Amandemen dilakukan dengan beberapa tahapan dan juga prosedur. Hal- hal
yang ingin ditambahkan, dikurangi atau juga direvisi terlebih dahulu dibuatkan dalam
bentuk naskah perubahan yang biasanya akan dilampirkan pada naskah UUD yang
sudah ada sebelumnya.
Pada amandemen pertama ini dimana yang menjadi intinya adalah mengenai
pergeseran kekuasaan eksekutif dalam hal ini presiden yang dipandang atau dianggap
terlalu kuat sehingga perlu dilakukan amandemen.
Amandemen II
Adapun Sejarah amandemen yang kedua terjadi pada tahun 2000 tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 2000 yang disahkan melalui sidang umum MPR tanggal 7-8 Agustus
2000. Pada amandemen ke dua ini dilakukan amandemen terhadap 5 Bab dan 25
Pasal. Dimana pasal- pasal yang dilakukan amandemen yaitu pada Pasal 18, Pasal
18A, Pasal 18B, pada Pasal 19, Pasal 20, Pasal 20A, juga terjadi amandemen pada
Pasal 22A, Pasal 22B, Pasal 25E, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28A dan 28B,28C, 28D,
28E, 28F,28G, 28H,28I, hingga Pasal 28J.
Selain itu juga terjadi amandemen pada Pasal 30, Pasal 36A, 36B, 36C. Selain
dilakukan amandemen terhadap pasal- pasal tersebut juga terjadi amandemen terhadap
beberapa Bab seperti pada Bab IXA, Bab X, Bab XA, juga terjadi amandemen pada Bab
XII, Bab XV.
Pada amandemen yang kedua ini dimana lebih dititip beratkan perubahannnya pada
pemerintahan daerah, DPR serta mengenai kewenangan dari DPR, juga dilihat dari segi
Hak Asasi Manusia, Lagu kebangsaan serta juga mengenai lambang negara Indonesia.
Amandemen III
Pada Sejarah amandemen yang ketiga ini dimana disahkan melalui ST MPR tanggal 1
hingga 9 November 2001 atau tepatnya amandemen tersebut terjadi pada tanggal 10
November 2001. Ada sebanyak 3 Bab dan juga 22 pasal yang dilakukan amandemen
pada tahap ketiga ini. Bab- bab yang dilakukan amandemen ini yaitu Bab VIIA, Bab
VIIB, dan juga Bab VIIIA.
Sedangkan pasal- pasal yang dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini yaitu terdiri
dari Pasal 1, Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A hingga Pasal 7C, Pasal 8, Pasal 11,
Pasal 17,Pasal 22C hingga 22E, Pasal 23, Pasal 23A, Psal 23E,23E, 23F, 23G, Pasal
24, Pasal 24 A hingga 24C.
Amandemen ketiga ini menitik beratkan perubahannya pada Kewenangan dari MPR,
Kepresidenan, kekuasaan Kehakiman, Keuangan negara, impeachment serta juga
memiliki inti perubahan pada bentuk serta kedaulatan negara Indonesia.
Amandemen IV
Sejarah amandemen yang terakhir yaitu amandemen ke IV yang disahkan dan juga
dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2002 yang disahkan melalui ST MPR pada
tanggal 1-11 Agustus 2002. Pada amandemen yang terakhir ini dilakukan perubahan
yang lebih sedikit jika dibandingkan pada perubahan sebelumnya dimana hanya
dilakukan amandemen terhadap 2 Bab dan juga 13 Pasal saja.
Adapun Bab yang dirubah tersebut adalah berupa Bab XIII dan Bab XIV. Sedangkan
pasal- pasal yang dilakukan amandemen terdiri dari Pasal 2,Pasal 3, Pasal 6A, Pasal 8,
Pasal 11, Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24, Pasal 31 hingga Pasal 34. Yang
menjadi inti dari amandemen yang terakhir ini adalah mengenai mata uang, bank
sentral, pendidikan dan juga kebudayaan, perekonomian nasional Indonesia dan juga
kesejahteraan sosial.
Juga dijelaskan bahwa DPD adalah bagian dari MPR, juga dijelaskan mengenai
pengantiian presiden dan juga pernyataan perang, damai dan juga perjanjian dengan
negara lainnya.
4. Hasil Amandemen.
Adapun yang menjadi hasil amandemen UUD 1945 akhir yaitu dilakukannya
amandemen sebanyak 4 kali dimana yang diubah sekitar 46 butir, dan yang tidak
dirubah sekitar 25 butir. Dimana saat ini bisa dilihat bahwa terdapat sebanyak 199 butir
ketentuan dan juga dilakukan penambahan terdapat 174 ketentuan yang baru.