Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NURZAKILA

KELAS : BIOLOGI C

NIM : 105440009415

PROSES TERJADINYA 5 INDRA

1. Penglihatan (MATA)
Proses terjadinya penglihatan dimulai dari rangsangan cahaya, rangsang cahaya
masuk ke mata melalui kornea. Terus melewati pupil yang lebarnya di atur oleh iris,
lalu di biaskan oleh lensa. Maka terbentuklah bayangan di retina yang bersifat nyata,
terbalik dan di perkecil. Selanjutnya sel-sel batang dan sel kerucut meneruskan sinyal
cahaya melalui saraf penglihatan dan saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital
sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan
menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima
rangsang mata kanan. Di dalam lobus ini rangsang akan di olah kemudian di
interprestasikan. Sehingga apabila orang sedang mengalami kecelakaan dan
mengalami kerusakan lobus ospital, maka dia akan mengalami buta permanen
walaupun bola matanya sehat.
2. Pendengaran (TELINGA)
Proses terjadinya pendengaran di mulai dari getaran. Di sini getaran menciptakan
gelombang bunyi yang akan di tangkap oleh daun telinga. Lalu gelombang bunyi
masuk ke dalam liang telinga menyebabkan gendang telinga bergetar. Gelombang
bunyi menggetarkan gendang telinga. Getaran bunyi bergerak melalui osikula ke
rumah siput. Getaran bunyi menyebabkan cairan di dalam rumah siput bergetar.
Getaran cairan itu menyebabkan sel rambut melengkung. Sel rambut menciptakan
sinyal saraf yang kemudian di tangkap oleh saraf ouditori. Sel rambut pada salah satu
ujung rumah siput mengirim informasi bunyi nada rendah dan sel rambut pada ujung
lain mengirim informasi bunyi nada tinggi. Selanjutnya saraf auditori mengirim sinyal
ke otak dimana sinyal di tafsirkan sebagai bunyi/suara.
3. Penciuman (HIDUNG)
Proses terjadinya penciuman di mulai dari bau di udara pernapasan masuk melalui
rongga hidung. Di dalam rongga hibung terdapat selaput lendir yang mengandung sel-
sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial
yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk
menjalin dengan serabut-serabut otak. Zat-zat kimia berupa gas atau uap masuk
bersama udara dan inspirasi mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam
lendir hidung, sehingga terjadi peningkatan zat dengan protein membran pada dendrit.
Kemudian akan timbul impuls-impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu
akson akan bergabung menjadi suatu bundel yang di sebut saraf I otak. Saraf otak ke I
ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian
bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls di jalarkan ke daerah
pembau primer pada korteks otak untuk di interprestasikan.
4. Pengecap (LIDAH)
Proses terjadinya pengecap di mulai dari zat kimia yag terlarut di dalam air liur lalu di
terima oleh resepor saraf pengecap, di terima sebagai impuls saraf dan di teruskan
menuju pusat pengecap di otak untuk di terjemahkan. Aroma akan mempengaruhi rasa
dan rasa akan mempengaruhi aroma. Hal ini dapat terjadi karena zat-zat yang mudah
menguap itu akan masuk ke dalam lubang hidung akan sampai ke mulut melalui
faring lalu larut dalam ludah sehingga merangsang reseptor pengecap. Jadi indra
hidung dan pengecap akan bekerjasama ketika merasakan makanan makanan yang
sedap maupun tidak sedap.
5. Peraba (KULIT)
Proses terjadinya indra peraba dimulai dari rangsangan di kulit (misalnya, memegang
air dingin, di cubit, di sentuh dll) akan di terima oleh reseptor (penerima rangsangan)
yang terletak di bawah permukaan kulit. Kemudian di teruskan ke saraf tepi (saraf di
luar otak dan sumsum tulang belakang), lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di
sumsum tulang belakang. Kemudian stimulus di teruskan ke atas sampai ke thalamus
(pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam
memproses/mengolah informasi sensorik ini). Di sini stimulus di kirim ke pusat
sensorik di otak besar (cerebral cortex) yang di sebut korteks sensorik.

Anda mungkin juga menyukai