Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan
politik ketika negara Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi.
Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar
negara.Sebagai dasar negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara
dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus berkembang.
Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap
menjaga
eksistensi kepribadian bangsa indonesia,karena dengan adanya globalisasi batasan
batasan diantara negara seakan tak terlihat,sehingga berbagai kebudayaan asing
dapat masuk dengan mudah ke masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa
indonesia,jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari
dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena
dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di
dunia.Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif
dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan
indonesia.
Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan pancasila sebagai dasar
dan pedoman negara dalam menghadapi tantangan global yang terus meningkat
diera globalisasi.

.
B. PERMASALAHAN
1. Bagaimana Pengertian Pancasila?
2. Bagaimana Landasan Pendidikan Pancasila?
3. Bagaimana Kedudukan Pancasila?
4. Bagaimana Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme?
5. Bagaimana Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA
1. Secara Etimologis
Secara etimologis pancasila berasal dari bahasa sansekerta dari india
(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalaha bahasa prakerta.
Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan budha di india.
Ajaran Budha
bersumber pada kitab suci tri pritaka, terdiri atas tiga macam buku besar yaitu:
Sutta Pitaka, Abhidama Pitaka dan Vinaya Pitaka. Dalam ajaran budha terdapat
ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi, dan setiap
golongan berbeda kewajiban moralnya.
Pandangan hidup suatu bangsa adalah masalah pilihan, masalah putusan
suatu bangsa mengenai kehidupan bersama yang dianggap baik. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila itu dijadikan tuntunan dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah
laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat dan alam
semesta. Pancasila sebagai dasar Negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata
kehidupan bernegara seperti yang diatur dalam UUD.

2. Secara Historis
Bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan
yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang di
dalam kehidupan bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan Pancasila
yang merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari
tradisi dan budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan bangsa
Indonesia sendiri sejak kelahirannya dan berkembangnya menjadi bangsa yang
besar seperti yang dialami oleh dua kerajaan besar tempo dulu yaitu Kedaulatan
Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit. Setelah berproses dalam rentang perjalanan

2
sejarah yang panjang sampai kepada tahap pematangannya oleh para pendiri
Negara pada saat akan mendirikan Negara Indonesia merdeka telah berhasil
merancang dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-nilai yang telah
tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia yang kemudian diformulasikan dan disistematisasikan dalam rancangan
dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Nama tersebut untuk pertama kalinya
diberikan oleh salah seorang penggagasnya yaitu Ir. Soekarno dalam pidatonya
tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atas saran dan petunjuk seorang temannya
yang ahli bahasa. Dengan demikian kiranya jelas pada kita bahwa secara historis
kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dan dengan nilai-nilai
Pancasila serta telah melahirkan keyakinan demikian tinggi dari bangsa Indonesia
terhadap kebenaran dan ketepatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
Negara Republik Indonesia, sejak resmi disahkanmenjadi dasar Negara Republik
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia sampai dengan saat ini dan insya Allah untuk selamanya.

B. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA


1. Landasan Historis
Setiap bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu
dengan yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang
di dalam kehidupan bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan
Pancasila yang merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia digali
dari tradisi dan budaya yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan
bangsa Indonesia sendiri sejak kelahirannya dan berkembangnya menjadi bangsa
yang besar seperti yang dialami oleh dua kerajaan besar tempo dulu yaitu
Kedaulatan Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit. Setelah berproses dalam rentang
perjalanan sejarah yang panjang sampai kepada tahap pematangannya oleh para
pendiri Negara pada saat akan mendirikan Negara Indonesia merdeka telah
berhasil merancang dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-nilai yang
telah tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia yang kemudian diformulasikan dan disistematisasikan dalam rancangan

3
dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Nama tersebut untuk pertama kalinya
diberikan oleh salah seorang penggagasnya yaitu Ir. Soekarno dalam pidatonya
tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atas saran dan petunjuk seorang temannya
yang ahli bahasa.Dengan demikian kiranya jelas pada kita bahwa secara historis
kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dan dengan nilai-nilai
Pancasila serta telah melahirkan keyakinan demikian tinggi dari bangsa Indonesia
terhadap kebenaran dan ketepatan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
Negara Republik Indonesia, sejak resmi disahkan menjadi dasar Negara Republik
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia sampai dengan saat ini dan insya Allah untuk selamanya.

2. Landasan Kultural
Pandangan hidup suatu bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat
dilepas pisahkan dari kehidupan bangsa yang bersangkutan. Bangsa yang tidak
memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang tidak memiliki jati diri (identitas)
dan kepribadian, sehingga akan dengan mudah terombang-ambing dalam
menjalani kehidupannya, terutama pada saat-saat menghadapi berbagai tantangan
dan pengaruh dan baik yang datang dari luar maupun yang muncul dari dalam,
lebih-lebih di era globalisasi dewasa ini. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia adalah jati diri dan kepribadian bangsa yang merupakan
kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam budaya masyarakat
Indonesia sendiri dengan memiliki sifat keterbukaan sehingga dapat
mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan zaman di samping memiliki
dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi yang dilakukannya.
Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai Pancasila
sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya
terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa kehilangan jati dirinya.

4
3. Landasan Yuridis
Alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan landasan Yuridis
konstitusional antara lain di dalamnya terdapat rumusan dan susunan sila-sila
Pancasila sebagai dasar Negara yang sah, benar, dan otentik sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional


karena dasar Negara yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih
lanjut dan rinci dalam pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam batang
tubuh UUD 1945 tersebut.

4. Landasan Filosofis
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila secara filosofis
dan obyektif merupakan filosofis bangsa Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan
berkembang jauh sebelum berdirinya Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu
sebagi konsekuensi logisnya menjadi kewajiban moral segenap bangsa Indonesia
untuk dapat merealisaikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar filsafat Negara, maka
Pancasila harus menjadi sumber bagi setiap tindakan para penyelenggara Negara
dan menjiwai setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

5
C. KEDUDUKAN PANCASILA
1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dalam perjuangan
untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna senantiasa memerlukan nilai-
nilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Nilai-nilai luhur
adalah suatu tolok ukur kebaikan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
mendasar dan abadi dalam hidup manusia seperti cita-cita yang hendak dicapainya
dalam hidup manusia.

Proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan


dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa yang disebut sebagai ideologi
bangsa (nasional) dan selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan
dilembagakan menjadi pandangan hidup Negara yang disebut sebagai ideologi
Negara. Transformasi pandangan hidup dasar Negara juga terjadi pada pandangan
hidup Pancasila. Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar Negara dan
ideologi Negara, nilai-nilainya telah terdapat pada bangsa Indonesia dalam adat
istiadat, budaya serta dalam agama-agama sebagai pandangan hidup masyarakat
Indonesia.

Dengan suatu pandangan hidup yang jelas maka bangsa Indonesia akan
memiliki pandangan dan pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan
berbagai masalah politik, sosial budaya, ekonomi, hukum, hankam, dan persoalan
lainnya dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup tersebut dijunjung tinggi oleh
warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan
hidup masyarakat.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai dasar filsafat
atau dasar filsafat Negara (Philosofische Grondslag) dari Negara, ideologi Negara
(Staatsidee). Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta
norma untuk mengatur pemerintahan Negara atau dengan kata lain Pancasila
merupakan suatu dasasr untuk mengatur penyelenggaraan Negara.

6
3. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya hukum hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran
seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta
nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.

D. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP NILAI-NILAI


NASIONALISME
1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan
tidak mengenal batas wilayah, Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa
lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan
memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek
kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Dengan
terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek
maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah
serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia.
Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak
positif,berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat
terasa,baik itu di bidang politik,ekonomi,sosial,budaya,dan teknologi informasi.
Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa
memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal
negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan
dari fenomena globalisasi ini.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan

7
seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

2. Pengaruh positif globalisasi

1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan


demokratis.
Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan
djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2) Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa.
3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik
seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang
sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya
memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.

3. Pengaruh negatif globalisasi


1) Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk
dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita
terhadap bangsa Indonesia.

8
3) Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas
diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru
budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4) Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan
miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5) Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang
tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh - pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh


terhadap
nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadapbangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi
mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri
dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di
negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum
tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan
dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan
nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

D. PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN DALAM MENGHADAPI


GLOBALISASI
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para
pendiri bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga
tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai
dasar negara,itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati
untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam
eksistensi kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa
Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia.Tetapi harus diingat bahwa

9
bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup ditengah-
tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing
mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut akan membuat
rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri.Mereka kehilangan jatidiri
yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang
jelas antar setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka
diri. Dahulu,sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya
hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan
kolonialisme.pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak
menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern
sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik,
tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak
berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing
akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih
menyakitkan.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-
rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan
kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang
terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka,
kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia
membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern,
bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik
yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu
menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan
kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak
sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas.
Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan
hidup dan dasar negara.Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-
nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan

10
tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba
terbuka seperti saat ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik
nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya
sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak
sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai
bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam
hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah
berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal,
negara Indonesiaseperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang
Umum PBBmenganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong
royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham
liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang
seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas
betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia
(HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak
peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar,
khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa
dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa
bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti
terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik
tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu sakali lagiperan Pancasila sebagai pandangan
hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-
nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila
sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di
atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat
memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa
mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta
mencari solusi dari persoalan tersebut.

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah membahas latar belakang dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak bisa menghindari akan adanya
tantangan globalisasi,dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam
menghadapi globalisasi bangsa Indonesia akan tetap bisa menjaga eksistensi dan
jatidiri bangsa Indonesia.
Dan dengan adanya pendidikan pancasila saya harap para pemuda penerus
bangsa ini tidak akan terlalu terpengaruh dengan budaya luar yang akan
mempengaruhi budaya di Indonesia yang telah turun termurun di wariskan oleh
pendahulu kita.

B. SARAN
Rakyat Indonesia diharapkan bisa tetap menjaga kepribadian bangsa dalam
menghadapi tantangan globalisasi,serta bisa mengambil hal-hal positif dari efek
globalisasi dengan tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara
sehingga bisa membantu pembangunan dan perkembangan negara.

12
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad Muchji, Drs,H.MM.dkk,Gunadarma,Jakarta,Pendidikan
Pancasila,2006.
2. https://veryapriyanto.wordpress.com/2011/03/20/pengertian-pancasila/
3. http://sukatulis.wordpress.com/2010/12/11/fungsi-dan-kedudukan-
pancasila/
4. http://agusnurul.blogspot.com/2011/04/ideologi-pancasila-di-era-
globalisasi.html

13
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
PERANAN PANCASILA DI ERA
GLOBALISASI

KOLOMPOK :
1. FUAD QODIRIYANTI
2. IANATUR ROFIAH
3. LAILI MAULIDA RAHMAWATI
4. SITI MUTMAINAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2010

14
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Alloh Swt. Yang


telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan Makalah Pendidikan Pancasila ini sesuai dengan waktu yang kami
rencanakan. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat
penilaian mata kuliah Pancasila. Yang meliputi nilai tugas, nilai kelompok, nilai
individu, dan nilai keaktifan.

Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah
tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada studi banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang semoga
bisa memberi tambahan pada hal yang terkait dengan Peranan Pancasila Di Era
Globalisasi.

Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu
pula dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.

Kami ucapkan terima kasih kepada Drs. H.Djoko Apriono,M.Pd. sebagai


pengajar mata kuliah Pancasila yang telah membimbing kami. Tidak lupa pula
kepada rekan rekan yang telah ikut berpartisipasi. Sehingga makalah ini selesai
tepat pada waktunya.

Penyusun

i
15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Permasalahan .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila ................................................................ 2
B. Landasan Pendidikan Pancasila ................................................ 3
C. Kedudukan Pancasila ............................................................... 6
D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme ................. 7
E. Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Mengahadapi Globalisasi... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 12
B. Saran ...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
16
17

17

Anda mungkin juga menyukai