Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN

ZOOLOGI INVERTEBRATA
(ABKC-2303)

ECHINODERMATA

OLEH:
Kelompok XV
Desy Alfianita (1710119220006)
Eka Nur Wahyuni (1710119120007)
Mahmud Hidayat (1710119310009)
Meidita Alpisah rina (1710119320011)

ASISTEN LAPANGAN:
Alpisah Rina Rakhmani Mulkan
Aulia Rahmah Riski Maulana Ahmad
Bimo Aji Nugroho Subhan Hairani
Bukhairi M. Guntur Al ghani
Chitania Millianton Miftahul Janah
Hadi Kusuma Muhammad Refka Isnadi
Herry Fajeriadi Wahyu Dita Zulkafifah
Nurfatma

ASISTEN INTI:
Kristina Febriana Panjaitan
Muhammad Yasin
Nor Aqidatul Husna
Shella Sugiarti

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Dharmono, M.Si
Mahrudin, S.Pd., M.Pd.
Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER 2018
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN
Topik : Echinodermata
Tujuan : Mengetahui ciri morfologi phylum Echinodermata
Hari / tanggal : Senin, 1 Oktober 2018
Tempat : Desa Takisung Kec. Takisung Kab. Tanah Laut

I. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Jaring
2. Alat tulis
3. Kamera
4. Milimeter blok
5. Penggaris
Bahan
1. Bintang laut (Asterias amurentis)
2. Plastik sampel

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menangkap Echinodermata menggunakan jaring atau tangan kosong
3. Meletakkannya di atas kertas milimater block
4. Memfoto bagian-bagian yang penting untuk pengamatan
5. Mengamati morfologi Echinodermata kemudian mencatatnaya

III. TEORI DASAR


Echinodermata merupakan kelompok hewan berduri yang bergerak lamban
dengan bantuan kaki tabung dan berada di kelaman laut. Istilah echinodermata
berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “echi” yang berarti berduri, dan “derma”
yang berarti kulit. Echinodermata hidup di laut atau air payau. Echinodermata tidak
hidup parasit, dengan beberapa spesies hidup menempel (sesil). Pada
Echinodermata dewasa memiliki bagian tubuh berbentuk simetri radial
yakni bagian tubuh yang mendistribusikan dalam susunan melingkar disekitar
poros tengah. Sedangkan pada bagian larvanya memiliki tubuh yang simeteri
bilateral, yakni bagian tubuh yang satu berdampingan dengan bagian tubuh yang
lain, dan jika ditarik garis dari depan ke belakang terlihat bagian tubuh sama antara
kiri dan kanan. Larva echinodermata adalah hewan mikroskopis, transparan,
bersilia, dan umumnya berenang bebas di laut.
Tubuh echinodermata terdiri atas 3 lapisan dan memiliki rongga tubuh atau
disebut dengan tripoblastik Mempunyai bentuk tubuh yang simetri bilateral pada
saat masih larva, dan disaat dewasa bentuk tubuhnya simteri radial. Memiliki kulit
tubuh yang terdiri atas zat kitin. Bergerak dengan ambulakral yakni kaki tabung
dengan lubang-lubang kecil yag fungsinya untuk menghisap. Memiliki sistem
pencernaan sempurna kecuali bintang laut yang tidak mempunyai anus. Tidak
mempunyai sebuah sistem ekskresi Perkembangbiakan secara seksual. Pada
permukaan tubuh terdiri atas tonjolan-tonjolan yang menyerupai duri.
Echinodermata berkembang biak secara seksual, yakni hewan jantan dan betina
yang melepaskan sel gametnya ke air laut, dan proses fertilisasi yang berlangsung
secara eksternal (di dalam air laut). Echinodermata merupakan hewan yang hidup
secara bebas artinya habitat hewan ini bisa dimana saja, bisa di laut pantai sampai
laut dalam. Makanan tergantung kepada jenisnya. Contoh makanan yaitu plankton,
atau organisme yang mati atau membusuk. Berdasarkan bentuk tubuhnya,
Echinodermata dikelompokkan ke dalam lima kelas, yakni sebagai berikut :
1. Kelas Archoidea
Archoidea adalah hewan berbentuk bintang yang biasa disebut dengan bintang
laut. Asteroida banyak ditemukan di laut pantai. Asteroidea adalah kelas filum
echinodermata yang mempunyai spesies terbanyak, yaitu sekitar 1.600 spesies.
Archoidea mempunyai bagian tubuh oral (Bagian tubuh dengan mulut) dan bagian
aboral (Bagian tubuh dengan anus).
Kelas satu ini mempunyai sistem ambulakral yang terdiri dari pembuluh darah
air (jaringan hidrolik) yang akan membentuk kaki / lengan. Bagian Kaki/lengan
berfungsi sebagai alat gerak, untuk menempel, dan untuk menemukan makanan.
Di ujung kaki ini terdapat bintik mata yang bisa membedakan antara terang dan
gelap. Bintang laut umumnya mempunyai duri yang tumpul dan pendek.
Disekeliling duri terdapat duri kecil termodifikasi yang dinamakan pedicelaria,
bagian ini berfungsi untuk menangkap makanan dan melindungi tubuh dari
kotoran. Pada bagian dekat anus terdapat lubang air yang disebut medreporit.
Archoidea memiliki saluran cincin yang terletak di pusat tubuh, serta saluran radial
yang merupakan cabang saluran cincin di bagian lengan.
2. Kelas Echinoidea
Echinoidea merupakan Echinodermata yang tubunya dipenuhi bagian
berbentuk seperti duri. Bulu Babi atau landak laut adalahsalah satu jenis dari kelas
Echinoidea. Bentuk tubuh utamanya agak bulat dan tidak mempunyai lengan, tapi
terdapat duri yang banyak. Ada yang mempunyai duri pendek adapula yang
panjang. Duri dari Echinoidea terbentuk oleh zat kapur. Tubuh Echinoidea
mempunyai otot yang berfungsi untuk memutar duri tersebut sehingga dapat
membuatnya bergerak. Mulut dari hewan ini mempunyai struktur mirip rahang
yang membantu dalam memakan mangsa.
3. Kelas Crinoidea
Crinoidea mempunyai bentuk tubuh menyerupai bunga atau tumbuhan.
Crinoidea merupakan anggota filum echinodermata yang memiliki spesies paling
sedikit (sekitar 550 spesies) dan merupakan kelompok paling primitif dari filum
echinodermata. Hewan ini hidup di pantai sampai dengan kedalaman laut 3.500
meter di bawah permukaan laut. Tubuhnya tidak memiliki duri, dan apabila
memiliki tangkai disebut lilia laut (Apabila bertangkai ia akan menempel pada dasar
laut dengan sirri, yaitu bagian ujung tangkai yang memiliki zat tanduk), sedangkan
yang tidak memiliki tangkai disebut bintang laut berbulu.
Pada bagian dasar tubuh (kaliks) jenis ini terdapat sisi oral (mulut) dan sisi
anus sedangkan lengannya berjumlah banyak mengelilingi bagian kaliks tersebut.
Biasanya jumlah lengan Crinoidea merupakan kelipatan lima dan memiliki cabang
yang disebut pinula. Pada sisi oral terdapat celah bersilia yang disebut celah
ambulakral. Celah ini berfungsi untuk menangkap makanan, yaitu cairan,
zooplankton, atau partikel lainnya yang tersebar di air laut.
4. Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea merupakan kelas yang bentuknya menyerupai bintang laut,
tapi mempunyai lengan yang lebih panjang dan lebih kurus dan cakram pusat tubuh
yang lebih jelas. jika kakinya digerakkan maka pergerakannya menyerupai ular,
oleh sebab itu Kelas Ophiuroidea juga disebut dengan Bintang Mengular. Kaki
tabungnya ini tidak mempunyai penyedot dan juga bergerak dengan
mencambukkan kakinya sehingga kaki ini lebih mudah patah. Kaki / lengan ini juga
berfungsi untuk menangkap mangsanya kemudian memasukkannya ke dalam
mulut. Beberapa jenis pemakan cacing, moluska, suspensi atau bangkai. Hewan ini
tidak mempunyai anus dan biasanya hidup di sela bebatuan.
5. Kelas Holothuroidea
Holothuroidea merupakan kelas filum Echinodermata yang
mempunyai tubuh bulat memanjang dari permukaan oral ke permukaan aboral.
Tubuhnya terlihat seperti bentuk buah timun sehingga sering disebut dengan timun
laut. Tapi konsistensi tubuhnya agak berbeda dengan kelas lain, hewan ini
mempunyai tubuh yang lunak dan halus, ia digolongkan ke dalam Echinodermata
karena mempunyai bagian tubuh kelipatan lima dan memiliki sistem ambulakral.
Mentimun laut mempunyai tentakel pada bagian oral berjumlah 10 – 30 buah.
Pada tubuhnya terdapat kaki ambulakral yang fungsinya untuk bergerak dan
bernapas. Pergerakan dilakukan dengan kontraksi otot yan tedapat pada tubuhnya.
Hewan ini ada yang hermfrodit (Memiliki 2 kelamin dalam satu tubuh) adapula
yang genokhoris (1 kelamin 1 individu). Fertilisasinya terjadi di air laut yang
kemudian akan berkembang menjadi larva aurekularia. Makannya adalah plankton
atau zat organik di dalam laut. Ia melindungi diri dari mangsanya dengan
memuntahkan organ dalam tubuhnya, sehingga mangsa tersebut akan memakan
organ itu. Kemudian mentimun laut dapat membentuk kembali organ yang
dimuntahkan tadi.
IV. HASIL PENGAMATAN
TABEL PERTELAAN ECHINODERMATA

Nama lokal: Bintang laut Nama Spesies: Asterias amurentis

No. Ciri-ciri Morfologi Pengamatan Menurut Literatur


1. Tubuh
 Jumlah (Tunggal; Ganda ) Tunggal Tunggal*
 Bentuk (bintang, tumbuhan, bunga, ular, Bintang Bintang**
sosis, dan bola)
 Hidup (Soliter/ Koloni) Soliter Soliter*
 Struktur (Kuat; Rapuh) Rapuh (Lunak)
 Rongga Tubuh (Triploblastik; Triploblastik Triploblastik*
Diploblastik)
 Bentuk Tubuh (simetri radial/ simetri Radial Radial**
bilateral)
 Ukuran (cm): panjang; Tebal; Lebar: Diameter 19,4 Bbisa mencapai 50 m**
 Permukaan Tubuh (Berduri; Licin; Kasar Berduri*
Kasar)
 Mulut (Atas/bawah) Bawah Bawah**

 Warna Depan : abu-abu belakang : coklat bagian bawahnya


Orange putih kekuning-kuningan*
 Coelom/ pseudocoelom/ coelom Tidak teramati
sebenarnya
 Metameri (berbuku buku) ada/ tidak Tidak teramati Tidak*

2. Bentuk pergerakan
 Sesil (tertambat) / mobile (bergerak) Tertambat Tertambat (Mengikuti arus)
 Cara pergerakan (spontan/ ulat kilan/ Merayap Bergerak amburakral
merayap/ salto/ memanjat/ mengapung/
melayang/ meluncur)
3. Lengan
 Madreporit (ada/ tidak) Ada Ada
 Anus (ada/ tidak) Tidak teramati Ada**
4. Kaki
 Kaki Tabung (ada/ tidak) Ada Ada**
5. Sistem tubuh
 Sistem reproduksi (seksual/ dan aseksual) Tidak teramati Seksual bisa juga
aseksual**
 Sistem pencernaan Tidak teramati Di belakang**
 Sistem pernafasan/ respirasi Tidak teramati Tube food**
 Sistem ekskresi Tidak teramati
 Cara makan Tidak teramati Mengisap mangsanya**
 Siklus hidup Tidak teramati

 Sistem syaraf Tidak teramati Saraf radial dan


circumoral***
6. Habitat
 (permukaan pantai/ dibawah permukaan Permukaan pantai Dimuara pasir/Lumpur**
pantai/yang lain)
7. Klasifikasi

 Phyllum : Echinodermata
 Class : Stelleroidea

 Ordo : Forcipulatida

 Super Famili : -

 Famili : Asteriidae

 Subfamili : -

 Genus : Asterias

 Spesies : Asterias amurensis*


5. Gambar Hasil Pengamatan :

Arharkhyu. 2003
6. Sumber :
* Djakonov. 1950.

**(Byrne, et al., 1997., Paik, et al., 2005., Stevens, 2012., Feld, 2012., Yoshida dan Ohtsuki, 1968)
dalam Shah and Shikha Surati. 2018.
***Yomi Hanna. 2018.
V. ANALISIS DATA
1. Bintang laut (Asterias amurensis)
Klasifikasi
Kingdom : Coelenterata
Phylum : Echinodermata
Class : Stelleroidea
Ordo : Forcipulatida
Family : Asteriidae
Genus : Asterias
Species : Asterias amurensis
(Sumber : Djakonov. 1950)
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui tubuhnya tunggal
berbentuk bintang hidup secara soliter karena biasanya jarak antara bintang laut
satu dan yang lainnya berjauhan, tubuhnya rapuh dan lunak karena saat diamati
sudah dala keadaan mati, lapisan tubuhnya triploblastik, simetri radial dengan
diameter 19,4 cm permukaannya kasar. Warnanya abu-abu dan bagian bawahnya
putih dan ada bagian orange pada bagian tengahnya, bergerak secara merayap dan
memiliki madreporit.
Bintang laut Pasifik Utara memiliki lima lengan, semuanya berakhir
dengan tip kecil yang mengarah ke atas. Masing-masing lengan ini bergabung di
pusat organisme untuk membentuk cakram pusat. Spesies ini menunjukkan
berbagai warna, dari oranye ke kuning, dan kadang-kadang ungu di sisi
punggungnya. Duri yang tidak teratur berjalan di sepanjang lengan masing-
masing. Sederetan duri dari setiap lengan berkumpul di dekat area mulut,
menciptakan penampilan seperti kipas. Duri juga melapisi alur ventral dari
masing-masing lengan, di mana kaki tabung ditemukan. Spesies ini dapat tumbuh
hingga 50 cm. (Stevens, 2012)
Bintang laut jantan dan betina melepaskan gamet masing-masing ke
lingkungan akuatik. The gamet datang bersama-sama untuk membentuk telur
yang dibuahi, yang mengalami pembelahan holoblastik dan radial diikuti oleh
gastrulasi, menyelesaikan tahap awal perkembangan larva. Larva mulai memberi
makan setelah saluran gastrovascular terbentuk, dan pada tahap ini disebut
bipinnaria. Tahap ini kemudian mengembangkan lengan brachiolar, dengan tiga
di antaranya bergabung dengan pusat perekat disk untuk membentuk kompleks
brachiolar. Ini menandai transisi larva ke keadaan brachiolaria. Larva
brachiolarian dapat tetap berada di kolom air selama sekitar 120 hari sebelum
akhirnya mengendap dan mengalami metamorfosis menjadi bintang laut dewasa.
Metamorfosis disebabkan oleh deteksi faktor-faktor induksi metamorfik oleh
perekat papillae pada lengan brachiolar, seperti isyarat kimia dari bintang laut
dewasa di lingkungan. Dibutuhkan larva sesedikit 41 hari sampai sekitar 120 hari,
sejak masa pembuahan, untuk berkembang menjadi bintang laut dewasa. Proses
ini semua tergantung pada suhu air di mana bintang laut berkembang; semakin
hangat air, semakin cepat laju perkembangannya. (Byrne, et al., 1997; Paik, et al.,
2005; Stevens, 2012)
Bintang laut Northern Pacific betina melepaskan telur mereka ke
lingkungan laut sekitarnya; mereka kemudian dibuahi secara eksternal oleh
sperma yang dikeluarkan oleh bintang laut jantan. Spesies ini bereproduksi secara
musiman dan memunculkan selama bulan Januari hingga April di Jepang dan
selama bulan Juni hingga Oktober di Rusia dan Australia. Kematangan seksual
terjadi pada laki-laki dan perempuan ketika mereka 3,6-5,5 cm. Wanita dapat
diidentifikasi untuk 5-6 bulan dalam setahun karena kehadiran indung telur yang
sudah dewasa. Ovarium dewasa ditandai dengan pelepasan telur yang konstan
serta warna oranye mereka. Betina mampu membawa sekitar 10-25 juta telur.
Jantan juga bereproduksi secara reproduktif selama sekitar 6 bulan dalam setahun,
dengan kematangan yang dicirikan oleh warna coklat kekuningan pada testis.
Bintang laut ini memiliki organ ektosomatik, yang berarti bahwa pori-pori untuk
pengusiran gamet bersentuhan langsung dengan lingkungan laut. Ketika gamet
dilepas, gametogenesis akan digantikan oleh gametogenesis berkelanjutan di
dalam gonad. Pemijahan biasanya terjadi pada akhir musim dingin dan awal
musim semi, berlanjut hingga musim panas. Fitur Reproduksi Utama
pertumbuhan gonochoric / gonochoristic / dioecious (jenis kelamin terpisah)
pemijahan aseksual seksual siaran eksternal (grup) bertelur oviparous. Bintang
laut ini menunjukkan perilaku phototactic positif, bergerak menuju cahaya. Dalam
situasi di mana bagian dari organisme berbayang dan bagian diterangi, telah
terlihat bahwa hewan itu bergerak ke arah daerah yang diterangi.
Ketika mereka bergerak, hewan menunjukkan apa yang dikenal
sebagai "postur maju khas". Ini berarti bahwa bintang laut bergerak dengan sinar
tertentu dari tubuhnya dalam arah tertentu dan sisa organisme perlahan-lahan
berikut. Bentuk dewasa dan remaja dari bintang laut ini keduanya memiliki
motilitas terbatas. Ketika mereka bergerak, mereka melangkah menggunakan kaki
tabung mereka. Namun, tahap larva berenang bebas dan diketahui melakukan
perjalanan menggunakan arus air. (Stevens, 2012; Yoshida dan Ohtsuki, 1968).
Bintang laut Pasifik Utara dikenal sebagai predator rakus dengan diet bervariasi,
pada dasarnya memakan jenis hewan apa pun yang mereka temui. Bivalvia,
seperti kerang, kerang dan kerang mengkompromikan bagian terbesar dari diet
spesies ini. Mereka dikenal untuk memisahkan cangkang organisme ini dengan
lengan mereka, dan kemudian evert perut mereka ke dalam rongga kulit untuk
mencerna mangsa mereka. Spesies ini juga memangsa gastropoda, kepiting, dan
teritip. Kadang-kadang, mereka telah terlihat menunjukkan perilaku kanibalistik
ketika sumber makanan sangat rendah. Spesies ini juga telah diamati menggali
mangsa yang dikubur dari bawah substrat, dan memakan alga. ("Perintis Air Laut
yang Diintroduksikan - Panduan Feld", 2012)
Efek ekonomi negatif dari bintang laut Pasifik Utara sangat luas. Di
Jepang asli mereka, mereka telah menghancurkan industri kerang. Di Australia,
efek ekonomi dari spesies tersebut masih sepenuhnya dievaluasi, tetapi
diperkirakan bahwa jika penyebaran mereka berlanjut, komunitas sedimen lunak
di sepanjang pantai Australia dapat dikompromikan. Terbukti bahwa beberapa
perikanan telah terkena dampak negatif - telah ada kerugian satu miliar dolar
dalam industri di Tasmania. Karena industri perikanan ini penting bagi
perekonomian daerah, beberapa "hari berburu bintang laut" telah diselenggarakan
di mana beberapa ribu bintang laut telah dihapus dari pantai. Bintang laut Pasifik
Utara juga masuk dalam daftar Global Invasive Species Database dari 100 Spesies
Invasive Terburuk. ("Rencana Pengendalian Nasional untuk Seastar Pasifik Utara
Asterias amurensis", 2008; Stevens, 2012)
Bintang laut tidak memiliki otak terpusat seperti kebanyakan hewan,
tetapi ia memiliki sebuah sistem jaringan syaraf. Sistem saraf inilah yang akan
bereaksi terhadap lingkungan di sekitar bintang laut. Jaringan sistem saraf bintang
laut terdiri dari saraf radial dan circumoral (disekitar mulut). Saraf circumoral ini
berfungsi sebagai cincin saraf yang menghubungkan dengan saraf radial. (Yomi
Hanna. 2018). Pada umumnya bintang laut memiliki sistem pencernaan yang sama
yaitu mulutterdapat pada bagian tengah pada sisioral. Mulut dikelilingi oleh
membrane peristomial yang melekat pada keeping peribukal. Mulut behubungan
langsung dengan lambung. Dinding lambung mengeksresikan cairan lambung
yang menghancurkan daging mangsanya, kemuadian diserap kearah pyloric
caeca. Pyloric caeca yang komponen merupakan sistem perncernaan yang paling
penting pada kelompok bintang laut. (Heri Abrianto. 2018).
Sistem peredaran darah, Echinodermata mempunyai
sebuah sistem peredaran darah yang masih belum. Bila digambarkan secara
sederhana, pembuluh darah berawal dari yang mengelilingi mulut, Sesudah itu
berjabang pada setiap kaki tabung.Sistem pernapasan, Echinodermata dilakukan
dengan menggunakan insang atau pupula (tonjolan pada rongga tubuh).Sistem
persarafan, Echinodermata terdiri atas saraf yang berbentuk lingkaran (cincin)
yang mempersarafi mulut, dan saraf radial yang mirip tali mempersarafi pada
bagian lengan atau kaki tabung.Sistem pencernaan, berupa mulut, esofagus,
lambung, usus, dan anus. Dapat dikatakan, sistem pencernaannya sudah
sempurna. Tetapi tidak terdapat sistem ekskresi pada hewan
Echinodermata.Echinodermata berkembang biak secara seksual, yakni hewan
jantan dan betina yang melepaskan sel gametnya ke air laut, dan proses fertilisasi
yang berlangsung secara eksternal (di dalam air laut). (Bitar. 2018).

VI. KESIMPULAN
1. Echinodermata merupakan kelompok hewan berduri yang bergerak
lamban dengan bantuan kaki tabung dan berada di dalam air
2. Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata dikelompokkan ke
dalam lima kelas, yakni Kelas Archoidea, Kelas Echinoidea, Kelas
Crinoidea, Kelas Ophiuroidea, Kelas Holothuroidea.
3. Asterias amurensis merupakan anggota filum Echinodermata, termasuk
ke dalam kelas Stelleroidea, ordo Forcipulatida, family Asteridae, dan
genus Asterias.
4. Asterias amurensis memiliki ciri lapisan tubuhnya triploblastik, simetri
radial, diameter 19,4 cm, permukaana kasar berwarna abu-abu, bagian
bawahnya putih dan pada bagian tengahnya sedikita berwarna jingga.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Arharkhyu. 2003. https://www.shutterstock.com. Diakses pada 18
November 2018.

Bitar. 2018. Echinodermata : Pengertian, Ciri, Dan Klasifikasi Beserta


Peranannya Secara Lengkap. https://www.gurupendidikan.co.id/
. Diakses pada 18 November 2018.

(Byrne, et al., 1997., Paik, et al., 2005., Stevens, 2012., Feld, 2012., Yoshida
dan Ohtsuki, 1968) dalam Shah and Shikha Surati. 2018. Asterias
Amurensis. https://animaldiversity.org/ Diakses pada 18
November 2018.

Djakonov. 1950. Asterias amurensis (northern Pascific seastar).


https://www.cabi.org. Diakses 18 November 2018.
Heri Abrianto. 2018. Makanan Dan Cara Makan Bebagai Jenis Bintang
Laut. https://www/slideshare.net. Diakses pada 18 November
2018.

("Rencana Pengendalian Nasional untuk Seastar Pasifik Utara Asterias


amurensis", 2008; Stevens, 2012) dalam Shah and Shikha Surati.
2018. Asterias Amurensis. https://animaldiversity.org/ Diakses
pada 18 November 2018.

Yomi Hanna. 2018. http://bobo.grid.id/ . Diakses Pada 18 November 2018.

Anda mungkin juga menyukai