Anda di halaman 1dari 7

SISTEM SENSORI

Sistem sensori adalah sistem yang tugasnya untuk memproses informasi sensori. Sistem
sensori yang umum dikenal adalah sistem penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa, dan
pemciuman.

1. Sistem auditori ( Teilnga )


Sistem auditori (pendengaran) adalah sistem yang digunakan untuk mendengar.
Kemampuan dari teliga adalah untuk mendeteksi vibrasi mekanisn (getaran) yang
disebut dengan suara. Manusia mampu mendengar dari 20-20.000 Hz. Ada beberapa
dimensi suara yaitu amplitudo, frekuensi, dan kompleksitas vibrasi molekul erat
kaitannya dengan persepsi manusia tentang loudness (keras-lembut), pitch (tinggi-
rendah), dan timbre (warna nada, simple-kompleks). Persepsi manusia terhadap
bunyi yang keras dan lembut bergantung pada amplitudonya, persepsi terhadap bunyi
yang tinggi dan rendah bergantung pada frekuensinya, dan persepsi terhadap kualitas
bunyi (timbre) (simpel-complex) berkaitan dengan kompleksitas vibrasi.
Proses mendengar

Proses mendengar diawali dengan suara yang ada di sekitar, berupa getaran atau
gelombang, ditangkap oleh telinga bagian luar. Kemudian getaran diteruskan ke saluran
telinga sehingga memberi tekanan atau pukulan pada gendang telinga (membran timpani).
Ketika gendang telinga bergetar, maka getarannya akan diteruskan ke tulang pendengaran.
Tulang pendengaran akan memperkuat getaran ini dan mengirimkannya ke telinga
bagian dalam. Saat mencapai telinga bagian dalam, getaran akan diubah menjadi impuls
listrik dan dikirim ke saraf pendengaran pada otak. Otak lalu akan menerjemahkan impuls ini
sebagai suara.

Penyebab Gangguan Pendengaran


Ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya gangguan pendengaran, di antaranya
adalah:

 Faktor usia. Kebanyakan orang akan mulai terganggu pendengarannya akibat


bertambahnya usia. Gangguan pendengaran akibat usia dikenal dengan
nama presbikusis.
 Suara yang keras. Mendengar suara yang keras, baik mendengar suara yang sangat
keras dan tiba-tiba, seperti suara ledakan, atau mendengar suara keras (tidak sekeras
ledakan), seperti suara pesawat terbang, yang terjadi menahun, bisa membuat
gangguan pendengaran.
 Infeksi atau kotoran. Kondisi ini dapat menyumbat rongga telinga.
 Trauma, terutama retaknya tulang telinga atau pecahnya gendang telinga.
 Obat-obatan. Beberapa obat tercatat dapat menimbulkan gangguan baik sementara
atau permanen, di antaranya aspirin, antibiotik streptomycin, dan obat-obat
kemoterapi, misalnya cisplatin dan cyclophosphamide.
 Penyakit. Penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes dapat mengganggu suplai darah
ke telinga.

2. Sistem Somatosensori ( Kulit )

Fungsi Bagian Kulit :

1. Pembuluh Kapiler tersebut, berfungsi untuk dapat menghantarkan nutrisi atau juga
zat-zat makanan di akar rambut serta sel kulit
2. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera) tersebut, tersebar diseluruh kulit serta
juga berfungsi untuk dapat menghasilkan keringat yang dikeluarkan dengan melalui
pori-pori kulit
3. Kelenjar Minyak (grandula sebaceae) tersebut, berfungsi untuk dapat menghasilkan
minyak supaya kulit serta juga rambut tidak kering serta mengkerut
4. Kelenjar Rambut, mempunyai  akar serta juga  batang rambut dan kelenjar minyak
rambut. di saat dingin serta juga rasa takut, rambut yang terdapat di tubuh kita akan
terasa berdiri. Hal tersebut disebabkan karna didekat akar rambut ada otot polos yang
mempunyai suatu fungsi dalam menekakkan rambut.

Sistem eksteroreseptif, yakni indra kulit sebagai mediannya dalam menerima stimuli dari
lingkungan luar. Sistem eksteroreseptif ini juga memiliki 3 bagian tersendiri dalam
mempersepsi stimuli,yaitu :

• Bagian yang mempersepsi stimuli mekanik (peraba)

Sentuhan, para peneliti menyimpulkan bahwa, selain menhantarkan informasi mengenai


stimulus tiidk menyenangkan dan suhu, akson-akson tek-termyelinasi berukuran kecil
menyusun sebuah sistem untuk sentuhan limbik yang mendasari respon emosional, hormonal,
dan afiliatif terhadap sentuhan lembut. Olausson dan kolegannya, menyadari bahwa ujung
sensoris yang mendeteksi elusan atau sentuhan menyenangkan ditemukan hanya di kulit
berambut, dan kulit glabrus tidak dapat merasakan sensasi seperti ini. Tetapi, terpikir bahwa
stimulus taktil menyenangkan dapat dialami oleh kulit glabrus dengan stimulus seperti
mengelus hewan berbulu hangat atau mengelus bayi. Reseptor-reseptor di kulit berambut
memberikan sensasi menyenangkan ketika orang lain mengelus atau menyentuh kita, tetapi
reseptor pada kulit galbrus memberikan sensasi menyenangkan ketika kita menyentuh orang
lain. Kulit lebih sering digunakan untuk menganalisis bentuk dan tekstur dari objek-objek
stimulus yang ada di sekitar kulit.

• Bagian yang mempersepsi stimuli thernal (temperatur)

Kulit kita membantu tubuh kita mempertahankan suhu internal yang konstan. Ketika suhu
lingkungan naik, pembuluh darah hadir dalam melebarkan kulit. Dengan cara ini, banyak
panas yang hilang dari tubuh. Di sisi lain, dalam menanggapi lingkungan yang dingin,
pembuluh darah mengerut, sehingga mengurangi kehilangan panas tubuh. Kelenjar keringat
hadir dalam kulit juga memainkan peran penting dalam regulasi suhu. Keringat akan lebih
banyak diproduksi ketika suhu lingkungan naik. Penguapan keringat dari kulit menciptakan
efek pendinginan. Di sisi lain, folikel rambut membantu menjaga suhu tubuh saat terkena
lingkungan yang dingin. Ketika rambut berdiri di ujung kulit, sebuah fenomena yang lebih
dikenal sebagai merinding, udara yang terperangkap di antara mereka bertindak sebagai
insulator untuk mencegah hilangnya panas.

• Bagian yang mempersepsi stimuli nosiseptif (rasa sakit)

Nyeri dan gatal, nyeri adalah sensasi yang sangat kompleks. Penerimaan nyeri dilakukan oleh
jaringan ujung saraf bebas di kulit. Ada tiga jenis reseptor nyeri yang biasanya di sebut
dengan nosiseptor. Gatal adalah sensasi tidak menyenangkan yang disebabkan oleh iritasi
kulit. Dokter dari Jerman mendefinisikan gatal sebagai sensasi tidak menyenangkan yang
memicu keinginan untuk menggaruk. Menggaruk dapat mengurangi gatal karena rasa nyeri
menekan tasa gatal. Histamin dan zat kimia laninnya yang dilepaskan oleh iritasi kulit dan
reaksi gatal merupakan sumber penting dari rasa gatal.

Jalur somatsensori :

Akson-akson somatosensori dari kulit, otot, atau organ internal lainya


memasuki sistem saraf pusat melalui saraf-saraf tulang belakang. Akson yang terletak
di wajah dan kepala terutama masuk melalaui saraf trigerminal (saraf kranila kelima).
Stimulus yang spesifik seperti sentuhan halus di infikan oleh akson kemudian naik
melalui kolom dorsal di materi putih urat saraf tulang belakang ke nukleus yang ada d
medula bawah. Dari situ, akson melewati otak dan naik ke melalui lemniskus media
ke nukleus posterior ventral di talamus. Akson dari talamus menjulur ke korteks
somatosensori primer, yang kemudian aksonnya terjulur ke korteks somatosensori
sekunder. Untuk akson0akson yang mengantarkan informasi yang kurang jelas seperti
nyeri atau suhu, akan membentuk sinapsis dengan neuron lain tidak lama setelah
memasuki urat saraf tulang belakang. Akson neuron itu menyebrang ke sisi yang satu
lagi pada urat saraf tulang belakang dan naik melalui saluran spinotalamus ke nukleus
posterior ventral di talamus.
3. Sistem Gustastoris (Pengecapan/Lidah)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian mulut yang membantu pencernaan
makanan dengan mengunyah dan menelan, yang berfungsi sebagai indra pengecapan.
Indera pengecap pada lidah bekerja sama dengan indra penciuman untuk
mengidentifikasi aroma makanan untuk diolah dalam otak sehingga manusia bisa
meraskan perbedaan aroma makanan untuk diolah dalam otak sehingga manusia bisa
merasakan perbedaan aroma makanan dan minuman yang akan di konsumsi.

Mekanisme sistem gustatory dimulai dari apa yang kita makan sebagai stimulus
masuk ke dalam mulut dan bercampur dengan air liur dan akan diterima oleh reseptor
gustatory yang letaknya bergantung pada rasa yang diterima. Selanjutnya, neuron-
neuron aferen gustatory meninggalkan mulut sebagai bagian saraf-saraf cranial wajah
(VII), glosofaringeal (IX), dan vagus (X), yang membawa informasi masing-masing
dari bagian depan lidah, bagian belakang lidah, dan bagian belakang rongga mulut.
Serabut-serabut ini semuanya berakhir di nukleus soliter dari medula, yang
bersinapsis di neuron-neuron yang berproyeksi ke nukleus posterior ventral talamus.

4. Sistem Olfaktoris (Penciuman/Hidung)


Sistem olfaktoris atau penciuman terkait dengan bau, membantu
menidentifikasi brnda atau objek melalui bau yang ditimbulkan. Agar udara yang
telah dihirup ini dapat menyentuh reseptor-reseptor olfaktoris dalam hidung , mka di
butuhkan sebuah endusan. Sel-sel olfaktoris adalah neuron-neuron bipolar yang badan
selnya terletak di dalam mukosa olfaktoris yang melapisi lempeng sribriformis, tulang
di dasar bagian rostral otak.
Cara kerja hidung

Udara yang dihirup dari lubang akan membawa zat kimia, seperti aroma. Udara tersebut
disaring bulu hidung, kemudian zat kimia yang terbawa udara akan melebur bersama dengan
lendir di dalam rongga hidung. Zat kimia kemudian diterima sel olfoktorius yang peka
terhadap rangsangan bau berbentuk uap atau gas. Informasi rangsangan dibawa oleh saraf
olfaktorius menuju otak. Otak akan mengartikan informasi sehingga aroma yang tercium
akan terdeteksi. 

5. Sistem Visual (Penglihatan/Mata)

Sistem visual merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang memungkinkan organisme
untuk melihat. Sistem visual menafsirkan informasi dari cahaya untuk membangun
sebuah representasi dari dunia yang mengelilingi tubuh kita. Sistem visual menjalani
serangkaian proses kompleks untuk dapat mengkategorikan benda visual yang ada di
sekeliling kita.

 Sklera, berfungsi untuk melindungi bagian dalam pada bola mata.


 Koroid, berfungsi untuk menyuplai makanan dan juga oksigen ke dalam retina dan
mencegah untuk terjadinya pantulan cahaya yang kemungkinan masuk ke dalam
bagian bola mata.

 Retina, fungsinya untuk melihat cahaya atau menangkap cahaya.

 Iris, berfungsi untuk memberikan warna pada mata dan mengatur besar kecilnya
pupil.

 Pupil, berfungsi untuk mengatur sedikit atau banyaknya cahaya yang masuk ke dalam
mata.

 Lensa, berfungsi untuk mengatur daya akomodasi lensa supaya bayangan tepat jatuh
pada retina.

 Bintik kuning, berfungsi sebagai tempat berkumpulnya reseptor.

 Bintik buta, bagian dalam mata yang menjadi tempat masuk dan juga membelokkan
berkas saraf.

Proses terjadinya pengelihatan :

 Cahaya memantulkan obyek dan mengirim pada garis lurus menuju mata Anda.
 Cahaya melalui kornea, menuju pupil dan diteruskan ke lensa mata.
 Kornea dan lensa membelokkan (membiaskan) cahaya agar di fokuskan ke retina.
 Photoreceptors pada retina mengkonversi cahaya menjadi gelombang elektrik.
 Gelombang elektrik melalui saraf optik menuju otak.
 Otak memproses sinyal-sinyal itu menjadi sebuah bayangan (image).

Anda mungkin juga menyukai