Anda di halaman 1dari 14

Ikan merupakan hewan yang biasanya hidup di dalam air, ikan bernapas dengan

insang. Ikan bernapas dengan cara membuka dan menutup insang. Air yang masuk
melalui mulut akan dikeluarkan ikan melalui insang. Terjadi pertukaran gas saat air
melalui lembaran insang. Air dengan banyak kandungan oksigen masuk ke dalam
tubuh melewati insang. Pada saat bersamaan, karbondioksida keluar dari tubuh
melalui pembuluh darah lembaran insang. Pembuluh darah pun akan mengikat
oksigen yang berasal dari air.

Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada
umumya, saluran pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut,
rongga mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, dan anus. Sedangkan sel
atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankeas. Kelenjar
pencernaan menghasilkan enzim yang dibutuhkan dalam proses pencernaan pada
ikan. Berikut ini penjelasan alat pernapasan dan pencernaan pada ikan.

1. Alat Pernapasan Ikan


Beberapa ikan bertulang sejati (misalnya ikan mas), insangnya memiliki tutup
pelindung yang disebut operkulum. Insang merupakan alat pernapasan yang
terdapat pada banyak organisme air, yang berfungsi untuk mengeksrtak oksigen
yang larut dalam air dan mengeluarkan karbon dioksida. Insang pada ikan bukan
hanya berfungsi sebagai alat pernapasan. Insang berfungsi pula sebagai alat ekskresi
garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Insang terletak
di sebelah kanan dan kiri kepala ikan, di dalam rongga insang. Pada setiap sisi
kepala, terdapat 5 – 7 lembar insang. Setiap lembar insang dipisahkan oleh celah
insang. Berikut ini adalah bagian-bagian insang:
 Lengkung insang: berasal dari tulang rawan
 Rigi-rigi insang: berfungsi sebagai penyaring air saat bernapas
 Filamen atau lembar insang: berwarna merah muda (karena mengandung
pembuluh kapiler darah), berbentuk seperti sisir. Filamen mengandung banyak
lamela (lapisan tipis).

Proses pernapasan pada ikan terjadi dalam dua fase, yaitu inspirasi dan ekspirasi.
 Inspirasi. Tekanan udara rongga mulut lebih kecil dibanding tekanan udara di air –
air masuk ke rongga mulut – rongga mulut tertutup – udara masuk insang melalui
difusi – operkulum terbuka – air mengalir melalui celah insang, menyentuh
filamen – Oksigen diikat kapiler darah – disebarkan ke jaringan-jaringan tubuh.
 Ekspirasi. Karbondioksida dibawa dari jaringan tubuh – menuju insang –
dikeluarkan dari tubuh.

Beberapa jenis ikan (misalnya ikan gabus dan lele) memiliki labirin berupa rongga-
rongga tidak beraturan yang merupakan perluasan ke atas dari insang yang
membentuk lipatan-lipatan. Labirin ini berfungsi untuk menyimpan cadangan
Oksigen sehingga ikan dapat bertahan pada kondisi minim Oksigen. Alat lain yang
digunakan untuk menyimpan cadangan Oksigen adalah gelembung renang, yang
letaknya di dekat punggung.

2. Alat Pencernaan Ikan


Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut dan berakhir pada anus.
Struktur dan fungsi saluran pencernaan pada ikan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Saluran Pencernaan Ikan


Walaupun bentuk saluran pencernaan ikan dari depan sampai ke belakang hampir
sama, tetapi masih dapat dibedakan masing-masing bagian, sebagai berikut:
 Mulut, pada bagian rahangnya terdapat gigi-gigi kecil. Fungsi mulut pada ikan
adalah sebagai alat untuk memasukkan makanan. Makanan oleh ikan tidak
dikunyah atau dicerna seperti pada hewan bertulang belakang lainnya kecuali
beberapa jenis ikan pemakan tumbuhan.
 Pangkal tenggorokan (pharynx), merupakan lanjutan rongga mulut yang terdapat
di daerah sekitar insang. Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga
mulut, Jika benda yang ditelan bukan makanan maka akan dibuang melalui insang
 Kerongkongan (esophagus), sangat pendek dan merupakan lanjutan dari pharynx,
berbentuk seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang. Kerongkongan
berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan.
Pada ikan laut esophagus berperan dalam penyerapan garam.
 Lambung, merupakan lanjutan dari esophagus dan berupa saluran memanjang
yang agak membesar. Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan
yang tidak berlambung fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan
yang dimodifikasi menjadi kantong yang membesar.
 Pylorus, pylorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan, pada beberapa
spesies tertentu, di bagian akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan berbentuk
kantong buntu yang disebut pylorus. Kantong buntu ini berguna untuk
memperluas permukaan dinding ventrikulus agar pencernaan dan penyerapan
makanan dapat berlangsung lebih sempurna.
 Usus, berbentuk seperti pipa panjang yang berkelok-kelok dan sama besarnya,
berakhir dan bermuara keluar pada lubang anus. Usus merupakan bagian
terpanjang dari saluran penceraan. Pada bagian depan usus terdapat dua saluran
yang masuk ke dalam yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu dan yang
berasal dari pankreas. Usus berfungsi sebagai penyerapan sari makanan.
 Anus. Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati
anus terletak di sebelah depan saluran genital. Anus berfungsi untuk mengeluarkan
sisa-sisa pencernaan.

b. Kelenjar Pencernaan
 Hati, bentuknya besar, berwarna merah kecoklat-coklatan, letaknya di bagian
depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus. Fungsi hati menghasilkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses
pencernaan lemak.
 Kantong empedu, bentuknya bulat bila berisi penuh, berwarna kehijau-hijauan,
terletak pada bagian depan dari hati, mempunyai saluran yang disebut ductus
cysticus yang bermuara pada usus. Kantong empedu berfungsi untuk menampung
dan menyimpan empedu dan mencurahkannya ke dalam usus bila diperlukan.
Empedu berguna untuk mencernakan lemak.
 Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali,
fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon
insulin.

1. .Jarak=1.200 m
Waktu=6 menit
6 menit = 1.200
1 menit =1.200:6 =200 Meter

2. Udin = 1800m : 9menit = 200m tiap menit


edo = 1800m : 6menit = 300m tiap menit

27
Udin: 1800 : 9 = 200m/menit
edo: 1800 : 6 = 300m/menit
Udin :
9 menit = 1.800 meter
1 menit = 1.800 : 9
= 2.000 m
Berarti dalam 1 menit Udin menempuh jarak 2.000 m

Edo :
6 menit = 1.800 meter
1 menit = 1.800 : 6
= 3.000 m
Berarti dalam 1 menit Edo menempuh jarak 3.000 m

EDO=1800 x 6 = 9x

10800 = 9x

x = 10800/9 = 1200

meter selama 6 menit

berarti 1 menit

menempuh = 1200/6 =

200 METER

UDIN = 1800 : 9

MENIT = 200 METER

3. 08.00-05.00= 3 jam

36:3=12km

12:3=4

12+4=16 km per jam

4. Jadi bisa dirumuskan seperti ini :


400 = 80
Jadi >> masing2 disederhanakan
5=1
Kesimpulan
5 : I detik menempuh 5 meter

V=s:t
= 400 m : 80 s
= 5 m/s
jadi, jarak yang ditempuh pelari setiap detik adalah 5 meter

Manusia telah diberi anugerah oleh Tuhan untuk memiliki organ tubuh yang sempurna
baik di dalam maupun di luar tubuh. Organ-organ tersebut memiliki bentuk sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Organ-organ tersebut berperan penting dalam setiap proses yang
terjadi pada tubuh kit, termasuk proses pencernaan. Proses pencernaan manusia adalah proses
yang cukup rumit dan panjang sehingga melibatkan banyak organ penting di dalam tubuh
manusia.

Organ-organ Pencernaan Manusia

Organ pencernaan manusia terdiri dari gigi, lidah, kerongkongan, lambung, usus halus, ususu
besar dan anus. Organ-organ tersebut telah memiliki fungsi masing-masing yang akan
memudahakan proses pencernaan manusia. Organ pencernaan yang ada di dalam tubuh
manusia beserta ciri-ciri dan fungsinya antara lain adalah sebagai berikut :

1. Gigi

Gigi memiliki fungsi sebagai :

 Pemotong Makanan
 Pengoyak Makanans
 Penggiling makanan

Manusia memiliki tiga jenis gigi yang terdiri dari gigi seri atau insisor, gigi taring atau
caninus dan gigi geraham atau molar. Masing-masing gigi tersebut memiliki ciri-ciri yang
berbeda.
 Gigi Seri : Gigi seri memiliki bentuk pahat dan berfungsi untuk menggigit dan memotong
makanan.
 Gigi Taring : Gigi taring memiliki bentuk yang lancip dan runcing yang dapat berfungsi untuk
menusuk dan mengoyak makanan yang masuk ke dalam mulut.
 Gigi Geraham : Gigi geraham memiliki bentuk rata dan bergerigi yaang dapat berfungsi
untuk mengunyah makan yag sebelumnya telah terpotong dan terkoyak terlebih dahulu agar
makanan dapat lebih mudah dicerna.

Gigi memiliki beberapa bagian, yakni bagian mahkota, leher dan akar gigi. Tiga bagian
tersebut juga masih terdiri dari bagian-bagian kecil lainnya yang akan dibahas di bawah ini.

1. Mahkota Gigi
2. Mahkota gigi terletak di atas gusi
3. Bagian terluar dari mahkota gigi dilapisi oleh lapisan yang bernama email berwarna putih.
Email tersusun dari kalsium, fluoride, dan fosfat .
4. Bagian dalam dari mahkota gigi adalah tulang gigi (atau dentin) dan pulpa. Pulpa
mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf-saraf.
5. Leher Gigi
6. Leher gigi adalah bagian gigi yang dikelilingi oleh gusi.
7. Akar Gigi
8. Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam rahang dan dilapisi oleh semen sehingga
dapat melekat pada gusi.

Jumlah gigi pada setiap umur yang berbeda akan berbeda pula. Jumlah gigi anak-anak adalah
20 buah yang terdiri dari 8 gigi seri, 8 gigi geraham dan 4 gigi taring. Sedangkan orang
dewasa memiliki 32 buah gigi yang terdiri dari 8 gigi seri, 20 gigi geraham dan 4 gigi taring.

2. Lidah

Lidah berperan sebagai pengatur letak makanan yang masuk ke dalam mulut, selain itu juga
membantu proses menelan, pencampuran makanan, sekaligus sebagai pengecap rasa
makanan.

Lidah membantu mengarahkan makanan di antara gigi sehingga menjadi mudah untuk
dihancurkan dan dan dibentuk menjadi bentuk yang lembek. Bentuk makanan ini disebut
dengan bolus. Selanjutnya bolos akan didorong menuju ke faring dengan bantuan lidah.

Lidah dapat mengecap beberapa rasa seperti :

 Pada ujung lidah mengecap rasa manis


 Pada bagian tepi depan mengecap rasa asin
 Pada bagian samping lidah mengecap rasa asam
 Pada bagian belakang atau pangkal lidah mengecap rasa pahit

1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh lewat mulut.


2. Mastikasi: proses pengunyahan makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses penelanan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: proses pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan yang terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna bagi tubuh melalui anus.

Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat


pencernaan sseperti penjelasan berikut ini.

1. Mulut

Bagian-bagian Mulut

Perjalanan makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Di dalam
mulut, makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat
beberapa alat pencernaan yang berperan dalam prosesnya yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah
(glandula salivales).

a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Gigi membantu
memecah makanan yang berukuran besar menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal
ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat lebih efisien dan cepat mencerna
makanan. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan,
mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia
enam bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus). Gigi pada anak berusia 6 tahun
berjumlah 20 buah, dengan susunan sebagai berikut.

1. Gigi seri (dens insisivus), 8 buah, berfungsi untuk memotong makanan.


2. Gigi taring (dens caninus), 4 buah, berfungsi untuk merobek makanan.
3. Gigi geraham kecil (dens premolare), 8 buah, berfungsi untuk mengunyah makanan.

Struktur Gigi Manusia

Ketika usia anak berkisar antara 6 hingga 14 tahun, gigi susu mulai tanggal dan
kemudian digantikan dengan gigi permanen. Gigi permanen manusia jumlahnya 32 buah,
yang berarti ada penambahan geraham besar yang berjumlah 12 buah.
Setiap gigi manusia tertanam dalam rahang dan dilindungi oleh gusi. Struktur luar gigi terdiri
atas bagian-bagian berikut.

1. Mahkota gigi (corona) : bagian yang tampak dari luar.


2. Akar gigi (radix) : bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
3. Leher gigi (colum) : bagian yang terlindung oleh gusi.

Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian-bagiannya sebagai berikut.

1. Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar dari gigi. Email merupakan
struktur terkeras dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
2. Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
3. Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam dari gigi. Di pulpa
terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.
4. Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.

b. Lidah
Lidah pada sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan
makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat
mengunyah makanan. Lidah juga dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena
mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik yang
permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir
(mukosa).

c. Kelenjar ludah
Di dalam rongga mulut, terdapat tiga pasang kelenjar ludah, yaitu (1) glandula
parotis, (2) glandula submaksilaris, dan (3) glandula sublingualis atau glandula
submandibularis.
Air ludah memiliki peran penting dalam proses perubahan zat makanan secara
kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi,
air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi
lebih lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini
menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan
yang telah dilumatkan dengan kunyahan dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut
bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya, yaitu kerongkongan.

2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran yang memiliki panjang ± 25 cm, saluran
kerongkongan yang tipis digunakan sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung.
Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Bagian dalam
kerongkongan selalu basah, hal ini disebabkan karena cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-
kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga supaya bolus menjadi
basah dan licin. Keadaan ini dapat mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan
menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan
disebabkan oleh gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik ini
terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara
memanjang dan melingkar.
Mengapa bolus tidak dapat masuk ke dalam saluran pernapasan pada saat
menelan makanan? Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka
untuk jalan udara dari hidung. Epiglotis yang seperti gelambir di kerongkongan mengendur
sehingga udara masuk ke paru-paru. Saat makan, makanan dikunyah lalu ditelan masuk ke
dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak
beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut terangkat ke atas dan menutup
saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan
menutup hingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru, tetapi tetap masuk ke
kerongkongan.

3. Lambung
Lambung adalah saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, lambung
terletak di bawah sekat rongga badan. Lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Bagian atas (kardiak), merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah (fundus), merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah (pilorus), yang berbatasan dengan usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan adalah otot sfinkter kardiak
yang akan terbuka secara refleks bila ada bolus yang masuk. Sementara itu, di bagian pilorus
terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti
juga halnya dengan otot-otot kerongkongan. Apabila otototot ini berkontraksi, otot-otot
tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme).
Gerak peremasan itu dikenal sebagai proses pencernaan secara mekanis. Pencernaan ini
disebabkan oleh otot-otot dinding lambung. Dinding lambung terdiri atas otot polos yang
berbentuk memanjang, melingkar, dan serong.

Struktur lambung yang tersusun dari lapisan-lapisan otot

Sedangkan pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah lambung
ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan
bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi sebagai pelindung
dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah
lambung ini dapat dihasilkan akibat adanya rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah
lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air.
Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti
renin, pepsinogen, dan lipase.
Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.

1. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat di dalam getah lambung, misalnya


pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus
menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul yang lebih kecil.
2. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
3. Mengubah kelarutan garam mineral.
4. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membasmi kuman yang ikut
masuk ke lambung bersama bolus.
5. Mengatur buka dan tutup katup antara lambung dan usus dua belas jari.
6. Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin di dalam getah lambung berfungsi untuk mengendapkan kasein atau
protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen
menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi untuk memecah molekul-molekul protein menjadi
molekulmolekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi untuk mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol.
Kemudian, kimus masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil.
Apabila otot-otot ini berkontraksi, kimus akan didorong masuk ke usus halus sedikit demi
sedikit.

4. Usus halus

Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6 sampai 8


meter, lebarnya 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili (jonjot-jonjot usus). Vili ini
berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh saat proses penyerapan
makanan.
Kimus berasal dari lambung, kimus mengandung molekulmolekul pati yang telah
dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang sudah dicernakan di
lambung sebelumnya, molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lainnya.
Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-
molekul glukosa. Sementara itu, molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul
asam amino, adapun semua molekul lemak dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak.
Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih bersifat kimiawi. Berbagai macam
enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan
kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus dapat menghasilkan getah
pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah pencernaan yang
berperan pada usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.

a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan yang 86% berupa air, dan tidak
mengandung enzim. Akan tetapi cairan empedu mengandung mucin dan garam empedu yang
berperan dalam pencernaan makanan.
Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.

1. Air, sebagai pelarut utama.


2. Mucin, untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada
dinding usus.
3. Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang membuat empedu menjadi
bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air
(mengemulsikan lemak).
Cairan empedu dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar
dalam tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai
pembentuk empedu, sebagai tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan
unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi untuk membentuk darah
pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan
ke peredaran darah serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Empedu mengalir dari hati ke usus halus melalui saluran empedu. Dalam proses
pencernaan, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak. Selain itu, cairan empedu
berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada
protein, dan merangsang gerak peristaltik pada usus.

b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan
berperan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini
dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau-pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin
ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap dalam keaadaan normal dan mencegah diabetes
melitus.
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir masuk ke usus halus melalui saluran pankreas .
Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, : yaitu (1) lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, (2) tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan (3) amilase
membantu dalam pemecahan pati.

c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah
usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.

1. Sukrase, yang berfungsi untuk membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa


menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase, yang berfungsi untuk membantu mempercepat proses pemecahan maltosa
menjadi dua molekul glukosa.
3. Laktase, yang berfungsi untuk membantu mempercepat proses pemecahan laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa.
4. Enzim peptidase, yang berfungsi untuk membantu mempercepat proses pemecahan
peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol yang merupakan hasil
pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus
terutama di bagian jejunum dan ileum. Selain itu, vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-
vitamin yang dapat larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan
vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap mineral
dan perbedaan struktur dari bagian-bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam
penyerapan Na+, akan tetapi tidak untuk Cl–, HCO3–, dan ion-ion bivalen. Penyerapan Ion
K+ hanya terbatas di jejunum. Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum. Proses
penyerapan di usus halus dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat
pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa
diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan
asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak.
Emulsi lemak kemudian bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi,
asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak
kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil (limfa), emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk
dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat
diserap pada usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).

5. Usus besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang kurang lebih satu meter dan terdiri atas (1)
kolon ascendens, (2) kolon transversum, dan (3) kolon descendens. Di antara intestinum
tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada
ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa
sel darah putih yang berperan dalam proses imunitas.

Usus besar dan saluran anus

Zat-zat sisa yang masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan
oleh tubuh ini di dalam usus besar didorong ke belakang dengan gerakan peristaltik.
Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon
ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama kurang lebih satu sampai empat hari.
Pada saat itu terjadi proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri
Escherichia coli, yang mampu membentuk vitamin K dan B12 . Selanjutnya zat-zat sisa ini
terdorong sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dengan gerakan
peristaltik, dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu
rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian terjadi defekasi akibat adanya aktivitas
kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan. Di dalam usus besar ini semua proses
pencernaan telah selesai dengan sempurna.

6.Kelainan dan Gangguan pada Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan kita terkadang mengalami beberapa kelainan atau gangguan
akibat pola makan yang tidak sehat, antara lain sebagai berikut.

1. Diare, merupakan gangguan sistem pencernaan akibat feses yang keluar dalam bentuk
encer, diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput lendir dinding kolon oleh
bakteri disentri. Selain itu, diare ini juga dapat disebabkan oleh pola diet yang salah,
zat-zat beracun atau makanan yang dikonsumsi juga dapat menimbulkan iritasi pada
dinding lambung.
2. Sembelit (konstipasi), merupakan gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh
keterlambatan defekasi. Keterlambatan defekasi ini adalah akibat dari absorpsi atau
penyerapan air pada feses di usus besar berlebihan. Hal ini menyebabkan feses
menjadi kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Sembelit juga disebabkan oleh
pola makan yang kurang sehat, menahan buang air besar pada saat normal, atau juga
dapat diakibatkan karena emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut, dan stres.
3. Gastritis, merupakan gangguan sistem pencernaan akibat lapisan mukosa lambung
mengalami peradangan atau iritasi. Gastritis ini dapat disebabkan oleh makanan yang
kotor atau kelebihan asam di dalam lambung.
4. Appendisitis, merupakan gangguan sistem pencernaan yang disebabkan oleh
peradangan pada umbai cacing (appendiks). Appendisitis ditandai dengan adanya
nanah dan pembengkakan pada umbai cacing.
5. Hemoroid merupakan pembengkakan vena di daerah anus, atau biasa disebut wasir.
Hemoroid bisa terjadi pada penderita yang sering sembelit. Gejala hemoroid ini
meliputi rasa nyeri, gatal-gatal, dan pendarahan di anus.

Anda mungkin juga menyukai