Anda di halaman 1dari 11

MATERI SEJARAH

PERGANTIAN NAMA JAKARTA

TATA KOTA BATAVIA

SI PITUNG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

SMA NEGERI 01 MANOKWARI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hikmat-Nya
sehingga kami dapat membuat dan menjelaskan materi kami tentang PERGANTIAN NAMA
JAKARTA,TATA KOTA BATAVIA, DAN SI PITUNG.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata pelajaran sejarah. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sejarah yang terjadi pada negera kita tercinta Indonesia.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Ayub selaku Guru
sejarah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.

Dalam penulisan materi ini kami menggunakan referensi dari beberapa cerita dan dari
internet.

Kelompok 1

Manokwari, Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

Judul..................................................................................................................................... i

Kata Pengantar..................................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................................. iii

BAB I  Sejarah Pergantian Nama Jakarta............................................................................ 1

BAB II Tata Letak Kota Batavia.........................................................................................

BAB III Cerita Rakyat Si Pitung.........................................................................................

Penyusun Materi..................................................................................................................

iii
BAB I

Sejarah Pergantian Nama Jakarta

1. Sunda Kelapa

Merujuk Buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980, sejarah Jakarta bermula dari sebuah kota
pelabuhan Sunda Kelapa yang saat itu wilayahnya masih dikuasai Kerajaan Hindu
Pajajaran.

Di masa itu, Sunda Kelapa merupakan pusat perdagangan dan menjadi kota sibuk sampai
memikat bangsa Portugis di Malaka.

Pada 1552 atas perintah Gubernur Malaka, bangsa Portugis sebagai pendatang asing
mulai masuk ke Sunda Kelapa.

Niat para bangsa Portugis itu untuk meminta izin membangun benteng dekat muara
Sungai Ciliwung. Rencana pembangunan benteng tersebut kemudian berhasil mendapat
restu.

Namun ketika bangsa Portugis kembali lagi pada 1527, Sunda Kelapa sudah beralih
kekuasaan ke Pangeran Fatahillah.

2. Jayakarta

Berlanjut tentang sejarah singkat Kota Jakarta, perpindahan kekuasaan Sunda Kelapa ke
tangan Fatahillah ternyata memicu pertempuran di antara keduanya.

Pertempuran pun berlangsung sampai akhirnya Fatahillah dinyatakan menang dan


langsung mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.

Dikarenakan pertumbuhan perdagangan di Jayakarta semakin berkembang pesat, wilayah


ini menjadi tujuan para pedagang dari Eropa, Belanda, Portugis, sampai Inggris.

Bangsa Eropa, Belanda, Portugis, dan Inggris ini banyak mendirikan kantor pusat dagang
di Jayakarta.

Jayakarta juga menjadi tempat berkumpulnya kapal-kapal dagang dari berbagai negara
untuk bertukar komoditas.

3. Batavia

1
Berlanjut pada tahun 1619, Jayakarta mulai dijadikan pusat kekuasaan bangsa Belanda di
Indonesia. Hal ini bermula ketika Belanda memindahkan kantor serikat dagang VOC ke
Jayakarta.

Selama dikuasai Belanda dan dipimpin Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta kembali
mengalami perubahan nama menjadi Batavia.

Belanda juga membuat rancangan tata kota Batavia menyerupai kota-kota yang ada di
negaranya dengan ciri berbentuk blok dan dipisahkan dengan kanal.

Pembuatan kanal-kanal di tengah kota ketika itu banyak dikritik karena dinilai kotor dan
menjadi sumber penyakit, bahkan sempat dijuluki cemetery orang Eropa.

Masa kekuasaan Belanda di wilayah Batavia ini cukup lama sekitar tiga abad dari 1619
sampai 1942.

4. Djakarta Tokubetsu Shi

Pada 1942 Belanda takluk di tangan Jepang yang berhasil mengambil alih kekuasaan dan
kembali mengusulkan nama baru.

Dari Batavia tercetus nama baru yaitu Djakarta Tokubetsu Shi yang berasal dari bahasa
Jepang dengan arti 'Jauhkan Perbedaan'.

Di samping itu kondisi Batavia memang dikenal sebagai kawasan yang berisi
percampuran dari berbagai bangsa.

Nama Djakarta Tokubetsu Shi kemudian disahkan saat peringatan Hari Perang Asia
Timur Raya pada 8 Desember 1942.

Namun, masa kekuasaan Jepang tidak berlangsung lama karena pada 1945 mereka
menyerah pada sekutu.

Anies Ganti Istilah HUT DKI Jadi 'Hajatan'

5. DKI Jakarta

17 Agustus 1945 Indonesia mulai mendeklarasikan kemerdekaan negaranya, sehingga


berganti nama menjadi ibu kota Republik Indonesia.

2
Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu selaku Menteri Penerangan Republik Indonesia
Serikat mengatakan, sejak 30 Desember 1949 dinyatakan sudah tidak ada lagi sebutan
Batavia.

Ibu kota Republik Indonesia ini pun mendapat sebutan baru yaitu Jakarta, bahkan bukan
lagi Djakarta.

Jakarta pada akhirnya dikukuhkan pada 22 Juni 1956 dan dipimpin oleh Gubernur
pertamanya yaitu Soemarno Sosroatmodjo.

22 Juni akhirnya disahkan sebagai hari ulang tahun Jakarta. Selain itu, monumen
Fatahillah menjadi pertanda bahwa masa itu ia berhasil mengusir bangsa Portugis dari
Sunda Kelapa.

Itulah sejarah singkat Kota Jakarta dari masa ke masa yang saat ini masih menjadi ibu
kota Indonesia.

3
BAB II

Tata letak kota Batavia

Dalam kurun waktu yang begitu lama kolonial menguasai indonesia. Sehingga dalam
perkembangannya pengaruh eropa juga ada di hampir segala lini termasuk dalam halnya
tata kota. Hal ini dapat ditelusuri dengan didirikannya pos-pos dagang Belanda pada awal
tahun 1600 yang berupa bentuk bangunan kompleks pemukiman bagi para pedagang
Belanda. Seiring berjalannya waktu bangunan pos dagang ini berkembang menjadi
benteng pertahanan hingga meluas menjadi kota benteng. Kondisi ini juga didukung oleh
kebijakan VOC dalam upaya memperluas kekuasaannya di Jawa, dimulai pada saat
pembangunan Pos Dagang pertama mereka yang ada di Batavia awal abad XVII. Hingga
pada akhir abad XIX sendiri bisa dikatakan hampir seluruh wilayah Jawa telah mengakui
kedaulatan koloni Belanda.

Proses kolonialisasi jawa dimulai dengan berdirinya kota Batavia. Permukiman koloni
Belanda pertama ada di jawa pada tahun 1619. Batavia merupakan pelabuhan
perdagangan penting pada abad XVII yang menyebabkan menguasinya merupakan suatu
keuntungan yang besar bagi kolonial belanda. Penguasaan pterhadap pelabuhan-
pelabuhan penting di jawa membutuhkan waktu yang cepat. Peta De Graaf menjelaskan
sebaran pos dagang belanda di tahun 1690 yang meliputi 15 wilayah di jawa, yakni
meliputi: Batavia, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Juana, Japara, Rembang, Tuban,
Surabaya dan Belambangan. Pada beberapa yang strategis, tejadi kosentrasi koloni yang
cukup besar sehingga pos dagang kolonial berkembang menjadi kota dengan benteng
keliling. Kendati demikian, secara bertahap Kota Batavia berkembang menjadi kota
kolonial paling penting dan paling besar di Asia Tenggara. Dalam perkembangannya,
kota Batavia terbagi dalam Oud Batavia (Batavia Lama) dan Niew Batavia (Batavia
Baru).

Oud Batavia merupakan sebuah kota dengan gaya akhir abad pertengahan yang pola serta
tata kotanya meniru dari negeri Belanda. Bagian depan digali parit, sedangkan di bagian
belakangnya terdapat beraneka ragam bangunan serta gedung yang juga dikelilingi oleh
parit, pagar besi dan tiang yang kokoh. Benteng pada mulanya dujadikan pusat
perdagangan serta sebagai kastil. Setelah itu dijadikan pusat pemerintahan yang
mempunyai dua fungsi juga sebagai tempat tinggal para kompeni. Pembangunan batavia
berjalan sangat pesat. Dalam kurun waktu delapan tahun saja luas wilayahnya sudah

4
berekmabng hingga tiga kali lipat. Seluruh pembangunannya sendiri baru selesai pada
tahun 1650. Bentuk kotanya tetap persegi empat, setiap sudutnya dibuat bastion yang
menonjol keluar.

Penduduk Oud Batavia dibagi dalam beberapa kategori, yaitu pegawai serta tentara VOC,
vrijburger atau bekas pegawai dan tentara VOC yang tak kembali ke negeri asalnya,
mestizo atau orang yang berdarah campuran Belanda Asia, mardijker atau bekas budak
yang telah dibebaskan, orang-orang Asia, serta berbagai etnis lain di Nusantara. Orang-
orang Belanda, mestizo, dan mardijker, serta para budak yang dimiliki tinggal di dalam
tembok kota, sedangkan yang lainnya hidup tersebar di wilayah sekitarnya
(ommelanden). Di dalam tembok kota tidak ada orang bumi putera bebas merdeka, yang
ada di sana hanyalah orang-orang bumi putera yang menjadi budak.

Selanjutnya adalah Nieuw Batavia, pada tahun 1799 republik Bataaf diubah menjadi
Koninkrijk Holland, dan pada saat itu VOC dibubarkan dan membuat penguasa negeri
Belanda menunjuk Herman William Daendels menjadi gubernur jendral hindia belanda
yang berkedudukan di Batavia. Tindakan yang mempengaruhi perkembangan tata kota di
kedepanya ialah pembukaan lapangan latihan. Selain itu juga terjadi pembongkaran dan
perombakan terhadap bangunan yang tidak sehat di kota lama Batavia. Hal ini dilakukan
secara berangsur-angsur dan penghuninya dipindahkan ketempat lain yang sudah
ditentukan, yaitu di Selatan weltevreden, Rijawijk, dan Noordwijk. Deandels juga
berkeinginan agar kota Batavia yang mendapat julukan "De Koningin van Ket Costen"
(Ratu dari Timur), hanya diisi dengan bangunan yang indah.

Daendels kemudian diganti dengan Raffles sebagai Letnan Gubernur Inggris di Hindia
Timur. Namun demikian, Raffles dan pemerintahannya tidak banyak mengubah wajah
Batavia Weltevreden, karena kesulitan di bidang keuangan yang membuatnya tidak
berdaya. Hal yang dilakukan Raffles yaitu dengan mengadakan pembenahan administrasi
pemerintahan, perbaikan pamong-praja, dan mengenai sistem pajak tanah untuk
memperbaiki keadaan penduduk bumi putera. Ia memberi inspirasi bagi Masyarakat seni
dan ilmu pengetahuan di Batavia, dengan mengaktifkan kembali Het Bataviaasch
Genootschap van Kunaten en Wetenschappen (Lembaga Kesenian dan Pengetahuan
Batavia)

5
BAB III

Cerita Rakyat Si Pitung

Jakarta, saat ini menjadi pusat pemerintahan NKRI. Sebagai pusat pemerintahan,
Jakarta masuk kedalam wilayah administrasi khusus yang bernama Daerah Khusus
Ibukota. Kota yang juga dikenal sebagai nama Betawi ini merupakan wilayah dengan
jumlah penduduk terpadat di Indonesia.

Dahulu Jakarta bernama Sunda Kelapa. Kota ini menjadi tempat pertama kali datangnya
Belanda di Nusantara, sehingga membuat Jakarta memiliki banyak cerita sejarah yang
berkaitan dengan perjuangan melawan penjajah. Salah satu cerita sejarah yang melegenda
di Jakarta adalah Si Pitung.

Si Pitung adalah salah satu pahlawan yang berani melawan Belanda. Si Pitung lahir
pada tahun 1866 dan bernama asli Ahmad Nitikusumah dan merupakan anak dari
pasangan Pinah (ibunya) dan Piung (ayahnya). Si Pitung lahir di Rawa Belong, Palmerah,
Batavia, Hindia Belanda yang kini tidak disebut lagi Batavia namun disebut Jakarta. Si
Pitung merupakan pahlawan dengan budaya asalnya yaitu Betawi pada abad ke-19.
Bagaimana cerita Si Pitung?

Dahulu sekitar abad ke-19, Si Pitung lahir. Si Pitung hidup pada zaman belanda masih
menjajah Indonesia. Ayahnya, Piung memasukkannya dalam pesantren dengan harapan
supaya anaknya menjadi seorang yang berhati mulia.

Si Pitung dibesarkan dengan latar pendidikan di sebuah pondok pesantren perguruan


Hadji Naipin sehingga ia mampu mengaji dan berkepribadian baik. Selain mengaji, Si
Pitung juga diajarkan Ilmu Silat dari Hadji Naipin. Setelah menyelesaikan pendidikannya
di Pesantren, ia pulang kepada Ayah dan Ibunya.

Suatu hari, Ayahnya menyuruhnya menjual hewan ternaknya di Pasar Tanah Abang.
Setelah menjual hewan ternaknya. Ia hendak pulang, namun ia dihadang oleh beberapa
preman. Tanpa sepengetahuan Si Pitung, para preman tersebut mencopet hasil jual
ternaknya. Ketika mengetahui hal tersebut Si Pitung marah dan berkelahi dengan para
preman tersebut. Para preman tersebut kalah dari Si Pitung dalam beberapa jurus saja.

Para preman tersebut akhirnya meminta maaf kepada Si Pitung karena telah
mencopetnya. Lalu, para preman tersebut pun mengajak Si Pitung untuk mencopet,namun

6
kali ini mereka tidak mecopet warga-warga Rawa Belong tetapi mereka melakukan aksi
pencurian pada Penjajah Belanda dan beberapa antek-antek Belanda yang merupakan
bawahan dari penjajah. Mereka merampok pun bukan untuk kebutuhan mereka namu
mereka membagikan hasil rampok mereka kepada warga yang membutuhkan.

Aksi ini pada tahun 1892-1893, hal tersebut membuat mereka menjadi buronan penjajah.
Satu demi satu teman Si Pitung tertangkap dan ditembak mati. Pada saat Si Pitung
tertangkap beberapa penjajah mencoba melawan Si Pitung namun hal tersebut tidak
membuahkan hasil karena Si Pitung memiliki Kesaktian yang ia dapatkan dari Hadji
Naipin, Si Pitung berhasil kabur namun tak selang beberapa bulan Si Pitung berhasil
tertangkap oleh penjajah , dan ditembak mati pada Oktober 1893.

7
PENYUSUN MATERI

1. Sejarah pergantian nama Jakarta :

Much Gibran Maulana Bachtrino

Alivia Yustarati Pelu

Grace Desnia Romauli Sinaga

Ananda Imaniar Putri

Tommy Andre Tupamahu

2. Tata letak kota Batavia :

Naufal Anindya Pratama

Maria Ceri Diana Sahetapy

Destya Angky Pratama

Indra Ramadhani

Muhamad Afif Zuhair

Angel Meske Sopacua

Andi Alamsyah Muzakkir

3. Cerita Rakyat Si Pitung :

Arjuna Billy Richardson

Azwa Putri Anindita

Gabriella Dea Febrianty

Nadya Aprilia Vanesa

Anda mungkin juga menyukai