Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga makalah mengenai “Ubur-Ubur” dapat diselesaikan

tepat pada waktunya.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru

pembimbing mata pelajaran Biologi, Lenny Ningsih, S. Pd, M. Si yang selalu

senantiasa membimbing dan mengajarkan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran dari para pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk

menambah wawasan dan pengetahuan tentang hewan Aurelia aurita.

Palembang, April 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Coelenterata....................................................................................6

2.2 Ciri-Ciri Coelenterata........................................................................................6

2.3 Klasifikasi Coelenterata....................................................................................7

2.4 Peranan Coelenterata........................................................................................7

2.5 Klasifikasi Ilmiah Ubur-Ubur...........................................................................8

2.6 Pengertian Ubur-Ubur.......................................................................................8

2.7 Ciri-Ciri Ubur-Ubur..........................................................................................9

2.8 Manfaat Ubur-Ubur bagi Kesehatan..................................................................9

2
2.9 Bahaya dari Ubur-Ubur..................................................................................10

2.10 Bentuk Tubuh Dasar Ubur-Ubur....................................................................12

2.11 Lapisan Sel Ubur-Ubur..................................................................................12

2.12 Nematosista pada Ubur-Ubur.........................................................................13

2.13 Pergerakan Ubur-Ubur...................................................................................14

2.14 Sistem Saraf dan Indra Ubur-Ubur.................................................................14

2.15 Sistem Pencernaan dan Ekskresi pada Ubur-Ubur.........................................14

2.16 Sistem Pernafasan pada Ubur-Ubur...............................................................15

2.17 Regenerasi pada Ubur-Ubur...........................................................................15

2.18 Sistem Reproduksi pada Ubur-Ubur..............................................................16

2.19 Taksonomi pada Ubur-Ubur..........................................................................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................20

3.2 Saran...............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Coelenterata (Cnidaria) adalah hewan invertebrata yang mempunyai

rongga dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh

tentakel. Pada saat berenang, mulut coelenterata menghadap ke dasar laut.

Tubuh Coelenterata (hewan berongga) adalah terdiri atas jaringan luar

(eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur

dan menyilang (mesoglea). Fungsi rongga tubuh pada Coelenterata adalah

sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Contoh Coelenterata (Hewan

berongga) salah satunya adalah ubur-ubur.

Ubur-ubur merupakan salah satu anggota terbesar dari hewan Cnidaria

yang paling mencolok yang sering dijumpai di perairan pesisir. Sebagai

anggota Cnidaria, mereka memiliki dua bentuk tubuh yaitu polip yang

menempel di dasar laut dan medusa yang dapat berenang bebas dan berbentuk

cangkir terbalik.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Coelenterata?

2. Apa yang dimaksud dengan ubur-ubur?

3. Bagaimana bentuk tubuh dasar ubur-ubur?

4
4. Apa saja manfaat dari ubur-ubur bagi kesehatan?

5. Apa saja gejala yang ditimbulkan jika tersengat ubur-ubur?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dibuatnya makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Coelenterata.

2. Untuk mengetahui pengertian dari ubur-ubur.

3. Untuk mengetahui bentuk tubuh dasar ubur-ubur.

4. Untuk mengetahui manfaat dari ubur-ubur bagi kesehatan.

5. Untuk mengetahui macam-macam gejala-gejala yang ditimbulkan jika

tersengat ubur-ubur.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan dibuatnya makalah ini sebagai berikut.

1. Manfaat bagi siswa dan para pembaca

Makalah ini membuat siswa dan pembaca paham mengenai Coelenterata,

Ubur-ubur, manfaat dari ubur-ubur, dan struktur tubuh ubur-ubur.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Coelenterata

Coelenterata (Cnidaria) merupakan hewan invertebrata yang memiliki rongga

dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Pada

saat berenang, mulut Coelenterata menghadap ke dasar laut. Pada tubuh

Coelenterata (hewan berongga) yaitu terdiri atas jaringan luar (eksoderm) dan

jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur dan menyilang

(mesoglea). Dalam istilah Coelenterata berasal dari bahasa Yunani dari kata Coeles

yang berarti rongga dan interon yang berarti usus. Fungsi rongga tubuh pada

Coelenterata ialah sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).

2.2 Ciri-Ciri Coelenterata

Tubuh hewan coelenterata berongga dan mempunyai alat pencernaan berupa

gastrovaskuler. Coelenterata disebut juga Cnidaria karena mempunyai sel

penyengat yang terletak pada tentakel di sekitar mulutnya. Simetri tubuhnya adalah

simetri radial serta mempunyai dua macam bentuk tubuh, yaitu medusa yang

bergerak bebas dan polip yang menetap. Berdasarkan lapisan tubuhnya,

Coelenterata termasuk hewan diploblastik. Pada bagian ektoderm, terutama bagian

6
tentakel, terdapat sel jelatang yang disebut knidoblas yang didalamnya terdapat

nematokis (sel penyengat).

2.3 Klasifikasi Coelenterata

Berdasarkan bentuk dasar tubuh, Coelenterata dibagi dalam tiga kelas, yaitu

Hydrozoa, Schypozoa, dan Anthozoa.

1. Hydrozoa, ada yang hidup berkoloni (misalnya Obelia) dan ada yang hidup

soliter (misalnya Hydra). Obelia mengalami pergiliran keturunan antara

bentuk polip dan mendusa. Adapun Hydra hanya mempunyai bentuk polip.

2. Scyphozoa, bentuknya seperti mangkuk dan transparan, contohnya ubur-

ubur (Aurelia sp.). Aurelia mengalami pergiliran keturunan seksual dan

aseksual. Alat kelamin jantan dan betina terpisah. Pembuahan terjadi secara

internal di dalam tubuh individu betina.

3. Anthozoa, bentuknya menyerupai bunga dan hidup di laut sebagai polip

soliter maupun koloni. Jika hewan ini mati, kerangkanya membentuk pulau

karang (reef). Contohnya, anemon laut dan koral/karang.

2.4 Peranan Coelenterata

Secara umum, Coelenterata berperan dalam membentuk coral reef (terumbu

karang) yang berfungsi sebagai pelindung pantai dan tempat hidup avertebrata

lainnya. Ubur-ubur banyak dimanfaatkan sebagai tepung ubur-ubur yang

selanjutnya dapat diolah sebagai bahan kosmetik.

7
2.5 Klasifikasi Ilmiah Ubur-Ubur

Berikut merupakan klasifikasi ilmiah Ubur-ubur:

Kingdom: Animalia

Filum: Cnidaria

Kelas: Scyphozoa

Ordo: Semaeostomeae

Famili: Ulmaridae

Genus: Aurelia

Spesies: A. aurita

Nama binomial: Aurelia aurita

2.6 Pengertian Ubur-Ubur

Ubur-ubur adalah sejenis binatang laut tak bertulang belakang yang termasuk

dalam filum Cnidaria, ubur-ubur yang dimaksud disini adalah hewan dari kelas

Schypozoa. Ubur-ubur merupakan salah satu anggota terbesar dari hewan Cnidaria

dan paling mencolok yang sering dijumpai di perairan pesisir. Sebagai anggota

Cnidaria, mereka memiliki dua bentuk tubuh yaitu polip yang menempel di dasar

8
laut dan medusa yang dapat berenang bebas dan berbentuk cangkir terbalik.

Awalnya filum Cnidaria dibagi menjadi empat kelas: Anthozoa, Hydrozoa,

Scyphozoa, Cubozoa, dan Staurozoa, kebanyakan ubur-ubur yang sering ditemukan

merupakan anggota dari kelas Scyphozoa yang berada pada fase medusa. Kelas

Scyphozoa terdiri atas tiga ordo: Coronatae, Semaeostomeae dan Rhizostomeae.

2.7 Ciri-Ciri Ubur-Ubur

Umumnya ubur-ubur berukuran 2 sampai 40 cm, tapi ubur-ubur yang lebih

besar bisa mencapai 1-2 meter, misalnya spesies terbesarnya yaitu Surai singa.

Ubur-ubur dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia, dari permukaan sampai laut

dalam. Ubur-ubur tidak ditemukan di air tawar. Ubur-ubur memakan plankton yang

mencakup organisme seperti moluska, crustacea, larva urochordata, rotifera,

polychaeta muda, protozoa, diatom, telur, telur ikan, dan organisme kecil lainnya.

Ubur-ubur menggunakan organel nematosista yang terdapat di tentakelnya dalam

berburu makanan. Nematosista sendiri adalah ciri khas filum Cnidaria, berupa sel

berbentuk jarum yang berfungsi menusuk dan mengirim racun ke mangsanya.

2.8 Manfaat Ubur Ubur bagi Kesehatan

Ubur-ubur memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan. Antara lain:

1. Menenangkan pikiran dan menurunkan tingkat stres.

2. Menurunkan resiko penyakit asma.

9
3. Sumber omega 3.

4. Mengatasi penyakit peradangan.

5. Mencegah penyakit jantung.

6. Menurunkan resiko diabetes.

7. Mengatasi batuk berdahak.

2.9 Bahaya dari Ubur – Ubur

Meskipun merupakan salah satu jenis hewan yang sangat menarik, namun

demikian, ternyata ubur – ubur cukup berbahaya. Bahaya yang dimiliki oleh ubur –

ubur ini tidak lain dan tidak bukan adalah bahaya yang berasal dari sengatan ubur

– ubur itu sendiri. Ubur – ubur merupakan jenis hewan berbisa, yang dapat

menyengat anda ketika anda menyentuh tentakel – tentakelnya. Beberapa orang

mengatakan, sengatan dari ubur – ubur jauh lebih menyakitkan dari sengatan seekor

lebah. Bahkan ada beberapa kasus dimana seorang penyelam mengalami koma dan

ada juga yang mengalami kematian karena tersengat ubur – ubur dalam jumlah yang

cukup besar.

Sengatan ubur – ubur itu berasa dari beberapa sel yang dinamakan sel

nematosit, yang mana terletak pada tentakel – tentakel dari ubur – ubur itu sendiri.

Karena itulah, bagian tentakel dari ubur- ubur merupakan bagian yang harus

dihindari, karena terdapat sel nematosit, yang berbisa dan dapat menyengat itu tadi.

Zat penyengat yang ada pada ematosit pada tentakel ubur – ubur itu sering dikenal

dengan nama venom atau racun. Faktanya adalah, satu buah nematosist mampu

10
menyemburkan ratusan venom, yang dapat menyebabkan hewan – hewan laut kecil

mati apabila tersengat.

Sengatan dari ubur-ubur yang terparah dapat menyebabkan kematian pada

manusia, namun tergantung dari jumlah sengatan dan juga jenis / spesies dari ubur

– ubur itu sendiri. Secara umum, sengatan ubur – ubur dapat menimbulkan beberapa

gejala seperti di bawah ini ketika seseorang tersengat :

1. Infeksi pada bagian luar kulit, dan beberapa organ tubuh yang sudah terkena

venom ubur – ubur, biasanya ada jenis antibiotik khusus untuk mengobatinya.

2. Sesak nafas dan kekurangan oksigen (baca : Penyebab dada sesak)

3. Rasa perih dan juga sakit yang luar biasa pada bagian kulit selama berhari – hari

4. Rasa sakit pada bagian tubuh dan organ tubuh lain, dimana venom sudah

menyebar ke dalam anggota atau organ tubuh lainnya.

Untuk mengobati gejala dari sengatan ubur – ubur tersebut, hal penting yang

harus anda lakukan sebagai salah satu perolongan pertama adalah dengan cara

mengompres bagain tubuh yang terkena sengatan ubur – ubur tersebut dengan

menggunakan handuk yang telah diberi air hangat dan juga cuka. Setelah

dikompres, orang yang terkena sengatan ubur – ubur wajib untuk langsung

diperiksakan ke dokter atau klinik terdekat untuk menerima perawatan medis yang

lebih baik, untuk menetralisir bisa dan venom dari sengatan ubur – ubur tersebut.

11
2.10 Bentuk Tubuh Dasar Ubur-Ubur

Ubur-ubur dewasa memiliki dua bentuk tubuh dasar: Medusa yang dapat

berenang bebas (motil) dan Polip yang menempel pada substrat (sesil). Kedua

bentuk tersebut memiliki simetri radial. Hewan ini tidak punya kepala dan mulut

serta anusnya terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat mulut disebut oral dan

sebaliknya disebut aboral. Ubur-ubur memiliki tentakel yang dipenuhi nematosista

disisinya. Medusa memiliki mesoglea yang tebal dan elastis, sehingga medusa

dapat meluncur di air dan bentuknya kembali seperti semula.

2.11 Lapisan Sel Ubur-Ubur

Ubur-ubur adalah binatang diploblastik, dengan kata lain mereka mempunyai

dua lapisan sel utama, sedangkan binatang yang lebih kompleks adalah triploblastik

yang mempunyai tiga lapisan utama. Dua lapisan sel utama ubur-ubur adalah

epidermis di bagian luar dan gastrodermis di dalam, di tengahnya adalah mesoglea

yang berfungsi sebagai rangka.

12
2.12 Nematosista pada Ubur-Ubur

Nematosista adalah sel yang berfungsi menusuk dan menyuntikkan racun

pada mangsanya. Nematosista terdiri atas organel knida atau knidosista yang

berbentuk kapsul serta gulungan benang yang berisi racun, diujung benang terdapat

kait yang dapat menusuk mangsa. Untuk memicu tembakan, nematosista memiliki

silia atau rambut halus yang disebut knidosil, terakhir adalah operkulum sebagai

penutup knida.

Mekanisme penembakkan knidosit masih belum terpecahkan, terdapat

beberapa hipotesis tentang hal ini:

 Benang tersebut mungkin adalah sebuah pegas,yang dapat meregang dengan

cepat ketika operkulum terbuka

 Perubahan zat kimia didalam sel ketika pemicu aktif, sehingga terjadi tekanan

osmosis yang menyebabkan air masuk lewat membran dan memaksa benang

untuk ditembakkan

 Saat pemicu aktif knida berkontraksi secara cepat sehingga tekanan di dalam

kapsul meningkat.

Nematosista hanya dapat digunakan sekali, tapi dapat diganti dalam waktu 48

jam. Untuk menghindari tembakan yang sia-sia misalnya ke objek yang tak hidup

atau terlalu jauh, digunakanlah kombinasi dua pemicu, sel indra untuk mendeteksi

zat kimia di air dan silia untuk merespon kontak, nematosista biasanya terhubung

oleh saraf, sehingga ketika salah satu ditembakkan yang lain juga akan terpicu.

13
Nematosista adalah senjata yang sangat efektif. Satu nematosista mampu

melumpuhkan arthropoda dan ikan kecil.

2.13 Pergerakan Ubur-Ubur

Medusa bergerak menggunakan otot yang menarik tubuhnya, sehingga air

didalam rongga tubuhnya akan keluar dan mendorongnya, mesogleanya yang

elastis mengembalikan bentuknya seperti semula dan ubur-ubur dapat mengulangi

gerakannya lagi. Sedangkan polip dapat bergerak lamban dengan merayap seperti

siput.

2.14 Sistem Saraf dan Indra Ubur-Ubur

Ubur-ubur tidak punya otak atau sistem saraf pusat. Akan tetapi mereka punya

jaring saraf yang terdiri dari neuron yang dapat merespon pada berbagai

rangsangan. Knidositnya memiliki silia yang dapat mendeteksi kontak fisik dan

indra yang dapat mendeteksi zat kimia seperti bau, kombinasi ini memungkinkan

knidosit menembak sasaran yang tepat. Knidosit juga terangsang dan ikut

menembak apabila knidosit di dekatnya juga menembak.

2.15 Sistem Pencernaan dan Ekskresi pada Ubur-Ubur

Ubur-ubur menggunakan nematosistanya untuk melumpuhkan mangsanya

kemudian dimasukkan kedalam mulut menggunakan tentakelnya, setelah masuk

14
rongga pencernaan, sel kelenjar di gastroderm mensekresikan enzim untuk mencerna

makanan, nutrisi yang didapatkan disalurkan ke seluruh tubuh menggunakan aliran

air yang dikontrol silia di gastroderm atau gerakan otot. Nutrisi dikirimkan ke lapisan

sel terluar lewat difusi. Sisa makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan lewat

mulut juga menggunakan aliran air.

2.16 Sistem Pernafasan pada Ubur-Ubur

Schypozoa tidak punya organ pernafasan, tapi bernafas lewat kedua lapisan sel

dengan menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida ke sekitarnya.

Beberapa Cnidaria yang bersimbiosis dengan alga fotosintetik dapat mengalami

kelebihan oksigen yang berakibat fatal, sehingga mereka memproduksi antioksidan

untuk menetralisir oksigen yang berlebih.

2.17 Regenerasi pada Ubur-Ubur

Semua Cnidaria mampu beregenerasi, mereka dapat menggunakan

kemampuan ini untuk bereproduksi secara aseksual. Medusa memiliki kemampuan

regeneraasi terbatas, tapi polip mampu melakukannya secara penuh. Sehingga polip

seperti koral mampu tumbuh kembali walaupun dihancurkan predator.

15
2.18 Sistem Reproduksi pada Ubur-Ubur

Cnidaria mengalami reproduksi dengan daur hidup antara bentuk polip dan

medusa. Pada ubur-ubur, larvanya berenang sampai mendapatkan tempat yang

cocok untuk menempel, kemudian larva tumbuh menjadi polip. Polip tumbuh besar

sampai dewasa kemudian menarik tentakelnya serta memotong tubuhnya secara

horizontal, proses ini disebut strobilasi. Bagian yang terpotong berenang bebas

sebagai medusa muda. Medusa tumbuh sampai dewasa sedangkan polip

melanjutkan proses strobilasi. Medusa dewasa memiliki kelenjar reproduksi di

gastroderm-nya, kelenjar ini dapat menghasilkan sel telur atau sperma yang dapat

dikeluarkan saat musim kawin tiba. Telur yang dibuahi menjadi larva dan memulai

daur hidupnya lagi. Peristiwa bergantinya cara reproduksi dari seksual (tahap

medusa) ke aseksual (tahap polip) atau sebaliknya disebut metagenesis, proses ini

juga dapat ditemukan pada beberapa tumbuhan misalnya lumut, dimana cara

reproduksinya berganti dari pembuatan spora yang aseksual ke pembuatan gamet

yang seksual.

16
2.19 Taksonomi pada Ubur-Ubur

Ubur-ubur terdiri dari sekitar 200 spesies yang dibagi dalam beberapa ordo:

1) Coronatae

Nausithoe aurea, salah satu anggota Coronatae.

Coronatae disebut juga ubur-ubur mahkota. Mereka dibedakan dengan

ubur-ubur lainnya karena lekukan di payungnya yang membuat hewan ini

mirip seperti mahkota. Kebanyakan spesies tinggal di laut dalam sehingga

mereka memiliki kemampuan bioluminesen atau menghasilkan cahaya

sendiri. Kemampuannya akan aktif jika hewan ini disentuh. Kemampuannya

dapat dia gunakan untuk mengejutkan dan menipu predator yang mencoba

memangsanya, bioluminesen juga dapat digunakan untuk menarik perhatian

mangsa. Terdapat sekitar 54 spesies yang telah teridentifikasi pada tahun

2016 dan terbagi dalam enam famili.

17
2) Rhizostomae

Ubur-ubur meriam (Stomolophus meleagris), salah satu anggota

Rhizostomae.

Rhizostomae adalah ordo Schypozoa yang tidak punya tentakel, tapi

mereka memiliki delapan lengan bercabang dan penuh nematosista, lengan

ini semakin ke pusat semakin menjadi satu, mereka juga memiliki mulut yang

kecil yang berjumlah banyak tidak seperti Schypozoa lainnya.

Rhizostomae memiliki anggota yang dijadikan konsumsi oleh manusia

(baik untuk makanan maupun pengobatan). Industri makanan dari ubur-ubur

dapat ditemukan di China dan Asia tenggara, ubur-ubur untuk dimakan juga

diimpor ke Jepang. Ubur-ubur yang dapat dimakan adalah dari ordo

Rhizostomae, misalnya ubur-ubur meriam (Stomolophus meleagris) dan

ubur-ubur api (Rhopilema esculentum). Ubur-ubur biasanya dikeringkan atau

digarami sebelum dimasak. Sekitar lebih dari 90 spesies telah teridentifikasi.

18
3) Semaeostomeae

Jelatang laut (Chrysaora quinquecirrha), salah satu anggota

Semaeostomeae.

Semaeostomeae adalah ubur-ubur yang paling dikenal masyarakat. Ciri

khas mereka adalah memiliki empat tentakel oral (tentakel panjang yang

menempel di mulut), tentakel ini juga memiliki sel penyengat nematosista.

Tentakel lain menempel di sisi payung ubur-ubur.

Semaeostomeae dapat ditemukan di lautan di seluruh dunia. Kelompok

ini terdiri dari lima ordo: Cyaneidae, Drymonematidae, Pelagiidae,

Phacellophoridae, dan Ulmaridae.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari seluruh hal yang telah penulis bahas pada makalah ini, penulis menarik

kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:

1. Coelenterata (Cnidaria) merupakan hewan invertebrata yang memiliki rongga

dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang dikelilingi oleh tentakel.

Pada saat berenang, pada mulut Coelenterata menghadap ke dasar laut. Pada

tubuh Coelenterata (hewan berongga) yaitu terdiri atas jaringan luar

(eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm) serta sistem otot yang membujur

dan menyilang (mesoglea). Dalam istilah Coelenterata berasal dari bahasa

Yunani dari kata Coeles yang berarti rongga dan interon yang berarti usus.

Fungsi rongga tubuh pada Coelenterata ialah sebagai alat pencernaan

(gastrovaskuler).

2. Ubur-ubur adalah sejenis binatang laut tak bertulang belakang yang termasuk

dalam filum Cnidaria, ubur-ubur yang dimaksud disini adalah hewan dari

kelas Schypozoa. Ubur-ubur merupakan salah satu anggota terbesar dari

hewan Cnidaria dan paling mencolok yang sering dijumpai di perairan pesisir.

Sebagai anggota Cnidaria, mereka memiliki dua bentuk tubuh yaitu polip yang

20
menempel di dasar laut dan medusa yang dapat berenang bebas dan berbentuk

cangkir terbalik..

3. Ubur-ubur dewasa memiliki dua bentuk tubuh dasar: Medusa yang dapat

berenang bebas (motil) dan Polip yang menempel pada substrat (sesil). Kedua

bentuk tersebut memiliki simetri radial. Hewan ini tidak punya kepala dan

mulut serta anusnya terletak di lubang yang sama, sisi yang dekat mulut

disebut oral dan sebaliknya disebut aboral. Ubur-ubur memiliki tentakel yang

dipenuhi nematosista disisinya. Medusa memiliki mesoglea yang tebal dan

elastis, sehingga medusa dapat meluncur di air dan bentuknya kembali seperti

semula.

4. Manfaat Ubur-ubur bagi kesehatan diantaranya:

a. Menenangkan pikiran dan menurunkan tingkat stres.

b. Menurunkan resiko penyakit asma.

c. Sumber omega 3.

d. Mengatasi penyakit peradangan.

e. Mencegah penyakit jantung.

f. Menurunkan resiko diabetes.

g. Mengatasi batuk berdahak.

5. Gejala dari sengatan Ubur-ubur diantaranya:

a. Infeksi pada bagian luar kulit, dan beberapa organ tubuh yang sudah

terkena venom ubur – ubur, biasanya ada jenis antibiotik khusus untuk

mengobatinya.

b. Sesak nafas dan kekurangan oksigen.

21
c. Rasa perih dan juga sakit yang luar biasa pada bagian kulit selama berhari

– hari

d. Rasa sakit pada bagian tubuh dan organ tubuh lain, dimana venom sudah

menyebar ke dalam anggota atau organ tubuh lainnya.

3.2 Saran

Makalah yang disusun masih kurang lengkap, karena keterbatasan informasi

yang penulis dapatkan. Oleh karena itu, saran peunulis bagi penulis selanjutnya

yang ingin menulis tentang A. aurita agar dapat melengkapinya, baik dari materi

maupun gambarnya, sehingga informasi tentang hewan ini dapat lebih lengkap lagi.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://halosehat.com/penyakit/sumber-penyakit/bahaya-ubur-ubur-laut

https://id.wikipedia.org/wiki/Ubur-ubur

https://manfaat.co.id/manfaat-ubur-ubur

http://www.artikelsiana.com/2015/07/coelenterata-pengertian-ciri-klasifikasi-

peranan.html

23

Anda mungkin juga menyukai