Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRKATIKUM

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KARAKTERISTIK


LUMUT, PAKU, ANGIOSPERMAE, DAN GYMNOSPERMAE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran


yang dibimbing oleh Dr. Murni Saptasari, M. Si.

Disusun oleh:

Mutiara Tsani (210341627236)


Offering C

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2022
HASIL ANALISIS DATA

Karakteristi Lumut Paku Angiospermae Gymnospermae


k (Lumut Daun) (Paku Suplir) (Bunga kertas) (Cemara: Picea
abies)
Organ vegetatif:
-Akar Rhizoid Serabut Serabut Tunggang

-Batang - Licin berkayu berbulu,keras berkayu

-Daun Filoid  makrofil Makrofil Makrofil

Bentuk Daun Lonjong Bulat dan Bangun ginjal Ramping


bergelombang
seperti kipas

Ujung Daun Tumpul Terbelah Membulat Meruncing 


Organ Generatif:
-Bunga - - kelopak bergaris -
Karakteristi Lumut Paku Angiospermae Gymnospermae
k (Lumut Daun) (Paku Suplir) (Bunga kertas) (Cemara: Picea
abies)

-Buah - - - -
-Biji - - Bakal biji tertutup Bakal biji terbuka

-Spora v v - -

Berdasarkan tabel pengamatan, dapat diketahui persamaan dan perbedaan tumbuhan


lumut, paku, angiospermae, dan gymnospermae dengan mengamati contoh tumbuhan dari
masing-masing kelompok tersebut. Sampel lumut yang kami amati adalah lumut daun
(bryophyta), tumbuhan paku suplir, bunga kertas dari kelompok angiospermae, dan cemara
spesie Picea abies dari kelompok tumbuhan gymnospermae. Persamaan dan perbedaan pada
tabel didasarkan pada karakteristik organ generatif dan organ vegetatifnya. Organ generatif
meliputi akar, batang, dan daun. Sedangkan organ vegetatifnya yaitu bunga, buah, biji, dan
spora.
Lumut daun memiliki akar berupa rhizoid, tidak berbatang, daunnya berupa filoid
berbentuk lonjong dengan ujung agak tumpul. Lumut tidak memiliki bunga, buah, dan biji,
akan tetapi memiliki spora. Sama halnya dengan lumut, akar paku berupa rhizoid. Namun
juga bisa disebut serabut. Batang paku suplir licin berkayu, daunnya makrofil berbentuk bulat
dan bergelombang seperti kipas. Ujung daunnya terbelah. Lumut juga tidak memiliki bunga,
buah, dan biji, tetapi memiliki spora. Adapun bunga kertas sebagai contoh kelompok
tumbuhan angiospermae, akarnya serabut, batangnya berbulu dan keras, daunnya makrofil
berbentuk bangun ginjal. Ujung daunnya membulat. Bunga kertas kelopak bunganya
bergaris, tidak menghasilkan buah, dan bakal bijinya tertutup. Bunga kertas tidak berspora.
Sedangkan Cemara (Picea abies) sebagai tumbuhan gymnospermae, berakar tunggang,
batang berkayu, dan daunnya makrofil berbentuk ramping dan ujungnya meruncing.
Tumbuhan cemara tidak berbunga dan tidak menghasilkan buah. Akan tetapi berbiji dengan
bakal biji terbuka. Sama seperti bunga kertas, tumbuhan cemara ini tidak berspora.

PEMBAHASAN

Lumut (Bryophyta) merupakan peralihan dari talus ke bentuk kormus (Eni Nuraeni,
2013). Tumbuhan lumut tergolong tumbuhan tingkat rendah karena tidak memiliki struktur
jaringan pengangkut xylem dan floem seperti yang biasa ditemui pada tumbuhan tingkat
tinggi. Bryophyta hanya memiliki struktur yang mirip dengan akar (rhizoid) untuk
melangsungkan absorbsi serta transportasi air dan nutrisi bagi kebutuhan hidupnya.
Bryophyta memiliki alat perkembangbiakan berupa anteridium (gamet jantan) dan
arkegonium (gamet betina) yang dihasilkan dari protonema. Fase dominannya adalah
gametofit. Sifatnya yg (n) membuatnya lebih rentan dalam lingkungannya dibandingkan
tumbuhan paku.

Pterydophyta (Paku) telah mempunyai kormus. Bagian-bagiannya sudah


berdiferensiasi menjadi akar, batang, dan daun (Pusmanti, 2017). Tumbuhan ini hidup di
habitat yang lembab (higrofit), berbagai tempat di air (hidrofit), dan menempel (epifit) pada
permukaan batu, tanah, dan pohon (Ulfa, 2017). Akan tetapi, jenis tumbuhan paku yang ada
saat ini sebagian besar bersifat higrofit. Tumbuhan ini lebih menyukai tempat-tempat yang
memiliki kelembaban yang tinggi. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan
(gametogenesis), yang masa reproduksinya dapat dibedakan atas fase gametofit dan sporofit
yang saling independen (Nurcahyati, 2016). Fase gametofit pada tumbuhan paku memiliki
usia yang relatif pendek jika dibandingkan dengan fase sporofit.

Gymnospermae merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung


dalam bakal buah (ovarium). Gymnospermae mempunyai alat reproduksi yang mempunyai
bentuk strobilus seperti yang terdapat pada tumbuhan paku-pakuan dan tidak mempunyai
bunga serta memiliki sistemasi buah tunggal. Gymnospermae berupa tumbuhan tahunan
berkayu dengan beragam habitus. Isi kayu berasal dari bundel balok yang disusun melingkar
pada penampang batang. Gymnospermae juga dicirikan dengan adanya daun, biasanya
daunnya hijau dan berduri, tidak adanya pembuluh di bagian xilem, serta tidak adanya sel
yang berdekatan dengan floem. Dedaunan pada gymnospermae mempunyai bentuk beragam,
keras, hijau, dengan bundel transportasi tidak bercabang atau berbentuk garpu. Tanaman biji
terbuka tidaklah memiliki kelopak atau mahkota, sehingga tidak ada bunga asli. Bunganya
juga berfungsi sebagai organ reproduksi yang disebut sporofil. Kelompok sporofil menjadi
bentuk strobilus atau kerucut. Ada gymnospermae dengan runjung jantan dan betina
dikatakan juga berumah satu. Selain itu, tanaman dengan ujung jantan dan betina yang
berbeda disebut rantai ganda.

Angiospermae adalah kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya selalu diselubungi


oleh
suatu badan yang berasal dari daun buah yang disebut dengan bakal buah, kemudian bakal
buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang
telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya. Angiospermae merupakan tanaman benih
vaskular dimana sel telur (telur) dibuahi dan berkembang menjadi biji dalam ovarium
berongga tertutup atau di kenal sebagai Spermatophyta dengan ciri utama berupa biji yang
termasuk golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi (Stevenson,
2019). Ciri khas tumbuhan berbunga berupa bunga, sebagai organ reproduksi dan di dalam
bunga terdapat ovul yang selanjutnya menjadi biji serta memiliki jumlah biji yang banyak,
jika biji-biji tersebut menyebar diperkirakan mampu mendominasi di ekosistem teresterial
(Kurniawati & Martono, 2015).
KESIMPULAN

Karakteristik kelompok tumbuhan lumut, paku, angiospermae, dan gymnospermae


dapat diidentifikasi berdasarkan organ generatif dan organ vegetatifnya. Secara umum, lumut
dan paku memiliki kesamaan di antaranya, akar yang berupa rhizoid, tidak memiliki buah,
bunga, dan biji. Namun memiliki spora. Perbedaan lumut dan paku juga terdapat pada fase
dominannya, lumut dominan pada fase gametofit, sedangkan paku pada fase sporofit. Lumut
sendiri memiliki ciri daun yang berbeda dari kelompok tumbuhan lainnya, yaitu daunnya
berupa filoid. Terkait angiospermae dan gymnospermae, kelompok tumbuhan ini dibedakan
berdasarkan bakal bijinya. Mengingat organ generatif lumut dan paku tidak seperti lumut dan
paku yang berupa spora, melainkan biji. Angiospermae bakal bijinya tertutup, sedangkan
gymnospermae bakal bijinya terbuka. Selain itu, kelompok gymnospermae tidak memiliki
bakal buah (ovarium) sebagaimana angiospermae.

DAFTAR RUJUKAN

Lukitasari, M., 2018. Mengenal Tumbuhan Lumut (Bryophyta). Magetan: CV. AE Medika
Grafika.

Adlini, M. N., Hartono, A., Khairani, M., Tanjung, I. F. & Khairuna, 2020. Identifikasi
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara. Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati. 6(2): 87-94.

Huda, M. K., Amrul, H. M. Z. N. & Soesilo, F. 2020. Keanekaragaman Tumbuhan Berbunga


di Kawasan Malesia. Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan. 6(2).

Rahayu, A., 2022. Kajian Materi Gymnospermae Sebagai Bahan Ajar Taksonomi Tumbuhan
Tinggi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai