Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KARAKTERISTIK

FILUM NEMATHELMINTHES

Dosen Pengampu :
Zulfadli S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Dony 2140603015
Mario 2140603042
Julputra 2140603061
Stiven cristin roy 2140603021
Kitong 2140603026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSUTAS BORNEO TARAKAN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Karakteristik Filum
Nemathelminthes ini. Kami sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami selalu membuka diri untuk
setiap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zulfadli S.Pd., M.Pd selaku dosen mata
kuliah Invetebrata yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik secara langsung ataupun
tidak langsung.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kiranya melalui pemaparan yang akan kami
uraikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Tarakan, 02 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH..................................................................................................................................i
KARAKTERISTIK.......................................................................................................................i
FILUM NEMATHELMINTHES..................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
2.1 Ciri-Ciri Umum dari Nemathelminthes........................................................................3
2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Kelas..............................................................................3
2.3 Morfologi dan Fisiologi................................................................................................9
2.4 Sistem reproduksi.......................................................................................................19
2.5 Contoh-Contoh dan peranan Filum Nemathelminthes................................................20
BAB III......................................................................................................................................22
PENUTUP..................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulaan...............................................................................................................22
3.2 Saran...........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di antara semua hewan yang paling tersebar luas, cacing gilig matoda)
ditemukan pada sebagian besar habitat akuatik, di dalam tanah lembab, di dalam
jaringan lembab tumbuhan, dan di dalam cairan tubuh dan jaringan hewan.
Sekitar 90.000 spesies kelas ini telah diketahui, dan yang sebenarnya ada
mungkin mencapai sepuluh kali jumlah tersebut.

Pada Nematoda telah ditemukan otot di sebelah luar selom dan bukan sel-sel
epitel. Disini tidak ada silia sama sekali. Nematoda yang hidup mandiri
mempunyai mulut yang majemuk dan beberapa alat perasa dan mata. Cacing
yang hidup parasit, struktur tubuhnya lebih sederhana. Tubuhnya tertutup oleh
kutikula, dan biasanya kedua ujung tubuhnya meruncing. Nematoda memiliki
pencernaan yang sempurna. Mereka tidak memiliki sistem sirkulasi, tetapi
nutrient diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan dalam pseudoselom. Otot
nematode semuanya longitudinal, dan kontraksinya menghasilkan gerakan
mendera.

Reproduksi nematoda umumnya adalah secara seksual. Jenis kelamin


umumnya terpisah pada sebagian besar spesies, dan betina umumnya berukuran
lebih besar. dibandingkan dengan jantan. Fertilisasi terjadi secara internal, dan
seekor betina dapat meletakan 100.000 atau lebih telur yang dibuahi per hari.
Zigot sebagian t besar spesies adalah sel resisten yang mampu bertahan hidup
pada lingkungan yang tidak bersahabat.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang di maksud dengan filum Nemathelminthes?


2) Bagaimana ciri-ciri dari cacing Nemathelminthes?
3) Bagaimana cara hidup dan juga habitat Nemathelminthes?
4) Bagaimana system reproduksi dari Nemathrlminthes?
5) Bagaimana klasifikasi dari Nemthehrlminthes?
6) Apa saja peranan dari Nemthehrlminthes?

1
1.3 Tujuan Masalah

1. Dapat menjelaskan pengertian dari Nemathelminthes.


2.Dapat menyebutkan ciri-ciri dari Nemathelminthes.
3.Dapat menyebutkan dan menjelaskan cara hidup dan habitat
Nemathelminthes.
4. Dapat menjelaskan system reproduksi Nemathelminthes.
5. Dapat menjelaskan klasifikasi Nemathelminthes.
6. Dapat menjelaskan pernan dari Nemathelminthes.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ciri-Ciri Umum dari Nemathelminthes


Cacing yang tergolong Nematoda mempunyai tubuh yang berbentuk silinder,
tidak beruas ruas, tidak berapendiks, dan tidak memiliki probosis. Tubuh tertutup
kutikula yang elastis dan tersusun oleh protein. Simetn tubuhnya adalah bilateral.
memiliki tiga lapisan germinal (triploblastik).
Epidermisnya tipis tetapi membentuk empat tali longitudinal Di bawah
epidemis terdapat satu lapis serabut otot yang terbentang secara longitudinal dan
dibagi oleh tali-tali menjadi 4 kuadrans. Saluran pencernaan makanannya lengkap.
lurus, mulut, dan amusnya terdapat pada ujung yang berbeda. Diantara dinding
tubuh dan saluran pencernaan terdapat ruangan atau rongga yang disebut.
pseudosoel Tidak memiliki organ sirkulasi dan respirasi. Organ ekskresinya
sederhana.
Sistem saraf terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus. Cincin saraf
itu berhubungan dengan enam saraf anterior dan beberapa saraf posterior. Aht
kelaminnya terpisah, hewan jantan lebih kecil daripada yang betina. Gonad
berbentuk pembuluh dan berlanjut dengan saluran-salurannya Alat kelamin betina
umumnya berpasangan dan bermuara pada vulva. Alat kelamin jantan biasanya
tinggal dan bermuara pada kloaka. Pembelahan dan diferensiasi sel-sel embrio
tampak jelas.
2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Kelas
1. Klasifikasi dan karakteristim Kelas
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Nematoda dan
Nematomorpha.
a) Nematoda
Nematoda merupakan cacing benang yang umumnya berukuran miksroskopis.
Kata Nematoda berasal dari bahasa artinya benang, dan "toda" artinya bentuk. Hal
yunani, "Nema" ini karena nematoda memiliki tubuh silindris dengan kedua ujung
yang runcing sehingga disebut cacing benang. Mereka telah memiliki sistem
pencemaan yang lengkap dengan faring berkembang denga cukup baik. Dinding
tubuhnya tersusun atas tiga lapisan (triploblastik). yaitu lapisan luar. tengah. dan
dalam dan tubuhnya telah memiliki rongga tubuh pseudoaselomata. Sistem eksresi
merupakan jalur tabung pengeluaran yang akan membuang limbah melalui rongga

3
tubuh Nematoda dapat hidup bebas di perairan atau daratan, ada juga yang hidup
parasit dalam tubuh manusia, hewan dan tumbuhan. Saat ini Nematoda masih
merupakan masalah yang besar bagi kesehatan manusia, hewan ternak, dan
tumbuhan yang sangat merugikan. Nematoda merupakan hewan yang banyak
terdapat di air dan tanah, sehingga tidak jarang menimbulkan infeksi pada
manusia, apalagi bagi mereka yang tidak menjaga kebersihan dengan baik.
Contohnya adalah Ascaris Lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator
Americanus (Sari,2013).

A. Struktur nematoda seperti yang digambarkan oleh Ascaris betina. Ascaris memiliki
dua ovarium dan rahim, yang terbuka ke har oleh pori-pori genital.
B. Potongan melintang.
C. hubungan sel otot dengan hypodermis dan hypodermal cord.

4
1. Nematoda parasit
Hampir semua vertebrata dan banyak invertebrata diparasit oleh nematode.
b) Nematomorpha
Nematophora merupakan cacing yang berbentuk bulat dengan kedua ujung yang
runcing menyerupai bentuk rambut sehingga sering disebut cacing rambut. Tubuhnya
dilapisi olch kutikula yang polos yang tidak bereizin. Dalam keadaan larva mereka
hidup parasit dalam tubuh manusia atau artrophoda, ketika dewasa mereka akan hidup
bebas di perairan atau daratan. Contohnya adalah Nectonema sp. (Sari.2013)

5
Dirofilaria immitis di hati anjing. Nematoda ini merupakan ancaman utama bagi
kesehatan anjing di amerika utara. Cacing dewasa hidup di hati, dan Dirofilaria immitis
muda bersirkulasi darah dimana mereka berpindah dan ditularkan oleh nyamuk
3. Hewan yang memiliki kemiripan ciri seperti anggota Nematoda
a)Rotifera: Hidhup di air tawar dan laut, berukuran 0.4 mm-2mm, bagian kepala
dikelilingi olch silia, disebut corona, memiliki kutikula. umumnya memiliki bintik
mata. alat pencernaan sempurna. Contoh: Asplachna, Philodina, Rotaria.

6
struktur philodina

tubuh acoelomate,paseudocoelomate, dan eucoelomate

b) Gastrotricha: Hidup di air tawar dan laut, ukurammya hampir sama dengan
Rotifera, tidak memiliki corona, cilia hanya terdapat pada daerah tertentu. memiliki
kutikula, unumnya dilengkapi dengan spikula dan sisik. Bagian posterior memiliki
memanjang. transparan. Cephalodasys

7
chaetonotus
c) Kinorhyncha: Panjang tubuh kurang dari 1 cm, memiliki ruas tubuh 13-14 yang
bersatu disebut zonite. Permukaan tubuh tanpa sila, memiliki kutikula cukup tebal
dengan spikuli yang bervariasi. Contoh: Echinoderella. Echinoderes.

Echinoderes, adalah cacing laut paling kecil, segmentasi bersifat


dangkal kepala dengan lingkaran duri.

8
d) Nematomorpha: Tubuh bulat panjang tidak bersegmen, sering disebut cacing
rambut, Ukuran tubuh bervariasi dari beberapa mm sampai satu meter, memiliki warna
kekuning-kuningan. Hewan
jantan umumnya berukuran lebih kecil. Ujung ekor hewan jantan melengkung Cacing in
mirip Nematoda. Contoh: Gordius, Gordionus. Nectonema.

2.3 Morfologi dan Fisiologi


1. Morfologi
Beberapa jenis Nemathelminthes yang hidup parasit di dalam saluran pencernaan
manusia adalah Ascaris, Ancylostoma/Necator, Wuchereria bancrofti, dan Enterobius
a)Ascaris lumbricoides (Cacing Perut)
Ascaris lumbricoides mempunyai tubuh yang panjang, berbentuk silinder, dan
runcing pada kedua ujungnya. Hewan betina berukuran 20 29 cm dengan diameter 4-6
mm. Hewan jantan berukuran lebih kecil. panjangnya 13-31 em dengan diameter 2-4
mm. Pemukaan tubuh pada umumnya tidak berwama. Kutikula luar berwama putih
kekuningan. Warna merah pada tubuhnya disebabkan oleh adanya hemoglobin. Ujung
anterior mempunyai bentuk yang sama pada kedua jenis kelamin. Permukaan tubuh
tertutup oleh kutikula yang halus, elastis, membentuk garis-garis melintang sehingga
menampakkan ruas-ruas semu pada tubuh cacing. Pada tubuhnya yang silindris terdapat
empat tali epidermal yang tampak dari luar, dua tali dorsal dan vetral lebih sempit,
sedang yang lateral tebal.
Mulut bagian anterior dari kebanyakan Nematoda dibatasi oleh enum bibir. Tetapi
pada Ascaris menggabung menjadi satu sehingga tinggal tiga bibir, satu di bagian dorsal
dan dua di ventrolateral. Bibir dorsal mempunyai dua pasang papill sensori, sedang
masing-masing bibi ventrolateral mempunyai satu pasang papila senson. Keempat
pasang papilla sensori tersebut membentuk lingkaran bibir lir. Nematoda juga
mempunyai lingkaran bibir dalam sebanyak enam papila, tetapi pada Ascaris dan
Nematoda parasite tidak ada. Masing-masing bibir ventrolateral mempunyai satu papilli
lateral yang disebut "am-phid", tetapi bagian ini mengalami reduksi pada

Nematoda parasit. Amphid merupakan kemoreseptor olfaktorius (indra pembau).


Bibir-bibir itu mempunyai gigi yang halus. Di helakang bibir terdapat satu pasang
papilka servikal, masing-masing terletak pada bagian sisi berdekatan dengan cincin
saraf. Semua papilla merupakan alat sensori. Di dekat ujung posteñor tubuh terdapat
arus dengan bibir yang tobal. Pada yang jantan terdapat kloaka yang merupakan jalan
keluamya spikula kitin atau seta pineal. Pada yang jantan, di dekat kloaka terdapat

9
penonjolan kutikula yang berupa 50 pasang papila pre-anal dan 5 pasang post-aral.
Papila-papila itu berfungsi untuk kopulasi.
Pada bagian ujung posterior juga terdapat ekor post-anal, yang pada hewan betina
lurus dan pada hewan jantan melengkung. Lubang genital betina yang disebut vulva
atau gonopor terletak pada sisi ventral kira kira pada sepertiga bagian panjang tubuh
dari ujung anterior. Di belakang bibir terdapat sebuah lubang ekskresi yang terletak
pada bagian midventral Dinding tubuh terdiri atas lapisan-lapisan kutikula,
epidermis/hipodermis/subkutikula dan otot. Kutikula membentuk lapisan paling luar,
berkerut-kerut dan liat terbentuk dari 6 lapis protein albumin yang tahan terhadap enzim
pencemaan inang, tetapi bersifat permeabel terhadap garam dan air. Kutikula itu bukan
berupa zat khitin, dan dapat larut pada KOH
Bagian luar dari lapisan kutikula mengandung keratin keras. Di sebelah dalam dari
lapisan keratin itu terdapat lapisan serabut halus, dani selanjutnya lapisan protein spons
yang mengandung matrisin yang kaya dengan sulfur. Bagan yang paling dalam tersusun
oleh jaringan ikat padat yang mengandung serabut-serabut kolagen. Lapisan kutikula
mengalami pengelupasan empat kali selama hidup cacing, dan pengelupasan terjadi
hanya selama masa pertumbuhan.
Di bawah lapisan kutikula terdapat satu lapisan epidermis yang mengalami sinsilium,
sehingga terkesan sel tersebut mempunyai banyak inti tanpa memiliki dinding sel. Inti-
inti sel terletak hanya pada tali epidermal longitudinal. Jumlah dari sel-sel epidermal
sedikit lapisan epidermis mensekresikan kutikula dan membentuk empat tali epidermal
di bagian longitudinal yang tebal. Dua dari tali itu merupakan garis lateral yang tebal
dan dua yang lain lebih tipis terletak dorsal dan ventral. Tali lateral mengandung saluran
ekskresi, sexdang tali dorsal dan ventral i mengandung saraf. Epidermis dari Nematoda
mengandung kelenjar epidermal uniseluler yang hidup bebas.
Di bagian dalam epidemis, diantara tali-tali epidermal terdapat lapisan otot yang
tersusun oleh satu lapis serabut-serabut longitudinal yang merentang sepanjang tubuh.
Tiap sel otot mempunyai dua zona. Zona luar bersifat fibrilar, bergaris melintang, dan
merupakan bagian otot yang berbentuk gelendong yang bersifat kontraktil. Zona yang
lebih dalam merupakan zona protoplasmik, dan membentuk tonjolan yang berbentuk
serabut atau ckor otot. Zona protoplasmik itu berbentuk seperti batang dan merupakan
masa protoplasma dengan satu berfungsi sebagai jaringan serabut pengual.
Ekor-ekor otot dari separuh tubuh bagian atas menyisip ke dalam tali dorsal dan
bergabung pada saraf dorsal. Ekor-ckor otot pada separuh tubuh bagian bawah menyisip
ke dalam tali verral dan bergabung dengan saraf ventral. Otot-otot tersebut terletak pada
kuadran yang dipisahkan oleh tali longitudinal. Setiap kuadran kira-kira mempunyai
150 sel otot. Kontraksi dari otot-otot tersebut menyebabkan tubuh meliuk-liuk.
Bilas sel-sel otot yang terdapat pada setiap kundran jumlahnya banyak dan merentang
sampai ke dalam rongga tubuh menyebabkan terjadinya suatu kondisi yang disebut

10
poly-myanian. Kondisi seperti ini terdapat pada Ascaris. Jika otot pada tiap kuadran
hanya dua atau tiga dan memipih. menyebabkan kondisi yang disebut meromyarian,
misalnya pada Oxyuris. Namun jika otot-otot itu kecil dan terkemas secara bersama
sama dapat membentuk suatu kondisi disebut holonyanan, misalnya yang terjadi pada
Trichiuris.
Pada potongan melintang. otot-otot longitudinal menunjukkan suatu daerah serabut
poriferal yang berbentuk U menutup zona protoplasmic yang berbentuk batang
Disamping otot-otot yang membentuk dinding tubuh juga terdapat otot-otot pada:
faring, vagina dari cacing betina, dan daerah spikula daric acing jantan.
Rongga tubuh (pseudoscel) merupakan ruang yang terletak antara dinding tubuh
dengan sahiran pencernaan. Pseudosoel itu dibatasi oleh otot otot di bagian luar dan
kutikula usus di bagian dalam. Pseudosoel terbentuk dari puing-puing sel jaringan ikat.
Pada hewan muxla pseudosoel itu tersusun olch jaringan parenkim, tetapi pada hewan
dewasa parenkim tidak ada lagi sehingga organ-organ tubuh yang ada tampak
menggantung secara hebas.
Pseudosoel mempunyai jaringan fibrous dan sel-sel tetap yang disebut soclomosit atau
pseudosoclosit. Terdapat empat sel soclomosit yang menduduki posisi secara tetap di
sepanjang tali lateral. Sel-sel itu bercabang dan berukuran besar sehingga dapat mengisi
rongga tubuh. Vakuola-vakuola dari sel-sel besar menyebabkan terjadinya pseudosoel.
Oleh karena itu pseudosoel merupakan suatu rongga intraselular. Pseudosoel itu terisi
oleh suatu cairan jemih yang mengandung banyak. protein. Cairan itu mendistribusikan
makanan yang tercema dan mengumpulkan sisa-sisa makanan. Organ-organ reproduksi
terletak bebas. di dalam pseudosoel Pada cacing yang hidup bebas pseudosolosit
herukuran kecil dan jumlahnya banyak (Kaswari et al,2003.p. 143-146)

daur hidup ascaris lumbricoides

11
A. Cacing perut Ascaris lumbricoides, jantan dan betina. Jantan (atas) lebih kecil dan
memiliki karakteristik tajam di ujung ekor. Betina nematoda besar ini mungkin
panjangnya lebih dari 30 cm, B. usus babi, hampir tersumbat olch Ascaris suum. Infeksi
berat semacam itu juga cukup umum terjadi pada Ascaris lumbricoides pada manusia.
b) Ancylostoma/Necator (Cacing Tambang)
Cacing ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di daerah tropis Asia
dan Afrika. Di daerah Amerika terdapat cacing serupa yang dikenal sebagai Necator
americanus, Cacing tambang berukuran 1 - 1,5 cm dan bersifat parasit dalam usus
manusia. Pada mulutnya terdapat kait berupa gigi dari kitm untuk melekat dan melukai
dinding usus imangiya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga dapat mengakibatkan
anemia yang disebabkan oleh pendarahan pada bekas gigitan cacing karena cacingnya
mengeluarkan antikoagulan ketika ia mengisap darah. Akibatnya dapat menurunkan
gairah kerja menurunkan produktivitas. Penyakit yang disebabkan tambang disebut
ankilostomiasis. oleh serta cacing
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulut melekat pada mukosa
dinding usus. Cacing betina menghasilkan 9.000 - 10.000 butir telur per hari. Cacing
betina mempunyai panjang 1 cm dan cacing jantan kira-kira 0.8 cm Cacing dewasa
berbentuk huruf S atau C dan di dalam mulutnya ada sepasang gigi Rongga mulutnya
sangat besar. Cacing jantan mempunyai bursa kopulitriks. Telur cacing tambang
besarnya kim kira 60 x 40 mikron, berbentuk bujur, dan mempunyai dinding yang
tipis.Didalam nyaterdapat beberapa sel di antara nya larva
rabditiform yang panjangnya kira-kira 250 mikron dan larva firiform yang panjangnya
kim kira 600 mikron. Pada daur hidupnya telur menetas di tanah yang becek menjadi
larva. Larva menembus kulit telapak kaki, kemudian masuk ke peredaran darah. Cacing
dewasanya berada di usus halus, menempel pada dinding usus halus, dan mengisap
darah.

12
Bagian anterior cacing tambang yang menempel pada usus anjing. Perhatikan gambar
mulut tajam yang mengggit sedikit mukosa dari otot yang tebal faring menghisap darah.
Kelenjer esofagus mengeluarkan antikoagulan untuk mencegah penggumpalan darah

c) Wuchereria bancrofti

13
Cacing ini merupakan penyebab penyakit elephantiasis (penyakit kaki gajah).
Penyakit ini ditularkan melalui sektornya berupa nyamuk Culex. Cacing dewasa hidup
pada pembulus limle Cicing dewasa menyerupai benang, berwarna putih kekuning
kuningan Cacing betina berukuran 90 100 x 0.25 mm ekornya lurus dan ujungnya
tumpul serta uterusnya berpasangan. Cacing jantan berukuran 35 40 x 0,1 mm ekomya
melingkar dan dilengkapi dua spikula. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria
bersarung dan berukuran 250-300 x 78 mikron. Mikrofilaria terdapat di dalam darah dan
paling sering ditemukan di aliran darah tepi. tetapi pada waktu tertentu saja Pada
mikrofilaria cacing ini mempunyai periodisitas nokturnal umumnya karena mikrofilina
dalam darah tepi banyak ditemukan pada malam hari. sedangkan pada siang hari

14
mikrofilana terdapat di kapiler organ - organ viseral (jantung, ginjal, paru-paru, dan
sebagainya).
Untuk melengkapi daur hidupnya. Wuchereria bancrofti membutuhkan manusia
(inang sesungguhnya) dan nyamuk (mang perantara). Nyamuk terinfeksi dengan
menelan mikrofilaria yang terisap bersama sama dengan darah. Di dalam lambung
nyamuk, mikrofilaria melepaskan sarungnya dan berkembang menjadi larva stadium 1
(L-1), larva stadiumi 2 (L-2), dan larva stadium 3 (L-3) dalam otot toraks dan kepala L-
1 memiliki panjang 135 375 mikron, bentuknya seperti sosis, ekomya, memanjang dan
lancip, dan masa perkembangannya 0.5 5,5 han (di toraks). L - 2 memiliki panjang 310-
1.370 mikron, bentuknya gemuk dan lebih panjang daripada L 1.
Ekornya pendek membentuk kerucut, dan masa perkembangannya antara 6,5-9,5 hari
(di toraks dan kepala). L-3 memiliki mobilitas yang cepat sekali, kadang kadang
ditemukan di proboscis nyamuk sehingga larva ini bersifat infektif dan ditularkan pada
manusia melalui gigitan nyamnak. Apabila L 3 imi masuk ke dalam jaringan manusia
kemudian masuk ke sistem limfatk perifer dan bermigrasi ke saluran limte distal dan
akhirnya ke kelenjar limfe maka kaki gajah yang disebabkan oleh cacing filarial dewasa
Wuchereria bancrofti, yang hidup di bagian getah bening dan menghalangi aliran getah
bening. Wuchereria bancrofti muda yang disebut mikrofilaria. dijerat nyamuk melalui
darah, di mana mereka berkembang ke tahap infektif dan ditransmisikan ke orang lain.

d) Enterobius vermicularis (Cacing Kremi)

Ukuran telur E. vermicularis yaitu 50-60 mikron x 20 - 30 mikron (rata-rata 55 x 26


mikron). Telurnya berbentuk asimetris, tidak berwarna mempunyai dinding yang
tembus sinar dan salah satu sisinya datar. Dil dalam tehir terdapat bentuk larvanya.
Seckor cacing betina memproduksi telur sebanyak 11.000 butir setiap harinya selama 2
sampai 3 minggu, sesudah itu cacing betina akan mati.
Cacing dewasa E. vermicularis berukuran kecil, berwama putih. yang betina jauh
lebih besar daripada yang jantan Ukuran cacing jantan adalah 2 5 mm, mempunyai
sayap. dan ekomya melingkar seperti tanda tanya. Sedangkan ukuran cacing betina

15
adalah 8- 13 mm x 0,4 mm, mempunyai sayap, bulbus esofagus jelas sekali, ckornya
panjang dan runcing. Uterus cacing betina berbentuk gravid melebar dan penuh dengan
telur. Bentuk khas dari cacing dewasa ini adalah tidak terdapat rongga mulut tetapi
dijumpai adanya 3 buah bibir, hentuk esofagus bulbus ganda dan di daerah anterior
sekitar feber, kutikulumnya melebar. Pelebaran yang khas ini disebut sayap leher
(Cervical alae). Manusia merupakan satu-satunya inang definitif E. vermicularis dan
tidak diperlukan inang perantara. Cacing dewasa betina mengandung banyak telur pada
malam hari dan akan melakukan migmsi keluar melalui amis ke daerah perianal dan
pernium. Migrasi ini disebut nocturnal migration. Di daerah perinium tersebut cacing
cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus, kemudian telur melekat di daerah
tersebut. Telur dapat menjadi larva infektir pada tempat tersebut, terutama pada
temperatur optimal 23-26 derajat celcius dalam waktu 6 jam. Waktu yang diperlukan
untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan telur matang sampai menjadi cacing dewasa
gravid yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2
bulan. Mungkin daumya hanya berlangsung kira-kira. 1 bulan karena telur-telur cacing
dapat. ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan

Cacing kremi. Enterobius vermicularis. A. cacing betina dari usus besar manusia. B.
kelompok cacing kremi yang biasanya keluar di malam hari di sekitar anus manusia
dengan menggank-garuk saat tidur, kuku jari tangan dan pakaian yang terkontaminasi
dapat menyebarkan cacing ini ke semua orang.

2. fisiologi

16
A Sistem Gerak
Gerak pada Nematoda disebabkan oleh adanya otot-otot yang terdapat pada dinding
tubuh. Otot itu terletak diantara tali epidermal dan membujur sepanjang tubuh Otot itu
terbagi atas empat kuadran, dua kundran pada sisi dorsal dan dua lain pada sisi ventral.
Kontraksi dan relaksasi dari otot-otot menyebabkan tubuh Nematoda ini memendek dan
memanjang, Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot menyebabkan cacing bergerak
dengan cara meliuk- liuk.
Otot dinding tubuh yang terdapat pada nematode semuanya longitudinal dan
kontraksinya menghasilkan gerakan mandera yang menyebabkan nematode dapat
bergerak kesana sini.
Biasanya otot diatur secara antagonis, sehingga ketika gerakan dilakukan dalam satu
arah olch kontraksi satu kelompok otot, gerakan kembali ke arah yang berlawanan
dipengaruhi oleh kontraksi dari serangkaian otot antagonis. Namun, nematoda tidak
memiliki otot tubuh dinding yang melingkar untuk melawan otot longitudinal; Oleh
karena itu, kutikula harus melayani fungsi itu Sebagai otot pada satu sisi dari kontrak
tubuh, mereka menekan kutikula di sisi itu, dan kekuatan kontraksi ditularkan (oleh
cairan di pseudocoel) ke sisi lain dari nematoda, peregangan kutikula berfungsi untuk
antagonize otot dan peregangan tersebut adalah gaya yang mengembalikan tubuh ke
posisi istirahat ketika otot rileks: aksi ini menghasilkan gerakan karakteristik terlihat
dalam gerakan nematoda. thrashing Peningkatan efisiensi sistem ini dapat dicapai hanya
dengan peningkatan tekanan hidrostatic. Akibatnya, tekanan hidrostatik dalam
pseudocoel nematoda jauh lebih tinggi daripad biasanya ditemukan pada jenis hewan
lain dengan kerangka hidrostatik tetapi juga memiliki kelompok otot antagonis.

b. Respirasi (pernapasan)
Cacing Ascaris tidak mempunyai alat respirasi Respirasi dilakukan anaerob. Energy
diperoleh dengan cara mengubah glikogen secara menjadi CO2 dan asam lemak yang di
ekskresikan melalui kutikula. Namun sebenarnya Ascaris dapat mengkonsumsi oksigen
kalau di lingkungannya tersedia. Jika oksigen tersedia. gas itu diambil olch hemoglobin
yang ada di dalam dinding tubuh dan cairan pseudosoel.. Sehingga pertukaran oksigen
dan karbondioksida terjadi secara difusi. yaitu dengan mekanisme pertukaran zat dari
tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.

c. Sistem Digesti (pencernaan)


Pada Ascaris, mulut dikelilingi oleh tiga bibir. Mulut berlanjut pada faring atau
esofagus yang berbentuk silindris. Bagian belakang faring atau esofagus itu menebal

17
dan dilengkapi oleh kelep. Dinding faring mempunyai serabut-serabut otot radial yang
dapat melebarkan rongga faring Faring mempunyai tig sel kelenjar yang bercabang.
Kelenjar itu mempunyai saluran yang memiju rongga faring. Rongg faring mempunyai
tiga lekuk longitudinal yang bagian dalamnya dilapisi oleh kutikula.
Rongga faring yang berbentuk triradiat dan terdapat serabut serabut jaringan ikat yang
mengarah pada kutikula yang menutupi faring pada tiga lekukan internal Faring atau
esofagus merupakan sakuran pencernaan pada bagian depan (skoodeoum). Faring
herlanjut dengan intestin yang merupakan saluran pencemaan bagian tengah. Intestin itu
berbentuk pipih dorsoventral dan berdinding tipis Dinding intestin dilapisi oleh selapis
epitel kolummar. Dinding luar dan dinding dalam dibatasi oleh kutikula yang tipis, dan
tidak tertutup oleh lapisan otot. Bagian akhir dari saluran pencernaan makanan
(proktodacum) yang merupakan kelanjutan dari intestine adalah rectum. Bagian in
pendek dan sempit dindingnya mengandung serabut-serabut otot. Dindingnya dilapisi
oleh kutikula. Di dalam rectum terdapat kelenjar rectal uniseluler yang berukuran besar,
jumlahnya tiga pada betina dan enam pada jantan. Bagian ujung atau rectum atau anus
mempunyai bibir yang tebal Pada hewan jantan terdapat sebuah kloaka. Sistem
pencernaan pada Ascaris tidak dilengkapi dengan kelenjar pencemaan. Makanan yang
dimasukkan kedalam tubuhnya menipakan makanan setengah jadi yang diperoleh dari
inungnya. Cacing Ascaris juga menggigit membrane mukosa dengan bibirnya untuk
mengisap darah dan cairan jaringan dari inang. Makanan dihisap oleh faning. Sel-sel
kelenjar dari faring menghasilkan enzim, dan intensitasnya menyerap makanan serta
melaksanakan pencemaan secara intraseluker. Kelebihan makanan disimpan sebagai
cadangan glikogen dan lemak di dalam intestin, otot, dan epidermis.
d.Sistem ekskresi (sistem pengeluaran)
Pada Nematoda yang hidup di laut sistem ekskresinya terdiri atas satu atau dua sel
kelenjar Renette yang terletak di dalam pseudosoel bagian ventral, di dekat perbatasan
antara faring dan intestine. Saluran yang keluar dari sel-sel Renette bergabung dan
bermuara pada lubang ekskresi yang terletak pada bagian mid-ventral. menunjukkan
bahwa dari sistem kelenjar ini i Banyak bukti muncul sistem pembuluh ekskresi yang
berbentuk huruh H. pembuluh ekskresi itu mempunyai dua saluran ekskresi longitudinal
yang dihubungkan oleh jembatan kanal transversal. Dari jembatan kanal transversal itu
muncul saluran ekskresi menuju ke lubang ekskresi. Pada Ascaris lumbricoides terdapat
sebuah saluran ekskresi longitudinal pada setiap tali lateral. Rusuk anterior dari sel yang
berbentuk huruf H mengalami reduksi, dan kenal transversal bercabang membentuk satu
jaringan dari mana muncul saluran ekskresi umum yang pendek. Saluran umum itu
berakhir pada lubang ekskresi yang terletak di bagian ventral di belakang bibir. Sistem
ekskresi pada cacing ini tidak dilengkapi dengan lubang-lubang intemal, alia dan sel api.
E Sistem koordinasi

18
Sistem saraf meliputi sebuah cincin sirkum faringeal yang mengelilingi faring Cincin
saraf itu tersusun oleh serabut-serabut saraf dan sel-sel saraf difus. Cincin saraf
sirkumfaringeal itu berhubungan dengan banyak ganglion, ada ganglion dorsal yang
tidak berpasangan dan ganglion subdorsal yang berpasangan. Pada setiap sisi dari cincin
saraf sirkumfringeal terdapat sebuah ganglion lateral yang terbagi menjadi enam
ganglion. Pada sisi bawah dari cincin saraf terdapat satu pasang ganglion ventral yang
berukuran besar. Masing-masing ganglion mampunyai sel-sel saraf yang jumlahnya
tetap. Dari cincin sirkumfringeal keluar enam saraf kecil ke arah anterior. Dan enam
cincin sirkumfingeal serabut saraf posterior yang membentang sampai ke ujung
posterior. Antara keenam serabut saraf tersebut, satu terletak pada dorsal, satu pada míd
ventral, dan sisanya pada tali ventral dan dorsal. Saraf mid ventral merupakan saraf
utama dan berhubungan dengan ganglion ganglion pada bagian anterior. Saraf mid
ventral ini disebut dengan tali saraf. Saraf yang terdapat pada bagian anus atau saluran
ekskresi merupakan satu pasang saraf dorsolateral dan satu pasaung saraf ventrolateral.
Saraf dorsal dan ventral dihubungkan oleh sejumlah komisura transversal. Sedangkan
saraf ventral dan lateral dihubungkan oleh komisura ventrolateral.
2.4 Sistem reproduksi
Nematoda merupakan hewan berkelamin tunggal, artinya alat kelamin jantan dan
betina terpisah Hewan jantan dan betina dapat dibedakan dengan jelas berdasarkan
penampakan dari luar. Hewan jantan mempunyai ukuran lebih kecil dari hewan betina,
dan mempunyai ekor yang melengkung. Gonad yang berbentuk pembuluh yang
dilanjutkan dengan saluran-salurannya. Gonad terletak di dalam preudosoel yang
menggantung secara bebas. Sistem alat kelamin jantan mengalami reduksi sehingga
hanya tinggal satu, sedangkan sistem kelamin betina ada dua buah Organ kelamin jantan
terletak pada separuh tubuh bagian posterior. Testesnya satu, panjang, menggulung, dan
berlanjut menjadi saluran vas deferens yang memiliki ukuran diameter sama, deferens
menggabung dengan vesikula seminalis, yang dindingnya berotot dan terletak pada
sepertiga tubuh bagian posterior. Visikula seminalis tersalur ke saluran cjakulasi yang
pendek, sempit, dan bermuara pada kloaka. Kloaka membuka ke arah luar tubuh oleh
aperture kloaka. Di bagian dorsal kloaka terdapat satu pasang kantong muscular yang
disebut kantung spikula. Kedua kantung spikula bersatu untuk bergabung dengan
kloaka. Kantong-kantung spikula mengandung satu pasang seta pineal atau spikula yang
bersifat kutikular dengan inti sitoplasma. Seta pineal itu berfungsi untuk kopulasi, yaitu
untuk membuka lubang genital betina dan membantu menyalurkan sperma. Penyaluran
sprema dibantu oleh satu sempengan khitin (gubernakulum) yang trletak pada dinding
kloaka.
Organ kelamin betina bersifat dickelfik" artinya jumlabnya ada dua. Organ ini terletak
pada dua pertiga bagian tubuh dari arah posterior. Ovarinya berjumlah dua berbentuk
benang yang menggulung. Ovari mempunyai saluran telur (oviduk) yang berukuran
lebar. Oviduk menuju ke uterus yang dindingnya berotot. Uterus mempunyai satu
lapisan dalam yang tebal dan tersusun oleh otot sirkular, sedangkan lapisan luar yang

19
tipis tersusun oleh otot obliq/serong Bagian awal dari uterus berfungsi sebagai
reseptakulum seminalis yang berfungsi untuk menyimpan sperma dan tempat terjadinya
fertilisasi. Bagian berikutnya dari uterus berfungsi untuk menyimpan telur yang sudah
dibuahi, dan dindingnya dapat memproduksi kuning telur dan bahan bahan penyusun
cangkang telur. Lubang vagina atau vulva terletak pada sepertiga bagian tubuh dari arah
anterior. Pada Nematoda tertentu bagian ujung vagina membentuk "evojaktor yang
bersifat muskular. Gerakan peristaltic dari ovojektor menekan telur keluar satu persatu
melalui gonopor.Gonad yang hologenik, sel-sel gem muncul di sepanjang gonad.. Pada
gonad yang bersifat telogonik, sel-sel germ muncul hanya pada ujung proksimal yang
disebut zona germinal Ujung yang lain dari gonad telegonik merupakan zona
pertumbuhan yang merupakan membesamya gametogonia. Di dalam ovary, telur-telur
yang tumbuh sentral. Perkembangan sperma yang bersifat amocboid dalam testis,
dikemas di sekitar rakhis sentral Pada bagian akhir gonad, gametosit gametosit
terbentuk dan terbebas dari rakhis. Pada tempat ini gametosit mengalami pematangan
untuk membentuk sel telur dan sperma.
2.5 Contoh-Contoh dan peranan Filum Nemathelminthes
Menurut Efendi (2013) contoh film nemathelminthes antara lain:
1) Ascaris lumbricroides, cacing perut pada manusia
2) Ascaris megalocephala, cacing perut pada kuda
3) Ascaris suilae, cacing perut pada babi
4) Ancylostoma duodenale, cacing tambang
5) Necator americanus, cacing tambang di Amerika tropis
6) Oxyuris/Enterobius vermicularis, cacing kremi
7) Trichinella spirallis, cacing otot pada manusia
8) Trichuris, cacing cambuk
9) Wuchereria/Filaria bancrofti, penyebab kaki gajah 10) Strongyloides sp., infeksi
melalui luka
11) Loa sp., cacing mata
12) Onchocerca sp., cacing pembuta
13) Heterodera radicicota, cacing akar

20
Ascaris lumbricroides

Ascaris megalocephala

1. Peranan Filum Nemathelminthes


Nemathelmintes terdiri dari dua macam ada yang bebas dan ada yang pamisit
Bagi jenis nemathelmintes yang bebas berperan dalam tanah yang becek dan didasar
perairan untuk menguraikan sampah-sampah organik. Sedangkan bagi nemathelmintes
yang parasit manusia dan hewan dalam tubuh inangnya dan memperoleh dengan
menyerap nutrisi dan darah dari inangnya yang menyebabkan kerugians dengan
menimbulkan penyakit ascariasis, filariasis trichinosis, dan anemia.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulaan
1. Cacing yang tergolong Nematoda mempunyai tubuh yang berbentuk silinder.
tidak beruas-nuas, berapendiks, dan tidak memiliki probosis. Tubuh tertutup
kutikula yang elastis dan tersusun oleh protein. Simetri tubuhnya adalah bilateral
memiliki tiga lapisan geminal (triploblastik) Saluran pencernaan makanannya
lengkap. Tidak memilki organ sirkulasi dan respirasi. Organ ekskresinya
sederhana. Sistem saraf terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus.

2 Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Nematoda dan


Nematomorpha. Nematoda merupakan cacing benang yang umumnya berukuran
mikroskopis. Nematophora merupakan cacing yang berbentuk bulat dengan
kedua ujung yang runcing menyerupai bentuk rambut sehingga sering disebut
cacing rambut.

3 Nemathelmintes yang bebas berperan dalam tanah yang becek dan didasar
perairan untuk menguraikan sampah-sampah organik. Sedangkan bagi
nemathelminkes yang parasit manusia dan hewan dalam tubuh inangnya dan
memperoleh dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya menyebabkan
kerugian dengan menimbulkan penyakit.

3.2 Saran
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan
pembaca tentang radang dapat bertambah, serta mengerti tentang akibat dan
pengaruh yang disebabkan oleh radang itu sendiri. Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
perbaikan penulisan yang akan datang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim
2010.Nemathelminthes http://gurungcblog.wordpress.com/meng
enal- phylum-nemathelminthes. Diakses tanggal 11 Maret 2018.
Campbel,Neil A.Jane B. Reccc,Lisa A. Urry,Michael L. Cain Steven A
Wasserman,Peter V. Minorsky,dan Robert B. Jacson 2003. BIOLOGI Edisi
Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Efendi, Irsal 2013. "Contoh Nemathelminthes”. Dalam
http://pakirsalbiologi.blogspot.co.id/2013/03/com toh- nemathelminthes.html.
Diunduh 8 Maret 2013
Hickman, Robert, Larson. 2003. Animal Diversity Third Edition. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Kastawi, Yusuf; Indrawati,Endah Ibrohim:Masjhudi Rahayu,Sofia. 2003.Zoologi
Avertebrata, Malang: JICA Experts.
Permata Sari, Ayu. 2013. "Makalah Nemathelminthes". Dalam
http://ayudorisapta.blogspot.co.id/2013/01/makal ah-nemathelminthes.html,
Diunduh 14 Januari 2013.

23

Anda mungkin juga menyukai