I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Fisika berasal dari bahasa Yunani yaitu physics yang berarti membicarakan alam dan fenomenanya.
Jadi, Fisika dapat dikatakan sebagai ilmu pemahaman mengenai alam semesta. Ilmu Fisika yang
dimanfaatkan untuk membantu memahami dan menyesuaikan masalah pada bidang Biologi disebut
Biofisika (Biophysics). Salah satu ilmu yang dipelajari dalam Fisika adalah optik, Fisika Optik yang
berhubungan dengan Biologi disebut Biooptik.
Dewasa ini orang-orang sudah banyak yang menggunakan alat-alat Biooptik dalam kehidupan seharisehari, seperti kacamata dan lensa kontak, tetapi ada beberapa alat-alat Biooptik yang masih asing bagi
sebagian orang. Begitupun dengan cara penggunaan serta fungsi dari alat-alat Biooptik
Untuk itu tim penulis menyusun makalah yang berjudul Biooptik yang berisi tentang pembahasan
mengenai pengertian, alat-alat, dan kegunaan alat-alat Biooptik.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan 3 sinar istimewah pada cermin dan lensa(cekung dan cembung)?
2. Bagaimana pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan pada cermin dan
lensa(cekung dan cembung)?
3. Bagaimana pembentukan bayangan pada mata?
4. Jenis-jenis kelainan pada mata dan tekhnik koreksinya serta cara
penanggulangannya?
5. Penggunaan cahaya dalam bidang medis
C. Tujuan Penulis
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nyalah tim penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul BIOOPTIK.
Makalah ini bertujuan untuk memberitahukan kepada penbaca, tentang Biooptik.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Fisika.
Tim penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembingbing kami dan
teman-teman.
Akhir kata, tim penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat serta menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi tim penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Seperti halnya cermin, lensa cembung juga memiliki tiga sinar istimewa, yaitu :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif (F1) yang
belakang lensa,
terdapat di
2. Sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) yang terdapat di depan lensa dibiaskan sejajar sumbu
utama,
3. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa O diteruskan tanpa membias.
b. Lensa Cekung
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut :
1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan akan berasal dari titik fokus aktif (F1 ).
2. Sinar yang datang seakan akan menuju ke titik fokus pasif (F2) dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datang melalui titik pusat optik lensa O diteruskan tanpa membias.
1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokus
2. Sinar yang datangnya menuju titik fokus cermin akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datangnya menuju titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali
melalui lintasan yang sama.
Sebelah kiri adalah bagian depan cermin cembung tempat sinar datang dan sinar pantul, sebelah kanan
adalah bagian belakang cermin cembung tempat fokus maya, pusat kelengkungan dan garis-garis
perpanjangan sinar pantul cermin cembung.
Sinar-sinar istimewa bertanggungjawab atas terbentuknya bayangan-bayangan benda (images) pada
sebuah cermin, baik sinar pantulnya maupun perpanjangan dari sinar pantulnya.
Bayangan yang dibentuk oleh sinar pantul secara langsung akan bersifat nyata. Kalau nyata dia
terbalik.
Bayangan yang dibentuk oleh perpanjangan dari sinar pantul akan bersifat maya atau semu.
Kalau maya dia tegak
Untuk cermin CEMBUNG, bayangan yang dihasilkan bersifat selalu MAYA, selalu TEGAK dan selalu
LEBIH KECIL DARI BENDANYA, sementara untuk cermin cekung bayangan yang dihasilkan sifatnya
bervariasi.
Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung. Cermin cekung bersifat konvergen atau mengumpulkan sinar
sementara cermin cembung bersifat divergen atau menyebarkan sinar. Ada tiga sinar istimewa pada
cermin cekung. Perhatikan ilustrasi berikut:
3 Sinar Istimewa Cermin Cekung
1. Sinar yang datangnya sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar yang datangnya melewati titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datangnya melewati titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali
melalui lintasan yang sama dengan sinar datangnya.
Sebelah kanan adalah bagian depan cermin cekung, tempat sinar datang dan sinar pantul. Sebelah kiri
adalah bagian belakang cermin cekung.
Sinar-sinar ini bertanggungjawab atas terbentuknya bayangan-bayangan benda (images) pada cermin,
baik sinar pantulnya maupun perpanjangan dari sinar pantulnya.
Bayangan yang dibentuk oleh sinar pantul secara langsung akan bersifat nyata. Kalau nyata dia
terbalik.
Bayangan yang dibentuk oleh perpanjangan dari sinar pantul akan bersifat maya atau semu.
Kalau maya dia tegak
Sifat bayangan pada cermin cembung selalu maya, tegak, dan diperkecil.
Spion termasuk cermin cembung. Kaca Spion kendaraan bermotor dirancang sedemikian rupa agar
dapat membantu pengemudi melihat obyek/kendaraan lain yang berada di belakang kendaraan yang kita
kemudikan. Bayangan yang terbetuk oleh kaca spion tidak seperti ukuran obyek aslinya. Hal ini
dimaksudkan agar kendaraan yang masih jauh di belakang kita sekalipun sudah dapat teramati
bayangannya. Oleh karena itu jenis cermin yang dipakai adalah cermin cembung. Perhatikan gambar
pembentukan bayangan pada cermin berikut ini (gambar diperoleh dari browsing di situs internet).
Pembuat gambar tersebut sudah memberikan warna yang berbeda-beda untuk masing-masing garis
sinar, diharapkan agar mudah mengikuti alur garis sinar selama proses pembentukan bayangan benda
(object). Asumsikan (anggaplah) sinar datang dari berbagai arah, sehingga anda tidak kesulitan bila
ingin memahami proses pembentukan bayangan. Karena cermin bersifat memantulkan sinar, maka
benda/object harus diletakkan di depan cermin agar dapat terbentuk bayangan/image. Proses
pembentukan bayangan adalah sebagai berikut :
1. Garis sinar yang datang dari arah kiri (mendatar berwarna biru) melewati/mengenai titik (ujung
atas benda), maka setelah sampai di permukaan cermin cembung garis sinar tersebut akan
dipantulkan seolah-olah garis sinar pantul itu berasal dari titik fokus cermin (F)
2. Garis sinar yang datang dari arah kiri (menuju titik F berwarna hijau) melewati/mengenai titik
(ujung atas benda), maka setelah sampai di permukaan cermin cembung garis sinar tersebut
akan dipantulkan seolah-olah garis sinar pantul itu datang sejajar dengan sumbu utama cermin
cembung (sumbu utama = garis yang melalui titik C dan F).
3. Garis sinar yang datang dari arah kiri (menuju titik C berwarna merah) melewati/mengenai titik
(ujung atas benda), maka setelah sampai di permukaan cermin cembung garis sinar tersebut
akan dipantulkan seolah-olah garis sinar pantul itu berasal dari titik pusat cermin (C).
4. Garis-garis sinar yang berada di belakang cermin (sebelah kanan cermin) dilukiskan sebagai
garis putus-putus dimaksudkan untuk membedakan garis sinar dengan garis bayangan (bersifat
maya).
5. Maya adalah sifat bayangan yang tidak dapat ditangkap oleh layar (walaupun dibelakang
Sifat-sifat :
mengumpulkan sinar (konvergen)
memiliki jari-jari kelengkungan (R) dan titik api/jarak fokus (f) yang bernilai positif, karena letak R
dan f terletak di depan cermin.
Pembagian ruang pada cermin cekung :
Ruang I : ruang antara cermin dengan F
Ruang II : ruang antara F dengan R
Ruang III : ruang diluar titik C
Ruang IV : ruang di belakang cermin
Untuk melukis bayangan pada cermin cekung digunakan tiga buah sinar istimewa (minimal 2 buah
sinar istimewa).
Sinar yang datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan melalui titik fokus cermin.
Sinar yang datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
Sinar yang datang melalui titik pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan melalui titik pusat
kelengkungan juga.
Melukis bayangan pada cermin cekung
1. Bila benda berjarak lebih besar dari R
Bayangan benda (Object) akan berada diantara C dan F, Nyata,terbalik dan lebih kecil.
Bayangan benda (Object) terletak dibelakang cermin cekung (maya), lebih besar dan tidak terbalik
(tegak)
Keterangan :
f = jarak fokus (titik api) cermin (cm)
So = jarak benda dari cermin (cm)
Si = jarak bayangan dari cermin (cm)
R = jari-jari kelengkungan cermin (cm)
M = perbesaran bayangan (kali)
ho = tinggi benda (cm)
hi = tinggi bayangan (cm)
Mirip dengan proses pembentukan pada lensa cembung, maka bayangan diperoleh atau berada pada
perpotongan sinar-sinar bias. Gambar berikutini juga lebih memperjelas gambar di atas.
lensa.
Perhatikan benda yang berbentuk anak panah warna merah, benda tersebut berada di depan lensa
cembung. Bayangan benda tersebut karena pembiasan pada lensa cembung adalah sebagai berikut:
1. Sinar yang diberi warna biru sejajar sumbu utama lensa, oleh karena itu sinar biasnya menuju
titik fokus lensa ( titik F yang di kanan lensa).
2. Sinar yang diberi warna hijau menuju titik fokus ( F yang di sebelah kiri lensa), oleh karena itu
akan dibiaskan sejajarsumbu utama lensa.
3. Sinar yang diberi warna merah menuju titik pusat lensa, oleh karena itu tidak dibiaskan atau
diteruskan.
4. Sinar bias warna biru, hijau dan merah akan berpotongan pada suatu titik yang merupakan
bayangan dari ujung benda yang berbentuk anak panah tadi. Pada gambar tersebut belum
digambarkan bayangan benda, oleh karena itu agar lebih memahami proses pembentukan
bayangan maka silahkan meniru sampai anda dapatkan bayangan benda yang dimaksudkan.
5. Gambar berikut ini memperjelas gambar yang tersebut di atas.
2. Jarak bayangan bertanda + bila bayangan berada di sebelah kanan lensa dan sebaliknya.
3. Oleh karena itu gambar di atas menunjukkan jarak bayangan + karena di sebelah kanan lensa
Contoh penerapan pembentukan bayangan benda pada lensa kamera dapat anda perhatikan seperti
gambar berikut ini.
Gambar tersebut memberi penjelasan kepada kita proses perekaman gambar oleh kamera analog
(menggunakan film sebagai media penyimpanan data gambar) yang dapat disimpan dan di cetak dengan
ukuran sesuai yang kita inginkan. Pada perkembangan selanjutnya peranan film digantikan media lain
yang mampu mengubah intensitas cahaya menjadi gelombang listrik (sensor kamera) yang selanjutnya
disimpan dalam bentuk data digital.
Sensor kamera adalah sensor penangkap gambar yang dikenal juga sebagai CCD (Charged Coupled
Device) dan CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) yang terdiri dari lebih dari jutaan
piksel. Misalnya kamera pada sebuah Handphone 1,3 Mega pixels. Semakin besar ukuran pixelsnya,
maka semakin tinggi resolusi gambar yang dapat disimpan, artinya gambar semakin halus walau
ukuran gambar diperbesar.
Sensor ini berbentuk chip yang terletak tepat di belakang lensa. Semakin banyak pixel yang ditangkap,
semakin detail gambar yang dihasilkan.
STRUKTUR MATA
Mata memiliki struktur sebagai berikut:
Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif
kuat.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris,
pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di
depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah
ukuran pupil.
Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi
mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan
oleh prosesus siliaris.
Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi
segmen posterior mata).
Fungsi mata
Konjungtiva
Melindungi kornea dari gesekan
Skelra
Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya otot mata
Otot-otot
Muskulus rektus superior, untuk menggerakkan mata ke atas
Muskulus rektus inferior, untuk menggerakkan mata ke bawah
Muskulus rektus medial, untuk menggerakkan mata ke dalam
Muskulus rektus lateral, untuk menggerakkan mata ke sisi luar
Muskulus oblikus superior, untuk menggerakkan mata ke atas sisi luar
Muskulus oblikus inferior, untuk menggerakkan mata ke bawah sisi luar
Kornea
Memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya
Koroid
Mengandung pembuluh darah oenyuplai retina dan melindungi releksi cahaya dalam mata
Badan Siliaris
Menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa berubah bentuk, dan
mensekresikan aqueous humor
Iris ( Pupil )
Mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmennya mengurangi lewatnya cahaya.
Lensa
Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
Retina
Mengandung sel batang dan kerucut
Fovea
Bagian retina yang mengandung sel kerucut
Bintik buta
Daerah saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus
dan batang
Vitreous humor
Menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola mata
Aqueous humor
Menjaga bentuk kantong depan bola mata
Penyebaran cahaya
Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat
saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang
berada tepat di bawah otak bagian depan).
Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan
bergabung kembali.
a. Mengurangi cahaya yang masuk ke mata apabila cahaya itu terlalu terang.
b. Mencegah debu dan kotoran agar tidak dapat masuk ke dalam mata.
Bola mata terdiri dari tiga lapisan jaringan, yaitu : sclera, koroid, dan retina.
a) Lapisan mata pertama (sclera)
Merupakan lapisan terluar yang berwarna putih dan keras, terdapat kornea yang merupakan
lapisan depan yang menonjol dan transparan yang membantu mengatur cahaya yang masuk ke
dalam mata.
b) Lapisan kedua (Koroid)
Merupakan lapisan tengah yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsinya sebagai
penyedia makanan bagi bagian yang lain dari mata.
Pada Koroid terdapat bagian sebagai berikut :
1. Iris (selaput pelangi), yaitu :
Bagian yang mengandung pigmen mata, ada yang berwarna biru, hitam, atau coklat. Iris
berguna untuk mengendalikan ukuran pupil. Di belakang iris terdapat lensa mata yang
berbentuk bikonveks. Lensa mata mempunyai daya akomodasi, yaitu kemampuan pemfokusan
obyek pada jarak yang berbeda. Lensa ini membagi bola mata menjadi 2 ruang. Ruang depan
berisi aqueous humour yang berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata dan ruang
belakang berisi vitrous humour yang berfungsi menyokong lensa dan menolong atau menjaga
bentuk bola mata.
2. Pupil
Berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam bola mata. Penyempitan
pupil karena cahaya sangat terang disebcut kontriksi, sedang pelebaran pupil karena cahaya
redup disebut dilatasi.
2) Konjungtiva
Merupakan selaput mukosa yang tersusun atas epitel tipis yang membatasi bagian dalam
kelopak mata dan bagian depan sclera. Konjungtiva menyusun epitel kornea, berfungsi
melindungi kornea dari gesekan.
3) Kornea
Di bagian depan Sklera terdapat lapisan kornea yang transparan sehingga memungkinkan
cahaya masuk ke mata. Kornea berfungsi membelokkan (membiaskan) cahaya untuk
membantu pemfokusan (pemusatan) cahaya ke retina.
4) Koroid
Merupakan suatu lapisan sel-sel berpigmen hitam yang terletak di bagian belakang bola mata,di
belakang retina. Mencegah pantulan (refleksi) cahaya di bagian dalam bola mata retina dengan
cara menyerap semua cahaya yang masuk ke mata merupakan fungsi koroid.
Koroid berisi banyak kopiler darah yang memberi nutrisi dan oksigen, terutama untuk retina.
Bagian depan koroid membentuk badan siliaris dan iris.
5) Badan Siliaris
Tersusun atas otot-otot melingkar dan menjari yang membentuk suatu cincin di sekeliling lensa
pada bagian depan mata. Badan silairis melekat pada lensa melalui ligamen suspensor.
Kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris mengatur cembung pipihnya lensa untuk
menyesuaikan pemusatan (pemfokusan) cahaya. Badan siliaris memproduksi aqueous humour.
6) Retina
Terletak dibelakang mata dan tersusun atas sel-sel saraf serta sel-sel fotoreseptor (sel-sel yang
peka/sensitif terhadap cahaya). Sel-sel fotoreseptor pada retina terdiri atas sel-sel batang dan
sel-sel kerucut. Kedua sel fotoreseptor bersinapsis dengan sel-sel saraf bipolar dan sel-sel saraf
bipolar bersinapsis dengan sel-sel saraf ganglion. Serabut-serabut saraf ganglion keluar dari
retina untuk membentuk saraf optik yang berpusat di otak, yaitu di korteks visual. Karena
memiliki sel-sel fotoreseptor, retina berfungsi mendeteksi ada tidaknya cahaya.
7) Iris atau Selaput Pelangi
Iris merupakan jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan lensa, iris
tersusun atas serabut otot sirkuler dan radias. Di tengah-tengah bagian di depan iris terdapat
lubang yang dinamakan pupil (anak mata). Bagian iris berfungsi seperti diafragma, yaitu
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara mengatur ukuran pupil.
Otot-otot di dalam iris dapat berkontraksi dan berelaksasi membuat pupil menjadi lebih besar
atau lebih kecil. Pada saat cahaya terang, pupil menjadi lebih kecil. Sedangkan pada saat
cahaya redup, pupil membesar sehingga lebih banyak sel-sel fotoreseptor pada retina yang
distimulasi. Perubahan ukuran pupil merupakan gerak refleks yang diatur oleh sistem saraf
otonom.
8) Pupil
Adanya lubang di tengah iris memungkinkan cahaya masuk ke mata. Besar kecilnya diatur oleh
iris. Pupil terlihat hitam karena semua cahaya yang masuk ke mata diserap oleh pigmen
melainkan dalam koroid.
9) Lensa Mata
Lensa mata merupakan struktur yang transparan, elastik, dan berbentuk bikonveks. Lensa mata
berperan dalam mengatur cahaya untuk membentuk bayangan. Adanya lensa mata yang
menyebabkan rongga mata terbagi menjadi dua, yaitu ruang di depan lensa mata yang berisi
cairan bening (aqueous humour) dan ruang di belakang lensa mata yang berisi bahan transparan
seperti jeli (vitreous humour).
Aqueous humour berfungsi mempertahankan bentuk yang di depan lensa mata, sedangkan
vitreous humour berfungsi mempertahankan bentuk ruang di belakang lensa mata, menyokong
lensa mata, serta mempertahankan bentuk bola mata.
10) Fovea
Merupakan suatu bagian kecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut.
Fovea disebut juga pusat mata. Sebagian besar cahaya difokuskan di fovea. Fovea berfungsi
memberikan ketajaman penglihatan yang tinggi.
11) Bintik Buta
Merupakan suatu bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi saraf
optik. Di bagian inilah saraf optik meninggalkan mata. Bintik buta tidak memiliki sel-sel
batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya.
Oleh karena itu, sel-sel batang berperan dalam proses penglihatan pada malam hari atau di
tempat yang gelap dan menghasilkan ketajaman penglihatan yang rendah. Namun sel-sel
batang tidak mampu mendeteksi warna. Sel-sel batang tersebar di seluruh retina, kecuali di
fovea. Sel-sel batang menunjukkan adanya titik pertemuan, contohnya beberapa sel batang
bergabung membentuk hubungan dengan satu sel saraf menuju otak.
Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin yaitu bentuk senyawa antara
vitamin A dengan protein tertentu (warna merah atau ungu). Karena hanya ada satu jenis
rodopsin, hanya ada satu jenis sel batang. Jika terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin terurai
menjadi opsin (suatu protein) dan retinal (retinen, suatu derivate vitamin A). Jika tidak ada
cahaya atau gelap, rodopsin terbentuk kembali.
Pada saat intensitas cahaya tinggi, rodopsin menghilang karena proses pengurainya lebih
cepat daripada proses pembentukannya kembali. Pada keadaan demikian, sel-sel kerucut
digunakan untuk proses melihat. Dalam keadaan gelap total, diperlukan waktu 30 menit bagi
rodopsin untuk terbentuk kembali dan dapat digunakan lagi untuk proses melihat. Itulah
sebabnya kita tidak dapat melihat pada saat kita berpindah dari tempat terang ke tempat gelap.
Kita memerlukan waktu beberapa menit untuk dapat melihat dengan jelas karena karena sel-sel
batang membutuhkan waktu untuk menyintesis kembali rodopsin secara efektif. Pada saat kita
kembali ke tempat terang (dari tempat gelap), rodopsin terurai kembali dengan cepat.
Jika kita berdiri di tempat yang gelap, dan melihat langsung pada obyek tertentu, kemungkinan
besar kita tidak dapat melihat dengan jelas. Cobalah melihat obyek yang sama tidak secara
langsung, melainkan dari sudut mata. Apa yang terjadi ? Kita akan melihat obyek tersebut lebih
jelas daripada kalau obyek tersebut ditatap langsung. Apabila kita melihat langsung pada
sesuatu, maka cahaya yang masuk ke mata langsung mengenai fovea. Padahal fovea berisi selsel konus bukan sel-sel batang. Daerah di luar favealah yang banyak memiliki sel-sel batang.
Inilah yang menyebabkan kita dapat melihat lebih jelas benda di tempat gelap dengan melihat
dari sudut mata.
Mata manusia berisi lebih sedikit sel-sel batang dibandingkan dengan mata hewan. Inilah yang
menyebabkan manusia mempunyai kemampuan melihat yang kurang baik pada waktu malam
hari. Kucing, Rusa, dan Burung Hantu dapat melihat dengan cermat pada malam hari karena
memiliki banyak sel-sel batang. Burung Hantu bahkan memiliki sel-sel konus sedikit sekali
sehingga akan mengalami buta di siang hari.
Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka terhadap intensitas cahaya yang tinggi dan
perbedaan panjang gelombang sehingga berperan dalam proses penglihatan di siang hari atau
di tempat-tempat terang. Sel-sel kerucut hanya terdapat di fovea. Sel-sel tersebut menghasilkan
penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Satu sel kerucut memiliki hubungan satu sel saraf
menuju otak.
Di dalam sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin yaitu senyawa retinin dan opsin.
Iodopsin terdapat dalam tiga bentuk berbeda, masing-masing peka terhadap panjang
gelombang cahaya yang berbeda dan berhubungan dengan warna biru, hijau, serta merah.
Karena ada tiga macam iodopsin, sel-sel kerucut mampu mendeteksi warna.
Berdasarkan jenis iodopsin yang dikandungnya, ada tiga jenis sel kerucut, yaitu sel kerucut
biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-nama tersebut berdasarkan warna cahaya
yang diserap, bukan warna penampakan sel-sel tersebut. Jika ketiga jenis sel kerucut mendapat
stimulasi yang sama, kita akan melihat warna putih.
Kerusakan sel kerucut menyebabkan buta warna (merah, biru atau kuning). Misalnya dikromat
atau monokromat. Dikromat adalah orang yang hanya mempunyai dua sel kerucut, mereka
menderita buta warna sebagian. Dikromat hanya dapat menyerasikan spektrum warna dengan
mencampur dua warna saja. Monokromat merupakan orang yang hanya dapat membedakan
hitam dan putih serta bayangan kelabu.
C. Proses Melihat
Sebagian organ indra, mata peka terhadap intensitas dan panjang gelombang cahaya. Prinsip
kerjasama dengan prinsip kerja kamera, yaitu :
1) Pengaturan jumlah cahaya yang masuk oleh iris.
2) Pemusatan (pemfokusan) cahaya oleh lensa mata untuk menghasilkan bayangan yang lebih
jelas atau tajam, dan
3) Pendeteksian bayangan oleh retina.
Bagaimanakah mekanisme proses melihat pada mata ? untuk dapat melihat, diperlukan adanya
stimulus yang berupa cahaya. Cahaya yang mengenai suatu objek akan dipantulkan ke segala
arah. Beberapa pantulan cahaya dari suatu objek masuk ke mata dan mengalami pembiasan
(pembelokan) ke arah pupil oleh konjungtiva, kornea, aqueous humour, dan viteous humour.
Selanjutnya, lensa mata akan memipih atau mencembung untuk memfokuskan bayangan pada
retina. Pemfokusan itu bertujuan menghasilkan satu titik cahaya pada retina untuk membentuk
suatu bayangan obyek yang lebih jelas. Sel-sel fotoreseptor pada retina menerima stimulus
cahaya, kemudian mengirimkan rangsangan ke otak. Bayangan yang terbentuk pada retina
diperkecil ukurannya dan terbalik. Namun, otak menerjemahkan bayangan tersebut sehingga
kita menerima bayangan dalam ukuran dan posisi yang benar.
Pemfokusan cahaya ke dalam retina dari obyek pada jarak yang berbeda disebut akomodasi.
Pemfokusan meliputi pembelokan atau pembiasan cahaya. Pembiasan cahaya terjadi pada saat
cahaya melewati satu medium menuju medium lain yang berbeda kerapatannya, misalnya dari
udara ke kornea. Pembiasan kebanyakan terjadi pada kornea. Namun, pembiasan pada kornea
tidak dapat diatur. Pembiasan juga terjadi pada lensa. Pembiasan pada lensa dapat diatur
dengan cara mengubah bentuk lensa berdasarkan jumlah pembiasan cahaya untuk pemfokusan
yang tajam pada retina. Cahaya yang dipantulkan dari benda dekat memerlukan lebih banyak
pembiasan untuk pemfokusan sehingga lensa mata menjadi lebih cembung. Sementara itu,
cahaya yang dipantulkan dari benda jauh memerlukan lebih sedikit pembiasan sehingga lensa
mata menjadi lebih pipih. Perubahanitu terjadi secara otomatis sebagai gerak reflek yang
dinamakan akomodasi.
Kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah. Perubahan kecembungan tersebut karena
kontraksi dan relaksasi otot-otot ligament (badan siliaris) yang melekat pada bola mata. Oleh
karena kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah maka fokus penglihatan dapat diubahubah. Pada saat otot siliaris berelaksasi tekanan luar humour pada sclera menarik ligament
suspensor dan meregangkan lensa menjadi lebih pipih. Pada keadaan demikian, mata
terakomodasi (contohnya, difokuskan) untuk obyek-obyek yang jauh (lebih dari 6 meter) untuk
memfokuskan obyek yang dekat, otot-otot siliaris berkontraksi sehingga menghilangkan
tegangan ligament suspensor. Akibatnya lensa menjadi lebih cembung. Pada mata normal,
bayang-bayang obyek akan jatuh pada retina (bintik kuning) yaitu bagian yang paling peka
terhadap sinar. Kita hanya dapat melihat obyek pada jarak tertentu. Mata memiliki jarak
terdekat untuk dapat melihat dengan jelas yang disebut titik dekat (punctum proximum),
sedangkan jarak terjauh mata yang disebut titik jauh (punctum remotum).
lebih terlihat di ujung hidung dan dahi. Paparan sinar matahari yang berlebihan
menyebabkan komedo muncul pada wajah.
Sinar_X
Penerapan sinar-x pada bidang medis yaitu sebagai sarana penunjang diagnosi dan
pengobatan (terapi) suatu penyakit. Perangkat diagnosis disebut dengan photo
rontgen sedangkan yang untuk terapi di sebut Linec. Sinar-X bermanfaat sebagai
diatermi pada penderita atritis. Sinar-x juga di pergunakan untuk fotografi terhadap
pupil mata tanpa suatu rangsangan.
bahwa Sinar-X tersebut bila mengenai tubuh manusia akan menyebabkan jaringan
kulit menjadi mengering, jaringan tulang akan keropos, dan sel telor perempuan
akan mati, sehingga menyebabkan mandul.
Menurutnya, radiasi dari Sinar-X ini bukanlah penyakit, akan tetapi dampak radiasi
ini akan menurunkan tingkat stamina dan kekebalan tubuh manusia, sehingga
memudahkan penyakit masuk ke dalam tubuh. Oleh karenanya bila seseorang
terkena radiasi Sinar-X disarankan segera mengonsumsi makanan bergizi, minum
susu dan kacang hijau agar sel-sel tubuh yang mati segera tergantikan oleh sel-sel
yang baru
Inframerah
Mengaktifkan molekul air dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena inframerah
mempunyai getaran yang sama dengan molekul air. Sehingga, ketika molekul tersebut
pecah maka akan terbentuk molekul tunggal yang dapat meningkatkan cairan tubuh.
Meningkatkan sirkulasi mikro. Bergetarnya molekul air dan pengaruh inframerah akan
menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler membesar, dan
meningkatkan temperatur kulit, memperbaiki sirkulasi darah dan mengurani tekanan
jantung.
Meningkatkan metabolisme tubuh. jika sirkulasi mikro dalam tubuh meningkat, racun
dapat dibuang dari tubuh kita melalui metabolisme. Hal ini dapat mengurangi beban
liver dan ginjal.
Inframerah jarak jauh banyak digunakan pada alat-alat kesehatan. Pancaran panas yang
berupa pancaran sinar inframerah dari organ-organ tubuh dapat dijadikan sebagai
informasi kondisi kesehatan organ tersebut. Hal ini sangat bermanfaat bagi dokter
dalam diagnosis kondisi pasien sehingga ia dapat membuat keputusan tindakan yang
sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Selain itu, pancaran panas dalam intensitas
tertentu dipercaya dapat digunakan untuk proses penyembuhan penyakit seperti cacar.
Contoh penggunaan inframerah yang menjadi trend saat ini adalah adanya gelang
kesehatan Bio Fir. Dengan memanfaatkan inframerah jarak jauh, gelang tersebut dapat
berperang dalam pembersihan dalam tubuh dan pembasmian kuman atau bakteri.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari pancaran gelombang elektromagnetik dari sinar
inframerah adalah sebagai berikut:
Orang yang menderita rabun jauh tidak dapat melihat suatu benda dengan jelas apabila
jaraknya jauh.
Penyebabnya adalah lensa mata terlalu pipih. Pada mata orang yang menderita rabun jauh,
bayangan benda jatuh di depan retina. Agar bayangan benda jatuh tepat di retina, penderita
sebaiknya menggunakan kacamata yang berlensa cekung (lensa negatif).
Penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda kecil di dekatnya. Misalnya, tidak dapat
membaca huruf kecil di koran dari jarak dekat. Pada mata orang yang menderita rabun dekat,
bayangan benda jatuh di belakang retina. Agar bayangan benda jatuh tepat di retina, penderita
sebaiknya menggunakan kacamata berlensa cembung (lensa positif).
Daya akomodasi orang yang berusia lanjut biasanya sudah lemah. Akibatnya, orang tersebut
tidak dapat melihat benda yang letaknya jauh maupun dekat. Penderita dapat ditolong dengan
menggunakan kaca mata berlensa rangkap. Kacamata berlensa rangkap adalah kacamata yang
terdiri atas lensa positif dan lensa negatif.
Rabun Senja (Hemerolopi).
Penderita rabun senja tidak dapat melihat benda secara jelas pada waktu senja hari. Hal tersebut
disebabkan penderita kekurangan vitamin A.
Buta Warna.
Buta warna termasuk salah satu kelainan pada mata. Penderita buta warna tidak mampu
membedakan warna-warna tertentu. Misalnya, warna merah, kuning, hijau, dan biru. Cacat
mata ini termasuk kelainan yang bersifat menurun.
Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata. Lensa
mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat menembusnya
dengan mudah. Walaupun sel-sel barupada lensa akan selalu terbentuk, banyak faktor yang
dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak
bening tersebut tidak akan bisa meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan
dikirim melalui saraf optik ke otak.
katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Katarak
kebanyakan muncul pada usia lanjut
Pterigium
Pterigium merupakan penyakit mata yang ditandai dengan adanya pertumbuhan daging di
kornea mata. Daging tersebut merupakan konjungtiva(membran yang menyelimuti bagian
putih mata) yang tumbuh tidak normal ke dalam kornea. Pterigium bisa berukuran kecil atau
bisa pula tumbuh membesar dan mengganggu penglihatan.
Paparan sinar matahari dalam waktu lama, terutama sinar UV, serta iritasi mata kronis oleh
debu dan kekeringan diduga kuat sebagai penyebab utama pterigium.
Gloukoma
Glaukoma merupakan kelainan mata yang dicirikan dengan rusaknya saraf optik yang
berfungsi untuk membawa pesan-pesan cahaya dari mata ke otak. Kerusakan saraf optik ini
disebabkan oleh kelebihan cairan humor yang mengisi bagian dalam bola mata. Cairan mata
yang diproduksi oleh jaringan-jaringan di depan bola mata ini sebenarnya berfungsi untuk
membawa makanan untuk kornea dan lensa mata.
Astigmatisme