny. P

Perencanaannya adalah membantu pasien mengidentifikasi

kebutuhan cairan dan elektrolit yang dapat dikembangkan oleh pasien,

yakinkan pasien bahwa sebagian gejala dapat berkurang, pada

perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori yang ada dengan

fakta dilapangan karena pasien bekerja sama dengan baik.

2. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

 Ny. P

Perencanaannya adalah membantu pasien dalam mangatasi nyeri

yang dirasakan dan dapat mengurangi gejala yang dirasakan, pada

perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori yang ada dengan

fakta dilapangan karena pasien bekerja sama dengan baik

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan

 Ny. S

Perencanaanya adalah jelaskan tentang kebutuhan nutrisi dalam

tubuh, Dorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tapi sering,
71

Anjurkan pasien untuk minum yang mempunyai substansi gula.

(misalnya : minum teh manis), Berikan informasi tentang kebutuhan

nutrisi. Terdapat kesenjangan pada perencanaan tindakan pada

Anjurkan pasien untuk minum yang mempunyai substansi gula.

(misalnya : minum teh manis) hal ini karena sudah dilakukan oleh

pasien dan keluarganya.

 Ny. P

Perencanaanya adalah jelaskan tentang kebutuhan nutrisi dalam

tubuh, Dorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tapi sering,

Anjurkan pasien untuk minum yang mempunyai substansi gula.

(misalnya : minum teh manis), Berikan informasi tentang kebutuhan

nutrisi. Terdapat kesenjangan pada perencanaan tindakan pada

Anjurkan pasien untuk minum yang mempunyai substansi gula.

(misalnya : minum teh manis) hal ini karena sudah dilakukan oleh

pasien dan keluarganya.

4. Implementasi Keperawatan

Pada proses implementasi penulis melakukan asuhan keperawatan

pada Ny. S dan Ny. P dengan gastoenteritis yang telah direncanakan

sebelumnya. Pelaksanaa asuhan keperawatan ini dilaksanakan sesuai dengan

kondisi dan stiuasi serta menggunakan sarana yang tersedia diruangan.

Secara umum hambatan penulis yang ditemukan selama

melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. S dan Ny. P adalah

ketebatasaan waktu dalam pengambilan kasus. Untuk mengatasi hal tesebut


72

penulis melakukan kolaborasi dengan perawat ruangan untuk memastikan

pasien mendapatkan peraatan yang optimal dan berkesinambungan. Berikut

ini penulis mengemkakan pembahasaan dari pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny. S dan Ny. P sesuai urutan keperawatan yang penulis

susun.

1. Diare berhubungan dengan BAB dan muntah yang berlebihan.

 Ny. S

Pada perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori yang

ada dengan fakta dilapangan karena pasien bekerja sama dengan baik.

 Ny. P

Pada peencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori yang ada

dengan fakta dilapangan karena pasien bekerja sama dengan baik.

2. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

 Ny. S

Pada perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori yang

ada dengan fakta dilapangan karena pasien bekerja sama dengan baik.

3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan intake makanan.

 Ny. S

Terdapat kesenjangan pada perencanaan tindakan ntuk diagnosa

tersebut yaitu pada implementasi anjurkan pasien untuk minum yang

mempunyai substansi gula. (misalnya : minum teh manis) penulis


73

tidak melakukannya, karena pasien telah dibeikan minuman teh oleh

keluarga nya.

 Ny. P

Terdapat kesenjangan pada perencanaan tindakan untuk

diagnosa tersebut yaitu pada implementasi anjurkan pasien untuk

minum yang mempunyai substansi gula. (misalnya : minum teh

manis) penulis tidak melakukannya, karena pasien telah dibeikan

minuman teh oleh keluarga nya.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir asuhan keperawatan. Evaluasi ini juga

merupakan umpan balik terhadap pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan juga untuk menilai secara langsung keberhasilan rencana asuhan

keperawatan. Evaluasi di dokumentasikan dengan metode pendekatan

SOAP. (Carpenito, dkk. 2001)

Pada tahap evaluasi ini, penulisan melaksanakan implementasi

berdasarkan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan

evaluasi, penulis mengalami tidak mempunyai hambatan.

1. Diare berhubungan dengan BAB dan muntah yang berlebihan.

 Ny. S

Badan terasa lebih baik , turgor kulit cukup elastis, mukosa bibir

cukup lembab dan Ny. S terpasang IVFD RL gtt kocor.

Ditandai dengan :
74

Keadaan Ny. S cukup membaik, tidak lemah dan lemas lagi, TD:

120/80 mmHg, N: 82x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,5 C

 Ny. P

Ny. P mengatakan badan masih terasa lemah, Ny. P tidak lagi muntah,

turgor kulit tidak elastis, mukosa bibir kering dan terpasang IVFD RL

kocor

Ditandai dengan :

Keadaan Ny. P masih lemah, TD: 120/70 mmHg, N: 82x/menit, RR:

22x/menit, T: 36,5 C. Masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan.

2. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

 Ny. P

Ny. P mengatatakan nyeri di perutnya sudah berkurang, nyeri yang

dirasakan hanya kadang-kadang muncul.

Ditandai dengan :

TD : 120/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 22 x/menit, T : 36,8 C, Skala

nyeri : 4. Masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan

4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan intake makanan.

 Ny. S

Ny. S mengatatakan nafsu makan mulai meningkat, rasa pahit dilidah

sudah berkurang.

Ditandai dengan :
75

Ny. S tampak lebih baik, tampak menghabiskan 1 bungkus roti, TD :

120/80 mmHg, N : 82x/menit, RR : 20x/menit, T : 36,5 C, Masalah

teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan.

 Ny. P

Ny. P mengatakan masih merasakan mual.

Ditandai dengan :

Ny. P tampak lemah, tampak tidak menghabiskan nasi yang dibelikan

keluarga nya, TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20x/menit, T :

36,8 C. Masalah belum teratasi, intervensi dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai