Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Sejarah Kota Tarakan dan Peninggalan-Peninggalan dari Zaman Penjajahan ”


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah wajib umum Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Bapak Dr. Mohammad Ilham Agang, S.H., M.H.

Oleh :
Nurasimah (2140603038)

KELAS A2
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak,
sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya. Terutama kepada Bapak Dr. Ilham
Agang SH., MH. selaku dosen pengampu yang telah memberikan arahan.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada saya
membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran yang membangun.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya dan
besar keinginan saya dapat menginspirasi para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Nama Tarakan berasal dari bahasa Tidung (suku/kaum nelayan), yaitu ‘tarak’ yang berarti
bertemu dan ‘ngakan’ berarti makan. Jadi, tarakan bermakna adalah tempat bertemunya para
nelayan untuk beristirahat makan, maupun untuk keperluan lainnya.

Kota ini pada awalnya adalah perkampungan kecil para nelayan, kemudian berkembang
menjadi kota setelah diketemukan dan dieksploitasi sumber-sumber minyak buminya pada
tahun 1896 oleh perusahaan perminyakan milik Pemerintah Hindia Belanda Bataafsche
Pettroleum Maatschappij (BPM).

Seiring dengan meningkatnya aktivitas eksploitasi minyak bumi di Pulau Tarakan tersebut,
maka mulailah berdatangan penduduk dari daerah sekitarnya dan dari luar daerah bak itu
sebagai tenaga kerja yang dibawa oleh Belanda maupun mereka mengadu nasib karena terpikat
untuk mencari rezeki.

Tarakan dibentuk sesuai dengan Kepres RI. No.22 tahun 1963 sebagai wilayah Kecamatan,
kemudian berubah menjadi Kota Administratif sesuai dengan PP.No.47 Tahun 1981 dan
kemudian ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan UU RI.No.29 Tahun 1997 yang
peresmiannya dilakukan pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus sebagai hari jadi Kota
Tarakan.

Tarakan sudah tersohor sejak zaman dahulu kala, sebab memiliki kekayaan alam berupa
ladang minyak, tambang dan gas bumi. Tak heran bila di zaman penjajahan Tarakan menjadi
target bagi pendudukan Belanda bahkan Jepang di masa perang dunia ke-2. Tarakan adalah
salah satu bagian Hindia Belanda dan penting sebagai pusat produksi minyak, karena 2 ladang
minyak di pulau ini memproduksi 80.000 barel minyak tiap bulan pada tahun 1941.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah singkat dari kota Tarakan?

2. Apa alasan Jepang ingin menguasai kota Tarakan?

3. Bagaimana kronologi terjadinya perang dunia ke dua di kota Tarakan?


C. Tujuan

1. Mengetahui sejarah singkat kota Tarakan.

2. Mengetahui alasan Jepang ingin menguasai kota Tarakan.

3. Mengetahui kronologi terjadinya perang dunia ke dua di kota Tarakan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat kota Tarakan

Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan”
(makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan,
bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga
merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau.

Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah
kerajaan yang memerintah Suku Tidung di Kalimantan Utara yang berkedudukan di Pulau
Tarakan dan berakhir di Salimbatu. keberadaan Kerajaakn Tidung Kuno ini dimulai kira-kira
sejak tahun 1076 sd 1557 Masehi, dibawah pengaruh Kesultanan Sulu.

Dinasti Tenggara dimulai pada tahun 1557 sd 1916 Masehi, dinasti ini pertama kali dipimpin
oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil.
Dinasti Tenggara berlokasi di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah.

Diawali sejak masuknya perusahaan perminyakan Belanda dengan nama BPM ( Bataavishe
Petroleum Maatchapij ) tahun 1896 menemukan adanya sumber minyak di Pulau Tarakan.

Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di
pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah yakni: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau
Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk
mengubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppres RI
No. 22 Tahun 1963.

Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah
satu sentra industri di wilayah Provinsi Kalimantan Timur bagian utara sehingga pemerintah
perlu meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 47 Tahun 1981.
Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-
undang RI No. 29 Tahun 1997 yang dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada
tanggal 15 Desember 1997, sekaligus sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.

Status Kotamadya berdasarkan Undang-Undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya


dilakukan langsung oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus
sebagai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan. Selanjutnya dengan terbitnya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah berubah statusnya menjadi
Kota dan berdasarkan Undang-Undang tersebut terjadi perkembangan dan pemekaran wilayah
yakni status desa yang ada di Kota Tarakan semuanya berubah menjadi Kelurahan yang
kembali 20 (dua puluh) Kelurahan.

Sejak tahun 2012, Kota Tarakan merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Utara, seiring
dengan pemekaran provinsi baru tersebut dari Provinsi Kalimantan Timur.

B. Alasan Jepang ingin menguasai kota Tarakan

Jepang mendarat pertama kali di Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942 tepatnya di Tarakan,
Pulau Kalimantan. Dikutip dari buku "Sejarah Pergerakan Nasional" (2015) karya Fajriudin
Muttaqin, setelah Jepang mendarat di Tarakan keesokan harinya komandan Belanda di pulau
itu menyerah pada 12 Januari 1942.

Tak lama kemudian, pada 24 Januari 1942 Balikpapan yang merupakan sumber minyak
kedua jatuh ke tangan tentara Jepang.

Alasan Jepang pertama kali mendarat di Tarakan adalah kekayaan sumber daya alamnya,
khususnya minyak dalam jumlah besar. Sebelumnya Belanda sudah menjadikan Tarakan
sebagai kota penting, karena memiliki 700 sumur minyak, penyulingan minyak, dan lapangan
udara.

Itulah mengapa pendudukan Jepang pada awalnya bukan di Jawa, karena membutuhkan
minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan Perang Pasifik. Selain kaya akan minyak bumi, kota-
kota di Kalimantan juga dikenal sebagai penghasil bahan mentah bagi industri dan mesin
perang negara Barat, seperti Eropa dan Amerika Serikat.
Hal ini membuat Jepang semakin tertarik menguasai Kalimantan, agar cadangan logistik dan
bahan industrinya bisa lebih tercukupi. Keberadaan industri minyak bumi di Tarakan memang
menjadi salah satu pemicu Perang Dunia II di Asia Pasifik.

Nusantara (Hindia Belanda), termasuk Tarakan adalah penghasil bahan mentah bagi industri
dan mesin perang negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.

Minyak Tarakan dikenal berkualitas tinggi dan murni (world purest oil). Pemicunya adalah
komentar Amsterdam Effectenblad, bursa saham Belanda, pada 1932 yang menyatakan kualitas
minyak bumi di Tarakan cukup baik sehingga kapal-kapal besar bisa langsung memasukkan
minyak ke dalam tangki.

Saat perang berkecamuk (1941-1945), Tarakan menjadi prioritas utama Jepang. Alasannya,
lokasinya strategis sehingga menjadi basis termudah dan terdekat bagi kekuatan Jepang di
Davao, Pulau Mindanao, Filipina selatan.

Menguasai Tarakan juga berarti memutus jalur bantuan sekutu dari Australia ke kepulauan
Filipina, tempat pasukan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal MacArthur yang saat itu
terdesak oleh gempuran Jepang.

C. Kronologi terjadinya perang dunia ke dua di kota Tarakan

Jepang mendarat pertama kali di Indonesia pada 11 Januari 1942, tepatnya di Tarakan.
Belanda, yang mengetahui kedatangan Jepang, telah mempersiapkan diri dan segera
meluncurkan pesawat-pesawat bomber Angkatan Udara KNIL-ML dari lapangan udara di
Samarinda dan Balikpapan.

Pertempuran terus merembet hingga ke pangkalan laut. Pada 11 Januari 1942 malam, kapal
selam Belanda, K-X, kapal patroli P-1, dan sekunar motor BPM Aida, menyelinap ke perairan
dan berusaha untuk mencapai ujung sungai hulu ke Samarinda.

Namun, pada pukul 21.57, kapal perusak Jepang Yamakaze, yang dikomandoi oleh Letnan
Komandan Shuichi Hamanaka, melihat siluet kapal milik Belanda dan mengikutinya. Pada
pukul 23.18, Kapal Yamakaze meningkatkan kecepatannya dan berusaha mendekati kapal
Belanda.
Empat menit kemudian, kedua kapal ini saling melepaskan tembakan dan dalam waktu 10
menit, sebanyak 102 orang dari pihak Belanda, tewas. Hingga keesokan harinya, pasukan
Jepang menyerang Tarakan dan masih terus diladeni oleh Belanda.

Perang Tarakan diakhiri pada 12 Januari 1942 ketika pasukan Belanda banyak yang ditawan dan
persenjataan mereka direbut Jepang. Akibat Perang Tarakan, setidaknya 255 orang dari pihak
Jepang tewas dan 871 orang Belanda menjadi tawanan Jepang.

Selain itu, pasukan Jepang juga merebut 9 senjata anti-pesawat, 69 senapan mesin, 556 senapan,
15 mobil lapis baja, serta 67 motor dan amunisi milik Belanda. Dalam pertempuran ini, Jepang
berhasil meraup kemenangan dan menguasai Tarakan. Jepang terus menguasai Tarakan
sebelum akhirnya direbut oleh Australia dalam Pertempuran Tarakan II pada 1945.

Lalu sebelum menyerbu Tarakan pada tanggal 30 April 1945, pasukan Australia merebut
terlebih dahulu pulau kecil Sadam yang terletak di sebelah barat Tarakan, dari pulau Sadam ini
sehari kemudian pasukan Australia melancarkan tembakan feri ke Tarakan untuk mendukung
serangan besar besaran dari pasukan sekutu pulau minyak ini.

Pada pagi hari 1 Mei 1945 pukul 06.40 kapal-kapal pasukan sekutu membombardir lepas pantai
amal Tarakan, sekitar 1 jam kemudian giliran pesawat-pesawat tempur sekutu menghujani
kawasan pantai Lingkas dan sejumlah lokasi kekuatan pertahanan Jepang di Tarakan dibom.

Setelah kawasan pantai lingkas steril, kecaman serangan pasukan Jepang ribuan tentara
Australia mendarat di tarakan, pendaratan pasukan sekutu ini berjalan mulus tanpa perlawanan
dari tentara Jepang. Setelah mendarat aman di kawasan pantak Lingkas, pasukan brigader ke-26
Australia bergerak ke timur menuju pusat kota Tarakan dan ke bagian utara Tarakan menuju
bandara, pergerakan tentara Australia sempat mendapatkan perlawanan dari pasukan jepang.

Ratusan tentara Australia dan lebih 1.000 tentara jepang tewas dalam pertempuran yang pecah
selama serangan darat pasukan sekutu ini. Meski dihadang perlawanan tapi sepekan pertama
dari setelah invasi pasukan sekutu berhasil menguasai seluruh wilayah Tarakan.

Keberhasilan pasukan sekutu dalam mengambil pulau Tarakan disambut gembira penduduk
pulau ini. Tidak sedikit dari ribuan warga Tarakan yang mengungsi dan hidup serba
kekurangan selama kependudukan Jepang menyambut kedatangan pasukan Australia sebagai
tentara pembebas, ratusan warga kemudian bahkan bekerja membantu pasukan sekutu.

Meski terbilang lancar hasil dari operasi militer pasukan sekutu untuk merebut tarakan disebut
banyak pihak tidak sebanding dengan pengorbanan nyawa dan biaya yang harus di keluarkan
pasulan sekutu, terlebih setelah Tarakan berhasil dikuasai, lapangan udara di sini tidak bisa di
perbaiki dalam waktu cepat dan mengoperasikan pasukan sekutu ke wilayah sekitar Tarakan,
seperti operasi militer Brunai, Labuan dan Balikpapan.

Setelah lebih dari 70 tahun berlalu saat ini sejumlah artefak peninggalan perang dunia di
Tarakan masih bisa ditemukan di beberapa lokasi bekas pertempuran di kota ini, didekat
bandara Juawata Tarakan misalnya, beberapa banker masih berdiri kokoh, dari bangunan
banker yang berdiri di atas bukit kecil ini kita dapat memantau sekeliling lapangan udara tidak
jauh dari bandara Juwata di daerah peningki beberapa bekas banker pengintaian dan banker
logistik juga berdiri tersembunyi dibalik semak.

Selain di daerah peningki ada juga sisa banker-banker yang bisa ditemukan di daerah Juwata
Laut, banker-banker ini dulumya dibangun oleh militer Hindia-Belanda untuk
mengantisipasikan serangan jepang. Berikut adalah beberapa foto pada masa Hindia-Belanda,
tentara Jepang dan Australia.

Merupakan bekas menara, fasilitas produksi minyak dan penampungan minyak di Tarakan
gambar ini merupakan puing pesawat yang membombardir wilayah Tarakan.

Merupakan monumen Australia sebagai bentuk penghormatan kepada tentara Australia yang
gugur dalam melawan pasuka Jepang pada tahun 1945
Merupakan setelan uniform (pakaian formal) tentara Australia biasa digunakan saat melakukan
upacara atau hari hari besar lainnya.

Merupakan bunker dan meriam peninggalan perang dunia ke dua di kota Tarakan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tarakan menurut cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan”
(makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan,
bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain.

Alasan Jepang pertama kali mendarat di Tarakan adalah kekayaan sumber daya alamnya,
khususnya minyak dalam jumlah besar. Sebelumnya Belanda sudah menjadikan Tarakan
sebagai kota penting, karena memiliki 700 sumur minyak, penyulingan minyak, dan lapangan
udara.

Kota Tarakan merupakan salah satu tempat terjadinya perang dunia ke dua antara Jepang
dengan sekutu. Bisa dilihat dari sejarah nya di kota Tarakan sempat terjadi 3 kali perpindahan
kekuasaan yang pertama saat zaman Belanda, yang kedua pada zaman Jepang dan yang ketiga
pada saat zaman Australia namun Australia tidak sempat menikmati hasil bumi yang ada di
Tarakan dikarenakan pada saat Australia menguasai kota Tarakan, Soekarno telah
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya sejarah ini kita mampu melestarikan untuk generasi kedepannya,
sehingga mereka tahu asal mula Jepang pertama kali datang dan menjajah Indonesia, serta
peninggalan peninggalan masa perang dirawat dengan baik agar bisa menjadi bukti bahwa
kisah yang dicerita itu benar adanya.
DAFTAR PUSTAKA

Materi yang didapatkan bersumber dari penyampaian materi di galery Tarakan doeloe dan video
yang diputarkan saat kunjungan ke museum kota Tarakan

Anda mungkin juga menyukai