Anda di halaman 1dari 23

KONTRIBUSIHASIL PENILAIAN KINERJAGURU BK/KONSELOR TERHADAP

PENINGKATAN SEKOLAH EFEKTIF

Oleh: Drs. Ujang Saprudin, M.Pd.


)
Pengawas Sekolah Madya Bidang Bimbingan dan Konseling SMA/SMK
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Banten.
Email: ujang.saprudin87@gmail.com

Abstract
Through this study we will analyze the performance impact of counseling teacher /
counselor for improving the effectiveness of the school through the empowerment of BK
teacher performance counselors in schools, because the realization of the policy of effective
schools are demanding a change in attitude and behavior on the part of teachers to support
the growth of initiative, innovation, motivation and creativity to generate a more productive
work in empowering the school authorities, as well as streamline the management of
education in the school system. The main role of BK teacher / counselor as the agent of
reform schools is to ensure the quality of education in schools increasing through guidance
and counseling services quality, comprehensive and build learners independence, so that
ultimately the development of academic quality and non academic learners also increased
optimally and significant ,
,
Keywords: Effective Schools, Performance of BK teacher / counselor

Abstrak
Melalui kajian ini kita akan menganalisis dampak Kinerja guru BK/ Konselor bagi
peningkatan efektivitas sekolah melalui pemberdayaan Kinerja guru BK/ Konselor di sekolah,
karena realisasi kebijakan sekolah efektif tersebut menuntut adanya perubahan sikap dan
perilaku dari pihak guru-guru guna mendukung tumbuhnya prakarsa, inovasi, dan kreatifitas
untuk membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dalam memberdayakan otoritas
sekolah, serta mengefisienkan sistem pengelolaan pendidikan di sekolah. Peran utama dari
guruBK/Konselor sebagai pelaku terjadinya reformasi sekolah adalah memastikan mutu
pendidikan di sekolah semakin meningkat melalui layanan bimbingan dan konseling yang
bermutu,komprehensif dan memandirikan peserta didik,sehingga ujung-ujungnya
pengembangan kualitas akademik dan non akademik peserta didik juga meningkat secara
optimal dan signifikan.
Kata kunci: Sekolah Efektif, Kinerja guru BK/ Konselor

A. Pendahuluan dikembangkan secara terus menerus dan


Guru dengan jabatan profesionalnya proporsional menurut jabatan fungsional
wajib dinilai kinerjanya oleh kepala guru. Demikian pula pelaksanaan Penilaian
sekolah atau yang ditunjuk oleh kepala Kinerja guru BK/ Konselor dimaksudkan
sekolah/Dinas Pendidikan, karena itu, untuk membantu guru BK/Konselor dalam
profesi guru perlu ditingkatkan dan mewujudkan menjadi pendidik profesional,

162
yaitu guru BK/Konselor yang mampu Penilaian adalah suatu proses
memberikan layanan pendidikan kepada pengumpulan, pengolahan, analisis dan
peserta didiknya melalui kegiatan interpretasi data sebagai bahan dalam
pembimbingan yang berkualitas. Hal ini rangka pengambilan keputusan. Dengan
penting karena harkat dan martabat suatu demikian, dalam setiap kegiatan penilaian,
profesi sangat ditentukan oleh kualitas ujungnya adalah pengambilan keputusan.
layanan profesi yang bermutu. Selain hal Penilaian kinerja guru tidak hanya berkisar
tersebut, Penilaian Kinerja Guru BK/ pada aspek karakter individu melainkan
Konselor juga diharapkan dapat juga pada hal-hal yang menunjukkan
menunjukkan secara tepat tentang kegiatan proses dan hasil kerja yang dicapainya
yang harus dilakukan guru BK/ Konselor seperti kualitas dan kuantitas hasil kerja,
dan membantu guru BK/Konselor ketepatan waktu kerja, dan sebagainya.
meningkatkan pengetahuan dan Permenneg PAN dan RB Nomor 16
keterampilannya. Tahun 2009 mendefinisikan Penilaian
Dengan demikian Penilaian Kinerja Kinerja Guru adalah penilaian dari setiap
guru BK/ Konselor diharapkan dapat butir kegiatan tugas utama guru dalam
memberikan kontribusi secara langsung rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan
pada peningkatan kualitas pembimbingan jabatannya. Penilaian ini dilakukan melalui
yang dilakukan, sekaligus membantu pengamatan dan pemantauan, yaitu proses
peningkatan karir guru BK/ Konselor penilaian berdasar bukti yang dilakukan
sebagai tenaga profesional.Untuk pada saat pelaksanaan pembelajaran/
meyakinkan bahwa setiap guru pembimbingan sedang berlangsung.
BK/Konselor adalah seorang profesional Setiap guru BK/ Konselor dalam
dalam bidangnya, maka Penilaian Kinerja menjalankan tugas utamanya itumesti
guru BK/ Konselor harus diberlakukan memiliki kompetensi. Kompetensi adalah
setiap tahun.Bila hal ini dilakukan dengan seperangkat pengetahuan, keterampilan,
benar maka kontribusi Kinerja guru BK/ dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
Konselor dapat diberdayakan untuk dan dikuasai oleh guru BK/ Konselor
meningkatkan efektivitas sekolah. dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
yang meliputi kompetensi pedagogik,
B. Pembahasan kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
Landasan dan Perangkat Penilaian dan kompetensi profesional.
Kinerja Guru BK/ Konselor Kompetensi pedagogik ialah
kemampuan mengelola layanan terhadap
163
peserta didik yang meliputi pemahaman Keempat komponen yang dinilai
terhadap peserta didik, perencanaan dan dalam Penilaian Kinerja guru BK/
pelaksanaan layanan, mengevaluasi Konselor tersebut dikaitkan dengan
layanan, serta pengembangan peserta didik pelaksanaan tugas utama guru. Dalam
untuk mengaktualisasikan potensi yang sistem Penilaian Kinerja guru BK/
dimiliki.Kompetensi kepribadian ialah Konselor, kegiatan pembimbingan tersebut
kemampuan personal yang mencerminkan diklasifikasikan sebagai Tugas Utama
kepribadian yang mantap dan stabil, Guru BK/ Konselor yang mencakup
berakhlak mulia, dewasa, arif, berwibawa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,
serta menjadi teladan bagi peserta didik. pelaporan dan tindak lanjut.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru Pelaksanaan tugas utama guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi tentunya tidak dapat dipisahkan dari
secara efektif dan efisien dengan peserta kemampuan seorang guru dalam
didik, sesama pendidik dan tenaga penguasaan pengetahuan, penerapan
kependidikan, orangtua atau wali peserta pengetahuan dan keterampilan dalam
didik, dan masyarakat sekitar. melaksanakan tugas profesional sebagai
Sedangkan yang dimaksud dengan pendidik. Hal tersebut merupakan wujud
kompetensi profesional ialah kemampuan dari kompetensi yang dibutuhkan sesuai
penguasaan materi layanan secara amanat Permendiknas Nomor16 Tahun
mendalam, yang mencakup penguasaan 2007 tentang Standar Kualifikasi
materi BK dan substansi keilmuan yang Akademik dan Kompetensi Guru atau
menaungi materinya, serta penguasaan Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008
terhadap struktur dan metodologi tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
keilmuannya.Profesional adalah pekerjaan Kompetensi Konselor. Penguasaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh kompetensi guru atau konselor tersebut
seseorang yang memerlukan keahlian, sangat menentukan tercapainya kualitas
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi proses pembelajaran atau pembimbingan
standar mutu atau norma tertentu. Ini peserta didik dan pelaksanaan tugas
termasuk hal penting yang dinilai dalam tambahan dan/atau tugas lain yang relevan
proses Penilaian Kinerja guru BK/ sesuai dengan fungsi sekolah.
Konselor yang lebih menekankan kepada Penilaian Kinerja Guru adalah sistem
penguasaan materi dan sikap profesional penilaian yang dirancang untuk
seorang guru BK/Konselor. mengidentifikasi kemampuan guru dalam
melaksanakan tugas utamanya melalui
164
pengukuran penguasaan kompetensi yang Untuk mencapai tujuan tersebut,
ditunjukkan dalam unjuk kerjanya. Hasil maka Penilaian Kinerja Guru harus
pelaksanaan kegiatan Penilaian Kinerja dilaksanakan secara konsisten dan teratur
Guru memiliki dua fungsi yaitu; (1) setiap tahun dengan memperhatikan
Digunakan sebagai dasar pembuatan prinsip-prinsip sebagai berikut.
perencanaan guru dalam kegiatan 1) Objektif; Semua nilai yang diperoleh
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; harus berdasarkan pada kondisi nyata
dan (2) Digunakan untuk pemenuhan guru dalam melaksanakan tugas
angka kredit guru dalam kenaikan jenjang sehari-hari melalui pengumpulan data
kepangkatan dan jabatannya. dengan cara pengamatan dan
Pelaksanaan kegiatan Penilaian pemantauan sesuai dengan prosedur
Kinerja Guru memiliki tujuan sebagai dan kriteria penilaian yang disediakan.
berikut. 2) Adil; Semua guru dinilai dengan syarat,
1) Untuk menilai kemampuan guru dalam ketentuan dan prosedur yang sama.
menerapkan semua kompetensi yang Penilai dan guru yang dinilai
diperlukan pada proses pembelajaran, membahas dan menyepakati hasil
pembimbingan atau pelaksanaan tugas penilaian berikut alasannya.
tambahan yang relevan dengan fungsi 3) Akuntabel; Penilai dapat
sekolah. mempertanggung jawabkan hasil
2) Menjamin bahwa guru melaksanakan penilaian yang diberikan berdasarkan
tugas dan tanggung jawabnya secara bukti dalam proses pengendalian.
profesional. 4) Transparan; Proses Penilaian Kinerja
3) Menyediakan landasan untuk program Guru memungkinkan bagi penilai, guru
pengembangan keprofesian yang dinilai, dan pihak lain yang
berkelanjutan (PKB) bagi guru. berkepentingan untuk memperoleh
4) Untuk menentukan prosentase informasi tentang apa yang akan
perolehan hasil penilaian kinerja dinilai, bagaimana proses penilaian
untuk perhitungan angka kredit yang dilakukan, dan hasil penilaian.
diperoleh guru atas kinerja 5) Partisipasitif; Kegiatan wawancara
pembelajaran, pembimbingan, atau sebelum pengamatan dan persetujuan
pelaksanaan tugas tambahan yang setelah pengamatan (pertemuan
relevan dengan fungsi sekolah yang persetujuan) melibatkan partisipasi
dilakukannya pada tahun berjalan. aktif guru dalam proses tersebut.

165
6) Berkelanjutan; Guru wajib mengikuti didik yang diasuh dan/atau kelas yang
proses Penilaian Kinerja Guru setiap diampu;
tahun selama menyandang profesinya. b. Contoh instrumen penilaian kebutuhan
7) Terukur; Proses penilaian Penilaian (need assessment) dan analisisnya;
Kinerja Guru dilakukan melalui proses c. Program Bimbingan dan Konseling
penilaian kualitatif (pengamatan dan tahunan dan semesteran;
pemantauan) dan kuantitatif (melalui d. Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)
butir indikator kinerja dan kriteria). yang akan digunakan;
Meski secara yuridis formal, guru e. Rencana Kegiatan Pendukung yang akan
BK atau Konselor di Indonesia masih dilaksanakan;
dipandang sebagai guru, namun dari segi f. Contoh bahan tayang layanan BK yang
pelayanan yang diberikan, guru sesuai dengan RPL;
BK/konselor memiliki keunikan tersendiri g. Contoh instrumen penilaian proses dan
yang dapat dibedakan dengan pelayanan hasil layanan BK;
pendidikan lainnya, khususnya pelayanan h. Contoh analisis hasil penilaian dan
yang diberikan oleh guru pengampu mata tindak lanjut layanan BK
pelajaran atau guru kelas. i. Contoh evaluasi program BK;
Perangkat yang diperlukan pada j. Contoh laporan pelaksanaan program
proses Penilaian Kinerja guru BK/ bulanan, semesteran atau tahunan;
Konselor di sekolah meliputi hal-hal yang k. Contoh kegiatan tindak lanjut hasil
terkait dengan (1) Pedoman Pengelolaan evaluasi program BK;
dan PelaksanaanPenilaian Kinerja Guru l. Contoh-contoh untuk penilaian
BK/ Konselor, (2) Petunjuk Teknis Karakteristik Profesional Guru BK/
Pelaksanaan Penilaian Konselor:
KinerjaBK/Konselor, dan (3) Format  Perencanaan Penilaian Kinerja
Kumpulan Data dan Laporan Penilaian Berkelanjutan untuk tahun
KinerjaBK/ Konselor. terakhir;
Perangkat layanan BK yang  Contoh materi atau projek yang
diserahkan pada penilai untuk wawancara disiapkan bersama teman sejawat;
sebelum pengamatan adalah sebagai  Contoh kontribusi terhadap
berikut: pengembangan profesional,
a. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang misalnya: SK pengurus MGBK,
Penetapan dan Pembagian Tugas Guru bukti kehadiran di MGBK dan
BK/ Konselor beserta jumlah peserta
166
program yang dipelajari; kartu Butir Indikator Kinerja Guru BK/ Y
T
i-
Indikator Tugas Utama d
dan Karakteristik Konselor a
a
anggota organisasi profesi BK Profesional k

(ABKIN, dll.); sikan teori dan


prak-sis layanan
b. Tujuan dirumuskan secara operasional
sesuai materi/topik atau permasalahan.
BK da-lam
penyusunan c. Perumusan kegiatan sesuai tahapan
 Contoh kontribusi terhadap Rencana
Pelaksana-an
kegiatan layanan (misalkan layanan
klasikal (pendahuluan, inti, penutup),
Layanan (RPL) bimbingan kelompok atau konseling
kelompok (pembentukan, peralihan,
pengembangan sekolah, misalnya: kegiatan, pengakhiran)).

d. Instrumen penilaian disusun berdasar-


menjadi koordinator kan karakteristik jenis penilaian yang
digunakan.

pengembangan siswa berprestasi, Pelaksanaan Layanan BK

5.
a. Proses layanan BK dilaksanakan
Guru secara efektif untukmencapai tujuan.
BK/Konselor
koordinator ekstra-kurikuler, team dapat mengimple-
mentasikan RPL
b. Cakupan materi layanan BK diberikan
sesuai waktuyang tersedia.
dalam layanan c. Proses layananBK
kerjasama dengan instansi lain; BK. memoti va sipesertadidik/ konseli
untuk berpartisipasi aktif.

 Contoh kerjasama dengan orang d. Instrumen penilaian digunakan secara


tepat sesuai rencana kegiatan layanan
bimbingan dan konseling.

tua peserta didik, mencakup jadwal 6. Guru


BK/Konselor
a. Proses layanan BK dilaksanakan sesuai
dengan pengembangan potensi peserta
dapat mengimple- didik.
mentasikan prinsip
pertemuan dan notulennya. pendidikan dan
dimensi pembela-
b. Proses layanan BK dilaksanakan untuk
semua peserta didik.
jaran dalam
layanan BK. c. Proses layanan BK membantu peserta
Untuk Instrumen Penilaian Kinerja guru didik mengembangkan kemandirian.

d. Proses layanan BK memfasiltasi


BK/ Konselor, dapat diperhatikan berikut 7. Guru
pengembangan peserta didik sesuai
keragamanlatarbelakang
BK/Konselor a. sosial,ekonomi,ataubudaya.
Proses layanan difokuskan kepada
ini dapat mengapli-
kasikan tujuan, b.
ketercapaian tujuan layanan BK
Proses layanan BK memperhatikan
prinsip, asas, dan prinsip-prinsip layanan BK (melayani
fungsi dalam semua individu, memperhatikan aspek
T
layanan BK. perkembangan individu, bekerjasama
i-
Indikator Tugas Utama Butir Indikator Kinerja Guru BK/ Y dengan pihak lain)
d
dan Karakteristik Konselor a
a
Profesional k c. Proses layanan BK memperhatikan
asas dalam layanan BK (kerahasiaaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan,
kemandirian, kekinian, kedinamisan,
A. PERENCANAANLAYANAN BK keterpaduan, kenormatifan, keahlian,
alih tangan kasus, dan tut wuri
handayani)
1. Guru a. Program BK memuat landasan keilmu- d. Proses layanan BK memenuhi fungsi
BK/Konselor an pendidikan (yuridis, filosofis, layanan BK
dapat psikologis, sosial-budaya, religius). (pencegahan/pemahaman/pengentasan/
menunjukkan pengembangan/advokasi
landasan b. Program BK memenuhi esensi layanan
keilmuan dan BK jalur pendidikan formal. 8. Guru a. Proses layanan BK memfasilitasi
esensi layanan BK/Konselor pengembangan keistimewaan/ keunik-
BK pada jalur, c. Program BK memenuhi esensi layanan dapat an setiap peserta didik
jenis dan jenjang BK sesuai jenis pendidikan (umum, memfasilitasi
pendi-dikan kejuruan, keagamaan, atau khusus). pengembangan b. Proses layanan BK memfasilitasi
dalam peren- kehidupan pribadi, pengembangan interaksi terbaik dengan
canaan layanan d. Program BK memenuhi esensi layanan sosial, lingkungan sosial/sekolah
BK. BK sesuai jenjang pendidikan (SD/MI, kemampuan
SMP/MTs & SMA/MA/SMK/MAK) belajar dan c. Guru BK/Konselor memotivasi
perencanaan karir. peningkatan prestasi akademik dan non

2.
a. Instrumen asesmen (ITP, AUM, Ang-ket akademik peserta didik.
Guru Kebutuhan, Angket Peminatan, dll)
BK/Konselor dipilih dan digunakan untuk mengeta-hui d. Guru BK/Konselor memfasilitasi peserta
dapat menyusun karakteristik dan kebutuhan peserta didik didik untuk menemukan dan memilih
atau memilih thd layanan BK. karir sesuai dengan minat, kemampuan
instru men, dan keistimewaan.
b. Analisis data asesmen yang digunakan
menganalisis 9. Guru a. Proses layanan BK memperhatikan
dapatmengungkapkankondisinyata
data, BK/Konselor pertumbuhan fisik peserta
karakteristik dan kebutuhan
mengaplikasi-kan dapat didik/konseli.
pesertadidik/konseli.
dan memfasilitasi
mengadministrasi c. Hasil asesmen diadministrasikan dalam pertumbuhan fisik b. Proses layanan BK memperhatikan
kan, serta himpunan data yang mudah digunakan. dan perkembangan perkembangan psikologis peserta
menggunakan psikologis. didik/konseli.
hasil asesmen. d. Hasil asesmen digunakan sebagai dasar
untuk menyusun prog. BK c. Proses layanan BK memberikan
kesempatan peserta didik/konseli untuk

3.
a. Program BK disusun sesuai kaidah yang membiasakan diri dengan pola hidup
Guru berlaku dalam penyusunan program BK sehat.
BK/Konselor
dapat merancang b. Materi layanan BK ditentukan berda-
d. Proses layanan BK memberi kesem-patan
program BK sarkanhasil analisis karakteristik dan
peserta didik/konseli untuk
kebutuhan peserta didik terhadap
mengembangkan bakat,
layanan BK.
minat,danpotensi pribadi.
c. Kegiatan layanan BK ditentukan ber-
dasarkan tujuan & materi layanan BK. 10. Guru a. Rencana kegiatan konseling memuat
BK/Konselor penerapan salah satu pendekatan/model
d. Perencanaan sarana dan biaya disusun dapat menerapkan konseling.
secara rasional berdasarkan kebutuhan pendekatan/model
dan kemampuan sekolah. konseling dalam b. Pemilihan jenis pendekatan/ model
layanan BK. konseling didasarkan pada
Skor Perencanaan Layanan BK: permasalahan konseli.

B. PELAKSANAAN LAYANAN BK c. Pelaksanaan konseling sesuai dengan


prosedur dan tahapan dalam pendekat-
Persiapan Layanan BK an/model konseling yang diterapkan

4.
a. RPL minimal memuat tujuan, materi
Guru /topik atau permasalahan, kegiatan,
BK/Konselor sumber bahan/alat, dan instrumen
dapat mengaplika- penilaian.

167
T T
i- i-
Indikator Tugas Utama Butir Indikator Kinerja Guru BK/ Y Indikator Tugas Utama Butir Indikator Kinerja Guru BK/ Y
d d
dan Karakteristik Konselor a dan Karakteristik Konselor a
a a
Profesional k Profesional k

d. Alternatif pemecahan masalah sesuai 16. Guru BK/Kon- a. Memberdayakankekuatanpribadidank


dengan pendekatan/ model konseling selor dapat eprofesionalanGuru BK/Konselor
yang diterapkan. menentu-kan arah dalam berbagai kegiatan akademik
profesi (peran dan (narasumber/instruktur, pendampingan
fungsi guru siswa dalam lomba, guru berprestasi,
11. Guru a. Kolaborasi denganpihak-pihak terkait BK/Konselor). lomba pengembangan pembelajaran).
BK/Konselor di dalam sekolah (kepala sekolah,
dapat wakil kepala sekolah, guru, wali
melaksanakan kelas, tata usaha) b. Berpartisipasiaktifdalamprosespengemb
pendekatan angandirimelaluiorganisasi profesi
kolaboratif dengan b. Kolaborasi dengan pihak-pihak sepertiMGBK,ABKINatau organisasi
pihak terkait terka-it di luar sekolah (psikolog, profesi sejenislainnya.
dalam layanan perguru-an tinggi, pemuka agama,
BK. tokoh masyarakat, polisi, dokter,
alumni). c.
MenyelenggarakanlayananB
c. Penetapan kolaborasi dengan pihak- Ksesuaidengankewenangand
pihak terkait sesuai dengan ankodeetik profesional Guru
kebutuhan dan permasalahan peserta BK/Konselor.
didik.
d.
d. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait
Mendahulukankepentinganp
dilakukan sesuai dengan kesepakatan
esertadidik/konselidaripadak
kerjasama.
epentinganpribadi Guru
BK/Konselor.
12. Guru a. Sarana dan biaya layanan Bimbingan
BK/Konselor dan Konseling ditentukan sesuai
dapat mengelola kebutuhan.
sarana dan biaya 17. Guru BK/Kon- a. Masalah penelitian didasarkan atas
pelaksanaan selor dapat meran- permasalahan yang terkait dengan
layanan BK. b. Pengelolaan biaya layanan bimbingan cang, layanan BK.
dan konseling sesuai kegunaan dan melaksanakan dan
transparan. memanfaatkan b. Proposal disusun memuat latar bela-
hasil penelitian kang masalah, tujuan, metode, manfa-
c. Pengelolaan sarana layanan BK sesuai dalam BK.
dengan fungsi dan kegunaannya. at, analisis dan sumber pustaka sesuai
dengan kaidah-kaidah penelitian.

d. Pengelolaan sarana dan biaya c. Laporan penelitian disusun atas dasar


dilaporkan secara periodic analisis data dan ditampilkan dalam
bentuk deskripsi yang mudah dipahami.

Penilaian Keberhasilan
13. Guru a. Penilaian proses dilakukan selama d. Hasil penelitian dapat ditulis dalam
BK/Konselor layanan bimbingan dan konseling, baik bentuk artikel, jurnal atau dipresenta-
dapat melakukan melalui catatan maupun dengan sikan dalam forum ilmiah.
penilaian proses rekaman.
dan hasil layanan
Bimbingan dan Skor Karakteristik Profesional:
b. Bukti penilaian proses berupa catatan
Konseling. atau rekaman interaksi guru BK/Kon-
selor, peserta didik, dan pihak-pihak
lain yang dilibatkan dalam proses
bimbingan dan konseling. Total skor ‘Ya’

c. Penilaian hasil segera dilakukan


sebelum atau sesudah diakhirinya Konversi Total skor Kinerja guru BK/ Konselor menjadi %
layanan bimbingan dan konseling. (Total ‘Ya’ dibagi dengan 68 X 100)

d. Bukti penilaian hasil berupa catatan


atau data tentang pemahaman
(understanding), perubahan perasaan
positif (comfortable) dan rencana
tindakan yang akan dilakukan (action).
Metode Pelaksanaan Penilaian Kinerja
SkorPelaksanaan Layanan BK:
Metode yang digunakan dalam
C. EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
14. Guru BK/Kon- a. Evaluasi program BK dilakukan pada
selor dapat meng-
evaluasi program
semua tahap pengelolaan layanan BK
(perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaksanaan Penilaian Kinerja Guruadalah
Bimbingan dan penilaian).
Konseling.
b. Evaluasi program didasarkan pada hasil pengamatan dan pemantauan
penilaian (proses dan hasil) layanan
BK.

c. Evaluasi program dianalisis untuk


1. Pemantauan
menentukan kegiatan tindak lanjut
pelayanan BK yang dilakukan.

d. Hasil evaluasi digunakan untuk


Pemantauan adalah kegiatan
mengembangkan program BK
selanjutnya.
mengamati perkembangan pelaksanaan
15.Guru BK/Konselor a. Laporan pelaksanaan program
dapat menyusun (lapelprog) disusun berdasar hasil
laporan
pelaksanaan
evaluasi program BK kegiatan, dan selanjutnya mengidentifikasi
program b. Laporan pelaksanaan program mini-
(lapelprog) mal memuat: kegiatan layanan, sasar-
berdasarkan hasil
evaluasi program
an, waktu pelaksanaan, evaluasi proses
dan hasil, analisis dan tindak lanjut.
serta mengantisipasi permasalahan yang
BK
c. Laporan pelaksanaan program disusun
secara periodik bulanan, semesteran,
tahunan
timbul atau yang akan timbul dengan
d. Laporan pelaksanaan program
disosialisasikan kepada pihak terkait maksud agar dapat diambil tindakan sedini
(kepala sekolah, pengawas, guru mata
pelajaran, wali kelas, orang tua siswa).
mungkin sebagai dasar dalam melakukan
Skor Evaluasi, Pelaporandan Tindak
Lanjut:
tindakan-tindakan selanjutnya guna
D. KARAKTERISTIK PROFESIONAL

menjamin pencapaian tujuan. Dengan kata

168
lain pemantauan dapat diartikan sebagai dan teman guru, penilai menetapkan
penilaian secara terus menerus terhadap apakah indikator kinerja tugas utama secara
kinerja guruberkenaan dengan bagaimana utuh terukur atau teramati dengan cara
fungsi kegiatan-kegiatan program-program membandingkan hasil analisis dan/atau
di dalam hal jadwal penggunaan catatan tersebut dengan rubrik penilaian
input/masukan data oleh kelompok sasaran yang merupakan bagian dari instrumen
berkaitan dengan harapan-harapan yang penilaian kinerja guru.
telah direncanakan. Jadi pemantauan
adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru Mekanisme Penilaian Kinerja
melalui pemeriksaan dokumen, wawancara Mekanisme Penilaian Kinerja
dengan guru yang dinilai, dan/atau Guruterdiri dari empat tahap, yaitu: tahap
wawancara dengan warga sekolah. persiapan, pelaksanaan, pemberian nilai,
2. Pengamatan persetujuan nilai dan pelaporan. Setiap
Pengamatan adalah kegiatan untuk tahapan merupakan hal penting dan harus
menilai kinerja gurusebelum, selama, dan dilakukan untuk keefektifan pengelolaan
setelah pelaksanaan proses pembimbingan. dan pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pengamatan kegiatan pembimbingan dapat Guru.Selain instrumen penilaian kinerja
dilakukan di kelas atau di luar kelas tanpa yang telah disusun baik, proses penilaian
harus mengganggu proses pembimbingan. juga perlu dilakukan dengan lancar dan
Berdasarkan hasil analisis bukti-bukti baik baik pula.
yang berbentuk dokumen perencanaan Mekanisme pelaksanaan proses
maupun dokumen tambahan lain serta hasil Penilaian Kinerja Guru dilakukan seperti
catatan pengamatan maupun hasil gambar berikut:
wawancara dengan peserta didik, orang tua

SEKOLAH
PERSIAPA
DAN/ATAU
N
DINAS
PELAKSANA PENDIDIKAN
N Gambar 1.Mekanisme Pelaksanaan
MODERATO
PENILAIA R
PEMBERIAN Proses Penilaian Kinerja Guru
N
NILAI

PERSETUJUAN
NILAI

169
Y TIDAK
A PELAPORAN
(PENGUSULANPAK)
Pemberdayaan Guru BK/Konselor profesi guru dijalani menurut aturan
BerdasarkanHasil Penilaian Kinerja yang jelas, dukungan teori yang
guru BK/ Konselor dan Kontribusinya universal.
Terhadap PeningkatanSekolah Efektif 4) Profesi guru BK/Konselorbertujuan
Sekolah yang efektif (effective untuk mendidik masyarakat, bukan
school) adalah sekolah yang kualitasnya untuk dirinya sendiri. Profesi
selalu meningkat.Peningkatan kualitas merupakan alat dalam mengabdikan
menjadi perhatiansemua pihak di sekolah, diri kepada masyarakat bukan untuk
termasuk tugas guru BK/Konselor selaku kepentingan diri sendiri, seperti
pendidik profesional yang memiliki peran untuk mengumpulkan uang atau
yang signifikan. mengejar kedudukan.Jadi, profesi
Guru BK/Konseloradalah pekerjaan merupakan panggilan hidup.
profesionalyang memiliki ciri-ciri sebagai 5) Profesi guru BK/Konselor
berikut: dilengkapi dengan kecakapan
1) Profesi guru BK/Konselor harus diagnostik dan kompetensi aplikatif.
memiliki keahlian khusus. Keahlian itu Kecakapan dan kompetensi ini
tidak dimiliki oleh profesi lain. Profesi diperlukan untuk meyakinkan peran
ditandai oleh adanya suatu keahlian profesi itu terhadap kliennya, yaitu
yang diperoleh melalui pendidikan peserta didik atau konseli.
profesi. 6) Profesi guru BK/Konselor memiliki
2) Profesi guru BK/Konselordipilih otonomi dalam menjalankan tugas
karena panggilan hidup dan dijalani profesinya. Otonomi ini hanya dapat
sepenuh waktu. Profesi guru dan boleh diuji oleh rekan-rekan
BK/Konselor dipilih karena seprofesinya.Tidak boleh semua
dirasakan sebagai kewajiban orang bicara dalam semua bidang.
sekaligus sebagai panggilan hidup, 7) Profesi guru BK/ Konselor
artinya menjadi guru BK/Konselor mempunyai kode etik, yang disebut
dirasakan sebagai panggilan hidup kode etik profesi guru BK/ Konselor.
dan merupakan ladang pengabdian. Gunanya ialah untuk dijadikan
3) Keahlian profesi guru BK/Konselor sebagai pedoman dalam
didukung oleh teori-teori melaksanakan tugas profesi guru.
pendidikan, psikologi pendidikan, Kode etik ini tidak akan bermanfaat
serta bimbingan dan konseling yang bila tidak diakui oleh pemegang
baku secara universal. Artinya, profesi dan juga masyarakat.
170
8) Profesi guru BK/ Konselor tersebut, karena kinerjanya tidak diragukan
mempunyai klien yang jelas, yaitu lagi.
memberikan pelayanan kepada Tugas utama guru BK/Konselor
peserta didik atau konseli. adalah mengelola program BK terhadap
9) Profesi guru memiliki organisasi peserta didik, sejak merancang layanan,
untuk keperluan meningkatkan mempersiapkan layanan, melaksanakan
kualitas, antara lain, MGBK, layanan, dan melakukan evaluasi,
ABKIN, dan Asosiasi Konseling pelaporan dan tindaklanjut layanan BK.
lainnya. Kemudian mendukung pembelajaran
Guru BK/ Konselor yang peserta didik secara individu, memberikan
profesional adalah guru BK/Konselor yang layanan kepada peserta didik berdasar
senantiasa belajar untuk meningkatkan keunikan individu, dan melakukan
kualitas kinerjanya, guru BK/ Konselor penilaian untuk mendukung pencapaian
harus aktif dalam menilai kinerjanya tujuan belajar masing-masing peserta didik,
sendiri, berkonsultasi dengan kepala serta mengorganisasi, dan terus menerus
sekolah atau guru senior dalam memperbaiki proses layanan supaya sesuai
meningkatkan kinerja, membuat rencana dengan kurikulum merupakan tindakan
pengembangan profesional, dan penting lainnya yang perlu dilakukan oleh
melaksanakan rencana tersebut secara guru BK/Konselor.
serius. Selain itu, guru BK/Konselorperlu Untuk melakukan peningkatan
mengikuti pelatihan-pelatihan di sekolah, mutu layanan BK, maka guru
mengikuti kegiatan Musyawarah Guru BK/Konselorharus mengetahui aspek
Bimbingan dan Konseling (MGBK), serta profesional yang harus diperbaiki.
belajar mandiri melalui membaca bahan- GuruBK/Konselor memiliki rangkaian
bahan di buku atau bahan yang diunduh tugas dalam menjalankan perannya dalam
dari internet. Dalam pengembangan layanan BK, yaitu menyusun Rencana
profesinya, guru BK/Konselorperlu berbagi Pelaksanaan Layanan (RPL), melakukan
pengalaman dengan guru-guru lain, karena persiapan layanan, melaksanakan proses
kunci peningkatan mutu pendidikan di layanan, mengelola perilaku peserta didik,
sekolah untuk menjadi sekolah yang efektif membuat penilaian terhadap hasil layanan,
adalah peningkatan mutu layanan kepada dan melaporkan hasilnya kepada kepala
peserta didik.Mutu layanan pasti didapat sekolah. Guru BK/Konselor rmemiliki
dari guruBK/Konselor yang profesional kekuatan dan kelemahan yang terus
menerus mendapat pembinaan sehingga
171
dapat diberdayakan secara optimal guru yang profesional karena harkat dan
kinerjanya di sekolah.Untuk itu guru martabat suatu profesi ditentukan oleh
BK/Konselor membutuhkan masukan dari kualitas layanan profesi yang bermutu.
pengawas sekolah, kepala sekolah dan Melalui Penilaian Kinerja Guru juga
sesame guru untuk meningkatkan ditemukan secara tepat tentang kegiatan
profesionalitasnya. guru di dalam kelas, dan membantu mereka
Untuk memberi masukan yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan
dalam memberdayakan guruBK/Konselor, keterampilannya, sehingga akan
maka kepala sekolah dapat menggunakan memberikan kontribusi secara langsung
hasil pembinaannya melalui Penilaian pada peningkatan kualitas layanan yang
Kinerja guru BK/ Konselor (PKG). dilakukan, sekaligus membantu
Penilaian Kinerja Guru adalah cara yang pengembangan karir guru BK/ Konselor
bisa dipakai oleh kepala sekolah untuk sebagai tenaga profesional.
mengidentifikasi hal-hal yang perlu Hasil Penilaian Kinerja Guru
diperbaiki dari performa guruBK/Konselor, merupakan dasar penetapan perolehan
dan sebagai sarana pemberdayaan guru angka kredit guru dalam
lebih lanjut, karena didalamnya tercermin rangkapengembangan karir guru
kompetensi guru yang meliputi kompetensi sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
pedagogik, kompetensi kepribadian, Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur
kompetensi sosial, dan kompetensi Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
profesional. Proses ini haruslah dilakukan Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
secara kolaboratif dan positif.Pelaksanaan Guru dan Angka Kreditnya. Persyaratan
Penilaian Kinerja Guruharus menghasilkan angka kredit yang diperlukan untuk
rencana program untuk meningkatkan kenaikan pangkat dan jabatan fungsional
profesionalitas guru BK/Konseloruntuk dari satu jenjang ke jenjang berikutnya
melaksanakan layanan yang lebih efektif yang lebih tinggi terdiri atas unsur utama
sekaligus sarana pemberdayaan guru paling kurang 90% dan unsur penunjang
BK/Konselor guna meningkatkan paling banyak 10%. Unsur utama terdiri
kompetensi guru BK/ Konselor menjadi atas unsur pendidikan, pembelajaran dan
lebih baik. tugas tambahan yang relevan dengan
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru fungsi sekolah, serta pengembangan
dimaksudkan bukan untuk menyulitkan keprofesian berkelanjutan.
guru, tetapi sebaliknya Penilaian Kinerja Dengan demikian, kegiatan
Guru dilaksanakan untuk mewujudkan penilaian kinerja guru merupakan
172
kegiatan yang wajib dilaksanakan Kenaikan jenjang jabatan, pangkat
dalampenyelenggaraan pendidikan. dan golongan ruang seharusnya diikuti
Pelaksanaan kegiatan Penilaian Kinerja dengan peningkatan kompetensi dari tugas
Gurudilakukan oleh kepala sekolah dalam guru tersebut.Guru yang tidak memenuhi
memberikan tindak lanjut pembinaan dan persyaratan kompetensi sesuai dengan
pengembangan karir kepada guru. jenjang jabatan, pangkat dan golongannya
Pengakuan terhadap profesi guru perlu mendapatkan pelatihan.Pelatihan
didasarkan pada kinerja guru,karena itu guru untuk setiap jabatan guru meliputi
hasil Penilaian Kinerja Gurujugadapat pengembangan diri, publikasi ilmiah,
dimanfaatkan untuk menyusun profil karir dan/atau karya inovatif.Pelatihan dalam
guru sebagai input dalam penyusunan PKB itu mencakup:
program pengembangan keprofesian a. Pengembangan diri; terdiri atas (1)
berkelanjutan (PKB).Bila hasil penilaian Diklat fungsional, dan (2) Kegiatan
kinerja gurunya belum memadai, maka kolektif guru yang meningkatkan
diwajibkan untuk mengikuti kompetensi dan/atau keprofesian guru.
PKB.Kegiatan PKB ini dikembangkan b. Publikasi ilmiah; terdiri atas (1)
atas dasar profil kinerja guru sebagai Publikasi ilmiah atas hasil penelitian
perwujudan hasil penilaian kinerja guru atau gagasan inovatif pada bidang
yang didukung dengan hasil evaluasi diri. pendidikan formal, dan (2) Publikasi
Guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya buku teks pelajaran, buku pengayaan,
masih berada di bawah standar dan pedoman guru.
kompetensi atau dengan kata lain c. Karya Inovatif; terdiri atas (1)
berkinerja rendah diwajibkan mengikuti Menemukan teknologi tepat guna, (2)
program PKB yang diorientasikan untuk Menemukan/ menciptakan karya seni,
mencapai standar tersebut. Sementara itu, (3) Membuat/memodifikasi alat
bagi guru-guru yang telah mencapai pelajaran/peraga/praktikum, (4)
standar kompetensi, kegiatan PKB-nya Mengikuti pengembangan penyusunan
diarahkan kepada peningkatan keprofesian standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.
agar dapat memenuhi tuntutan ke depan Pelatihan guru ini adalah bagian
dalam pelaksanaan tugas dan penting dari proses pengembangan
kewajibannya sesuai dengan kebutuhan keprofesionalan guru. PKB tidakterjadi
sekolah dalam rangka memberikan secara ad-hoc, tetapi dilakukan melalui
layanan pembelajaran yang berkualitas pendekatan yang diawali dengan
kepada peserta didik. perencanaan untuk mencapai standar
173
kompetensi profesi, mempertahankan/ 4) Mengakar dan merefleksikan
menjaga dan mengembangkan penelitian terbaik yang ada dalam
pengetahuan, keteram-pilan, serta bidang pendidikan,
perolehan pengetahuan dan keterampilan 5) Berkontribusi terhadap pengukuran
baru. PKB dalam rangka pengembangan peningkatan keberhasilan peserta
pengetahuan dan keterampilan merupakan didik dalambelajarnya,
tanggung jawab guru secara individu sesuai 6) Membuat guru secara intelektual
dengan masyarakat pembelajar. Jadi, PKB terhubung dengan ide-ide dan
sangat penting bagi guru yang berada di sumber daya yang ada,
ujung paling depan pendidikan. 7) Menyediakan waktu yang cukup,
Program pengembangan keprofesian dukungan dan sumber daya bagi
berkelanjutan (PKB) diarahkan untuk dapat guru agar mampu menguasai isi
memperkecil jarak antara pengetahuan, materi layanan BK dan pedagogi
keterampilan, kompetensi sosial, dan serta mengintegrasikan dalam
kepribadian yang dimiliki guru praktik-praktik layanan sehari-hari,
BK/Konselor sekarang dengan apa yang 8) Didesain oleh perwakilan dari
menjadi tuntutan ke depan berkaitan mereka-mereka yang akan
denganprofesinya itu. berpartisipasi dalam kegiatan PKB
Karena itu, agar PKB dapat bekerja sama dengan para ahli
mendukung kebutuhan individu dan dalam bidangnya,
meningkatkan praktik-praktik 9) Mencakup berbagai bentuk
keprofesianalan, kegiatan PKB harus: kegiatan, termasuk beberapa
1) Menjamin kedalaman pengetahuan kegiatan yang mungkinbelum
terkait dengan materi layanan BK terpikirkan sebelumnya sesuai
yang diampu, dengan kondisi dan kebutuhan saat
2) Menyajikan landasan yang kuat itu.
tentang pendekatan layanan Pengembangan keprofesian
(pedagogik), berkelanjutan (PKB) dapat dilakukan
3) Menyediakan pengetahuan yang melalui berbagai cara, salah satunya
lebih umum tentang proses layanan melalui kegiatan MGBK. Setelah diketahui
dansekolah sebagai institusi selain berbagai masalah guru terutama
pengetahuan terkait dengan materi dalamkompetensi pedagogik dan
layanan yang diampu dan profesional, kegiatan MGBK dapat
pendekatan layanan (pedagogik), direncanakan untuk memecahkan masalah
174
tersebut. Kegiatan MGBK yang berhasil Apabila profil kinerja guru-guru
akan mendukung pengembangan profesi berdasarkan hasil Penilaian Kinerja Gurus
guru BK/Konselor secara berkelanjutan. ekurang-kurangnya berkinerja ‘baik’,
Karena itu, untuk meyakinkan Sekolah perlu menyusun sistem
bahwa setiap guruadalah seorang penghargaan untuk memberikan
profesional di bidangnya dan sebagai penghargaan bagi guru yang berprestasi.
penghargaan atas prestasi kerjanya, Dengan sistem ini diharapkan akan muncul
Penilaian Kinerja Gurudan PKB harus motivasi dan etos kerja dari kalangan guru-
dilakukan terhadap guru di semua satuan guru. Sistem penghargaan yang
pendidikan formal yang diselenggarakan dikembangkan harus bersifat adil dan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan terbuka.Sistem penghargaan ini diperlukan
masyarakat. Guru yang dimaksud tidak untuk mendorong karier guru, mulailah
terbatas pada guru yang bekerja di satuan dengan keterlibatan mereka dalam
pendidikan di bawah kewenangan merumuskan visi, misi, tujuan, sasaran, dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan penyusunan program kerja sekolah baik
tetapi juga mencakup guru yang bekerja di rencana untuk jangka pendek, menengah
satuan pendidikan di lingkungan dan panjang, yang dituangkan berupa
Kementerian Agama. Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan
Bagi guru, Penilaian Kinerja Guru Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(PKG) inimerupakan pedoman untuk (RKAS) beserta program-programnya
mengetahui unsur-unsur kinerja yangdinilai berdasarkan skala prioritas sesuai
dan merupakan sarana pemberdayaan guru kemampuan sekolah.
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Selanjutnya, setelah penyusunan dan
individu guru dalam rangka memperbaiki pelaksanaan Rencana Pengembangan
kualitas kinerjanya.Penilaian Kinerja Sekolah (RKS/RKAS), berdayakan secara
Gurudilakukan terhadap kompetensi utuh guru-guru dalam pelaksanaan
guruBK/Konselor sesuai dengan tugas program, proses dan penilaian
pembimbingan, atau tugas tambahan yang pembelajaran, sebagai tugas utamanya
relevan dengan fungsi sekolah.Pengakuan sebagai pendidik profesional.Kemudian
terhadap profesi guru didasarkan pada rotasi jabatan untuk menduduki jabatan
kinerja guru,karena itu hasil PKG dan PKB sesuai beban kerjanyauntuk duduk dalam
dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil struktur organisasi sekolah, mulai dari
kinerja guru sebagai input dalam jabatan kepanitiaan, piket, wali kelas, ketua
penyusunan program pemberdayaan guru. program, koordinator, kepala unit, pembina
175
ekskul, wakil kepala sekolah, sampai Guru-guru mesti terlibat dan
usulan kepada pemerintah untuk mengikuti berperan dalam penyusunan program
seleksi kepala sekolah atau pengawas sekolah, bukan hanya wakil kepala sekolah
sekolah. yang membidangi suatu bidang saja yang
Implementasi pemberdayaan kinerja dilibatkan seperti misalnya wakil kepala
guru harus dilakukan secara menyeluruh sekolah bidang kurikulum yang
bukan ‘setengah hati’.Guru-guru mesti mengetahui program kerja
berperan juga dalampenyediaan keuangan, sekolah.Pengelolaan sekolah tidak
sarana dan prasarana pembelajaran dan didominasi oleh kepala sekolah dan wakil
kegiatan sekolah.Akuntabilitas dalam kepala sekolah saja,sementara guru-guru
masalah ini seringkali guru-guru tidak yang tidak duduk dalam struktur organisasi
dilibatkan, padahal masalah keuangan ini sekolah hanya menjalankan tugas rutinitas
sangat sensitif. sekedar mengajar dan tidak berperan aktif
Dengan demikian, pembahasan dalam pengelolaan sekolah.
Implementasi konsep Sekolah Efektif Fungsi-fungsi yang
(effective school)dalam meningkatkan didesentralisasikan dalam konsep sekolah
kualitas pendidikan di sekolah melalui efektif (effective school) yaitu: sekolah
pemberdayaan kinerja guru akan berkenaan harus melakukan analisis kebutuhan
dengan peran guru dalam: program sekolah dengan melibatkan peran
1) Penyusunan dan pelaksanaan serta guru. Misalnya pada pemilihan dan
Rencana Pengembangan Sekolah menentukan struktur organisasi sekolah
(RKS/ RKAS), untuk mengisi jabatan tertentu.Penyusunan
2) Pelaksanaan program, proses dan struktur organisasi sekolah disusun bukan
penilaian pembelajaran/ berdasarkan kebijakan kepala sekolah
pembimbingan semata, tetapi melibatkan unsur guru-guru.
3) Penyediaan keuangan Dalam konsep sekolah efektif
pembelajaran/ pembimbingan dan (effective school), pengelolaan keuangan
beban kerja guru sekolah juga perlu melibatkan guru.Kepala
4) Penyediaan sarana dan prasarana sekolah diharapkan dapat lebih terbuka
pembelajaran/pembimbingan, serta dalam hal keuangan sekolah dengan
5) Kegiatan kesiswaan dan memberdayakan guru dalam pengelolaan
ekstrakurikuler (akademik dan keuangan sekolah.Tranparansi keuangan
nonakademik). perlu dilakukan untuk menghindari
kecurigaan guru kepada kepala
176
sekolah.Pengelolaan keuangan sekolah mutasi siswa, seleksi siswa berprestasi,
bukan hanya kepala sekolah dan bendahara sampai seleksi siswa yang akan
sekolah saja, tetapi juga perlu keterlibatan melanjutkan pendidikan atau akan terjun ke
guru terutama untuk transparansi dunia kerja dan dunia usaha.
penggunaan keuangan sekolah. Begitu pula Hal-hal tersebut di atas sesuai
guru-guru perlu diikutsertakan dalam dengan prisip sekolah efektif (effective
pengadaan sarana dan prasarana sekolah school) yang berpijak pada “Power
yang mendukung tercapainya tujuan sharing” (berbagi kebijakan) pengambilan
pembelajaran. Guru-guru sebagai keputusan secara partisipatif dalam arti
pelaksana kegiatan belajar lebih yang sebenarnya yaitu bahwa pengelolaan
mengetahui sarana dan prasarana yang pendidikan sepatutnya berlandaskan pada
mendukung proses pembelajaran. keinginan saling mengisi, saling membantu
Peran guru dalam pengelolaan dan menerima serta berbagi kekuasaan
kesiswaan dan ketenagaan perlu dengan fungsi dan peran masing-masing.
diberdayakan dalam konsep sekolah efektif Melalui kajian ini, diharapkan
(effective school) ini. Guru-guru dalam hal peran guru dalam pengelolaan sekolah
kesiswaan telah terlibat aktif, terus ditingkatkan dalam koridor
pemberdayaan guru dalam program implementasi konsep sekolah efektif
kesiswaan agar dapat terus dipertahankan (effective school), Kepala sekolah harus
dan ditingkatkan, namun dalam hal lebih demokratis dalam mengelola
ketenagaan perlu pertimbangan guru dalam pendidikan di sekolah, dengan memberi
pengangkatan ketenagaan pendidik dan kesempatan kepada guru untuk
kependidikan, sehingga guru dapat menyampaikan pendapat atau ide-ide
mengetahui tenaga kependidikan yang akan dalam pengambilan keputusan dan
diangkat dan tugasnya tidak menjadi berpartisipasi dalam menentukan kebijakan
saingan dalam pemenuhan jam sekolah, serta penyusunan dan pelaksanaan
mengajar.Dalam konsepsekolah efektif program sekolah. Guru-guru harus dapat
(effective school), pemberdayaan guru diberdayakan dalam meningkatkan
untuk berperan aktif dalamkegiatan pencapaian program sekolah.Peran guru
kesiswaan dan ekstrakurikuler (akademik dalam perencanaan dan pelaksanaan
dan nonakademik), karena guru-gurulah program sekolah perlu ditingkatkan,
orang yang paling dekat dan memahani sehingga guru mengetahui program sekolah
peserta didiknya. Sejak keterlibatan dalam yang dilaksanakan dan ide-ide guru dalam
penerimaan peserta didik baru, seleksi pengembangan sekolah dapat terakomodir.
177
Guru-guru yang dilibatkan dalam berlangsung secara terus menerus dan
penyusunan progran sekolah akan turut melibatkan semua pihak yang bertanggung
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan jawab dalam penyelenggaraan pendidikan
program. Pembentukan struktur sekolah persekolahan.
melibatkan seluruh personil sekolah, Salah satunya adalah Guru
sehingga guru-guru mengetahui apa yang BK/Konselor, sehingga untuk
harus dilakukan dan bertanggung jawab memberdayakannya terlebih dahulu setiap
sesuai dengan tugas dan fungsinya. guru BK/Konselor harus dinilai kinerjanya
Upaya kepala sekolah dalam terkait dengan kompetensi pedagogik,
pemberdayaan guru diharapkan dapat sosial, kepribadian, dan profesionalnya.
berkelanjutan dan berlangsung kontinyu Hasil penilaian kinerja guru yang baik
sehingga berpengaruh positif bagi guru dalam aspek-aspek kompetensi tersebut
dalam mengembangkan pembelajaran/ dapat menjadi rujukan bagi pemberdayaan
pembimbingan yang efektif dan efisien guruBK/ Konselor di sekolah, karena guru
sehingga output (lulusan) yang dihasilkan BK/ Konselor yang berdaya akan mampu
dapat bermutu. Pemberdayaan dapat meningkatkan kinerjanya sehingga
dilakukan dengan terus mengaktifkan menghasilkan mutu pendidikan yang lebih
keikutsertaan guru dalam MGBK, baik yang ditandai prestasi peserta didik
melakukan supervisi akademik, penilaian yang terus meningkat dengan perolehan
kinerja guru dan pengembangan nilai maksimal dan persentase kelulusan
keprofesian berkelanjutan akan memberi siswa.
kesempatan guru untuk meningkatakan Penilaian Kinerja Guru adalah
kompetensinya. merupakan suatu proses penilaian yang
dilaksanakan setiap tahun terkait
C. Simpulan dan Saran keseluruhan kompetensi yang dimiliki
1. Simpulan guru di dalam pelaksanaan tugas utamanya,
Konsep sekolah efektif(effective untuk guru BK/ Konselor mencakup
school)ini tidak ada yang satu resep yang merencanakan, melaksanakan,
sama untuk diberlakukan ke semua mengevaluasi, melaporkan dan
sekolah. Tetapi satu hal yang perlu melaksanakan tindak lanjut, serta tingkat
diperhatikan bahwa konsep sekolah efektif kualitas kinerja guru dengan tugas
bukanlah merupakan proses sekali jadi dan tambahan yang relevan dengan fungsi
bagus hasilnya (one-shot and quick-fix). sekolah. Selain hal tersebut, Penilaian
Akan tetapi merupakan proses yang Kinerja Guru digunakan untuk memotivasi
178
guru dalam meningkatkan kemampuan Terdapat beberapa hal yang harus
profesionalisme dan kompetensinya diperhatikan agar Penilaian Kinerja
sebagai pendidik profesional. GuruBK/Konselordapat dilaksanakan
Hasil Penilaian Kinerja Guru dengan baik, yaitu:
selanjutnya digunakan untuk membantu 1. Kesiapan GuruBK/Konselor
guru BK/Konselor dalam meningkatkan Guru BK/Konselorharus mengetahui
pengetahuan dan keterampilannya pada bahwa kinerjanya akan dinilai,
kompetensi tertentu sesuai keperluan mengetahui kriteria penilaian dan
melalui kegiatan Pengembangan bagaimana proses penilaian itu akan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Dengan dilakukan. Guru BK/Konselorharus
demikian, guru BK/Konselor diharapkan memahami bahwa setiap aspek dari
akan mampu berkontribusi secara optimal proses penilaian tersebut harus jelas,
dalam upaya peningkatan kualitas adil, transparan dan dapat
pembimbingan dan sekaligus membantu dipertanggungjawabkan.
guru dalam pengembangan karirnya 2. Kesiapan Penilai (Kepala
sebagai seorang pendidik profesional. Sekolah/Guru Senior Bidang BK)
Penilaian Kinerja Guru merupakan Setiap penilai harus mengetahui aspek-
bagian dari proses untuk meyakinkan aspek Kinerja guru BK/ Konseloryang
semua pihak bahwa setiap guru perlu diperhatikan untuk dinilai agar
BK/Konselor adalah seorang profesional dapat melaksanakan penilaian secara
yang sangat memperhatikanpeserta didik objektif, adil, jelas, transparan, dan
untuk memperoleh kesempatan terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini
dapat berkembang sesuai kapasitas dan sangat penting agar siapapun atau pihak
potensi masing-masing. Pelaksanaan mana pun yang terkait dengan
Penilaian Kinerja Guru yang terintegrasi pelaksanaan PK GuruBK/Konselor,
dengan Pengembangan Keprofesian tetapi tidak mengamati secara langsung
Berkelanjutan (PKB)akan menciptakan proses penilaian kinerja gurunya, dapat
guru BK/Konseloryang profesional dan menerima hasil penilaian yang
mampu membangkitkan minat peserta dikeluarkan oleh penilai(Kepala
didik untuk menguasai ilmu pengetahuan Sekolah/Guru Senior).
dan teknologi, serta memiliki integritas 3. Kesiapan Pendamping Guru yang
kepribadian yang tangguh untuk Dinilai (Pengawas Sekolah Bidang BK)
berkompetisi di era global. Pembinaan dan pendampingan dari
Pengawas Sekolah(bidang BK) harus
179
dibarengi dengan kemampuan pendidikan yang bersifat legalistik
pengawas sekolah tersebut memberikan (Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
supervisi akademik bimbingan dan Keputusan Menteri, Peraturan Daerah,
konseling dan menjadi konsultan bagi dsb.).Ketentuan yang ada sekarang perlu
guruBK/Konselor di sekolah.Dimana disesuaikan dari yang semula
supervisi dan konsultasi diharapkan menempatkan sekolah sebagai subordinasi
langsung terjun ke sekolah dan melihat birokrasi semata dan kedudukan sekolah
kendala yang ada di sekolah serta bersifat marginal menjadi sekolah bersifat
mencari solusinya. otonom dan mendudukannya sebagai unit
Dengan demikian kebiasaan utama. Konsekuensi dari perubahan
(routines) berperilaku unsur-unsur sekolah “aturan main” ini peran sekolah yang
perlu disesuaikan karena implementasi selama ini bisa diatur (mengikuti apa yang
konsep sekolah efektif (effective diputuskan oleh birokrasi) perlu
school)yang menuntut pemberdayaan disesuaikan menjadi sekolah yang
warga sekolah (termasuk Guru bermotivasi-diri tinggi (self-motivator).
BK/Konselor) menjadi lebih berkarakter, Kedua, perlu hubungan antar unsur-
dengan kebiasaan-kebiasaan berperilaku unsur dalam sekolah, antar sekolah
yang mandiri, kreatif proaktif, sinergis, dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/
koordinatif, integratif, sinkronitis, Kota,Dinas Pendidikan Provinsi, dan/atau
kooperatif, luwes, dan profesional. dengan Kementerian Pendidikan dan
2. Saran-saran Kebudayaan perlu disesuaikan. Karena itu
Berdasarkan simpulan di atas, struktur organisasi perangkat pendidikan
maka paling tidak proses yang ada saat ini perlu ditata kembali dan
implementasisekolah efektif(effective kemudian dianalisis hubungan antar
school)memerlukan guru-guru yang unsur/pihak untuk menentukan sifat
berkualitas yang kompetensinya dapat hubungan (komando, koordinatif dan
diberdayakan secara optimal oleh sekolah, fasilitasif). Dengan berlakunya sistem
untuk itu agar pemberdayaan guru ini desentralisasi pemerintah sekarang ini,
berhasil sebagai kontribusi hasil penilaian tugas pemerintah daerah kabupaten/kota
kinerja guru tersebut, maka konsep atau provinsi yang sekarang menjadi
sekolah efektif(effective school)perlu ‘pusat kekuasaan' sekolah-sekolah yang
difasilitasi oleh: dilaksanakan melalui Dinas Pendidikan
Pertama, perlu perubahan peraturan (dan Kebudayaan), maka pelaksanaan
dan ketentuan-ketentuan bidang implementasi sekolah efektif (effective
180
school )perlu pengawasan Dinas sekolah efektif (effective school) dengan
Pendidikan agar kualitas pendidikan di atribut otonominya kemudian terjadi dalih
sekolah sesuai dengan maksud dan tujuan penggalangan dana masyarakat atau orang
sekolah efektif (effective school) tua peserta didik melalui ‘paksaan’
tersebut.Sikap arogansi yang sekarang (kadang-kadang secara psikologis). Untuk
banyak disinyalir terjadi diberbagai itu dalam pembentukan Komite Sekolah
kalangan “Pemda” hendaknya segera dilakukan secara musyawarah sekaligus
diganti menjadi sikap kolaboratif sehingga sosialisasi konsep sekolah efektif (effective
dapat mengurangi potensi kekisruhan school) kepada seluruh Stakeholders.
masa transisi implementasinya.Lebih dari Karena Komite Sekolah mempunyai peran
itu, sikap ‘letting go’ dari birokrasi pemda menggali, mengelola, serta
harus benar-benar diwujudkan dalam mengoptimalkan berbagai sumber,
bentuk pemberian wewenang nyata terutama meningkatkan partisipasi
kepada sekolah atas hal-hal yang masyarakat (local stakeholders) untuk
seharusnnya dan secara akal sehat, peningkatan kinerja sekolah.
memang menjadi wewenang Keempat, dengan diterapkan konsep
sekolah.Birokrasi pemerintahan tidak sekolah efektif (effective school) ini maka
perlu takut kehilangan kekuasaan.Sikap- perlu untuk mengadakan revitalisasi
sikap birokrasi pemerintahan seperti ini MKKS (Musyawarah Kerja Kepala
dan komitmen bersama dengan pihak Sekolah) serta MGMP/ MGBK
sekolah adalah kunci utama keberhasilan (Musyawarah Guru Mata Pelajaran/
konsep sekolah efektif (effective school). Musyawarah Guru Bimbingan dan
Ketiga, dalam kaitan peningkatan Konseling). Revitalisasi MKKS menjadi
partisipasi masyarakat melalui Komite sangat diperlukan dalam mewujudkan
Sekolah, makaperlu mengedepankan harapan yang diinginkan yaitu sekolah
demokratisasi dalam pengambilan efektif (effective school). Hal ini
keputusan, termasuk dalam hal ini dikarenakan semakin besarnya tugas dan
keputusan yang menyangkut kepentingan tanggung jawab kepala sekolah sebagai
masyarakat.Bukan tidak mungkin terjadi konsekuensi bahwa sekolah diberi
mispersepsi bahwa untuk melakukan kebebasan seluas-luasnya untuk
perubahan menuju konsep sekolah efektif mengelola berbagai perubahan yang
(effective school) diperlukan dana besar menguntungkan bagi peserta didik dan
yang harus disediakan sendiri oleh sekolah. sekaligus upaya peningkatan mutu
Karena mispersepsi berlanjut, konsep pendidikan. Dengan diaktifkanya MKKS
181
diharapkan dapat menciptakan manajemen sedangkan untuk berhasilnya implementasi
kepemimpinan kepala sekolah yang konsep sekolah efektif (effective school)
diharapkan, disesuaikan dengan kondisi diperlukan pendanaan yang relatif besar.
dan situasi.Salah satu tujuan MKKS yang Untuk itu perlu pemberian blok grant dari
paling penting adalah meningkatkan pemerintah (melalui dana Bantuan
kinerja kepala sekolah sebagai ujung Operasional Sekolah atau Bantuan
tombak terjadinya perubahan di sekolah Tunjangan Daerah) sesuai dengan need
(school reform). assessment, prioritas, perencanaan dan
Demikian pula dengan revitalisasi keputusan yang dikembangkan oleh
sasaran/program kerja MGMP/MGBK, sekolahbersama masyarakat dapat
dengan berubahnya paradigma proses mendorong terciptanya suasana kondusif
pembelajaran dari teaching menjadi bagi terselenggaranya konsep sekolah
learning, maka sebagi konsekuensinya efektif (effective school) tersebut,
diperlukan perubahan proses disamping adanya bantuan imbal swadaya
pembelajaran/ pembimbingan. Perubahan (sharing cost), Pengertian dana swadaya
tersebut meliputi perubahan dari persiapan disini tidak harus dalam bentuk uang,
pembelajaran/ layanan sampai pada melainkan bisa dalam bentuk barang atau
pelaksanaan evaluasi. MGMP/MGBK jasa yang disediakan oleh warga sekolah
disarankan melakukan reorientasi terhadap atau masyarakat.
penyelenggaraan, baik dari tujuan,
jadwalpertemuan dan materi pertemuan. DAFTAR RUJUKAN
Salah satu tujuan MGMP/MGBK adalah Depdiknas, (1999). Panduan Manajemen
untuk meningkatkan profesionalisme guru Sekolah, Jakarta: Direktorat
mata pelajaran dan guru BK/Konselor Pendidikan Menengah Umum
dalam melaksanakan pembelajaran yang Depdiknas.
bermutu dan layanan konseling sesuai Depdiknas, (2001). Manajemen
kebutuhan peserta didik. Sesuai dengan Peningkatan Mutu Berbasis
tuntutan dinamika zaman, seyogyannya Sekolah, Edisi 3, Jakarta: Direktorat
penyelenggaraan pertemuan MGMP/ Pendidikan Menengah Umum
MGBK dibiayai dengan dana mandiri dari Depdiknas.
sekolah yang dianggarkan melalui Depdiknas, (2002). Penyelenggaraan
RKS/RKAS masing-masing sekolah. School Reform dalam Konteks
Kelima, dengan anggaran yang Manajemen Peningkatan Mutu
kurang memadai di sekolah-sekolah, Berbasis Sekolah (MPMBS) di
182
SMU, Jakarta: Direktorat Komite Sekolah, Jakarta:
Pendidikan Menengah Umum Kemdikbud.
Depdiknas. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Depdiknas, (2007).Peraturan Menteri Aparatur Negara dan Reformasi
Pendidikan Nasional Nomor 16 Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009
Tahun 2007 tentang Standar tentang Jabatan Fungsional Guru
Kualifikasi Akademik dan dan Angka Kreditnya.
Kompetensi Guru, Jakarta: Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
Depdiknas 2010 tentang Pengelolaan dan
Depdiknas,(2008).Peraturan Menteri Penyelenggaraan Pendidikan
Pendidikan Nasional Nomor 27 Mulyasa, E,(2009). Manajemen Berbasis
Tahun 2008 tentang Standar Sekolah, Bandung: Rosda Karya.
Kualifikasi Akademik dan Nurkholis; (2003), Manajemen Berbasis
Kompetensi Konselor, Jakarta: Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi,
Depdiknas Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana
Depdiknas; (2009), Peraturan Menteri Indonesia
Pendidikan Nasional Nomor 63 Saprudin, Ujang; (2002), Implementasi
Tahun 2009 tentang Sistem Manajemen Berbasis Sekolah
Penjaminan Mutu Pendidikan, (MBS)Di SMU Negeri 1 Samarang
Jakarta: Depdiknas. Kabupaten Garut, Makalah, Garut:
Fattah, Nanang; (2004), Manajemen Dinas Pendidikan Kab. Garut.
Berbasis Sekolah. Bandung: Suryosubroto,B.; (2004), Manajemen
Pustaka Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT.
Kaur, A. and Hashim, R.A.,(n.y.), Effects Rineka Cipta.
of Teacher Autonomy Support on Tim Broad Based Education (BBE),(2001).
Thai Student’s Motivation. A Self Konsep Pendidikan Kecakapan
Determination Theory Perspective, Hidup (Life Skill Education),
Malaysia: College of Arts and Jakarta: Depdiknas.
Sciences, University Arts and Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005
Sciences, University Utara Malays tentang Guru dan Dosen
Utara Malaysia. Undang-UndangRI Nomor 23 Tahun 2014
Kemdikbud,(2017).Peraturan Menteri tentang Pemerintahan Daerah
Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 75 Tahun 2017 tentang
183
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Williams, G and Deci, E.L. (2004).The
Importance of Supporting
Autonomy in Medical Education.
American College of Physicians.

184

Anda mungkin juga menyukai