Anda di halaman 1dari 3

1.

HABITAT PAKU
Habitat tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis hingga dekat kutub
utara dan selatan. Mulai dari hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran rendah hingga
dataran tinggi, lingkungan yang lembab, basah, rindang, kebun tanaman, pinggir jalan paku
dapat dijumpai. Habitat tumbuhan paku dapat ditemukan di tanah contohnya pada tumbuhan
suplir (Adiantum cuneatum), di air contohnya pada tanaman azolla (azolla), di bebatuan
contohnya pada tumbuhan paku pedang (Nephrolepis), dan epifit pada pohon contohnya pada
tumbuhan paku sarang burung (Asplenium nidus). Kelompok tumbuhan ini dapat beradaptasi
pada tempat ternaugi dan terpapar matahari (Arini, 2012 dan Nasution, 2018)

2. Reproduksi paku
Tumbuhan paku berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Berikut penjelasannya.
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi secara aseksual, tanpa adanya peleburan sel
kelamin jantan dan betina. Perkembangbiakan vegetatif dengan spora haploid (n) yang
dihasilkan oleh tumbuhan paku. Pembentukan spora dalam sporangium (kotak spora) terjadi
melalui pembelahan miosis. Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan,
antara lain sebagai berikut:
1. Fragmentasi
Fragmentasi terjadi dengan cara pemisahan rhizoma dari koloni induk. Pangkal rhizoma
atau akar tunggal mati dan cabang-cabangnya akan tumbuh menjadi individidu baru.
Perkembangbiakan semacam ini dijumpai pada tumbuhan paku yang tumbuh menjalar,
misalnya Pteridium aquilinum, dan Dryopteris rigida.
2. Kuncup Tunas
Tunas dibentuk pada:
⇒ sisi bawah helai daun, misalnya pada Asplenium buldiferum,
⇒ sisi atas helai daun, misalnya pada Asplenium viviparum dan Displazium celtidiforum,
⇒ pangkal daun, misalnya pada Cystopteris bulbifera
3. Tunas Ujung Daun
Dibentuk oleh tunas ujung daun yang bersifat embrional. Bila ujung daun ini menyentuh
tanah yang lembab maka akan segera membentuk tunas dengan akar-akar yang tumbuh ke
dalam tanah. Selanjutnya, tunas ini tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada Asplenium
pentifidium
4. Umbi Batang
Umbi yang dihasilkan dapat bertahan pada tanah yang kering. Dapat dijumpai pada
semanggi atau Marsilea crenata.
4. Tunas Akar
Dapat dijumpai pada Platycerum, Asplenium, dan Ophioglosum.
Sedangkan reproduksi generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan secara kawin atau seksual,
ditandai dengan adanya peleburan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan sel kelamin betina (sel telur
atau ovum) yang kemudian menghasilkan zigot. Sel telur dihasilkan oleh arkegonium, sedangkan sel
spermatozoid dihasilkan oleh anteridium. Anteridium dan arkegonium dihasilkan di dalam protalium
Dalam reproduksi paku terjadi metagenesis, yaitu terjadinya pergiliran keturunan yang teratur antara
tahap vegetatif dan generatif.
Tjitrosoepomo (2009) menyatakan bahwa tumbuhan paku memiliki gametofit yang dinamakan
protalium. Protalium ini hanya berumur beberapa minggu. Ukuran paling besar hanya beberapa
sentimeter dan bentuknya menyerupai talus Hepaticeae. Protalium tumbuhan paku umumnya berbentuk
jantung, berwarna hijau dan melekat pada substratnya dengan rhizoid. Protalium tersebut memiliki
anteridium (biasanya pada bagian yang sempit) dan arkegonium (dekat dengan lekukan bagian yang
lebar). Pembuahan hanya dapat berlangsung jika ada air. Anteridium dan arkegonium terdapat pada sisi
bawah protalium di antara rhizoid-rhizoidnya. Pembuahan pada paku selesai jika zigot tumbuh
keturunan yang diploid yaitu sporofitnya. Tumbuhan paku sporofit berbeda dengan sporofit lumut.
Tumbuhan paku biasanya berupa protalium lalu mati, akan tetapi jika tidak terjadi pembuahan,
protalium dapat bertahan hingga lama. Sporofit itulah yang pada pteridophyta menjadi tumbuhan paku
yang tubuhnya dapat dibedakan akar, batang dan daun (Tjitrosoepomo, 2009).

3. PERANAN PAKU DAN MANFAAT


Manfaat Tumbuhan Paku Tumbuhan paku banyak memiliki manfaat dan peranan penting
dalam kehidupan manusia misalnya:
a. Tanaman hias : Adiantum ( suplir), Platycerium ( paku tanduk rusa), Asplenium ( paku
sarang burung), Nephrolepis (paku gunung), Alsophoila (paku tiang) dan lainnya.
b. Bahan obat : Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni), Cyclophorus,
untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk obat cacing
c. Bahan sayuran : Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda) dan lain-lain.
d. Kesuburan tanah : Azolla pinata, karena mampu bersimbiosis dengan Anabaena (alga
biru) sehingga dapat mengikat unsur nitrogen udara.
e. Gulma pertanian : Salvinia natans (kayambang), pengganggu tanaman padi
Tumbuhan paku memiliki beberapa peranan penting yaitu dalam pembentukan
humus, melindungi tanah dari erosi, menjaga kelembaban tanah, dan salah satu tumbuhan
pionir pada tahap awal suksesi ekosistem hutan. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian
dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui
hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh
di daerah tropika basah yang lembap. Tumbuhan ini cenderung menyukai kondisi air yang
melimpah karena salah satu tahap hidupnya tergantung dari keberadaan air, yaitu sebagai
tempat media bergerak sel sperma menuju sel telur (Nugroho, 2018)
Nasution., dkk. 2018. Inventarisasi Tumbuhan Paku Di Kampus I Universitas Medan Area. Jurnal
Klorofil, 1(2): 105-110
Arini., dkk. 2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Cagar Alam Gunung Ambang
Sulawesi Utara. Jurnal Info BPK Manado, 1(2): 17-40
Nugroho., dkk. 2018. Karakteristik Tumbuhan Paku (Pterydophyta) Di Jalur Ciwalen, Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango, Cisarua, Jawa Barat. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, 13(1): 28-
37
Tjitrosoepomo, G. 2009.Taksonomi Umum(Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan).Yogyakarta: UGM
Press

Anda mungkin juga menyukai