Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH INVERTEBRATA

PHYLUM COELENTERATA

Untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing Bapak Atok Miftachul


Hudha, M.Pd

Oleh:

1. Siti Hajar (201310070311134)


2. Robiatul Tri Wulandari (201310070311140)
3. Nandia Anindhita (201310070311148)
4. Radita Miftachul Ullum (201310070311171)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
April 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan segenap keterbatasan
kemampuan yang kami miliki. Shalawat serta salam kami haturkan kepada nabi kita
Rasullalah Muhammad SAW sebagai suri tauladan dan pembimbing dari zaman yang
gelap ke zaman yang terang yakni islam. Penulisan makalah dengan judul “PHYLUM
COELENTERATA” ini adalah bentuk rangkaian tugas mata kuliah Invertebrata di Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Kependidikan di Universitas Muhammadiyah Malang Dengan Dosen
Pembimbing Bapak Atok Miftachul Hudha, M.pd.
Sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, penulis
sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari pembaca diharapkan untuk perbaikan pada pembuatan
makalah.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Semoga
penulisan makalah ini pula dicatat oleh Allah SWT sebagai suatu amal kebaikan. Amiin.

Malang, 1 April 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB.I PENDAHULUAN……………………………………………………... iii


1.1. Latar Belakang…………………………………………………… iii
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………. iiii
1.3. Tujuan…………………………………………………………… iiii
BAB.II PEMBAHASAN…..…………………………………………………… 1
2.1. Pengertian Hewan Coelenterat……………………………………… . 1
2.2. Karakteristik Hewan Coelenterata……………………………………. 1
2.3. Habitat dari Hewan Coelenterata…………………………………….. 2
2.4. Sistem Reproduksi Hewan Coelenterata…………………………….. 2
2.5. Klasifikasi Dari Hewan Coelenterata……………………………….. 3
2.6. Peranan Hewan Coelenterata……………………………………….. 8
BAB.III PENUTUP…………………………………………………………… 9
3.1. Kesimpulan………………………………………………………….. 9
3.2. Saran………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Coelenterata atau yang juga biasa di sebut dengan Cnidaria adalah filum hewan
yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata coelenterata berasal dari kata coelos yang
berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi coelenterata adalah hewan yang
memiliki rongga yang di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ
pencernaan makanan. Coelenterata di sebut sebagai hewan sederhana karena jaringan
tubuhnya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal. Terdapat 10.000
spesies coelenterata yang sebagian besar hidup di laut. Sebagian hidup secara soliter,
sedangkan sebagian yang lain hidup berkoloni. Tubuhnya simetri radial. Jika di potong
tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan mendapatkan beberapa bagian yang sama.
Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. tubuhnya
hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
Coelenterata merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) yang
merupakan lapisan sel luar dan endodermis (gastrodermis) yang merupakan lapisan sel
dalam. Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam
mulut. Tentakel di lengkapi dengan sel penyengat yang di sebut dengan knidosit
(cnidobglast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip
(seperti tabung), coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal, yang di kelilingi oleh
tentakel. Sedangkan pada bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut
coelenterata terletak di bagian bawah (oral) dan tubuhnya di kelilingi oleh tentakel
habitat coelenterata kebanyakan di air laut tetapi ada beberapa di air tawar.
Coelenterata dapat berproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun
vegetatif (aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan
membuahi sel telur (ovum) betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual
berlangsung dengan cara pembentukan tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan
tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari tubuh induknya (Ita, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hewan Coelenterata 
2. Bagaimana karakteristik hewan Coelenterata ?
3. Dimana sajakah habitat dari hewan Coelenterata ?
4. Bagaimana sistem reproduksi hewan Coelenterate ?
5. Bagaimana klasifikasi dari hewan Coelenterata ?
6. Bagaimana peranan hewan Coelenterata terhadap lingkungan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hewan Coelenterata ?
2. Dapat memahami karakteristik hewan Coelenterata ?
3. Untuk mengetahui habitat dari hewan Coelenterata ?
4. Dapat mengetahui dan memahami system reproduksi hewan Coelenterata ?
5. Dapat memahami kalifikasi hewan Coelenterata ?
6. Dapat mengetahui peranan hewan Coelenterata terhadap lingkungan ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian hewan Coelenterata

Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan


yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang
berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang
memiliki rongga di dalam tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan
makanan. Coelenterata disebut sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya
hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang
memiliki rongga tubuh. Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan
(gastrovaskuler). Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido =
penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat. Sel penyengat
terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya. Coelenterata memiliki struktur
tubuh yang lebih kompleks. Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk
jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana (Anonim, 2013).

2.2 Karakteristik hewan Coelenterata


1) Tubuh simetris radial.
2) Diploblastik (tubuh terdiri dari dua lapisan jaringan) yaitu ektoderm (epidermis)
berfungsi sebagai pelindung dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis)
berfungsi untuk pencernaan.
3) Memiliki rongga tubuh yang digunakan sebagai usus.
4) Habitat diperairan, baik perairan tawar maupun laut.
5) Pencernaan makanan dengan sistem gastrovaskuler.
6) Memiliki lengan (tentakel) yang dilengkapi dengan cnidoblast yang berisi sel
beracun dan benda seperti sengat yang disebut nematochis. Bila cnidoblast tersentuh
maka mematochis akan dijulurkan digunakan untuk menangkap dan melumpuhkan
mangsanya, disamping sebagai alat pertahanan terhadap serangan musuh.
7.   Memiliki 2 tipe tubuh, yaitu: Tipe polip, tipe tubuh yang hidupnya tak bebas atau
menempel pada substrat tertentu. Tipe medusa (seperti payung), merupakan tipe
tubuh yang dapat hidup bebas, karena memiliki kemampuan untuk berenang.
8.  Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang
berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
9.   Sistem saraf terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang
terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari
bahan gelatin (Alvyanto, 2012).

2.3 Habitat dari hewan Coelenterata


Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan
kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk
dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut
maupun di air tawar. Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada
yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah
untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air
(Anonymous, 2013).

2.4 Sistem reproduksi hewan Coelenterata


Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
dilakukan dengan pembentukan tunas. Pembentukan tunas selalu terjadi pada
Coelenterata yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap
melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni.  Reproduksi seksual
dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma). Gamet dihasilkan oleh
seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip (Contoh
Hydra) (Alvyanto, 2012).
2.5 Klasifikasi dari hewan Coelenterata
Secara garis besar coelenterate terbagi menjadi 3 kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa,
dan Anthozoa.
1.      Kelas Hydrozoa
      Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar
memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Contoh
Hydrozoa yang soliter adalah Hydra, Physalia, Contoh Hydrozoa yang hidupnya
berkoloni di laut. Obelia yang memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus
hidupnya. Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan
tawar. Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang berguna untuk
bergerak dan juga sekaligus untuk menangkap mangsa. Pada tentakel tersebut
dilengkapi dengan nematosit, yaitu sel-sel yang dapat menghasilkan racun untuk
melumpuhkan mangsanya. Hydra berkembang biak secara vegetatif dengan tunas
dan generatif dengan peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan
monoesius (hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri
karena dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga
dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain.

Ciri-ciri umum kelas ini yaitu:

1. Berbentuk koloni;
2. Besarnya + sebesar mulut kerucut, menggerumbul;
3. Didapatkan dipantai pada batu-batuan (melekat), pada cangkuk Mullusca;
4. Koloni ini terikat pada substrat dengan bantuan hydrorhizanya (akar);
5. Bentuk tubuhnya seperti batang yang bercabang-cabang yang disebut Hydrocaulis;
6. Pada hydracaulis tumbuh 2 macam bentuk cabang (Palyp) yaitu Hydrant dan
Gonangium. Hydrant berfungsi  menangkap mangsa dan mengurus makanan
(vegetatif) ditandai dengan adanya banyak kentakel. Gonongium
berfungsi  mengurus perkembangbiakan (generatif). Bentuk gonongium silindris,
dengan ujung melekat sedikit dan berwarna transparan dan disebut dengan
Gonotheca di dalam gonotheca terdapat sumbu (blastostyle). Blastostyle merupakan
tempat tumbuh kuncup bakal medusa. Medusae akan ada 2 macam yaitu : Medusae
♂ menghasilkan sperma (biasanya berekor) dan Medusae ♀ menghasilkan ovum.
Ovum dan sperma dikeluarkan dalam laut dan terjadilah pembuahan (diluar
medusae dalam air laut). Setelah terjadi pembuahan terbentuk
zygot blestula “planula yang berambut getar”. Kemudian planula melekat pada
suatu obyek dan tumbuh menjadi polips yang kecil. Dan secara asexuil bisa
membentuk kuncup dan terjadilah obelia yang baru. Obelia yang mengalami
pergantian keturunan “Metagenesus” yaitu keturunan phase.

2.      Kelas Scyphozoa
      Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau cawan, sehingga sering
disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya kecil dan terikat pada suatu obyek di
dasar laut, fase medusa (generatif) terbentuk seperti paying atau mangkuk, pada
bagian pinggir medusa terdapat tentakel-tentakel, medusa biasanya diketemukan
berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi cekungnya ditemukan mulut yang
terletak diantara 4 buah tangan yang berbentuk pipih seperti pita dan dibagian
pinggir dilengkapi dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini adalah aurellia,
gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari perutnya.
      Siklus hidup :
1. Ada yang jantan ada yang betina;
2. Spertratozoid akan berenang di dalam air laut kemudian mencari dan memasuki
kedalam mulut medusa, kemudian masuk kedalam enterm untuk membuahi sel telur
kemudian berbentuk zygot;
3. Zygot yang terbentuk akan keluar dari mulut medusae ♀ dan untuk remintara
didukung dengan tangan nya dan disini berkembang menjadi larva yang berambut
getar (planula);
4. Setelah terbentuk planula maka planula ini lepas dari induknya dan berenang-
renang. Kemudian melekat pada suatu obyek didasar laut. Dan ditempat ini
kemudian tumbuh menjadi polyp baru dan berbentuk seperti trompet yang disbut
Schyphistoma;
5. Schyphistome membagi diri secara tranversal sehingga yang masing-masing
berbentuk seperti cakram keadaan ini disebut phase Strobila.
6. Kemudian pada setiap cakram yang terbentuk akan tumbuh bertakel. Kemudian
pemisahan diri dimulai pada cakram yang paling atas / tua kemudian cakram yang
dibawahnya dan sebagainya dan seterusnya.
7. Cakram yang terlepas akan membentuk medusae kecil yang disebut Ephyra. Secara
berangsur-angsur ephyra akan tumbuh menjadi Medusae dewasa : Medusae ♂ dan
Medusae ♀.

3.   Kelas Anthozoa
         Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh menyerupai
bunga. Anthozoa tidak  memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip
Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di
laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas
dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet.

a. Ordo Actiniria, ciri-ciri:


 Menempel pada batu karang
 Berukuran s/d 2 feet
 Makanan : Invetebrata,  Udang
 Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas dilengkapi dengan tentakel,
Bagian bawah untuk melekatkan dirinya pada suatu obyek. Mulut berada
dibagian atas tengah yang dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan
suatu saluran yang berbentuk tabung yang disebut Gullet.
 Disamping sisi pharyax dilengkapi dengan alur licin dan bersilia disebut
Siphonoglyph. Siphonoglyph merupakan jalan air masuk ke dalam
enterennya. Enteron terbagi dalam 6 buah septa / sekat yang
menghubungkan gastrodermis hingga bagian phorinkx. Septa ini merupakan
tonjolan di dalam hingga berhubungan dengan pharys (septa
Primain), Tetapi pharyn untuk bagian bawah bebas, Septa ini disebut septa
Primair.
 Air dapat masuk dari ruang satu ke ruang yang lain melalui Ostia yang ada
pada septa tadi.
 Diantara septa primair terdapat juga septa-septa yang lain yaitu septa
sekundair tetapi septa sekunder tidak mencapai pharynx
 Ada juga Septa Tentier yaitu Septa yang paling pendek.
 Pada bagian tepi dari Septa yang bebas (yang terletak dalam enteron
dibawah pharynx) berkembang menjadi bentukan yang tebal dan disebut
Digestic Filament Dalam Digistic Filament terdapat sel-sel kelenjar yang
menghasilkan getah pencernakan.
 Dekat dengan bagian dasar Digestic Filament terdapat benang-benang yang
disebut dengan Acontio.
 Di dalam Acontio dilengkapi dengan kelenjar dan nematocysts
 Merupakan lurus yang sel kelaminnya terpisah (♂&♀) ganad terdapat
dibagian tepi dari Septa tersebut.
b. Ordo: Madreporaria:
 Susunan tubuh pada prinsipnya sama dengan anemone / metridium
 Perbedaannya antara lain : Madreporaria, Bagian enterderm mensekresikan
zat kapur yang berfungsi sebagai kerangka. Kerangka ini disebut Calcareous
Skeleton atau Coral yang berwarna putih (pada umumnya) dan merah
 Pembentukan kerangka : Mula-mula pada pangkal dimana hewan itu
melekat, dengan membentuk kuncup, kemudian kuncup tumbuh lagi
sehingga akhirnya membentuk koloni yang bercabang-cabang.
 Contoh-contoh : Acropora, Berbentuk koloni bercabang-cabang seperti
pohon.Stylopora, Berbentuk melekuk-lekuk. Leptoria Tenuis, Berbentuk
melekuk-leku seperti otak mamalia. Fungia, Berbentuk seperti janin.
c. Ordo : Antipatharia, Disebut juga Eupixaura Antipathen (Akar Bahar)
 Hidupnya koloni
 Mensekresikan zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut ini
(Hexacorallia) ini menuntut syarat lingkungan  hidup yang tertentu.
 Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut + 35
m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU dengan 280 LS, Andaikata ada
perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi 60C naiknya dan 60C
turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa banyak mengandung O2. Air laut
harus jernih, Air laut mempunyai salinitas / kadar garam tertentu.

2.6 Peranan hewan Coelenterata dalam kehidupan sehari-hari


Banyak sekali manfaat coelenterata ini dalam kehidupan. Ubur-ubur sering
dimanfaatkan oleh orang Jepang untuk bahan makanan dan sebagai bahan kosmetik.
Beberapa jenis hewan Anthozoa dapat membentuk karang yang bentuknya bervariasi
dan sangat indah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai objek yang berkaitan dengan
pariwisata. Ada juga jenis Anthozoa yang membentuk rangka dari zat tanduk yang
sering dikenal sebagai akar bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat
digunakan sebagai gelang. Kita seharusnya bersyukur sebab di negara kita Indonesia,
banyak sekali keindahan alam yang dapat dijadikan objek wisata sehingga dapat
meningkatkan taraf perekonomian penduduk di sekitar tempat wisata itu. Selain itu,
bangsa kita menjadi lebih terkenal, misalnya dengan adanya Taman Laut Bunaken di
Menado, Pasir Putih di Jawa Timur, dan Taman Laut di Bali (Musliadiunaya, 2012)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Hewan Coelenterata merupakan hewan yang memiliki rongga (selom). Hewan ini
pada umumnya hidup di perairan laut tetapi ada juga di perairan tawar. Hewan ini
mempunyai ciri-ciri tubuhnya simetri radial, bersifat dipoblastik, dan system
pencernaannya gastrovaskuler. Hewan ini mempunyai tentakel yang digunakan
untuk menangkap dan melumpuhkan mangsanya.
2. Coelenterata dengan yang bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas. Reproduksi seksual dilakukan
dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma). Hewan ini dibedakan menjadi
tiga kelas yaitu Hidrozoa, Scypozoa, dan Antozoa.

3.2 Saran

Adapun saran yang penulis berikan adalah sebaiknya pembaca lebih banyak belajar
mengenai Phylum Coelenterata karena dengan memahami tentang hewan ini selain
mempunyai banyak peranan dalam kehidupan sehari-hari juga banyak sekali manfaat
yang dapat diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

Alvyanto, Sapria, E.2012. Phylum coelenterata. www.alvyanto.blogspot.com(diakses pada


tanggal 31 maret 2014)

Anonymous.2013. Coelenterata. www. Tresnebodow.blogspot.com(diakses pada tanggal


31 maret 2014)

Anonymous.2009. karakteristik hewan coelenterate. www.garistepi.wordpress.com(diakses


pada tanggal 31 maret 2014)

Anonimous.2012. keanekaragaman hewan. www.asmitagari.wordpress.com(diakses pada


tanggal 31 maret 2014)

Astrini, Ayu.2012. phylum coelenterata. www.kumpulantugaskita.blogspot.com(diakses


pada tanggal 31 maret 2014)

Widiati, Ita.2013. Coelenterata. www.itawidiati22.blogspot.com(diakases pada tanggal 31


maret 2014)

Yuli, yulianti.2012. polifera dan coelenterate. www.yuliiantiiyulii.wordpress.com(diakses


pada tanggal 1 april 2014

Anda mungkin juga menyukai