Anda di halaman 1dari 21

SITUS PENINGGALAN BELANDA DI INDONESIA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah SPI Indonesia II

Disusun oleh:

Kelompok 6

Sindy Amaliah Hasibuan 0602182040

Dody Syahputra Siregar 0602183047

Leli Khusna 0602183048

Muhammad Ismi 0602183075

Dosen Pengampu: Nabila Yasmin M.Phil.

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang mana telah
memberikan kami semua kesempatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
makalah, tak lupa kita hadiahkan sholawat Nabi besar Muhammad Saw, yang telah
menuntun akhlak kita dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang saat ini.
Alhamdulillah dalam mata kuliah Sejarah Peradaban Indonesia II yang berjudul “
Situs Peninggalan Belanda di Indonesia” dapat selesai seperti waktu yang telah
penulis rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis ,
dalam isi makalah ini masih sangat sedikit kami uraikan situs-situs peninggalan
Belanda di Indonesia karena keterbatasan data untuk melengkapinya, jadi kami
memohon sekiranya pembaca dapat memaklumi serta saran dan kritik dari pembaca
kami terima dengan lapang hati dan semoga makalah yang kami sajikan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Akhirul kata Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 10 november 2019

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Ruang Lingkup ........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2

A. Peninggalan Kolonialisme Belanda yang ada di Indonesia ....................2


B. Manfaat dari Keberadaan situs Bersejarah di Indonesia .........................14
C. Upaya yang dilakukan Untuk Melestarikan Situs Bersejarah .................15
BAB II PENUTUP ..............................................................................................17
A. Kesimpulan .............................................................................................17
B. Saran........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengaruh budaya barat Belanda Portugis serta Jepang atas kebudayaan


Indonesia tidak dapat dihindari. Pengaruh barat terutama dari Portugis dan Belanda
sudah bahkan sudah berlangsung sejak abad ke-16. Saat itu Indonesia, sebagai sebuah
negara 'resmi' belumlah lagi berdiri. Indonesia saat itu masih dalam bentuk 'proto'
yaitu kerajaan-kerajaan di zaman perdagangan nusantara. Dari banyaknya
peninggalan yang ada di Indonesia salah satu daerah yang terdapat peninggalan
kolonialisme Belanda. Bangunan-bangunan Belanda langsung atau tidak langsung
terpengaruh oleh arsitektur lokal. Beberapa arsitek Belanda bahkan memperoleh
inspirasi dan menggali dari arsitektur tradisional Nusantara. Begitulah selama
keberadaan bangsa-bangsa Eropa, terutama Belanda, di Nusantara terjadi proses
saling memengaruhi yang membentuk arsitektur di Indonesia pada waktu ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja situs peninggalan kolonialisme yang ada di setiap daerah di Indonesia ?
2. Apa manfaat dari keberadaan situs peninggalan sejarah ?
3. Bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk melestarikan situs
peninggalansejarah?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui peninggalan kolonialisme yang ada di Indonesia.
2. Untuk mengetahui manfaat dari keberadaan peninggalan sejarah.
3. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk melestarikan peninggalan
sejarah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Situs Peninggalan Belanda di Indonesia, Semua bangsa Eropa itu


meninggalkan pengaruh langsung atau tidak langsung pada kebudayaan di
Indonesia. Tetapi Belanda lah yang paling lama bersentuhan dengan Nusantara ; dan
terbesar pula pengaruhnya terhadap perkembangan arsitektur Indonesia. Yang paling
menonjol adalah sesudah Politik Etis dicanangkan (1900-1940), yaitu tumbuhnya
semangat ‘grand cultural synthesis’ sebagai ‘satu bangsa/ negeri’ baru. Masa kolonial
bangsa Eropa di Nusantara berakhir ketika Jepang menyerbu pada perang Dunia II.
Di zaman pendudukan Jepang yang singkat itu (1942-1945) terjadi lebih banyak
perusakan, karena dalam situasi perang dunia II banyak bangunan dan prasarana dari
baja dibongkar untuk keperluan perang.

Belanda membangun benteng pertama di Banteng (1603, sekarang tinggal


reruntuhan), dan benteng-benteng kecil lain (di Sumatera, Maluku). Benteng Portugis
di Ambon direbut oleh Belanda (1605) dan namanya diganti menjadi benteng
Victoria. Fort Rotterdam di Makasar pun sebetulnya adalah benteng kerajaan Goa
yang diserahkan kepada Belanda (1669). Belanda juga meneguhkan kedudukannya di
kota-kota pribumi pedalaman dengan mendirikan benteng-benteng, misalnya di
Yogyakarta (Benteng Vrendenburg) dan Surakarta ( Benteng Vastenburg, 1745). 1

A. Situs Bersejarah yang ada di Indonesia

Benteng vastenburg

Benteng dengan luas 40.000 meter persegi ini lokasinya di Gladak. Baron van
Imhoff mendirikan benteng ini pada tahun 1745. Benteng ini berdiri di antara keratin
Kasunanan Surakarta dengan kantor Gubernur Belanda, yang sekarang adalah balai
kota Surakarta. Sekitaran tahun 1750, pasukan Belanda menggunakan benteng ini
untuk mengawasi keratin Kasunanan Surakarta. Didalam benteng terdapat kompleks

1
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persaja hlm,292-293

2
bangunan yang pada masa itu merupakan rumah untuk prajurit besera keluarganya.
Selain itu ada pula banguanan asrama yang mengelilingi Benteng di beberapa titik.
Usai kemerdekaan Indonesia benteng ini sempat dijadikan markas TNI. Kemudian,
pada tahun 1980-an, Benteng vastenburg di jadikan pusat pelatihan keprajuritan
wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya oleh brigade Infanteri 6/

Trisakti. vastenburg merupakan salah satu saksi bisu meninggalnya banyak


pejuang Indonesia. Di benteng yang kokoh dan sangar ini, terjadi pemenjaraan,
penyiksaan hingga pembunuhan rakyat Indonesia oleh tentara Belanda. Tercatat
padakisaran tahun 1947, sebuah pertempuran hebat antara rakyat yang dibantu TNI
melawan pasukan tentara Belanda untuk merebut Benteng vastenburg ini. Ketika itu,
banyak rakyat Indonesia yang menjadi korban, baik laki-laki maupun perempuan,
harus kehilangan nyawa mereka dalam pertempuran tersebut. Karenanya Tugu
Prasasti di bangun di halaman kantor koperasi Darmawanita, di sebelah selatan
benteng vastenburg untuk mengenang perjuangan mereka. Bahkan ketika jepang
sempat berkuasa di Indonesia pun, hal mengerikan seperti tadi juga terus berlanjut di
tempat yang sama.

3
Benteng vredenburg

Adalah sebuah benteng yang terletak di depan gedung Agung dan Kraton
Kesultanan Yogyakarta. Sekarang, benteng ini menjadi sebuah museum. Di sejumlah
bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia.
Banteng vredeburg dijadikan tempat berlindungnya gubernur Hindia Belanda di masa
penjajahan. Benteng Vredeburg di bangun pada tahun 1760 oleh sri sultan hamengku
buwono I yang fungsi awalnya adalah sebagai benteng pertahanan. Benteng ini
memiliki 4 bastion yang masing-masing sudutnya memiliki nama. Untuk sudut barat
laut, di beri nama Jayawisesa. Sudut timurlaut, diberi nama Jayapurusa. Sementara
untuk sudut baratdaya, diberi nama Jaya prokosaning dan Jayaprayitna di sudut
Tenggara. Pada awalnya, benteng yang letaknya di Jalan Ahmad Yani No. 6 ini
bernama Rustenburg yang memiliki arti ‘benteng peristirahatan’. Namun setelah
sempat rubuh akibat gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta, pada tahun 1867,
benteng ini kembali di bangun dan kemudian di beri nama benteng vredenburg yang
berarti ‘Benteng perdamaian’.

Selain bisa melihat diorama-diorama peristiwa pada masa penjajahan, Anda


jug bisa melihat aktivitas budaya dan kesenian dari para seniaman Yogyakarta karena
tempat ini belakangan lebih sering dimanfaatkan untuk memamerkan karya seni dan
budaya kepada masyarakat.

4
Batavia : Kota Kolonial

Kota Batavia sejak awal dibangun dan dikembangkan sepenuhnya berdasarkan


konsep Belanda, yang hingga saat ini masih banyak terdapat situs peninggalan
Belanda yang ada di Batavia (Jakarta) sekarang. Serta bangunan yang masih
mempertahankan ke khasan banguanan peninggalan Belanda, Pada beberapa decade
akhir abad ke-18 kota Batavia dijuluki Queen City Of the East karena keindahan
bangunan-bangunan rumahnya, terutama di luar dinding kota, yang besar dengan
halaman luas. Rumah-rumah besar itu berada di daerah elit sepanjang sungai sebelah
selatan kota Batavia. Orang-orang Belanda, ketika merasa makin kuat, mulai
menguasai tanah-tanah luas dan menggarap perkebunan di daerah pinggiran kota.
Salah satunya adalah rumah istirahat yang kini di kenal sebagai gedung arsip (1760),
yang kemudian menjadi rumah resmi serta kantor petinggi VOC. Gedung utamanya
tidak mempunyai teras depan maupun belakang, rumah-rumah yang kemudian amat
berkembang adalah landhuis (country house atau rumah pedesaan ), salah satu
landhuis terkenal dibangun oleh seorang pedagang Belanda pada akhir abad ke-18,
kini adalah istana Negara.

Balai kota (Belanda; stadhuis)

5
Kota Batavia mempunyai gedung balaikota, tempat administras kota yang di
laksanakan, yang pertama sejak tahun 1620( yaitu lokasi museum wayang sekarang).
Kemudian gedung balaikota dibangun di lokasi Museum fatahillah sekarang.
Bangunan balaikota Batavia ini berlantai dua, gayanya mirip balaikota Amsterdam,
yang bisa jadi telah memengaruhi perancangnya (W.J. Van der Velde).

Selain gedung balaikota Batavia ini hampir tidak ada gedung institusi lain (
kecuali istana-istana) yang menonjol, karena walaupun kekuasaan kolonial di abad
ke-19 langsung berada di tangan pemerintah Hindia Belanda, tidak banyak bangunan
institusi yang di bangun di daerah-daerah kekuasaanya. Ketika beberapa kota
memperoleh status gemeente/stadsgemeente, gedung-gedung balaikota dibangun
dengan bermacam gaya dan corak.2

Gereja Immanuel Jakarta

Kedatangan orang- orang Eropa juga memperkenalkan agama Nasrani. Misi


mereka sendiri yakni gospel (menyebarkan agama Kristen katholik) Ketika orang-
orang Belanda merebut Ambon, mereka pun menyebarkan agama Kristen Protestan.
Maka gereja adalah salah satu bangunan yang di bangun sejak awal orang-orang

2
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persaja hlm,295-300

6
Eropa datang ke Nusantara. Didalam kota Batavia terdapat tiga gereja protestan yang
menggunakan bahasa Belanda, Portgis dan Melayu.

Suatu gereja Protestan di bangun di sisi barat lapangan Monas (


Koningsplein), di sebut willemskerk (1834), kemudian sejak 1948 dinamakan gereja
Immanuel. Berbeda dari gaya-gaya gereja yang dikenal sebelumnya, denah gereja ini
bulat, dengan teras-teras bertiang tinggi, merupakan contoh gaya neo Yunani yang
sederhana dengan proporsi yang sesuai.

Hampir semua kota yang banyak berpenduduk orang Belanda/Eropa memiliki


gereja-gereja utama Nasrani protestan dan Katolik, yang pada umumnya berlokasi di
daerah pusat kota. Hal ini sesuai dengan keadaan di negeri Belanda sendiri yang
penduduknya beragama Kristen Protestan (lebih banyak) dan katolik. Umumnya
terdapat corak dan gaya dengan denah bentuk silang.

Gedung sate

Salah satu bangunan instutisional dengan karakteristik local-tradisional yang


amat indah adalah gedung sate di Bandung, gedung ini adalah bagian dari rencana
pemekaran kota . Sejalan dengan rencana pemindahan Ibukota Hindia Belanda ke
Bandung, dibuatlah rencana Kompleks perkantoran pemerintah (oleh biro arsitek
AIA/Ghijzel dari Batavia), yang di tata menuruti sumbu utara-selatan berupa

7
esplanade seremonial yang luas, Di ujung utara adalah istana dan kediaman resmi
Gubernur jendral dan di ujung selatan adalah gedung sate ini, yang akan menampung
bagian-bagian pelayanan tekhnis ( governments-bedriff) pemerintah Hindia Belanda.

Technise Hogeschool (ITB)

Gedung-gedung awal di kampus ITB juga di desain dengan menerapkan


unsur-unsur bahkan bertolak dari arsitektur tradisional lokal. Kampus seluas 30 ha di
bagian utara kota bandung ini (ketika itu di luar batas kota) di bangun untuk Technise
Hogeschool, (Sekolah tinggi Teknik) Bandung (1918-1921). Perancangnya, arsitek H.
Maclaine Pont, membuat pola dasar kampus itu menuruti sumbu selatan-utara berupa
gerbang masuk, jalan utama, dan ruang linear terbuka yang menerus kea rah Gunung
Tangkban perahu. Dalam hal ini bangunan-bangunan di tata memanjang arah timur
barat karena memperhatikan aspek klimatik, dengan demikian melintang tegak lurus
terhadap sumbu tersebut.

Bangunan-bangunan institusi pemerintah (kantor-kantor, kantor pos, sekolah,


dan lain-lain) dan rumah-rumah dinas pada umumnya dirancang oleh ahli-ahli
bangunan departemen pekerjaan umum yang disebut Departement Van Burgerlujke
Openbare Werken ( B.O.W )

8
Stasiun Cirebon

Transportasi dan jaringan kereta api adalah salah satu peninggalan Belanda di
indoesia yang menonjol. Perkereta apian sudah mulai di upayakan di Indonesia sejak
pertengahan abad ke-19, tetapi baru mulai di ujudkan sejak tahun 1870-an di Jawa-
Madura dan Sumatera. Ada dua perusahaan kereta api, yaitu Staatspoorwegen (SS)
dan Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang mengelola perkereta
apian di zaman kolonial itu. Di kota-kota yang di lalui kereta api dibangun stasiun
dan Halte, bengkel-bengkel, juga perkanttoran dan perumahan pegawai. Meski
demikian perusahaan kereta api negarastaatspoorwegen (SS) Baru mengembangkan
eksploitasi rel kereta apinya di Cirebon pada 1911. Peristiwa itu diawali dengan
peletakan batu pertama pembanguann stasiun stasiun Cirebon Kejaksan pada lintas
Batavia-Cikampek-Cirebon-Purwokerto-Kroya,Stasiun Cirebon di desain oleh arsitek
Belanda bernama Pieter Adriaan Jacobus Moojen yang diresmikan pada 3 Juni 1912
bersamaan dengan di bukanya linta smilik SS Cikampek-Cirebon sejauh 137
kilometer. Stasiun kereta apiini digunakan pada masa penjajahan juga sebagai
pengangkut hasil perkebunan tebu . Sampai akhir abad ke-19 di wilayah Cirebon saja
sudah lebih dari sepuluh pabrik gula berdiri yang membuka peluang bisnis angkutan
gula lewat kereta.

9
Perumahan: Volkshuisvesting, Kleinwoningbouw

Perumahan yang di bangun sebelum memasuki abad ke-20 oleh kolonial


Belanda terbatas pada perumahan-perumahan dinas untuk militer dan pegawai
pemerintah, perusahaankereta api, perkebunan. Pemerintah-pemerintah kota
gemeente, karena sudah menjadi tugasnya meningkatkan kesejahteraan warga kota
yang bersangkutan , berinisiatif mengusahakan pembangunan perumahan umum /non
dinas (public housing) dan perumahan rakyat ( volkshuisvesting).

Sesuai dengan konsep perencanaan kota dan perumahan seperti di promosikan


oleh arsitek karsten, penzonaan hunian dalam rencana-rencana pemekaran kota tidak
lagi berdasarkan keetnikan, tetapi atas tingkat ekonomi. Contoh rumah di daerah
Bandung pada zaman Kolonial, lingkungan hunian ditata secara hierarkis: rumah-
rumah besar dengan kapling besar di jalan yang lebih besar.

10
Medan Sumatera Utara

1. Gedung London Sumatera

Di kota Medan, Sumatera Utara adalah salah satu peninggalan zaman


kolonial yang hingga kini masih berdiri. Saat di dirikan, gedung ini
merupakan kantor dari perusahaan perkebunan milik Harrisons & Crossfield
gedung ini disebut dengan gedung Juliana. Gedung ini dibangun pada 1906
dengan arsitektur bergaya transisi. Gaya tersebut terlihat dari bentuk gevel
atau fasad depan yang menjadi ciri rumah-rumah yang menghadap sungai di
Eropa pada transisi akhir abad ke-19. Setelah Indonesia merdeka kepemilikan
Harrisons & Crossfield Plc akhirnya dinasionalisasi dan berubah menjadi PT.
PP London Sumatera (Lonsum). Perubahan kepemilikan tersebut tidak
berpengaruh pada perubahan fisik maupun fungsi dari gedung London Medan.
Hingga kini, gedung London Medan masih di gunakan sebagai Pusat dari
Lonsum. Oleh karena itu Badan Warisan Sumatera (BWS) menggolongkan
gedung London Medan tersebut sebagai benda cagar budaya. 3

3
https://klmpok4-museologi.blogspot.com/2012/09/bangunan-bersejarah-di-kota-medan.html, diakses
(12.00 WIB)

11
2. Kantor Pos Indonesia

Kantor pos dan Giro ini letaknya di jalan balaikota Medan tepatnya
menghadap ke Lapangan merdeka Meda (dahulunya disebut esplanade) yang
merupakan bangunan sejarah peninggalan zaman kolonial Belanda. Lokasi ini
juga disebut sebagai “Titik Nol” Kota Medan. Yang artinya dari sinilah diukur
jarak kilometer pusat kota Medan ke seluruh lokasi kota Medan dan kota lain
disekitarnya. Bangunan ini dibangun pada tahun 1909-19011 oleh seorang
arsitek bernama Snuyf yang dulu merupakan direktur jawatan pekerjaan
umum Belanda untuk Indonesia pada masa Pemerintahan Belanda. Bangunan
ini memiliki nilai sejarah, nilai estetis, nilai sosial, nilai fungsional, dan juga
nilai structural yang tinggi. Itu sebabnya banguann ini termasuk bangunan
cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah kota Medan dalam bentuk
PERDA.

12
3. Menara air Tirtandi

Menara air Tirtandi merupakan salah satu ikon kota Medan, Sumatera
Utara. Menara air ini dulunya milik pemerintahan kolonial Belanda yang
bernama NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berdiri pada
tahun 1905. Menara air ini selesai di bangun pada tahun 1908 dan sekarang
sudah menjadi PDAM Tirtandi. Fungsinya untuk mensuplai kebutuhan air
bersih para penduduk yang sampai sekarang masih tetap digunakan. Selain
itu, Menara air ini dulunya berfungsi juga sebagai Landmark kota Medan.
Ketika anda akan memasuki kpta Medan, anda akan disambut dengan
pemandangan puncak menara Tirtandi sebagai Tangki penyimpanan air bersih
kebutuhan warga kota sejak zaman Kolonial Belanda sampai sekarang. 4

4
https://klmpok4-museologi.blogspot.com/2012/09/bangunan-bersejarah-di-kota-medan.html, diakses
(12.00 WIB)

13
B. Manfaat Peninggalan situs Bersejarah

Banyak sekali peninggalan sejarah di Indonesia yang sebenernya harus kita


lestarikan keberadaannya. Kalau tidak kita siapa lagi yang akan merawat dan menjaga
peninggalan sejarah di Indonesia? Peninggalan sejarah tersebut bermanfaat bagi
bangsa Indonesia, Adapun manfaat peninggalan sejarah adalah sebagai berikut :Hal
ini pun dapat kita buktikan dengan peninggalan sejarah, antara lain: dengan pendirian
benteng-benteng di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kaum penjajah selalu
diganggu oleh perlawanan rakyat Indonesia, seperti:

a. Benteng Victoria dan Benteng Duurstede di Maluku.

b. Benteng Rotterdam di Ujung Pandang.

c. Benteng Amsterdam di Manado.

d. Benteng Speelwijk di Banten.

e. Bénteng Vredenburg di Yogyakarta.

f. Benteng Marlborough di Bengkulu dan lain-tam.

Jadi, benteng-benteng didirikan untuk alasan pertahanan dan keamanan merupakan


bukti bahwa bangsa Indonesia selalu menentang penjajahan. Hal ini makin jelas
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “maka penjajahan diatas
dunia harus di hapuskan....”

2. Memberikan pelajaran yang sangat berguna bagi kita.

Misalnya bahwa kemerdekaan itu sungguh tak ternilai harganya. Sebagai bangsa yang
pernah dijajah, bangsa Indonesia betul-betul menghargai kemerdekaan. Bangsa
Indonesia sudah merasakan betapa pahitnya dijajah oleh bangsa lain. Sungguh hina
hidup sebagai bangsa yang dijajah. Jadi, melalui peninggalan, baik yang berupa teks
Proklamasi maupun bendera pusaka yang dijahit Ibu Fatmawati menunjukkan suatu
pengorbanan dan perjuangan yang besar dalam meraih kemerdekaan.

14
3. Memajukan pariwisata dan devisa negara.

Sekarang peninggalan-peninggalan sejarah di Indonesia dijadikan objek pariwisata


untuk menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang tak ternilai
harganya. Khususnya wisatawan. mancanegara, peninggalan-peninggalan sejarah kita
dapat meningkatkan penghasilan devisa negara. Devisa adalah alat-alat pembayaran
luar negeri yang dibutuhkan oleh setiap negara.

Dengan demikian, peninggalan sejarah membuat kita Iebih memahami séjarah,


memiliki harga din sebagai bangsa maupun memiliki kebanggaan nasional sebagai
bangsa Indonesia di samping secara ekonomi mendatangkan pendapatan. 5

Kemudian tertulis dalam beberapa point manfaat peninggalan Belanda di Indonesia:

a) Menambah kekayaan dan khasanah budaya bangsa kita.


b) Menambah pendapatan negara melalui kegiatan wisata.
c) Sebagai bukti nyata peristiwa sejarah yang dapat kita amati sekarang.
d) Dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
e) Sangat membantu dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
f) Dapat mempertebal rasa kebangsaan. Dan memperkokoh rasa persatuan

C. Upaya melestarikan Peninggalan Sejarah

Peninggalan bangunan peninggalan sejarah banyak macamnya. Cara kita


menghargai agar tetap lestari, antara lain:

a) Melakukan pendataaan dan pencatatan berbagai peninggalan sejarah.


b) Mengumpulkan benda-benda bersejarah dan disimpan di dalam museum.
c) Merawat dan menjaga agar tidak rusak.
d) Melakukan pemugaran atau penataan kembali bangunan bersejarah yang
sudah rusak.

5
https://mujtahid269.blogspot.com/2013/06/manfaat-peninggalan-sejarah.html, diakses pada(05.00
WIB)

15
e) Menyebarluaskan informasi mengenai peninggalan sejarah yang ada
f) Memelihara peninggalan sejarah sebaik-baiknya, menjaga kebersihan dan
keindahan.
g) Melestarikan benda sejarah tersebut agar tidak rusak, baik oleh faktor alam
maupun buatan.
h) Tidak mencoret-coret benda peninggalan sejarah,
i) Turut menjaga kebersihan dan keutuhan,
j) Wajib menaati tata tertib yang ada dalam setiap tempat peninggalan sejarah,
dan Wajib menaati peraturan pemerintah dan tata tertib yang berlaku.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memasuki abad ke-20, ketika Belanda menjalankan pemerintahan di


kota-kota gementee, peran dan pengaruh Belanda dalam pembentukan rancangan
bangunan dan lingkungan kota. Peraturan-peraturan bangunan dan perkotaan tersebut
masih menjadi acuan dalam pembangunan gedung-gedung, bahkan dalam
pembangunan gedung-gedung, bahkan dalam penyusunan aturan-aturan, rencana-
rencana dan bahkan dalam pendidikan ilmu bangunan dan arsitektur. Peninggalan-
peninggalan fisik zaman kolonial ( bangunan dan lingkungn ) yang masih ada kini
cukup memberi warna bangunan di Indonesia sekarang, dan perlu dianggap sebagai
warisan budaya. Masih banyak bangunan peninggalan Belanda ( gedung-gedung
pemerintah, dan swasta ) sekarang masih digunakan untuk berbagai fungsi.Ada
banyak peninggalan sejarah atau Kolonialisme yang terdapat di setiap kota di
Indonesia,yang belum disadari oleh kita, maka dari itu alangkah baiknya kita sebagai
generasi penerus haru tetap melestarikan dan menjaga peninggalan sejarah tersebut
agar tidak dilupakan dan musnah. Karena sejarah sangat penting untuk kita sebagai
generasi penerus untuk dijadikan acuan atau sumber informasi agar kita mengetahui
peristwa yang terjadi dimasa lalu. Peran Pemerintah juga sangat dbutuhkan untuk
menjaga peninggalan sejarah tersebut maka dari itu dibutuhkan kerjasama seluruh
warga negara untuk melestarikan peninggalan sejarah agar tidak terlupakan.

B. Kritik dan Saran

Peninggalan sejarah seharusnya tetap dilestarikan dan dirawat agar tidak


terlupakan dan sebagai bentuk penghargaan kita atas perjuangan para pahlawan
dalam menghadapi penjajahan yang terjadi pada masa lalu.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://klmpok4-museologi.blogspot.com/2012/09/bangunan-bersejarah-di-kota-

medan.html,

https://mujtahid269.blogspot.com/2013/06/manfaat-peninggalan-sejarah.html,

diakses pada(05.00 WIB)

Paeni Mukhlis, Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persaja

18

Anda mungkin juga menyukai