Anda di halaman 1dari 10

Pertanyaan :

1. Anda dipersilakan untuk menelusuri isi pidato tokoh-tokoh seperti: Muhammad Yamin, Ki Bagus
Hadikusumo, dan Soepomo tersebut dalam sidang BPUPKI pertama. Diskusikan dengan
kelompok Anda dan disusun dalam bentuk laporan secara tertulis

Jawab :

Isi pidato tokoh Muhammad Yamin :

Pada tanggal 29 Mei 1945 Mohammad Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno
BPUPKI baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI.

Muhammad Yamin mengemukakan lima calon dasar negara yaitu:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri ke-Tuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Isi pidato tokoh Ki Bagus Hadikusumo ;

Ki Bagus mengemukakan agar negara Indonesia berdasarkan agama Islam, di atas petunjuk-petunjuk Al
Quran dan Hadits, agar menjadi negara yang tegak dan teguh serta kuat dan kokoh. Ia mengingatkan
sudah enam abad Islam menjadi agama kebangsaan Indonesia dan tiga abad sebelum Belanda menjajah
disini, hukum Islam sudah berlaku di Indonesia.

Isi pidato Soepomo :

Pada tanggal 31 Mei 1945, Mr. Soepomo menyampaikan pidatonya tentang dasar negara. Menurut
Soepomo, dasar negara Indonesia merdeka adalah sebagai berikut.

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat

Mr. Soepomo juga menekankan bahwa negara Indonesia merdeka bukan negara yang mempersatukan
dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat dan tidak mempersatukan dirinya dengan golongan
yang paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling kuat). Akan tetapi, negara mempersatukan
diri dengan segala lapisan rakyat yang berbeda golongan dan paham.

Pertanyaan :
2. Anda dipersilakan untuk menelusuri isi mukaddimah Konstitusi RIS dan Mukaddimah Undang-
Undang Dasar Sementara 1950. Kemudian, Anda diminta untuk membandingkan rumusan
Pancasila dalam dua konstitusi tersebut dengan rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945.
Selanjutnya, Anda dipersilakan untuk mendiskusikan dengan kelompok Anda, dan disusun dalam
bentuk laporan tertulis

Jawaban :

Isi Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah secara ringkas berisikan tentang
pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang menekankan aspek kesatuan, kedaulatan,
ketuhanan dan filosofi negara, yaitu Pancasila

Konstitusi Republik Indonesia Serikat tersebut memiliki enam bagian. Empat bagian pertama ialah
Bentuk Negara dan Kedaulatan, Daerah Negara, Lambang serta Bahasa Negara dan Kewarganegaraan
serta Penduduk Negara. Bab 1 dalam Konstitusi Indonesia Serikat memiliki empat bagian utama yang
menyatakan bahwa:

1. Negara Indonesia Serikat adalah negara hukum yang memiliki landasan demokrasi dan bentuk
federasi (pasal 1a), yang memiliki kedaulatan dan dilaksanakan oleh pemerintah bersamaan
dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan
2. Senat(pasal1b).
Negara Indonesia Serikat meliputi Negara Republik Indonesia dengan beradasarkan Perjanjian
Renville, Distrik Federal Jakarta, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatera Timur dan Negara
Madura dan Daerah-Daerah Otonom (Jawa Tengah, Riau, Belitung, Bangka, Kalimantan Barat
(Daerah istimewa), Daerah Bandjar, Dajak Besar; Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur)
(pasal2).
Bendera kebangsaan Republik Indonesia Serikat merupakan bendera Sang Merah Putih (pasal 3
ayat 1), Lagu kebangsaan ialah lagu “Indonesia Raya” (pasal 3, ayat 2) serta Bahasa Resmi
Negara Republik Indonesia Serikat ialah Bahasa Indonesia (pasal 4).
3. Pemerintah menetapkan matrai dan lambang negara (pasal 3 ayat 3).
4. Kewarganegaraan dan pewarganegaraan (naturalisasi) dan Penduduk demokrasi serta bentuk
federal (pasal 5, ayat 1 dan 2 dan pasal 6).

Dan sedangkan, pada bagian lima dari bab 1 Konstitusi Republik Indonesia Serikat mengatur tentang Hak
dan Kebebasan Dasar Manusia (dengan kata lain Hak asasi Manusia). Hal-hal yang telah diatur dalam
bagian ini yaitu:

 Pengakuan sebagai pribadi terhadap undang-undang (7(1)).


 Perlakuan dan perlindungan yang sama atas hukum (equality before the law) (7(2), 7(3) dan 13).
 Memperoleh perlakuan yang layak (11)
 Perlindungan atas harta benda (8)
 Hak membela diri (7(4))
 Mendapat bantuan hukum (7(4))
 Mobilitas (9)
 Praduga tak bersalah (14(a))
 Larangan perbudakan dan aktivitas terkait (10)
 Penahanan dan hukuman, harus dilakukan sesuai aturan-aturan yang berlaku (12 dan 14(b))

Isi mukadimah UUDS 1950 :

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-
keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dengan berkat dan rahmat Tuhan tercapailah tingkatan sejarah yang berbahagia dan luhur.
Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu Piagam Negara yang berbentuk
republik kesatuan, berdasarkan pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa, peri- kemanusiaan, kebangsaan,
kerakyatan dan keadilan sosial untuk mewujudkan kebahagiaan kesejahteraan perdamaian dan
kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara hukum Indonesia Merdeka yang berdaulat sempurna.

UUDS terdiri dari VI , 146 pasal.

membandingkan rumusan Pancasila dalam dua konstitusi tersebut dengan rumusan Pancasila dalam
Pembukaan UUD 1945.

Dalam Konstitusi RIS sendiri adalah suatu kesepakatan Delegasi Republik Indonesia dengan delegasi dari
setiap daerah-daerah bagian yang telah disetujui oleh Pemerintahan rakyat indonesia dan juga dari
Pemerintah masing - masing Daerah bagiannya. Dengan berdirinya suatu negara RIS ini serta
konstitusinya maka seluruh rakyat indonesia hanya akan berstatus sebagai negara bagian saja dengan
wilayah kekuasannya  dimana daerah tersebut telah terdapat pada perjanjian Renville serta UUD 1945
yang hanya berstatus sebagai UUD negara bagian Rakyat indonesia. Sifat kesementaraan ini disebabkan
oleh pembentukan Undang - undang dasar yang dimana hanya merasa bahwa dirinya belum representatif
untuk menetapkan sebuah UUD, dan oleh karena itu akhirnya dibentuklah suatu Konstuante yakni agar
bersama-sama dengan pemerintah untuk membentuk suatu UUD yang baru yang sempurna dan bersifat
tetap. Pembukaan (Mukadimah) akhirnya mengalami perggantian, akan tetapi didalamnya tetap memuat
Pancasila dengan rumusan yang lebih singkat yaitu pada sila ke -5.

Akhirnya Konstitusi Republik Indonesia Serikat di rubah menjadi Undang-Undang Dasar Sementara
berdasarkan dari Pasal 127 Pasal 190 dan pasal 191 ayat (2) Konstitusi Republik Indonesia Serikat.
Berdasarkan dari ketentuan-ketentuannya yang terdapat dalam Undang - undang Federal No. 7 tersebut,
maka dimulainya suatu pergantian bentuk susunan Negara Serikat menjadi suatu bentuk susunan Negara
Kesatuan. Hal ini dilakukan dengan alasan agar dapat mengubah serta dapat menyempurnakan Konstitusi
RIS ini menjadi Undang-Undang Dasar Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.

UUDS ini juga dimaksudkan untuk bersifat sementara. Namun hal ini sama seperti sebelumnya juga,
bahwa dari perumusan UUDS ini pun merasa dirinya belum juga representatif untuk menetapkan sebuah
Undang-Undang Dasar yang tetap, dan selain itu pembuatan UUDS ini dilakukan hanya untuk sekedar
dalam memenuhi suatu kebutuhan akan perubahan pada bentuk susunan federal kedalam bentuk susunan
yang kesatuan sehingga dilakukan secara tergesa-gesa. Itulah sebabnya dikemudian hari akan dibentuk
sesuatu yang representatif melalui hasil Pemilu yakni, Badan Konstituante yang bersama-sama
Pemerintah membuat Undang-Undang Dasar yang tetap dan sempurna.

Pertanyaan :

3. apa isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan faktor apa yang melatarbelakangi keluarnya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 tersebut, serta mencermati relevansinya dengan masa depan bangsa
Indonesia.

Jawaban :

Isi dekrit presiden 5 Juli 1959 yaitu :

1. Pembubaran Konstituante
2. Pemberlakuan kembali UUD 45 dan tidak berlakunya UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

Faktor yang melatarbelakangi keluarnya dekrit presiden 5 juli 1929 yaitu dilatarbelakangi oleh kegagalan
Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950.

Relevansinya dengan masa depan Indonesia dengan program poros maritime dunia.

4. Proses terjadinya peristiwa G30S PKI tersebut agar mengetahui dimana letak penyimpangan
peristiwa tersebut dengan nilai-nilai Pancasila

Jawaban :

Penyimpangan terjadinya G30S PKI adalah sebab asal pancasila 1 yaitu ketuhanan yang maha esa sebab
pki tidak percaya adanya tuhan jadi terjadinya G30S PKI

Pertanyaan :

5. proses peralihan kekuasaan dari tangan Soekarno ke tangan Soeharto dari berbagai sumber

Jawaban :

Proses peralihan kekuasaan dari presiden soekarno kepada soeharto ditandai dengan ditandatanganinya
supersemar (surat perintah sebelas maret). Dengan surat tersebut Soeharto memiliki kekuatan hukum
untuk memenuhi tuntutan rakyat

6. Anda dipersilakan untuk menanya alasan dan mengkritisi tentang proses pembentukan Pancasila
sebagai: (1). Identitas bangsa Indonesia, (2). Kepribadian bangsa Indonesia, (3). Pandangan hidup
bangsa Indonesia, (4). Jiwa bangsa Indonesia, (5). Perjanjian luhur bangsa Indonesia.

Jawaban:

1.Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia,


Alasan pembentukan pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia identitas bangsa Pancasila
sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari
masyarakat internasional, memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-
bangsa lain di dunia .

2.Kepribadian bangsa Indonesia

Alasan pembentukan pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia  bahwa kepribadian Indonesia
adalah karakteristik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan berbeda secara menyeluruh dengan
keribadian bangsa-bangsa yang lain. Hal tersebut merupakan refleksi dari perubahan dan perkembangan
bangsa Indonesia dari masa ke masa. Perubahan yang dialami bangsa Indonesia dipengaruhi dengan
segala hal yang terjadi didalam mayarakat, adat budaya serta lingkungan didalam masyarakat itu sendiri.

3.Pandangan hidup bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandagan hidup bangsa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting. Sebagai
pandangan hidup, Pancasila dipercaya oleh bangsa Indonesia untuk mengantarkan bangsa Indonesia
dalam mencapai tujuan hidupnya. 

4.Jiwa bangsa Indonesia

bahwa Pancasila berperan sebagai nyawa, sumber, pandangan hidup, Ideologi Bangsa, bahkan ciri khusus
bangsa Indonesia dimana Pancasila ini didapat seiring dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia
sehingga mampu membedakan antara ciri khas bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya.

5.Perjanjian luhur bangsa Indonesia

karena Pancasila digali dari sosio-budaya bangsa Indonesia sendiri, disepakati bersama oleh


seluruh rakyat Indonesia sebagai milik bangsa yang harus diamalkan serta dilestarikan

Pertanyaan

7. Anda diminta untuk menggali informasi penyebaran agama pada masa zaman dahulu? Misalnya,
bagaimana penyebaran agama pada zaman kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Mataram, dan
seterusnya? Kemudian, mendiskusikan dengan teman sekelompok Anda untuk mendapatkan
informasi tentang suasana kehidupan bertoleransi antarumat beragama pada masa itu, dan
menyusun laporan secara tertulis.

Jawaban :

Prasasti Waringinpitu yang dikeluarkan oleh Raja Kertawijaya pada 1369 Saka (1447) menyebut nama-
nama pejabat birokrasi kerajaan di tingkat pusat. Di antaranya Dharmmadhyaksa ring kasaiwan (pejabat
tinggi yang mengurusi Agama Siwa) dan Dharmmadhyaksa ring kasogatan (pejabat tinggi yang
mengurusi Agama Buddha).

Dari keterangan itu, menurut arkeolog dan epigraf Hasan Djafar, dapat diketahui di Kerajaan Majapahit
setidaknya ada dua agama resmi, yaitu Agama Siwa dan Agama Buddha.
Pada perkembangannya, yaitu ketika Majapahit akhir, peran agama Buddha seakan “menghilang”.
Sementara bangunan sucinya kebanyakan bercorak Siwa. Ini menunjukkan hubungan erat antara kedua
agama itu. Oleh beberapa sarjana, hubungan ini disebut dengan berbagai istilah. H. Kern menyebutnya
percampuran. N.J. Krom, W.H. Rassers, dan P.J. Zoetmulder menyebutnya perpaduan. Sedangkan Th. G.
Th. Pigeaud menyebutnya kesejajaran.

“Hubungan ini sebenarnya telah berlangsung sejak masa sebelumnya sehingga seolah-olah agama Buddha
telah terlebur menyatu dalam agama Siwa,” jelas Hasan dalam “Beberapa Catatan Mengenai Keagamaan
Pada Masa Majapahit Akhir” termuat di Pertemuan Ilmuan Arkeologi IV.

Suasana itu tergambar pula dalam sumber kesusasteraan dari masa Hayam Wuruk. Menurut Mpu Tantular
dalam Kakawin Sutasoma dan Kakawin Arjunawiwaha, pada dasarnya antara kedua agama itu tak
terdapat perbedaan karena keduanya adalah satu.

Pengakuan adanya kepercayaan itu nampak lewat berita dalam prasasti yang pernah dikeluarkan Gajah
Mada pada 1351. Di dalamnya tercatat soal pembangunan caitya bagi Kertanegara dan para brahmana
tertinggi Siwa dan Buddha

Menurut arkeolog Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar dalam Gajah Mada Biografi Politik,
bangunan caitya yang dibuat Gajah Mada sangat mungkin adalah Candi Singhasari sekarang. Pasalnya
prasasti itu ditemukan di halaman candi.

Bentuk candi ini unik. Ia bersifat Hindu dan Buddha sekaligus. “Itu mungkin karena candi dibuat untuk
menghormati Kertanegara yang memuja Siwa dan Buddha,” kata Agus.

Kendati bukan agama resmi negara, jejak Islam juga sudah kuat di Majapahit. Bukti kehadiran Islam bisa
ditunjukkan lewat pemakaman Islam kuno di Desa Tralaya, Trawulan, Mojokerto. Tak jauh dari situ
diduga merupakan kompleks Kedaton Majapahit.

Dari nisannya, makam-makam ini berasal dari 1203 dan 1533 Saka (1281 dan 1611). Artinya, pada masa
jayanya, di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, banyak penduduk Majapahit yang memeluk Islam.

“Mengingat permakaman ini letaknya tak jauh dari kedaton, dapat disimpulkan ini adalah permakaman
bagi penduduk kota Majapahit dan keluarga raja yang telah beragama Islam,” tulis Hasan.

Dari keterangan Ma Huan, seorang muslim dan penerjemah resmi Laksamana Cheng Ho, dalam Ying-yai
Sheng-lan disebutkan kalau di Majapahit terdapat tiga golongan penduduk. Salah satunya penduduk
muslim. Mereka adalah saudagar yang datang dari berbagai kerajaan di barat.

Semua kepercayaan itu lalu berkembang bersama agama rakyat yang masih tetap ada. Arkeolog Agus
Aris Munandar dalam Wilwatikta Prana menyebut di beberapa daerah pedalaman Jawa Timur dijumpai
arca-arca yang bukan berciri Hindu maupun Buddha. Arca-arca itu ditemukan di reruntuhan bangunan
kuno yang bukan bekas bangunan candi dari kedua agama itu.

“Arca-arca itu kemudian dapat dianggap sebagai arca dewa setempat yang hanya dipuja di suatu kampung
saja atau disebut gramadewata,” katanya.

Sayangnya, kajian terhadap arca-arca itu belum dilakukan secara tuntas. Apalagi soal kepercayaan yang
menyertainya.
Kedati begitu, kata Agus, arca-arca itu bisa jadi menggambarkan nenek moyang kampung-kampung
tertentu yang telah mangkat dan dianggap dewa. Praktik memuja nenek moyang telah ada sebelum
Hindu-Buddha masuk ke Nusantara. Umumnya, masyarakat prasejarah memuja arwah pemimpin
kampung atau kelompok yang dipilih pendukungnya.

Ketika pengaruh Hindu-Buddha masuk, nenek moyang itu lalu digambarkan dengan atribut dewa-dewi
India. Kalau tidak, kata Agus, dalam masyarakat Majapahit masih ada sekelompok penduduk yang tetap
mempertahankan kepercayaan asli yang mungkin berawal dari masa prasejarah.

“Pada zaman Majapahit kehidupan beragama dalam masyarakat berkembang secara wajar. Bukannya
saling menggangu, dan membiarkan setiap kelompok agama mengadakan ritual masing-masing,”
tegasnya.

Pertanyaan :

8. Anda dipersilakan untuk menggali informasi dan mengkritisi cara-cara pengambilan keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat dalam kehidupan masyarakat di sekitar Anda atau dalam
organisasi yang ada di sekitar Anda? Apa bentuk kearifan yang timbul ketika musyawarah itu
berlangsung? Apa bentuk kendala yang timbul ketika musyawarah itu berlangsung?

Jawaban :

Ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain:

 Sesuai dengan kepentingan bersama.


 Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai hati nurani.
 Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak memberatkan.
 Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih diutamakan dan bersumber dari hati
nurani yang luhur dan sebagainya.

Selain itu, dalam musyawarah kita harus menunjukkan sikap-sikap sebagai berikut:

 Menghargai pendapat orang lain.


 Mampu mengendalikan diri saat mengikuti musyawarah.
 Bertenggang rasa terhadap teman yang mengajukan pendapat.
 Bijaksana terhadap pendapat teman yang berbeda.
 Mematuhi semua aturan yang berlaku dalam musyawarah.
 Bertanggung jawab dengan cara melaksanakan keputusan hasil musyawarah.
Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat kita harus berpedoman pada prinsip-
prinsip dan aturan musyawarah, antara lain:

 Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur.
 Musyawarah dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong-royong.
 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
 Menghargai pendapat orang lain dan tidak melaksanakan kehendak dalam musyawarah.
 Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat, serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
 Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi itikad baik dan penuh rasa tanggung
jawab.

Bentuk kearifan yang timbul ketika musyawarah berlangsung yaitu :

 Masalah dapat cepat terpecahkan.


 Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan.
 Hasil keputusan menguntungkan semua pihak.
 Dapat menyatukan pendapat yang saling berbeda.
 Adanya kebersamaan, dan sebagainya.

Bentuk kendala yang timbul ketika musyawarah berlangsung :

1. Banyaknya perbedaan pendapat


2. Sulit mengambil keputusan secara cepat
3. Jika jumlah peserta nya lebih banyak membutuhkan waktu yang lama

Pertanyaan:

9. Anda dipersilakan untuk menemukan argumen tentang dinamika dan perubahan Pancasila sejak
pra proklamasi, masa awal kemerdekaan, zaman Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi,
kemudian mendiskusikannya dengan teman sekelompok Anda dan menyusun laporan secara
tertulis.

Jawaban :

Sistem Pemerintahan Orde lama :


Masa Pemerintahan Indonesia Orde lama berjalan sekitar 23 tahun yaitu dari tahun 1945-1968 dibawah
kepemimpinan sang proklamator Presiden Sukarno. Penyebutan "Orde Lama" merupakan istilah yang
diciptakan dibawah rezim Suharto yaitu masa Orde Baru.

Padahal Sukarno sendiri tidak suka dengan sebutan "Orde Lama". Karena memang, tidak sepantasnya
disebut Orde Lama. Karena di masa itu terjadi transformasi besar-besaran di Indonesia dari masa
penjajahan ke masa kemerdekaan. Dan Sukarnopun lebih suka dengan istilah "Orde Revolusi" daripada
"Orde Lama".

Selama dibawah Pemerintahan Sukarni, Indonesia menerapkan Sistem Ekonomi bergantian dari sistem
ekonomi liberal kemudian diganti menggunakan sistem ekonomi komando. Sistem ekonomi liberal
diterapkan saat Sistem Pemerintahan Parlementer diterapkan di Indonesia.

Tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara yang bersumber dari
Pancasila. Didalam UUD 1945 sebenarnya sudah terpampang jelas bahwa Indonesia Menggunakan
Sistem Pemerintahan Presidensial. Namun baru tiga bulan, terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.

Penyimpangan tersebut dilakukan oleh Sutan Syahrir setelah dia membentuk kabinet parlementer dengan
Sutan Syahrir sebagai Perdana Menterinya. Karena pada saat itu pengaruh Belanda masih sangat kental.

Dalam masa tersebut Indonesia telah menggunakan beberapa konstitusi, seperti Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950). Masa ini berlangsung dari 17 Agustus 1945 - 5 Juli
1959. Saat itu Indonesia berbentuk Negar Serikat. Dengan dibagi menjadi tiga negara bagian, yaitu :
Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Sumatera timur, dengan perjanjian pada
tanggal 17 Agustus 1950 tepat 5 tahun setelah kemerdekaan Indonesia.

Perjanjian tersebut mengembalikan Indonesia sebagai Negara Kesatuan. Dengan UUD Republik
Indonesia 1950 sebagai konstitusinya. Sejak 1950-1959 Indonesia menganut Sistem Kabinet Parlementer
dengan demokrasi Liberal Semu (Setengah-setengah).

Sistem Kabinet Parlementer berakhir tanggal 5 Juli 1959 setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden dengan
UUD 1945 kembali digunakan menggunakan Sistem Pemerintahan Demokrasi Terpimpin.

Sistem Pemerintahan Orde Baru :

Istilah "Orde Baru" digunakan untuk memisahkan masa kempimpian Sukarno (Orde Lama). Orde Baru
adalah masa dimana Suharto memulai kekuasaanya. Era ini digunakan untuk menandai keberhasilan
Suharto menumpas Pemberontakan PKI pada 1965 atau sering disebut G30S/PKI.

Pada masa ini, awalnya Demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Tetapi
perkembangannya, kehidupan di era Orde Baru ini tidak jauh berbeda dengan era sebelumnya. Sistem
Pemerintahan Presidensial lebih ditonjolkan. Atau bisa dikatakan kekuasaan diktator. Kemudian
Demokrasi Pancasila yang dicetuskan pada masa ini.

Sistem Pemerintahan Orde Reformasi :


Era ini menandakan runtuhnya hegemoni kekuasaan Suharto tahun 1998 hingga sekarang.Di era ini
Indonesia membuat revolusi besar-besaran di sistem pemerintahannya. Dengan sistem pemerintahan yang
lebih terbuka diharapkan peranan demokrasi lebih ditonjolkan.

Pertanyaan :

10. Anda dipersilakan untuk mendeskripsikan dan mengkritisi faktor penyebab rendahnya
pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat Indonesia dewasa
ini. Kemudian, mendiskusikannya dengan teman sekelompok dan melaporkannya secara tertulis.

Jawaban :

Generasi muda yang mengagung agungkan budaya barat, menganggap pancasila hanya sebagai dasar
negara, kurangnya pengajaran/pendidikan karakter bangsa yang berlandaskan pancasila, adanya generasi
muda yang menderita fisik dan mental.

Anda mungkin juga menyukai