Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

KEWARGANEGARAAN

KEBEBASAN BERPENDAPAT MENURUT TEORI KEBEBASAN DAN HAK


KEBEBASAN BERPENDAPAT DI INDONESIA

Dosen Pengampu: Dr. Agustinus Wisnu Dewantara S.S., M.Hum

Oleh:

Dyan Prasasti Matias Shenty

(16.2879)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

WIDYA YUWANA

2019
ABSTRAK

Bidang pokok keadilan adalah susunan dasar masyarakat semua institusi sosial, politik,
hukum dan ekonomi; karena susunan institusi sosial itu mempunyai pengaruh yang mendasar
terhadap prospek kehidupan individu. Memang terdapat berbagai masalah pokok di mana
kategori adil dan tidak adil dapat diterapkan. John Rawls memusatkan diri pada bidang utama
keadilan yang menurut dia adalah susunan dasar masyarakat. Susunan dasar masyarakat
meliputi konstitusi, pemilikan pribadi atas sarana-sarana produksi, pasar kompotitif dan
susunan keluarga monogami. Kebebasan berpendapat menjadi hak setiap individu sejak ia
lahir, dan tidak dapat diambil ataupun diatur oleh orang lain dalam menyampaika pendapat.

Keyword: Teori Keadilan, John Rawl, Hak Berpendapat, HAM


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demokrasi merupakan pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Awal istilah
“demokrasi” dapat dilihat melalui peradaban Yunani kuno yang bercorak polis. Sistem
ini didasarkan pada mayoritas dalam pemungutan suara. Demokrasi secara luas mampu
diterima dibandingkan dengan sistem lainnya. Sebagian besar negara di dunia telah
melaksanakan praktek dari sistem demokrasi. Sistem ini lebih unggul dibanding dengan
sistem lainnya disebabkan karena demokrasi memberikan perlindungan terhadap hak
asasi manusia (HAM). (Faridah, 2019)
Menurut Aristoteles, suatu negara bisa dikatakan baik jika diarahkan pada
kepentingan umum, untuk semua individu rakyatnya, sedangkan jika diarahkan ke
penguasa ia dikategorikan buruk. Landasan negara demokratis adalah kebebasan.
Negara yang diperoleh melalui perjuangan yang cukup lama dan memakan
banyak korban, maka kata demokrasi mempunyai arti penting yang telah dicapai.
Kemerdekaan yang telah dicapai tersebut harus diisi dengan sistem demokrasi yang
berkeadilan. Dengan demikian nantinya demokrasi akan jauh lebih bermakna sebab
telah terpenuhinya nilai-nilai hak asasi manusia untuk berekspresi dengan segala
kebebasan yang positif dan bukan kebebasan yang anarkis. Maka tahapan demokrasi
yang benar dan baik harus dikedepankan sehingga nanti akan dijumpai suatu
masyarakat yang hidup dalam suasana yang sejahtera dengan koridor hukum yang
berlaku.
Kebebasan mengeluarkan pendapat merupakan salah satu hak asasi yang dimiliki
oleh setiap manusia dan dijamin dalam UUD 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup,
dasar negara dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk sangat menjunjung tinggi
kebebasan warga negaranya untuk bebas mengemukakan pendapatnya. Dalam
perspektif Pancasila, kebebasan merupakan kebebasan yang terkandung dalam setiap
butir-butir Pancasila. Memahami pengertian Pancasila, bahwa menurut tata bahasa
Indonesia berarti Lima Dasar: panca berarti lima, sedangkan sila berarti dasar
kesusilaan.
Kebebasan berpendapat di Indonesia hampir tidak terealisasikan sesuai dengan
yang tertera di Pancasila. Semua kebebasan berpendapata tidak berjalan sesuai dengan
semestinya. Bagi sebuah negara yang saat ini berkembang kebebasan berpendapat
sangat diperlukan agar negara ini terus berkembang menuju negara yang demokrasi.
Kebebasan berpendapat merupakan hak setiap individu sejak dilahirkan yang telah
dijamin oleh konstitusi. Maka, Negara Indonesia sebagai negara hukum dan demokratis
berwenang untuk mengatur dan melindungi pelaksanaannya. Kemerdekaan berpikir dan
mengeluarkan pendapat tersebut diatur dalam perubahan keempat Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 E ayat (3) Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Kebebasan berekspresi
termasuk kebebasan berpendapat merupakan salah satu hak paling mendasar dalam
kehidupan bernegara. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di muka umum pasal 1 ayat (1) kemerdekaan menyampaikan
pendapat adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan,
tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa arti Kebebasan?
2. Apa arti Kebebasan Berpendapat?
3. Bagaimana kebebasan berpendapat dalam hukum di Indonesia?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan arti Teori Kebebasan
2. Menjelaskan arti Kebebasan Berpendapat
3. Menjelaskan kebebasan berpendapat dalam hukum di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Kebebasan
Kebebasan berarti setiap orang dapat melakukan segala sesuatu menurut kehendak
hatinya dan tentu saja dengan bijaksana. Prinsip umum keadilan yang mendasari dan
menerangkan berbagai keputusan moral yang sungguh-sungguh dipertimbangkan dalam
keadaan-keadaan khusus. Kebebasan merupakan salah satu hak dasar dari semua
individu. Setiap manusia berhak atas posisinya sebagai individu yang memiliki hak-hak
dasarnya seperti bertindak, berpikir dan berinteraksi dengan siapapun. Kebebasan ini
yang menurut Paul Sieghart adalah tentang memanusiakan keingintahuan kita,
mendapatkan informasi tentang sekitar kita, mengkonstruksikan segala ide, keyakinan
dan mimpi, cara melihat dunia, bertukar pikiran, menyampaikan isi pendapat sebagai
hasil pemikiran, mempelajari pengalaman serta berbagai hal di bidang budaya, sosial
ilmiah atau seni. Hal ini yang membedakan manusia dibandingkan makhluk hidup
lainnya yaitu kekuatan atas otonomi dan kebebasannya sendiri. Meski demikian, terdapat
celah yang membatasi kebebasannya itu, yaitu kebebasan orang lain. Hal ini nantinya
harus membuat manusia bertoleransi terhadap hak-hak dari individu lain.
Dua prinsip utama yang erat dengan prinsip kebebasan. Setiap orang pada dasarnya
memiliki hak yang sama sebagai sebuah dasar kebebasan dan berlaku pula pada orang
lain. Dalam hal ini, kebebasan dasar para warga adalah kebebasan politik, yaitu hak
untuk memberikan suara dan ha katas kedudukan public, kemerdekaan berbicara dan
berkumpul, kebebasan nurani dan kemerdekaan berpikir, kemerdekaan memiliki
property, serta kemerdekaan dari penahanan dan pengambilalihan semena-mena.
Kebebasan ini dibutuhkan untuk menciptakan keadilan agar semua masyarakat memiliki
hak dan kedudukan yang sama.
Namun terkadang struktur sosial institusi dan masyarakat tidak pernah
memperlakukan manusia dengan persamaan dan penuh kebebasan. Penindasan dan
penegkangan terhadap cara berpikir, ideologi dan keyakinan masih sering terjadi. Dalam
masyarakat demokratis sekalipun, sistem sosialnya memang dirancang dan ditumbuhkan
untuk memiliki hak-hak dasar ini. namun, institusi seperti negara, tidak berlaku adil
terhadap warganya. Tidak memberikan kebebasan yang sama dan maksimal terhadap
semua warganya. Pelanggaran hak-hak tersebut juga terjadi di berbagai tempat, bahkan
di negara demokrasi.
Sebagai makhluk yang rasional, manusia diharapkan bertindak untuk mencapai
kebebasannya demi menegakkan prinsip keadilan. Ini ditujukan terutama untuk mencapai
8kebaikan semua orang. Setiap manusia akan lahir sesuai dengan takdirnya sendiri dan
berada dalam posisi struktur sosial tertentu. Negara memegan tanggung jawab utama.
Walaupun terlihat sulit negara harus menggunakan lembaga dan kewenangannya untuk
melindungi kebebasan bagi semua warga negara. Hal ini berkaitan dengan salah satu
konsepsi mengenai original position. Negara harus memperlakukan setiap warganya,
tidak peduli apapun agama atau rasnya, secara sama dalam kedudukannya di depan
hukum.

2. Kebebasan Berpendapat
Kebebasan berpendapat di muka umum merupakan salah satu bagian dari Hak Asasi
Manusia (HAM). Kemerdekaan setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat di
muka umum merupakan perwujudan demokrasi dalam tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok
yang dibawa manusia sejak lahir, sebagai anugerah dari Tuhan. Pada hakikatnya Hak
Asasi Manusia terdiri atas dua hak dasar yang paling fundamental, ialah hak persamaan
dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar ini lahir hak-hak asasi lainnya atau tanpa kedua
hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya sulit akan ditegakkan.
Kebebasan berpendapat di Indonesia saat ini menurut tingkat presentase warga
negara dalam mengemukakan pendapatnya dan menurut apa yang sekarang ini terlihat
bawasannya kebebasan di Indonesia sudah dipandang cukup tinggi karena saat ini
Indonesia merupakan negara yang demokratis dalam segala bidang. Saat ini warga
negara secara sah dapat mengemukakan apa yang ada di dalam pikirannya untuk
mengkritik setiap kebijakan public yang dibuat oleh pemerintah beserta lembaga negara
sehingga kebijakan tersebut bisa di control sendiri oleh rakyat apabila kebijakan tersebut
tidak sesuai dengan tujuan dari kebijakan public tersebut.
Akhir ini muncul berbagai organisasi yang bergerak dalam kebebasan hak untuk
berpendapat. Organisasi yang ada hampir sebagian besar mempunyai tujuan untuk
sebagai sarana warga negara untuk menumpahkan segala pendapat dan usulan yang
nantinya organisasi tersebut menyampaikan atau memfasilitasi untuk bisa di dengar oleh
para pembuat kebijakan. Sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara saling mengikat
satu sama lain. Akan tetapi proses kebebasan berpendapat di Indonesia tidak lepas dari
adanya penyalahgunaan kebebasan berpendapat sehingga dapat memicu perpecahan yang
berkepanjangan.
Adanya penyalahgunaan kebebasan dalam berpendapat karena kurangnya kontrol.
Tanpa kontrol yang jelas warga negara akan terlalu menganggap bahwa semua kebijakan
yang tidak menguntungkan dirinya dan organisasinya akan ditentang dan dianggap
kebijakan yang tidak relevan menggunakan alasan kebebasan berpendapat. Maka dengan
kebebasan yang melampaui batas tersebut dapat menimbulkan perpecahan di negara ini.
Hal ini berarti kebebasan berpendapat di Indonesia ada sebagian kecil yang sudah
melampaui batas dalam mengemukakan pendapat.
Kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum harus berasaskan
keseimbangan antara hak dan kewajiban, musyawarah dan mufakat, kepastian hukum
dan keadilan, proporsional yaitu bekerja sesuai latihan, manfaat maksudnya
mengeluarkan pendapat tidak untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.

3. Kebebasan Berpendapat dalam Hukum di Indonesia


Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara hukum dan demokratis
berwenang untuk mengatur dan melindungi pelaksanaan kebebasan berpendapat.
Kemerdekaan berpikir dan mengeluarkan pendapat tersebut diatur dalam perubahan
keempat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 28 E (2) Setiap
orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Kebebasan berekspresi termasuk dalam kebebasan berpendapat merupakan salah satu
hak paling mendasar dalam kehidupan bernegara. Undang-undang No. 9 Tahun 1998
tentang Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum pasal 1 ayat (1)
kemerdekaan menyampaikan pendapat adalah hak setiap warga negara untuk
menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas dan
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Indonesia adalah negara hukum yang tentu saja memiliki peraturan yang melindungi
hak-hak asasi manusia. Kehadiran hak asasi manusia sebenarnya tidak diberikan oleh
negara, melainkan asasi manusia menurut hipotesis merupakan hak-hak individu yang
sifatnua adikodrati, dimiliki oleh setiap manusia sejak lahir. Hak berbicara dan
mengeluarkan pendapat yang dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia tanpa
memandang suku, ras dan agama.
Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus
menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Penyampaian dan penyebaran
informasi melalui media cetak maupun elektronik sering kali ini mengikuti aturan yang
berlaku di masyarakat.
Dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 9 tahun 1998 disebutkan “Setiap warga negara
secara perseorangan atau kelompok bebas menyampaikan pendapat sebagai perwujudan
hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Tujuan dari kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum adalah
mewujudkan kebebasan yang bertanggun jawab sebagai salah satu pelaksanaan HAM
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, mewujudkan perlindungan hukum yang
konsisten dan berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan
pendapat, mewujudkan iklim yang kondusif, bagi berkembangnya partisipasi dan
kreatifitas setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab dalam
kehidupan berdemokrasi, mendapatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tanpa mengabaikan kepentingan perseorangan
atau kelompok.
Politik di Indonesia diramaikan oleh misalnya: wacana syariat Islam, masyarakat
madani, multikulturalisme, dan lain sebagainya. Para pemuka politik kerap melontarkan
wacana. Pernyataan yang keluar dari mulut seorang politikus tentu mempunyai makna
yang wajib disimak. (Wisnu Dewantara, 2016)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kebebasan berpendapat merupakan salah satu hak asasi manusia. Dimana hak tersebut
diatur dalam undang-undang dasar. Kebebasan mengemukakan pendapat tergantung pada
tingkat presentase warga negara dan kondisi yang ada pada masa sekarang. Sebagai warga
negara diharapkan dapat menggunakan haknya dalam berpendapat dengan batasan dan
bijaksana mengingat negara Indonesia merupakan negara hukum dan negara yang
demokratis.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2019). POLITIK MENURUT FOUCAULT DALAM “THE


ARCHAEOLOGY OF KNOWLEDGE” DAN RELEVANSINYA BAGI
MULTIKULTURALISME INDONESIA
Mahfud MD.1999, Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi,Gama Media,Yogyakarta.

Faridah, S. (2019). Relevansi “Makar” dalam #2019GantiPresiden, 4, 238–249.

Wisnu Dewantara, A. (2016). M a d i u n, 15(April), 12–22.

Anda mungkin juga menyukai