Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM

ZOOLOGI INVERTEBRATA
(AKBK 3207)

Disusun Oleh :
Jessika Meidina
(2010119220002)
Kelompok II B

Asisten Dosen :
Nur Abdi Suga, S.Pd
Muhammad Farhan Azhari
Nur Aulia Rahmah
Nurul Hasanah

Dosen Pengasuh :
Dr. Dharmono, M.Si.
MahrudinS.Pd.,M.Pd.
Muhammad Khalid Riefani, S.Si., M.Sc., M.Pd.
Nurul Hidayati Utami, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JUNI 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Akhir Praktikum Zoologi Invertebrataini tepat pada waktunya. Laporan Akhir
Praktikum Zoologi Invertembrata ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Zoologi Invertembrata (AKBK 3207).
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1 Bapak Dr. Dharmono, M.Si., Bapak Mahrudin, S.Pd., M.Pd., Bapak
Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc., M.Pd., dan Ibu Nurul Hidayati
Utami, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengasuh mata kuliah Zoologi
Invertebrata.

2 Kakak Muhammad Farhan Azhari, Kakak Nur Aulia Rahmah, dan seluruh
asisten mata kulih Zoologi Invertebrata yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada penyusun selama melaksanakan praktikum.
3 Teman-teman, khususnya kelompok II B yang telah memberikan saran,
kritik dan motivasi yang membangun selama bersama-sama mengikuti
praktikum.
4 Serta semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat
diselesaikan.
Penyusun menyadari laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Banjarmasin, Juni 2021

Jessika Meidina

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
PRAKTIKUM I.................................................................................................................1
PRAKTIKUM II

PRAKTIKUM III

TABEL NILAI

COVER

ii
“ZOOLOGI INVERTEBRATA”
(AKBK 3207)

PRAKTIKUM I
ACHENODERMATA

1
PRAKTIKUM I

Topik : Echinodermata

Tujuan :Mengamati dan menyebutkan ciri-ciri morfologi dari


Echinodermata

Hari / tanggal : Kamis / 15 April 2021

Tempat : Laboratorium Biologi Umum PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. TEORI DASAR
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma
artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri.
Hewan ini memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang
hilang, putus atau rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk
tubuhnya radial simetris dan kebanyakan mem-punyai endoskeleton dari zat
kapur dengan me-miliki tonjolan berupa duri. Kelompok utama Echinodermata
terdiri dari lima kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut) contoh: Archas-ter
typicus, kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh: Amphiodiaurtica, kelas
Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diademasetosium, kelas Crinoidea (lilia laut)
contoh: Antedon-rosacea, dan kelas Holothuroidea (Tripang Laut) contoh:
Holothuriascabra (Jasin, 1984; 195) dalam (Katili, 2011).
Echinodermata merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam
ekosistem laut dan bermanfaat sebagai salah satu komponen dalam rantai
makanan, pemakan sampah organik dan hewan kecil lainnya. Dahuri (2003:
123) dalam (Katili, 2011) menyatakan bahwa “Jenis-jenis Echinodermata dapat
bersifat pemakan seston atau pemakan destritus, sehingga peranannya dalam
suatu ekosistem untuk merombak sisa-sisa bahan organik yang tidak terpakai
oleh spesies lain namun dapat dimanfaatkan oleh beberapa jenis
Echinodermata”. Selain itu Echinodermata mengandung unsur-unsur kimia
yang memiliki nilai tinggi di bidang pangan, obat-obatan dan sering dijadikan
barang koleksi hiasan yang indah. Mengingat hewan-hewan yang tergolong
dalam filum Echinodermata begitu banyak, maka perlu diklasifikasikan dalam
kelas tertentu berdasarkan beberapa persamaan dan perbedaan ciri morfologi

2
maupun anatomi. Jasin (1984:195) dalam (Katili, 2011) mengelompokan filum
Echinodermata menjadi 5 kelas yaitu kelas Asteroidea (bintang laut) contoh:
Archaster typicus, kelas Ophiuroidea(Bintang Ular) contoh: Amphiodiaurtica,
kelas Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diademasetosium, kelas Crinoidea (lilia
laut) contoh: Antedonrosacea, dan kelas Holothuroidea (Tripang Laut) contoh:
Holothuriascabra.
Habitat Echinodermata dapat ditemui hampir semua ekosistem laut. Namun
eko-sistem yang paling tinggi terdapat pada terum-bu karang di zona intertidal.
Hal ini dipe-ngaruhi oleh faktor fisik dan kimia pada masing-masing daerah.
Nybakken (1987:226) dalam (Katili, 2011) mengemukakan bahwa, “Dari semua
pantai intertidal, pantai berbatu yang tersusun dari bahan keras merupakan
daerah yang paling padat mikroorganismenya dan mempunyai keanekaragaman
terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan”. Diketahui bahwa
komunitas hewan Echinodermata di alam bebas memiliki ukuran populasi yang
tidak sama kerena dalam komunitas itu terjadi interaksi spesies yang tinggi
(Katili, 2011).
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Papan baki/nampan
2. Alat tulis
3. Milimeter block
4. Alat dokumentasi HP/Kamera
B. Bahan :
1. Awetan Bintang Laut sp 2
2. Awetan Bintang Laut sp 6
3. Awetan Bintang Ular
4. Awetan Bulu Babi
5. Awetan Sand Dollar
III. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Meletakkan awetan dengan hati-hati di atas millimeter block

3
3. Mengamati awetan yang telah disediakan (mengukur, mengamati bentuk
dll)
4. Mencatat hasil pengamatan pada tabel deskripsi yang sudah disediakan
5. Mendokumentasikan sampel awetan menggunakan HP/kamera

4
IV. HASIL PENGAMATAN
A. TABEL HASIL PENGAMATAN
TABEL PERTELAAN ECHINODERMATA

Spesies ke-: 2 Nama lokal: bintang laut Nama Spesies : Linckia laevigata

No Ciri-ciri Morfologi Pengamatan Menurut Lite


.
1. Tubuh
 Jumlah (Tunggal; Ganda ) Tunggal Tunggal (
 Bentuk (bintang, tumbuhan, Bintang Bintang (
bunga, ular, sosis, dan bola)
 Hidup (Soliter/ Koloni) Tidak teramati Soliter (*
 Struktur (Kuat; Rapuh) Kuat Kuat (*)
 RonggaTubuh (Triploblastik; Triploblastik Triploblastik (
Diploblastik)
 BentukTubuh (simetri radial/ Simetri radial Radial (*
simetri bilateral)
 Ukuran (cm): panjang; Tebal; Panjang 25 cm, lebar 20 cm, dan P : 12 cm (
tebal 2,5 cm T : 2 cm (*
Lebar:
 PermukaanTubuh (Berduri; Kasar Kasar (*
Licin; Kasar)
 Mulut (Atas/bawah) Tidak teramati Bawah (*
 Warna Awetan putih kekuningan biru (*)
 Coelom/ pseudocoelom/ Tidak teramati Coelom (**
coelomsebenarnya
 Metameri (berbukubuku) ada/ Tidak ada Tidak (***
tidak
2. Bentukpergerakan
 Sesil (tertambat) / mobile Tidak teramati Bergerak (**
(bergerak)
 Cara pergerakan (spontan/ Tidak teramati Merayap (***

5
ulatkilan/ merayap/ salto/
memanjat/ mengapung/
melayang/ meluncur)
3. Lengan
 Madreporit (ada/ tidak) Ada Ada (****
 Anus (ada/ tidak) Tidak teramati Ada (****
4. Kaki
 Kaki Tabung (ada/ tidak) Ada Ada (****
5. Habitat
 (permukaanpantai/ Tidak teramati Dalam laut di daerah
berkarang (**)
dibawahpermukaanpantai/yan
g lain)
6. Klasifikasi
 Phyllum : Echinodermata (***)
 Class : Asteroidea (***)
 Ordo: Valvatida (***)
 Famili : Ophidiasteridae (***
 Genus : Linckia (***)
 Spesies : Linckia laevigata (**
7. Gambar Hasil Pengamatan :

(Sumber: Yunita R
Mbana
(Sumber: Dok. Kelompok
& dkk, 2020). (****
II B, 2021)
8. Sumber : *Deloach, 2010
**Vendi Eko Susilo, 2016
***Lee dan Shin 2014
**** Yunita Rambu Mbana& dkk, 2020

6
*****Rahmadina, 2019
******Fitriansyah, M, 2018
9. Ciri khusus Tubuhnya tunggal dan berbentuk bintang, triploblastik dan
radial, mempunyai kaki tabung.

PERTELAAN ECHINODERMATA

Spesies ke-: 5 Nama lokal: Bintang ular Nama spesies:Ophiocoma erinaceus

No. Ciri-ciri Morfologi Pengamatan Menurut Literatur


1. Tubuh
 Jumlah (Tunggal, Ganda) Tunggal Tunggal (**)
 Bentuk (Bintang, Tumbuhan, Bintang ular Ular (**)
Bunga, Ular, Sosis, dan Bola)
 Hidup (Soliter/Koloni) Tidak teramati Soliter (**)
 Struktur (Kuat, Rapuh) Rapuh Rapuh (**)
 Rongga Tubuh (Triploblastik, Tidak teramati Triploblastik (**)
Diploblastik)
 Bentuk Tubuh (Simetri Simetri radial Simetri radial (**)
Radial/Simetri Bilateral)
 Ukuran (cm): Panjang, Tebal, Panjang 8,8cm Panjang 8cm (**)
Lebar Tebal 0,8cm Tebal
Lebar 8cm Lebar 8cm (**)
 Permukaan Tubuh (Berduri, Kasar Pusat permukaan tubuh
Licin, Kasar) licin, permukaan lengannya
berduri (**)
 Mulut (Atas/Bawah) Bawah Bawah (**)
 Warna Hitam pada bagian atas dan Coklat tua pada bagian atas
putih pada bagian bawah dan coklat muda pada
bagian bawah (**)
 Coelom/Pseudocoelom/Coelom Tidak teramati Coelom (***)
sebenarnya
 Metameri (Berbuku-buku) Tidak Teramati Ada (*)
Ada/Tidak
2. Bentuk Pergerakan
 Sesil (Tertambat)/Mobile Tidak teramati Bergerak (**)
(Bergerak)
 Cara pergerakan (spontan/ ulat Tidak teramati Merayap (**)
kilan/ merayap/ salto/ memanjat/
mengapung/ melayang/
meluncur)
3. Lengan
 Madreporit (Ada/Tidak) Tidak teramati Ada (**)
 Anus (Ada/Tidak) Tidak teramati Tidak ada (**)

7
4. Kaki
 Kaki Tabung (Ada/Tidak) Ada Ada (**)
5. Habitat
 (Permukaan Pantai/ Di bawah Tidak teramati Di bawah prmukaan dasar
Permukaan Pantai/ Yang Lain) pesisir (**)
6. Klasifikasi
 Phylum Echinodermata (****)
 Class Ophiuroidea (****)
 Ordo Ophiurida (****)
 Super Family
 Family Ophiocomidae (****)
 Genus Ophiocoma (****)
 Species Ophiocoma erinaceus
(****)
7. Gambar Hasil Pengamatan

(Sumbr : Fitriansyah, M.,


2018) (**)

(Sumber : Dok. Kelompok


II B. 2021)

8. Sumber *Ariyanto, T.P. (2016)


**Fitriansyah, M. (2018)
***RAMADINA. (2019)
****TrIANA, r., DKK. (2015)
9. Ciri Khusus Mulut brada di baian bawah, memiliki bentuk seperti ular
dengan permukaan yang berduri serta permukaan tubuh
bagian atas berwarna hitam. Memiliki banyak duri yang
merupakan tentakel dan modifikasi dari kaki tabung di
lengannya.

8
PERTELAAN ECHINODERMATA

Spesies ke- : 6 Nama lokal: Bintang laut Nama spesies : Fromia sp

No. Ciri-ciri Morfologi Pengamatan Menurut Literatur


1. Tubuh
 Jumlah (Tunggal, Ganda) Tidak teramati Tunggal (*)
 Bentuk (Bintang, Tumbuhan, Bintang Bintang (*)
Bunga, Ular, Sosis, dan Bola)
 Hidup (Soliter/Koloni) Tidak teramati Soliter (**)
 Struktur (Kuat, Rapuh) Kuat Kuat (*)
 Rongga Tubuh (Triploblastik, Tidak teramati Triploblastik (***)
Diploblastik)
 Bentuk Tubuh (Simetri Simetri radial Simetri radial (***)
Radial/Simetri Bilateral)
 Ukuran (cm): Panjang, Tebal, 10cm; 7cm; 3cm Berdiameter 7,5-10 cm (*)
Lebar
 Permukaan Tubuh (Berduri, Licin, Kasar Kasar (*)
Kasar)
 Mulut (Atas/Bawah) Tidak teramati Di bawah
 Warna Krim Merah dengan ujung hitam
 Coelom/Pseudocoelom/Coelom Tidak teramati Coelom (***)
sebenarnya
 Metameri (Berbuku-buku) Ada Ada (*)
Ada/Tidak
2. Bentuk Pergerakan
 Sesil (Tertambat)/Mobile Tidak teramati Mobile (bergerak) (****)
(Bergerak)
 Cara pergerakan (spontan/ ulat Tidak teramati Merayap (****)
kilan/ merayap/ salto/ memanjat/
mengapung/ melayang/ meluncur)
3. Lengan
 Madreporit (Ada/Tidak) Tidak teramati Ada (***)
 Anus (Ada/Tidak) Ada Ada (***)
4. Kaki
 Kaki Tabung (Ada/Tidak) Ada Ada (***)
5. Habitat
 (Permukaan Pantai/ Di bawah Tidak teramati Di daera terumbu dengan jenis
Permukaan Pantai/ Yang Lain) semua substrat (*)
6. Klasifikasi
 Phylum Echinodermata (**)

9
 Class Asteroideae (**)
 Ordo Valvatida (**)
 Super Family
 Family Goniasteridae (**)
 Genus Fromia (**)
 Species Fromia indica (**)
7. Gambar Hasil Pengamatan

Sumber : Mah, 2008 (**)


Sumber : Dok. Kelompok II
B
8. Sumber *Belt (1882)
**Mah (2008)
***Kresnoadi (2018)
**** (Fitriansyah (2018)
9. Ciri Khusus Berbentuk bintang dengan lengan yang lebar serta bagian
atas yang berbintik.

PERTELAAN ECHINODERMATA

Spesies ke- : 8 Nama lokal: Sand Dollar Nama spesies : Laganum sp.

No. Ciri-ciri Morfologi Pengamatan Menurut Literatur


1. Tubuh
 Jumlah (Tunggal, Ganda) Ganda Ganda (*)
 Bentuk (Bintang, Tumbuhan, Bulat pipih Pipih (*)
Bunga, Ular, Sosis, dan Bola)
 Hidup (Soliter/Koloni) Tidak teramati Koloni (**)
 Struktur (Kuat, Rapuh) Rapuh Kuat (*)
 Rongga Tubuh (Triploblastik, Tidak Teramati Triploblastik (**)
Diploblastik)
 Bentuk Tubuh (Simetri Bilateral Bilateral (**)
Radial/Simetri Bilateral)
 Ukuran (cm): Panjang, Tebal, Panjang 5,7 cm Panjang, lebar dan tinggi jarang
Lebar Lebar 5,8 cm diidentifikasi (*)
Tinggi 6,4 cm
 Permukaan Tubuh (Berduri, Bagian atas licin, bagian Terdapat cangkang kasar dank
Licin, Kasar) bawah kasar. keras (*)
 Mulut (Atas/Bawah) Tidak teramati Tengah (***)
 Warna Cream Keabu-abuan (**)

10
 Coelom/Pseudocoelom/Coelom Tidak teramati Coelom (*)
sebenarnya
 Metameri (Berbuku-buku) Tidak teramati Tidak (***)
Ada/Tidak
2. Bentuk Pergerakan
 Sesil (Tertambat)/Mobile Tidak teramati Tertambat (**)
(Bergerak)
 Cara pergerakan (spontan/ ulat Tidak teramati Membenamkan diri dalam
kilan/ merayap/ salto/ substrat (**)
memanjat/ mengapung/
melayang/ meluncur)
3. Lengan
 Madreporit (Ada/Tidak) Tidak teramati Tidak (***)
 Anus (Ada/Tidak) Tidak teramati Ada (***)
4. Kaki
 Kaki Tabung (Ada/Tidak) Tidak teramati Ada (***)
5. Habitat
 (Permukaan Pantai/ Di bawah Tidak teramati Dasar perairan yang berpasir dan
Permukaan Pantai/ Yang Lain) berlumpur (**)
6. Klasifikasi
 Phylum Echinodermata
 Class Echinoidea
 Ordo Clypeasteroida
 Family Laganidae
 Genus Laganum
 Species Laganum sp
7. Gambar Hasil Pengamatan

(Suryanti et all, 2016) (*)

(Dokumentasi Kelompok)
8. Sumber
*Suryanti, et all. 2016
** Afian, Adhe Nur dkk. 2013.
*** Alfarizi, Arif. 2017.
9. Ciri Khusus Pipih dan tipis
Terdapat pori-pori mikroskopis pada setiap lempeng
ambulakral yang tersusun teratur pada bagian
permukaan cangkangnya. (**)

11
PERTELAAN ECHINODERMATA

Spesies ke- : 9 Nama lokal: Bulu Babi Nama spesies:Temnopleurus alexandri

No. Ciri-ciri Morfologi Pengamatan Menurut Literatur


1. Tubuh
 Jumlah (Tunggal, Ganda) Ganda Ganda (*)
 Bentuk (Bintang, Tumbuhan, Bola Bola (*)
Bunga, Ular, Sosis, dan Bola)
 Hidup (Soliter/Koloni) Tidak teramati Koloni (**)
 Struktur (Kuat, Rapuh) Kuat Kuat (**)
 Rongga Tubuh (Triploblastik, Tidak teramati Triploblastik (**)
Diploblastik)
 Bentuk Tubuh (Simetri Simetri Radial Radial (*)
Radial/Simetri Bilateral)
 Ukuran (cm): Panjang, Tebal, Panjang 2,7 cm Diameter 4-7 cm
Lebar Lebar 2,5 cm Tinggi 4,3 – 5,4
Tinggi 2,4 cm (***)
 Permukaan Tubuh (Berduri, Berduri Berduri (*)
Licin, Kasar)
 Mulut (Atas/Bawah) Tidak Teramati Atas (*)
 Warna Cream Hitam (**)
 Coelom/Pseudocoelom/Coelom Tidak Teramati Coelom(*)
sebenarnya
 Metameri (Berbuku-buku) Tidak Teramati Tidak (**)
Ada/Tidak
2. Bentuk Pergerakan
 Sesil (Tertambat)/Mobile Tidak Teramati Bergerak (*)
(Bergerak)
 Cara pergerakan (spontan/ ulat Tidak Teramati Bergerak bebas (**)
kilan/ merayap/ salto/
memanjat/ mengapung/
melayang/ meluncur)
3. Lengan
 Madreporit (Ada/Tidak) Tidak Teramati Ada (*)
 Anus (Ada/Tidak) Tidak Teramati Ada (*)
4. Kaki
 Kaki Tabung (Ada/Tidak) Tidak Teramati Ada (**)
5. Habitat
 (Permukaan Pantai/ Di bawah Tidak Teramati Daerah berpasir atau daerah
Permukaan Pantai/ Yang Lain) terumbu karang (**)

12
6. Klasifikasi
 Phylum Echinodermata
 Class Echinoidea
 Ordo Temnopleuridae
 Sub Ordo Echinacea
 Family Temnopeuridae
 Genus Temnopleurus
 Species Temnopleurus alexandri
7. Gambar Hasil Pengamatan

(Dokumentasi Kelompok) (Arif Alfarizi, 2017) (*)


8. Sumber
*Alfarizi, Arif. 2017.
**Suryanti Dan Ruswahyuni, 2014.
***Sese. M. R.. Annawaty, A.. & Yusron. E, 2018.
9. Ciri Khusus Berduri kecil, memiliki ruang dalam tubuhnya.
Bulu babi beraturan, lempeng interambulakral, memiliki duri
primer dan duri sekunder, anus di sisi aboral, mulut di
sisi oral, memiliki lentera aristoteles. (*)

13
B. GAMBAR PENGAMATAN
1. Linckia laevigata
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
6
1 4
1. Lengan
2. Celah aburakral

2 3. Kaki tabung
4. Keping
5
3 5. Duri
6. Saluran air

(Dok. Kelompok II B, 2021)


c. Foto Literature
Keterangan :

1. Lengan
2
1 2. Celah aburakral
3. Kaki tabung

14
(Yunita Rambu Mbana, dkk, 2020)
2. Ophiocoma erinaceus
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :

b. Foto Pengamatan

1 Keterangan :
2
1. Lengan
2. Celah bursal

3 3. Cakram
4. mulut
4

(Dok. Kelompok II B, 2021)


c. Foto Literature
Keterangan :
2 1
1. Lengan
2. Celah bursal
3. Cakram
3
4 4. Mulut

15
(Fitriansyah, M., 2018)

3. Fromia sp
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1 2
1. Lengan
2. Celah amburakral
3. Kaki

(Dok. Kelompok II B, 2021)


c. Foto Literature
Keterangan :
1
1. Lengan
2. Celah amburakral
3. Kaki
3
2

(Mah, 2008)

16
4. Laganum sp.
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :

b. Foto Pengamatan
Keterangan :

3
1. Madreporite
2. Ambulakral
1
3. Interambulakral
4. Alur makanan
2
4

(Dok. Kelompok II B, 2021)


c. Foto Literature
Keterangan :
3
2
1. Madreporite
2. Ambulakral
1
3. Interambulakral
4 4. Alur makanan

17
(Suryati et all, 2016)

5. Temnopleurus alexandri
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
3
1. Ambulakral
1
2. Interambulakral
3. Pangkal duri
2 4. Anus

(Dok. Kelompok II B, 2021)


c. Foto Literature
5 4 Keterangan :

1. Ambulakral
1
2. Interambulakral
3. Pangkal duri
4. Duri
2
5. Anus
3

(Arif Alfarizi, 2017)

18
V. ANALISIS DATA
1. Linckia laevigata
Dari hasil pengamatan bintang laut ini diketahui jumlah indivdu dari
Linckia laevigata Tunggal, berbentuk seperti Bintang, hidupnya soliter,
kemudian lapisan tubuhnya berupa Tripoblastik, memiliki struktur tubuh
yang kuat, simetri dari bintang laut ini adalh simetri radial, panjang tubuh 25
cm, lebar 20 cm, dengan tebal 2,5 cm., permukaan tubuhnya kasar, mulut nya
dibawah, warna tubuhnya cream, mempunyai Pseudoselum, dilengannya ada
Madreporit, dan memiliki kaki tabung.
Klasifikasi bintang laut:
Phyllum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Ophidiasteridae
Genus : Linckia
Spesies : Linckia laevigata
(Lee dan Shin, 2004)
Menurut literature, Bintang laut L. laevigata biasa dikenal dengan
nama bintang laut biru. Bintang laut ini terdapat dalam jumlah yang
berlimpah dibandingkan dengan kelompok asteroid lainnya. Ciri fisik dari
bintang laut L. laevigata yaitu memiliki 5 buah tangan dan tubuh yang tidak
terlau tebal. Seluruh pemukaan tubuh bintang laut ini berwarna biru. Habitat
bintang laut ini yaitu didaerah terumbu karang, pasir dan padang lamun.
(Lee dan Shin 2014). L. laevigata memiliki 1 madreporit dengan ukuran
lengan sama panjang, dan pori mengelompok (Puspitasarim DKK, 2012).
Ciri khususnya Pada permukaan atas seperti bersisik dan bercorak dengan
tekstur yang kasar. memiliki lengan yang ramping dan panjang.
(Fitriansyah, M. 2018). Memiliki coelom dan tak berbuku -
buku(RAHMADINA, 2019). Panjang tubuh 12 cm, tebalnya 2 cmdengan

19
berwarna biru. (Susilo, VE. 2017). Lebar tubuhnya 8 – 30 cm (Mueller, B &
dkk, 2011).
2. Ophiocoma erinaceus
Dari hasil pengamatan bintang laut ini diketahui jumlah indivdu dari
Ophiocoma erinaceus Tunggal, berbentuk seperti Bintang mengular,
hidupnya soliter, kemudian lapisan tubuhnya berupa Tripoblastik, memiliki
struktur tubuh yang rapuh, simetri dari bintang laut ini adalh simetri radial,
panjang tubuh 8,8 cm, lebar 8 cm, tebalnya0,8 c. permukaan tubuhnya
berduri, mulut nya dibawah, warna Permukaan tubuh bagian atas berwarna
putih tulang dengan duri yang berwarna krem dan bagian bawahnya berwarna
putih tulang, dilengannya ada Madreporit, dan memiliki kaki tabung mulut
ada pada bagian bawah.
Klasifikasi :
Phyllum : Echinodermata
Class : Ophiuroidea
Ordo : Ophiurida
Famili : Ophiocomidae
Genus : Ophiocoma
Spesies : Ophiocoma erinaceus
(Sumber : Triana, R., dkk. 2015).
Menurut literature, Habitat utama dari bintang mengular adalah di
ekosistem terumbu karang atau hidup bebas di dasar perairan lepas pantai
(Chinn 2010). Hewan ini cenderung bergerak cepat dan bersembunyi di
dalam pasir atau celah bebatuan jika terdapat predator atau menghadapi cuaca
ekstrim (Serrato dan O’hara 2008). Selain itu, hewan ini juga dapat
memutuskan lengannya ketika sedang terancam (Tran dan Whited 2009; West
2012)
3. Fromia sp.
Berdasarkan pengamatan, spesiment memiliki bagian tubuh yang tidak
utuh dan memiliki ciri-ciri tubuh yang berbentuk bintang berwarna krim
dengan struktur tubuh yang kuat dan termasuk bentuk tubuh simetri radial.

20
Spesiment ini berukuran panjang 10 cm, lebar 7 cm dan lebar 3 cm dengan
permukaan tubuh yang kasar dan berbuku-buku. Terdapat anus dan kaki
tabung dan selebihnya pada bagian tubuh yang lain tidak teramati.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Class : Asteoroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Goniasteridae
Genus : Fromia
Spesies : Fromia indica
(Moh, 2008)
Berdasarkan literatur, Fromia indica adalah salah satu spesies dari
echinodermata yang berbentuk bintang berwarna oranye hingga kemerahan.
Fromia indica hidup dengan sendiri-sendiri (soliter) yang tersebar. Struktur
tubuh Fromia indica kuat dan memiliki Rongga tubuh dengan tipe
triploblastik dengan coelom dan bentuk tubuh simetri radial. Tubuh bintang
laut ini berdiameter 7,5-10 cm dengan permukaan tubuh yang kasar,
keseluruhan tubuh berwarna merah dengan ujung bagian lengan berwarna
hitam dan berbuku-buku. (Belt, 1882)
Pada bagian bawah terdapat mulut yang dapat memakan bagian bagian
kecil dengan cara makan dari kantung gastrik yang dibalikkan melalui mulut
dan dibentangkan di ataskoenosark. Fromia indica ini memakan detritus,
mikroalga, invertebrata bentik kecil, dan bahan organik lainnya. (Kresnoadi,
2018)
Bentuk pergerakan sesil Fromia indica bergerak (mobile) dengan merayap,
memiliki madreporit dan anus pada bagian lengan dan memiliki kaki tabung.
Fromia indica bereproduksi dengan sistem fertilisasi yang terjadi diluar
eksternal atau aseksual. Sistem pencernaan berawal dari makanan berupa
bahan organik dan plankton masuk melalui mulut menuju esofagus dan
lambung yang bercabang menuju setiap lengan. Sisa pencernaan akan

21
dikeluarkan melalui anus yang terdapat pada aboral (bagian dorsal) tubuh.
Fromia indica bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae
(papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Memiliki
sistem syaraf yag terdiri atas cincin syaraf dan tali-tali syaraf pada bagian
bagian lengannya. Habitat Fromia indica berada di kedalaman mulai dari 1,5
meter dibawah permukaan laut pada terumbu karang dengan semua jenis
substrat pada suhu antara 75 ° F (24° C) dan 83 °F (28 ° C). (Fitriansyah,
2018).
4. Echinodiscus sp.
Pada pengamatan awetan dari sand dollar atau Echinodiscus sp. Diperoleh
tubuh sand dollar berjumlah tunggal dengan bentuk tubuh seperti bunga, cara
hidup sand dollar soliter, sand dollar memiliki bentuk tubuh yang kuat,
rongga tubuh sand dollar sendiri triplobastik, bentuk tubuh sand dollar sendiri
adalah simetri bilateral. Ukuran tubuh sand dollar yaitu panjang 5.9 em
dengan tebal 0,3 cm serta lebar nya 4.5 cm. permukaan tubuh sand dollar
yaitu licin, mulut sand dollar berada pada bagian bawah, warna tubuh sand
dollar sendiri bewarnakrim kecoklatan. Tubuh sand dollar sendiri tidak
memiliki matameri/ berbuku-buku.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Clypeasteroida
Super Famili : Scutelloida
Famili : Astricylpeidae
Genus : Echinodiscus
Spesies : Echinodiscus sp.
(Leske, N. G., 1778)
Menurut literatur Megumi (2017) sand dollar atau Echinodiscus sp.
Memiliki jumlah unggal, hidupnya secara berkoloni/berkelompok, memiliki
struktur tubuh yang kuat, permukaan tubuh sand dollar sendiri berduri,

22
dengan duri-duri kecil dipermukaan tubuhnya, sand dollar sendiri memiliki
lebar tubuh yang beragam yaitu antara 5 cm sampai dengan 10cm. Menurut
Hartati (2012) bentuk tubuh sand dollar sendiri berbentuk pentagonal atau
segi lima dan terdapat motif seperti bunga ditengahnya. Menurut Irawan
(2014) rongga tubuh sand dollar sendiri triploblastic, panjang tubuh sand
dollar sendiri 3cm, sand dollar juga sudah memiliki coelom yang sebenarnya.
Menurut Afian (2013) bentuk tubuh sand dollar termasuk bentuk tubuh
irregular atau tidak teratur dengan bentuk tubuh simestri bilateral. Warna
tubuh sand dollar sendiri bewarna keabu-abuan. Menurut Leske, N. G. 1778
dalam Kroh, A., Mooi, R. (2020) mengatakan bahwa tebal tubuh sand dollar
sekitar 10mm. Menurut Muhammad Aris (2016) mulut sand dollar berada
dibagian oral/bawah tubuhnya. Menurut Jayadi (2008) sand dollar tidak ada
metameri/ berbuku-buku.
Menurut literatur Della Blatama (2016) sand dollar termasuk hewan yang
mobile/ bergerak, mereka bergerak dengan cara merayap dibatuan, dan
bergerak dengan bantuan kaki tabung. Pada pengamatan awetan tubuh sand
dollar juga erdapat madreporite yang berada pada tengah tubuhnya dan
berada pada bagian atas. Annus sand dollar sendiri juga tidak teramati,
sedangkan menurut Suryanti (2014) sand dollar memiliki madreporite pada
bagian atas tubuhnya. Menurut Hartati (2012) sand dollar memiliki annus
pada bagian bawah tubuhnya.
5. Diadema setosum
Berdasarkan pengamatan spesiment yang didapat adalah salah satu hewan
dengan phylum echinodermata yang memiliki ciri-ciri dengan tubuh tunggal
yang berbentuk oval hampir seperti bola berwarna cream, memiliki bentuk
tubuh simetri radial. Spesiment ini berukuran dengan panjang 2,7 cm, lebar
2,7 cm dan tebal 0,2 cm. Permukaan tubuh kasar yang dilindungi cangkang
tipis yang rapuh dan selebihnya pada bagian tubuh tidak dapat teramati.
Klasifikasi :
Pyllum : Echinnodermata
Class : Echinoidea

23
Ordo : Cidaroidea
Family : Diadermatidae
Genus : Diadema
Spesies : Diadema setosum
(Amal, dkk, 2018).
Berdasarkan literatur spesiment yang diamati tersebut adalah bulu babi
atau landak laut spesies Diadema setosum. Bulu babi memiliki tubuh tunggal
berbentuk bulat, oval/setengah bola berwarna hitam dengan struktur cangkang
yang tipis. Rongga tubuh dengan tipe triploblastik dengan coelom dan bentuk
tubuh simetri radial. Tubuhnya berdiameter 18 cm dan pada bagian
permukaan tubuh dikelilingi duri-duri panjang.(Kresnoadi, 2018) Letak mulut
pada bulu babi di atas atau menghadap ke dasar laut. Bulu babi bergerak
dengan cara merayap menggunakan kaki tabung. Pada bagian lengan terdapat
madreporit dan anus. Bulu babi memiliki sistem reproduksi seksual yang
bersifat gonokoris dan sistem pencernaan yang sempurna. Bulu babi
mendapatkan makanannya melalui mulutnya yang terletak pada permukaan
oral dilengkapi dengan alat untuk mengambil makanan yang dinamakan
Lantera aristoteles. Biasanya bulu babi ini hidup pada habitat pantai atau laut
dengan substrat batu-batuan, pasir dan lumpur. (Karengillan, 208).

24
VI. KESIMPULAN
1. Linckia laevigata memiliki ciri ciri jumlah indivdu Tunggal, berbentuk
Bintang, soliter, lapisan tubuhnya Tripoblastik, struktur tubuh kuat, simetri
radial, panjang tubuh 25 cm, lebar 21 cm, dengan tebal 1 cm., permukaan
kasar, mulut nya dibawah, warna tubuhnya cream, mempunyai coelom, ada
Madreporit, dan memiliki kaki tabung.
2. Ophiocoma erinaceus memiliki ciri ciri jumlahnya Tunggal, berbentuk
Bintang mengular, hidupnya soliter, lapisan tubuhnya Tripoblastik, struktur
tubuh rapuh, simetri radial, panjang tubuh 9,5 cm, lebar 8 cm, tebal 0,8 cm,
permukaan tubuhBerduri, mulut nya dibawah, warna Permukaan tubuh
bagian atas berwarna abu-abu dengan duri yang berwarna krem dan bagian
bawahnya berwarna krem, dilengannya ada Madreporit, dan memiliki kaki
tabung mulut ada pada bagian bawah.
3. Fromia indica memiliki ciri-ciri berbentuk bintang, struktur tubuh kuat dan
simetri radial. Berukuran panjang 10 cm, lebar 7 cm dan lebar 3 cm,
permukaan kasar dan berbuku-buku. Terdapat anus dan kaki tabung dan
selebihnya pada bagian tubuh yang lain tidak teramati.
4. Echinodiscus sp. memiliki ciri ciri berjumlah tunggal, bentuk tubuh seperti
bunga, bentuk tubuh yang rapuh, rongga tubuh tripoblastik, bentuk tubuh
sand dollarsimetri bilateral. Ukuran tubuh sand dollar yaitu panjang 6cm
dengan tebal 0,1cm serta lebar nya 6,5cm. Permukaan tubuh kasar, mulut
sand berada pada bagian bawah, bewarna coklat kekuningan. Tubuh sand
dollar sendiri tidak matameri/ berbuku-buku.
5. Diadema setosum memiliki ciri ciri tubuh tunggal, bentuk bulat,
oval/setengah bola, berwarna hitam, struktur cangkang yang tipis. Rongga
tubuh tipe triploblastik dengan coelom dan bentuk simetri radial. berdiameter
18 cm dan pada bagian permukaan tubuh dikelilingi duri-duri panjang. Letak
mulut pada bulu babi di atas atau menghadap ke dasar laut. Bulu babi
bergerak merayap menggunakan kaki tabung. Pada bagian lengan terdapat
madreporit dan anus. Bulu babi memiliki sistem reproduksi seksual bersifat

25
gonokoris dan sistem pencernaan sempurna. Bulu babi mendapatkan
makanannya melalui mulutnya yang terletak pada permukaan oral dilengkapi,
mengambil makanan dengan alatyang dinamakan Lantera aristoteles. Hidup
pada habitat pantai atau laut dengan substrat batu-batuan, pasir dan lumpur.

26
VII. DAFTAR PUSTAKA
Afian, A. N., & Purwanti, F. (2013). Pengaruh Kedalaman dan Jarak dari Pantai
terhadap Kelimpahan dan Pola Sebaran Sand Dollar di Pantai Barakuda
Pulau Kemujan Taman Nasional Karimunjawa. Management of Aquatic
Resources Journal, 2(4), 127-135.

Amal, dkk. (2018). Laporan Resmi Praktikum Avertebrata Laut Filum


Echinodermata. Universitas Diponegoro. Semarang

Ariyanto, T. P. (2016). Keanekaragaman dan Kelimpahan Echinodermata di


Pulau Barrang Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar (Doctoral
dissertation), Universitas Negeri Alauddin Makassar. Islam

Barat. (Skripsi S1), IAIN Palangkaraya. Huda, Muhammad Aris. (2016).


Keanekaragaman Jenis Echinoidae Di Zona Intertidal Pantai Jeding Taman
Nasional Baluran (Undergraduate Theses, Universitas Jember). Diakses
melalui laman http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76681 pada
tanggal 1 Mei 2021

Bell, F. Jeffrey (1882). Descriptions of new or rare Species of Asteroidea in the


Collection of the British Museum". Proceedings of the Scientific Meetings
of the Zoological Society of London. London: Messrs. Longmans, Green,
Reader, and Dyer, Paternoster Row. pp. 123-124.

Blatama, Della., dkk. (2016). Jejak Sisa Kehidupan Masa Lalu (Trace Fossile)
Biota Laut Di Daerah Pegunungan Halmahera Tengah, Provinsi Maluku
Utara. Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education). 424.

Dharmono., Mahrudin., Riefani. M. R., Utami, N.H. 2021. Penuntun Praktikum


Zoologi Invertebrata. Universitas Lambung Mangkurat : Banjarmasin.

Fernandez, Lisa Philomena (2008) Biozonasi Dan Keanekaragaman


Echinodermata Di Zona Intertidal Pantai Lewolere, Larantuka Nusa
Tenggara Timur. SI thesis, UAJY.

Hartati, R., & Ambariyanto, A. (2012). Identifikasi Sand Dollar dan


KarakteristikHabitatnya di Pulau Cemara Besar, Kepulauan Karimunjawa
Jepara. Ilmu Kelautan: Indonesian Journal of Marine Sciences, 10(1), 1-10

Hernisa, Hernisa (2015) Studi keanekaragaman bintang laut dan bintang di Desa
Sungai Bakau Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin

27
Irawan, H. (2014). Studi Biologi Dan Ekologi Hewan Filum Echinodermata Di
Perairan Litoral Pesisir Timur Pulau Bintan. Dinamaika Maritim, 4(2), 9-
23.

Jayadi, Edi Muhamad (2008) Ilmu Pengetahuan Alam 1. [Teaching Resource].


Diakses melalui http://repository.uinmataram.ac.id/637/ pada tanggal 1
Mei 2021

Karengillan. (2018). Apa yang andak ketahui tentang Landak Laut atau Bulu
Babi?. Di akses melalui https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda ketahui-
tentang-landak-laut-atau-bulu-babi/106784 pada tanggal 1 Mei 2021

Katili, A. S. (2011). Struktur komunitas Echinodermata pada zona intertidal di


Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, 8(1), 51-61 Kresnoadi.
(2018).

Hewan Avertebrata (Invertebrata) dan Ciri-ciri Lengkap dengan Contohnya. Di


akses melalui https://blog.ruangguru.com/hewan-avertebrata pada tangal 1
Mei 2021

Kroh, A.; Mooi, R. (2020). World Echinoidea Database. Echinodicus Leske,


1778. Diakses melalui World Register of Marine Species at:
http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=205930 pada
tanggal 1 Mei 2021

Leske, N. G. 1778. Jacobi Theodori Klein naturalis dispositio echinodermatum


edita et descriptionibus novisque inventis et synonomis auctorem aucta.
Addimenta ad I. T. Klein naturalem dispositionem Echinodermatum. G.
EBeer, Leipzig, xxii+278 pp., available online at http://gdz.sub.uni
goettingen.de/dms/load/img/?PID=PPN573613834 page(s): 195 Mah,
Christopher (2008). "Taxon Details for Fromia indica (Perrier, 1869)
marinespecies.org. World Register of Marine Species (WORMS).

Meguni, Sarah (2017) Sand Dollar, Hewan Laut Serupa Koin. Diakses melalui
https www.greeners.co/flora-fauna/sand-dollar-hewan-laut serupa-koin
pada tanggal 1 Mei 2021

Mueller, B., Bos, A. R., Graf, G., & Gumanao, G. S. (2011). Size-specific
locomotion rate and movement pattern of four common Indo-Pacific sea
stars (Echinodermata; Asteroidea). Aquatic Biology, 12(2): 157 164

Ningsih, R. Z., Taib, E. N., & Agustina, E. (2019). Karakteristik Filum


Echinodermata Di Pulau Dua Kabupaten Aceh Selatan. Prosiding Blonk
5(1): 129-137.

28
Rahmadina (2019) Taksonomi Invertebrata Biologi. Di
http/repository.uinsu.ac.id/9138/1/MODUL AJAR TAKSO NOMP
20INVERTEBRATA.pdf. (diakses 1 Mei 2021

Saryanti (2014) Bulu Babi Dan Sand Dollar. Diakses melalui htups
slideplayer.info slide/2603404 pada tanggal 1 Mei 2021

Susilo, VE (2017) Sebaran Lokal Echinodermata Di Pantai Bama Taman


Nasional Baluran Bioedukasi, 14(2):31-38.

Sweeten, L. (2001). "Mellita quinquiesperforata" (On-line), Animal Diversity


Web hops animaldiversity.org/accounts/Mellita_quinquiesperforata/
Diakses pada tanggal 1 Mei 2021
Takabayassi, M., H. Jessop dan M. Demaentanon. (2007). Sea Urchin Herbivory In
Hawaiian Shallow Water Ecosystem. HCRI Project Report: 1-7. Tan, Ria.
Echinodiscus sp. Diakses melalui https singapore biodiversity.online/species/A-
Echi-Echinoidea 000038 pada tanggal 1 Mei

Telford, M. (1981) A hydrodynamic interpretation of sand dollar morphology Bulletin


of Marine Science, 31(3), 605-622.

Triana, R., Elfidasari, D., & VIMONO, I. B. (2015). Indentification of Echinoderms in


southern Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. In
Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 1(3): 455-459.

29
“ZOOLOGI INVERTEBRATA”
(AKBK 3207)

PRAKTIKUM II
PORIFERA

30
PRAKTIKUM II
Topik : Porifera
Tujuan : Mengenal Morfologi Dan Tanda-Tanda Karakteristik Anggota
Phylum Porifera
Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2021
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I. TEORI DASAR
Porifera (Latin: porus=pori, fer=membawa), tubuhnya berpori, diploblastik,
simetri radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri. Fase dewasa
bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan
berkoloni.
Porifera mewakili hewan-hewan primitif yang bersimetri radial atau
asimetri dan menyimpang dari garis utama evolusi Metazoa, serta merupakan
cabang evolusi yang disebut Parazoa. Hewan ini hidup di laut, beberapa di air
tawar, tidak aktif, tidak bertangkai, memiliki banyak pori. Sistem pencernaan
berlangsung secara intraselular.
Tubuh porifera masih diorganisasi pada tingkat seluler yang berarti tersusun
atas sel-sel yang cenderung bekerja secara mandiri, masih belum ada koordinasi
antara sel satu dengan sel lainnya. Bentuk tubuhnya yang bervariasi, ada yang
menyerupai kipas, jambangan bunga, batang, globator, genta trompet dan
lainnya. Hewan porifera sebagian besar berbentuk koloni yang sering tampak
tidak teratur, singga tampak seperti tumbuhan. Warna tubuh porifera bermacam-
macam mislanya warna kelabu,putih keruh, coklat, jingga, hijau dan lain-lain.
Warna tubuhnya pun sering berubah sesuai kondisi tempat sinar dan warna itu
pun diperkuat atau di perlemah warna lain.
Sistem pencernaan berlangsung secara interseluler. Tubuhnya memiliki
penyokong yang terdiri dari spikula-spikula atau bahan serabut yang terbuat dari
bahan organik. Porifera bekembangbiak secara seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif). Secara aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup (tunas) atau

31
dengan cara lain yaitu dengan membentuk gemula. Sedangkan secara seksual
dilakukan dengan peleburan sel telur dengan sperma. Sel telur dan sperma
berkembang dari sel amoeboid yang disebut arkeosit.
II. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Baki
2. Alat tulis
3. Kamera
B. BAHAN
1. Hippospongia sp
2. Microcioana sp
3. Euspongia sp
4. Spongia sp
III. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menggambar morfologi hewan porifera.
3. Memberikan keterangan selengkapnya dan menuliskan sistematiknya.

32
IV. HASIL PENGAMATAN
A. TABEL HASIL PENGAMATAN
N Nama Spesies Deskripsi Foto Pengamatan Foto Literatur
O.
1. Spongia sp. Panjang 8,5 cm, tebal 3,2
cm, lebar 5,8 cm. tekstur
keras,
permukaan kasar, memiliki
banyak pori-pori, warna
biru
ke abu-abuan, ukuran kecil,
bentuknya seperti persegi (Sumber: Xrufray, 2016)
panjang, belakangnya
berserabut dan
tidak berpori
2. Microciona sp. Tinggi 9,4 cm, panjang
25 cm, lebar 14,8 cm.
Warna tubuh saat
sudah mati. Memiliki
pori-pori disepanjangan
tubuhnya.
(Sumber:
Anudibranchmom,
2019)
3. Euspongia sp. Tinggi 11 cm, panjang
4,6 cm, lebar 5,7 cm. Warna
tubuh coklat, tekstur seperti
berserabut, permukaan
kasar, bagian bawahnya
lebih
keras saat sudah mati.
Memiliki serabut-serabut
sponging. Bentuknya
seperti kipas dan memiliki
pori-pori

(sumber : Stevecollins,
2021)

33
Panjang tubuhnya 23,8 cm,
lebarnya 16,7 cm, tebalnya
40,3 cm. Warna tubuh
abu-abu, permukaannya
4. Hippospongia kasar, terksturnya keras,
sp. memiliki banyak pori-pori
berukuran kecil dan besar. (Yu-Chia Chang et all,
2012)

34
B. GAMBAR HASIL PENGAMATAN
1. Spongia sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan :

b. Foto pengamatan
2 Keterangan :
1
1. Pori-pori
2. Celah
3. Dinding tubuh

(Dok. Kelompok II B, 2021)


c. Foto literature
Keterangan :

2 1 1. Por-pori tubuh
2. Celah
3. Dinding tubuh

(Xrufray)

35
2. Microciona sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan :

b. Foto pengamatan
Keterangan :
1

1. Pori-pori
2. Percabangan
2
3. Ujung cabang

(Dok. Kelompok II B 20210


c. Foto literature
1 Keterangan :
3
2 1. Pori-pori
2. Percabangan
3. Ujung cabang

(DHI)

36
3. Euspongia sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan :

b. Foto pengamatan
Keterangan :

1 1. Pori-pori tubuh
2. Dinding tubuh

(Dok. Kelompok II B, 2021)


c. Foto literature
Keterangan :

1 1. Pori-pori tubuh
2. Dinding tubuh
2

(Stevecollins, 2021)

37
4. Hippospongia sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan :

b. Foto pengamatan
Keterangan :
1
2
1. Pori-pori tubuh
2. Celah
3. Dinding tubuh

(Dok. Kelompok II B, 2021)


c. Foto literature
Keterangan :

2 1. Pori-pori tubuh
2. Celah
3. Dinding sel

3 1

(Nafi’un, 2012)

38
V. ANALISIS DATA
1. Spongia sp.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Spongia sp memiliki tinggi
3 cm, panjang 7,5 cm, lebar 4,5 cm. Warna tubuh biru keabu-abuan. Memiliki
pori-pori diseluruh tubuhnya, serta terdapat celah. Teksturnya kasar dan
bentuknya segiempat tak beraturan.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Radiata
Phylum : Porifera
Class : Demospongiae
Orde : Dictyoceratida
Family : Spongiidae
Genus : Spongia
Species : Spongia officinalis
(Linnaeus, 1759)
Spesies ini memiliki tubuh yang berpori, namun tidak keras seperti spons
pada umumnya. Selain itu, Spongia officinalis juga dapat menyerap oksigen
dari air melalui proses difusi. Sebelum spons sintetis diproduksi secara
massal, Spongia officinalis sering dipanen dan digunakan untuk
membersihkan badan atau alat makan. Namun, kegiatan ini menurunkan
populasi spesies tersebut oleh karena pertumbuhannya yang lambat (Hooper,
J.N.A.; Van Soest, R.W.M., 2002).
2. Microciona sp.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di laboratorium pada
Microciona sp dapat diketahui bahwa Microciona sp mempunyai pori-pori
yang tersebar pada permukaan tubuh. Microciona sp berwarna putih dengan
bentuk silinder yang pendek seperti semak-semak atau seperti batu karang
yang terbuat dari bahan kristal zat kapur. Microciona sp mempunyai tekstur
tubuh yang lunak dan lembek serta bentuk yang bercabang seperti ranting.

39
Tetapi tubuh Microciona sp ini dapat mengeras jika dia berada di tempat yang
dangkal atau bagian air yang dalam menjadi tempatnya untuk berkoloni.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Poeciloclerina
Familia : Microcionidae
Genus : Microciona
Spesies : Microciona sp
(Jasin Maskoeri. 1984 )
Bagian luar dari morfologi sponge terdapat banyak lubang-lubang kecil
yang disebut pori (ostia) berfungsi sebagai tempat masuknya air menuju
spongosoel, selain terdapat ostia pada bagian luar sponge juga terdapat
dinding yang terdiri dari satu lapisan sel pipih yang disebut pinakosit, sel ini
dapat melakukan gerakan kembang, kempis sehingga memungkinkan seluruh
tubuh sponge dapat berupa ukuran besar maupun kecil (Sugiarti. 2004)
3. Euspongia sp.
Euspongia sp. termasuk kedalam kelas Demospongiae. Kelas
Demospongiae rangkanya terbuat dari sponging, kersik, atau campuran
keduanya. Spikula bila ada tidak bercabang 6. (Soemadji. 2001). Di perairan
dangkal terjadi persaingan karang dan alga untuk melakukan fotosintesa.
Pada perairan yang lebih dalam, spons mendapatkan energi yang lebih besar
dari bertambahnya konsentrasi pitoplankto. Di perairan dangkal, spons
berkompetisi dengan alga dan karang untuk mendapat ruang dan cahaya,
sehingga spons harus beradaptasi dengan perairan yang lebih dalam (Amir &
Budiyanto 1996).
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia.
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae

40
Ordo : Keratosa
Familia : Euspongidae
Genus : Euspongia
Spesies : Euspongia sp
Sumber : (Jasin Maskoeri. 1984 )
4. Hippospongia sp.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di laboratorium pada
Hippospongia sp terlihat rongga dan pori-pori yang tersebar di seluruh bagian
permukaan tubuhnya. Pada awetan Hippospongia sp mempunyai bentuk yang
asimetris dengan corak warna putih walau sebenarnya porifera ini mempunyai
warna yang sangat cantik jika kita melihatnya secara langsung di laut serta
memiliki saluran air tipe leucon. Hippospongia sp biasa digunakan untuk
pembuatan spons mandi karena kerangka tubuhnya khusus terbentuk dari
bahan spongin yang ditutupi oleh membran tipis dan gelap serta memiliki
banyak ruang yang berflagel.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Keratosa
Familia : Hipposngiadae
Genus : Hippospongiae
Spesies : Hippospongia sp
(Jasin Maskoeri. 1984 )
Sponge atau porifera adalah hewan dari phylum primitif yang hidup
menetap dan bersifaat filter feeder. Sponge memompa iar keluar melalui
tubuhnya dan menyaring partikel sebagai bahan makanan (Hickman dkk.
2002). Sponge sangat menyukai perairan yang cukup jernih. Sponge termasuk
plankton feeder, sehingga memerlukan kualitas dan kesuburanperairan yang
ideal untuk menunjang kehidupannya. Selain itu suhu, arus, kekeruhan dan
salinitas merupakan faktor pembatas tehadap pertumbuhan sponge yang

41
berpengaruh terhadap keseimbangan jumlah komposisi dan kepadatan sponge
(Storr. 1976).

42
VI. KESIMPULAN
1. Euspongia sp mempunyai rongga serta pori-pori yang tersebar di permukaan
tubuhnya dan memiliki warna jingga dengan bentuk yang asimetris.
2. Hippospongia sp mempunyai rongga serta pori-pori yang tersebar di
permukaan tubuhnya dan berwarna putih dengan bentuk asimetris, serta
memiliki sistem saluran tipe leucon.
3. Microciona sp mempunyai pori-pori di permukaan tubuhnya dan memiliki
warna putih tetapi jika di lihat secara langsung Microciona sp mempunyai
warna yang cantik serta bentuk tubuh yang silinder.
4. Leucosolenia sp. memiliki kerangka tubuh (spikula) dari kalsium karbonat,
berbentuk seperti jambangan, warna tubuh adalah putih kekuningan sampai
abu-abu.

43
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amir, I & Budiyanto, A. 1996. Mengenal Spons Laut (Demospongiae) Secara
Umum. Oseana 21: 15 – 31

Beashayleesayers. 2011. Diakses melaui


https://beashayleesayers.wordpress.com/science-for-dummies pada tanggal
14 Oktober 2018

Chee Kong, Chim. 2008. Diakses melalui


https://www.flickr.com/photos/chimck2595862196 pada tanggal 14
Oktober 2018

Fixerbot. 2018. Diakses melalui https://en.m.wikipedia.org/wiki/Spongia pada


tanggal 14 Oktober 2018

Haedar. Sadarun, Baru. Palupi, Diyah Ratna. 2016. Potensi Keanekaragaman


Jenis Dan Sebaran Spons Di Perairan Pulau Saponda Laut Kabupaten
Konawe. Kendari Universitas Halu Oleo

Hikcman, Roberts, dan Larson. 2002. Sponges : Phylum Porifera. Animal


Diversity. Third Edition 2002. The McGraw-Hill Companies.

Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya

Soemadji. 2001. Zoologi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Storr. J.F. 1976. Ecological: Factors controlling sponge distribution in the Gulf
of Mexico and the resulting zonation. Pp 261-276 in Harrison, F.W. and
R.R.Cowden (eds.) Aspec of Biology. New York: Academic Press.

Subagia, I. B dan Aunurohim. 2013. Struktur Komunitas Spons Laut (Porifera)


di Pantai Pasir Putih, Situbondo. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS
Vol. 2, No.2. Surabaya : ITS

Suparno. 2005. Kajian Bioaktif Spons Laut (Forifera: Demospongiae) Suatu


Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia Dalam
Dibidang Farmasi. Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPs 7002). Bogor :
Institut Pertanian Bogor

Sugiarti, S. 2004. Invertebrata Air. Bogor : Sumberdaya Informasi IPB.

Jasin, Maskoeri. 1987. Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya

44
Telnes. 2017. https://www.seawater.no/fauna/porifera/dichotoma.html
(Diakses pada tanggal 30 september 2019)

45
“ZOOLOGI INVERTEBRATA”
(AKBK 3207)

PRAKTIKUM III
PROTOZOA

PRAKTIKUM III

46
Topik : Protozoa

Tujuan :Mengamati protozoa

Hari / tanggal : Kamis / 15 April 2021

Tempat : Laboratorium Biologi Umum PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. TEORI DASAR
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, mempunyai struktur yang
lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan walaupun terdiri dari satu
sel, protozoa merupakan organisme yang sempurna. Ukuran tubuh mikroskopis,
sangat beranekaragam morfologi, fisiologi, dan perkembangbiakannya.
Habitatnya di air tawar, air laut, tanah yang lembab, atau dalam tubuh hewan
lain. Alat gerak berupa pseudopodia, flagellum, silia, dan ada yang tanpa alat
gerak.
Protozoa mempunyai lebih dari 30.000 spesies dengan sifat dan
karakteristiknya. Terdapat spesies yang bersifat patogen pada manusia dan
hewan, beberapa spesies berperan penting dalam simbiosis dengan Ruminantia,
sebagai mikroorganisme pada serangga, berperanan di dalam proses
mikrobiologi tanah, mikrobiologi air, dan sebagainya. Sifatnya dapat hidup
dengan syarat kehidupan yang minimal, sebab jasad ini dapat menggunakan
bakteria maupun protozoa lainnya sebagai sumber makanannya. Pada keadaan
yang tidak sesuai untuk pertumbuhannya, bebeapa spesies membentuk kista,
yaitu bentuk sel yang dilindungi oleh dinding sel tebal.
II. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1. Alat tulis
2. Alat dokumentasi
3. Pipet tetes
4. Mikroskop
5. Kaca benda
6. Kaca penutup

47
B. BAHAN
1. Air selokan sekitar rumah
2. Air SBC
III. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meneteskan air yang diambil dari selokan ke atas kaca benda, menutup
dengan kaca penutup.
3. Mengamati menggunakan mikroskop.
4. Mendokumentasikan menggunakan alat dokumentasi.

IV. HASIL PENGAMATAN

48
A. TABEL HASIL PENGAMATAN
No. Kelompok Nama Spesies Tempat Deskripsi Perbesaran
1. 9B Euglena viridis Selokan - Bentuk tubuh 40 x 10
depan SBC seperti gelendong
dengan ujung
tubuhnya
meruncing
dengan satu bulu
cambuk
- Memiliki stigma
(bintik mata
berwarna merah)
- Berwarna hijau
2. 9B Trichomonas sp. Selokan - Tidak memiliki 40 x 10
depan SBC bintik merah
- Berwarna putih
dengan ada
sedikit garis
hitam
- Bentuk tubuh
oval dan seperti
bola
- Pergerakan cepat

3. 9B Vorticella sp. Selokan - Berbentuk bel


depan SBC terbalik
- Bergerak dengan
silia
- Berwarna
transparan
4. Amoeba sp. - Berbentuk
memanjang
- Sedikit gelap di
tengah tubuhnya
- Alat gerak berupa
pseudopodia
5. Paramaecium - Berbentuk
sp. lonjong
- Berwarna sedikit
gelap
- Alat gerak berupa
silia
- Tidak memiliki
bintik merah

49
B. GAMBAR PENGAMATAN
1. Euglena viridis
a. Gambar pengamatan
Keterangan :

1. Membrane sel
2. Protoplasma
3. stigma
50
b. Foto pengamatan

3 Keterangan :

1. Membrane sel
2. Protoplasma
3. Stigma
2 1

(Dok. Kelompok 9B, 2021)


c. Foto literature
Keterangan :

(Bosly, 2008)

2. Trichomonas sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan :

1. Membrane sel
2. Protopkasna
3. Flagella
51
b. Foto pengamatan
Keterangan :

3 1. Membrane sel
2
2. Protoplasma
3. Flagella

(Dok. Kelompok 9B, 2021)


c. Foto literature
Keterangan :

(Bosly, 2008)

3. Vorticella sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan :

1. Membrane sel
2. Sitoplasma
3. Silia
52
b. Foto pengamatan
Keterangan :
3
1. Membrane sel
2. Sitoplasma
1 3. Silia
2

(Dok. Kelompok 9B, 2021)


c. Foto literature
Keterangan :

(Bosly, 2008)

4. Amoeba sp.
a. Gambar pengamatan
Keterangan :

1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel
53
b. Foto pengamatan
Keterangan :

2 1. Membrane sel
2. Sitoplasma
3
3. Inti sel

(Dok. Kelas, 2021)


c. Foto literature
CKeterangan :

()

5. Paramaecium sp.
a. Gambar Pengamatan
Keterangan :

1. Membrane sel
2. Sitoplasma
3. Silia
54
b. Foto pengamatan
Keterangan :

1. Membrane sel
1
2. Sitoplasma
2
3. Silia

(Dok. Kelas, 2021)


c. Foto literature
Keterangan :

(Bosly, 2008)

V. ANALISIS DATA
1. Euglena viridis
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan mikroskop,
Euglena viridis memiliki stigma berupa titik mata dan alat gerak berupa
flagel, berbentuk panjang, runcing pada anterior dan tumpul pada posterior
sehingga seperti kumparan.

55
Klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Phytomastigophora
Ordo : Euglenoidea
Family : Euglenidae
Genus : Euglena
Species : Euglena viridis
(Bosly, 2008)
Menurut literature Bosly (2008), Euglena viridis hidup secara bebas di air
tawar, tubuh berbentuk lonjong yang biasanya berwarna hijau dan dikelilingi
membran yang kuat dan elastis yang disebut pellicle. Dari tengah anterior
bagian akhir terletak cytostome yang mengarah ke cytopharynx kecil, di dekat
hulu flagelata, terdapat vakuola kontraktil yang besar, ektoplasma yang penuh
dengan myonemes dan endoplasma memiliki nukleus, serta kloroplas
berbentuk mencolok yang diatur seperti bintang. Flagela panjang dan
memiliki dua akar di samping reservoir, memiliki stigma yang berada di
dekat akar dari flagela, cadangan makanan dalam bentuk pyrenoid di dalam
tubuh, dan bereproduksi melalui pembelahan biner longitudinal, tetapi jika
dalam keadaan yang kurang menguntungkan, maka dilakukan melalui tahap
palmella. Panjang dari Euglena viridis bervariasi, mulai dari 25-100 mikron.
Pembelahan secara biner longitudal, yang dimulai dengan pembelahan
nukleus lalu diikuti seluruh tubuh (Adun, 2013).

2. Trichomonas sp.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan mikroskop,
Trichomonas sp. berbentuk oval dan seperti bola, tidak memiliki bintik
merah, dan berwarna putih dengan ada sedikit garis hitam, serta bergerak
dengan cepat.

56
Klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Ordo : Trichomonadida
Family : Trichomonadidae
Genus : Trichomonas
Species : Trichomonas sp.
(Bosly, 2008)
Menurut Bosly (2008), tubuh dari Trichomonas sp. berbentuk seperti buah
pir dengan meruncing pada bagian posterior, terdapat empat flagela dimana
bagian hulu dari keempat flagela tersebut bersatu ke bagian membran yang
bergelombang. Memiliki gaya aksis seperti roda-putar dari bagian belakang
tengah melalui tubuh. Memiliki blepharoplast yang terletak di ujung depan,
dengan tubuh parabasal yang berbentuk memanjang, memiliki satu nukleus
yang besar, bereproduksi dengan cara pembelahan biner secara longitudinal.
Trichomonas merupakan parasit di banyak vertebrata dan beberapa
invertebrata. Stabler (1954) menyatakan bahwa flagela pada Trichomonas sp.
muncul dari granula basal (blepharoplast), saling membeli sehingga sulit
menghitung. Lebih lanjut lagi, selain flagela yang muncul dari granula basal
ialah aksis, kompleks parabasal, costa dan filamen marjinal. Beberapa jenis
Trichomonas lainnya memiliki jenis aksis yang sempit, atau tidak ditemui
cincin kromatik pada titik munculnya. Perbatasan ventral axostylar lebih tebal
daripada daerah lain yang bersebrangan.

3. Vorticella sp.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan mikroskop,
Vorticella sp. memiliki bentuk seperti bel terbalik, bergerak dengan silia, dan
berwarna transparan.
Klasifikasinya :

57
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Protozoa
Phylum :Ciliophora
Class : Euciliatia
Ordo : Peritrichida
Family : Aloricadae
Genus : Vorticella
Species : Vorticella sp.
(Bosly, 2008)
Menurut Bosly (2008), Vorticella sp. memiliki silia dengan tubuh seperti bel
yang terbalik, dibagian tubuh yang bebas pada belakang tubuh, terdapat silia
yang panjang dan pada satu sisi lainya terdapat vestibula yang terbuka, silia
tersebut masuk ke dalam alur peristom yang terletak di antara sisi cakram dan
tepi tubuh disebut kerah. Vestibula mengarah ke tenggorokan yang pendek,
ektoplasma menutupi tubuh, pada bagian ujung bebas yang lain tidak
ditemukan silia. Satu vakuola kontraktil berada di dekat vestibula. Pada
endoplasma terdapat dua inti sel, satu inti sel besar yang disebut
makronukleus dan satunya lagi berukuran lebih kecil yang disebut
mikronukleus, serta vakuola makanan. Makanan yang tidak dapat dicerna dari
vestibula disalurkan menuju anus sementara, beberapa hidup berkoloni,
beberapa lagi hidup bebas. Vorticella sp. berukuran mikroskopis. Finley dkk
(1959) mengatakan bahwa Vorticella sp. merupakan protozoa yang tingkat
suksesi hidupnya tinggi, mampu hidup di perairan yang mengalir atau
tergenang, perairan yang penuh limbah, tanaman yang terapung, bahkan di
saluran limbah yang berbahaya. Pada saat itu belum diketahui alasannya,
alasan dari kemampuan Vorticella sp. tersebut baru terjawab oleh Reid (1967)
yang menyatakan bahwa Vorticella sp. terkenal kaena plastisitas
morfologisnya.
4. Amoeba sp.

58
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan mikroskop. Amoeba
sp. memiliki bentuk yang memanjang, bergerak dengan pseudopoda atau kaki
semu, dan berwarna agak gelap bagian tubuhnya.
Klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Sarcodina
Superclass : Rhizopoda
Class : Lobosea
Ordo : Amoebida
Family : Amoebidae
Genus : Amoeba
Species : Amoeba sp.
(Bosly, 2008)
Menurut Bosly (2008), Amoeba sp. hidup secara bebas di aliran air yang
tenang atau kedalaman kolam yang berisi air, memiliki bentuk yang aneh
karena lobopodia menjorok menuju ke arah tujuan dari badan yang bergerak,
jadi misalnya Amoeba sp. bergerak ke depan, maka lobopodia tadi menjorok
ke depan, baru diikuti oleh badannya. Ektoplasma dan endoplasma menonjol.
Organel-organel seperti nukleus, vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan
vesikel kecil dapat diamati dengan mudah menggunakan mikroskop cahaya,
dan bereproduksi secara aseksual dengan cara membelah diri.
5. Paramaecium sp.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan mikroskop,
Paramaecium sp. memiliki tubuh dengan dengan bagian ujungnya depannya
tumpul dan bagian belakangnya meruncing. Bergerak cepat dengan arah
gerak dengan alat gerak berupa silia.
Klasifikasinya menurut Bosly (2008) ialah :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Protozoa

59
Phylum : Ciliophora
Class : Oligohymenophora
Ordo : Peniculida
Family : Parameciidae
Genus : Paramaecium
Spesies : Paramaecium sp.
(Bosly, 2008)
Menurut Bosly (2008), Paramaecium sp. merupakan organisme uniseluler
yang bersilia. Berbentuk seperti sol sepatu atau sol sandal, tumpul di bagian
anterior tetapi meruncing pada bagian posterior, di dalam endoplasma
terdapat dua inti sel, dimana masing-masing memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda. Inti sel yang besar atau makronukleus berbentuk seperti ginjal dan
berkaitan dengan fungsi vegetatif, sementara inti sel yang kecil atau
mikronukleus letaknya agak masuk ke lekukan dari makronukleus dan
berkaitan dengan fungsi reproduksi. Keseluruhan permukaan dari
Paramaecium sp. tertutup dengan silia yang diatur dalam baris panjang. Pada
sisi kanan tepi depan, terdapat saluran yang panjang dan menuju ke arah
sitostom, saluran tersebut dinamakan cytopharynx yang pada ujungnya
terdapat mulut. Ektoplasma terdiri dari 4 bagian, bagian terluar adalah pellicle
yang dibawahnya terletak granula basal atau kinetosom silika yang disusun
dalam baris longitudinal, dibawah dari lapisan granula basal berisi trichokista
yang tegak lurus dengan permukaan, berfungsi sebagai pertahanan dan
perekat. Bagian yang terdalam berisi vakuola kontraktil, masing-masing
terletak di anterior dan posterior. Paramaecium sp. merupakan organisme
heterotrof dan juga dikenal sebagai makanan dari ragi, alga, dan protozoa
kecil.
VI. KESIMPULAN
1. Euglena viridis memiliki stigma berupa titik mata dan alat gerak berupa
flagel, berbentuk panjang, runcing pada anterior dan tumpul pada posterior
sehingga seperti kumparan.

60
2. Trichomonas sp. berbentuk oval dan seperti bola, tidak memiliki bintik
merah, dan berwarna putih dengan ada sedikit garis hitam, serta bergerak
dengan cepat.
3. Vorticella sp. memiliki bentuk seperti bel terbalik, bergerak dengan silia, dan
berwarna transparan.
4. Amoeba sp. memiliki bentuk yang memanjang, bergerak dengan pseudopoda
atau kaki semu, dan berwarna agak gelap bagian tubuhnya.
5. Paramaecium sp. memiliki tubuh dengan dengan bagian ujungnya depannya
tumpul dan bagian belakangnya meruncing.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Bosly, Hanan. (2008). Protozoan Phyla.

Dharmono, Mahrudin, Riefani, M. K. & Utami, N. H. (2021). Penuntun


Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: Batang.

61
Adun, R. (2013). Zoologi Invertebrata Teori dan Praktik. Bandung: Alfabeta.

Stabler, R. M. (1954). Trichomonas gallinae: A Review. Experimental


Parasitology. 3(4):368-402.

Finley, H. E., McLaughlin, D., & Harrison, D. M. (1959). Non-Axenic and


Axenic Growth of Vorticella Microstoma. The Journal of Protozoology.
6(2):201-205.
Reid, R. (1967). Morphological Studies on Three Vorticella Species.
Transactions of the American Microsopial Society. 86(4):486-493.

62

Anda mungkin juga menyukai