Anda di halaman 1dari 3

JAKARTA

Jayakarta adalah nama lama dari Jakarta pada perubahan dari nama
sebelumnya yaitu Sunda Kelapa, sebelum menjadi Jakarta. Nama ini diberikan
oleh Syarif Hidayatullah yang bersama dengan menantunya yakni Fatahillah
berhasil membumihanguskan wilayah Sunda Kalapa. Kala itu Sunda Kalapa
berada di bawah penguasaan Kerajaan Sunda dan akan dibangunkan benteng
oleh Kerajaan Portugal, sesuai dengan isi perjanjian Sunda-Portugal yang
ditandatangani tanggal 21 Agustus 1522. Kemudian pada tanggal 22
Juni 1527 sebelum pembangunan benteng tersebut terwujud, pasukan tentara
Demak membumihanguskan Sunda Kelapa dan menggantinya dengan nama
Jayakarta.

Sunda Kelapa
Merujuk Buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980, sejarah Jakarta bermula
dari sebuah kota pelabuhan Sunda Kelapa yang saat itu wilayahnya masih
dikuasai Kerajaan Hindu Pajajaran.
Di masa itu, Sunda Kelapa merupakan pusat perdagangan dan menjadi
kota sibuk sampai memikat bangsa Portugis di Malaka.
Pada 1552 atas perintah Gubernur Malaka, bangsa Portugis sebagai
pendatang asing mulai masuk ke Sunda Kelapa.
Niat para bangsa Portugis itu untuk meminta izin membangun benteng
dekat muara Sungai Ciliwung. Rencana pembangunan benteng tersebut
kemudian berhasil mendapat restu.
Namun ketika bangsa Portugis kembali lagi pada 1527, Sunda Kelapa
sudah beralih kekuasaan ke Pangeran Fatahillah.
Jayakarta
Perpindahan kekuasaan Sunda Kelapa ke tangan Fatahillah ternyata
memicu pertempuran di antara keduanya.
Pertempuran pun berlangsung sampai akhirnya Fatahillah dinyatakan
menang dan langsung mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
Dikarenakan pertumbuhan perdagangan di Jayakarta semakin
berkembang pesat, wilayah ini menjadi tujuan para pedagang dari Eropa,
Belanda, Portugis, sampai Inggris.
Bangsa Eropa, Belanda, Portugis, dan Inggris ini banyak mendirikan kantor
pusat dagang di Jayakarta.
Jayakarta juga menjadi tempat berkumpulnya kapal-kapal dagang dari
berbagai negara untuk bertukar komoditas.

BATAVIA

Sayangnya, periode Jayakarta tidak berlangsung lama. Pada tahun 1619,


Jayakarta dihancurkan oleh VOC Belanda yang dipimpin oleh Jan
Pieterszoon Coen.

Kemudian, mereka mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Nama ini


diambil dari nama nenek moyang Belanda, Batavieren.

Belanda merencanakan membuat kota seperti di daerah asal mereka. Kota


tersebut dibagi menjadi blok-blok yang dipisahkan oleh kanal.

Batavia akhirnya selesai dibangun tahun 1650 dan menjadi tempat tinggal
bangsa Eropa. Sementara penduduk asli, dipindahkan ke tempat lain.
JAKARTA

Setelah Belanda, bangsa Jepang akhirnya menguasai Batavia. Pada tahun


1942, Jepang mengubah namanya menjadi Djakarta atau nama
lengkapnya adalah Jakarta Tokubetsu Shi.
17 Agustus 1945 Indonesia mulai mendeklarasikan kemerdekaan
negaranya, sehingga berganti nama menjadi ibu kota Republik Indonesia.
Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu selaku Menteri Penerangan Republik
Indonesia Serikat mengatakan, sejak 30 Desember 1949 dinyatakan sudah
tidak ada lagi sebutan Batavia.
Ibu kota Republik Indonesia ini pun mendapat sebutan baru yaitu Jakarta,
bahkan bukan lagi Djakarta.
Jakarta pada akhirnya dikukuhkan pada 22 Juni 1956 dan dipimpin oleh
Gubernur pertamanya yaitu Soemarno Sosroatmodjo.
22 Juni akhirnya disahkan sebagai hari ulang tahun Jakarta. Selain itu,
monumen Fatahillah menjadi pertanda bahwa masa itu ia berhasil
mengusir bangsa Portugis dari Sunda Kelapa.
Itulah sejarah singkat Kota Jakarta dari masa ke masa yang saat ini masih
menjadi ibu kota Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai