Indonesia dalam Memperjuangkan Kemerdekaan” Gresik Kota Lama menyimpan banyak kekayaan sejarah. Bangunan-bangunan tempo doeloe bertebaran di seantero kota. Sebagian telah rusak dimakan waktu dan tidak terurus. Namun, ada pula yang masih terawat apik. Salah satunya adalah bangunan Menara Garling. Menara dengan ketinggian hampir 23 meter yang terletak di Jalan H.O.S. Cokroaminoto. Menara Gardu Suling atau yang lebih sering disebut dengan Garling, merupakan bangunan yang menjadi saksi bisu perjuangan warga Gresik dalam mengusir penjajah. Disebut Gardu Suling karena warga Gresik tempo dulu menyebut menara dengan sebutan gardu dan sirine dengan sebutan suling. Bangunan ini dibangun pada 1929 didirikan oleh Kitty Soesman seorang kepala aniem (semacam PLN). Pada masa perang dunia ke II bangunan ditinggikan dengan menara besi. Menara Garling berfungsi sebagai tanda siaga bagi warga Gresik jika ada musuh yang datang dari arah laut. Apabila sirine berbunyi maka warga Gresik diminta untuk mencari tempat berlindung. Pada masa kemerdekaan fungsi sirine pun mulai berubah bukan lagi sebagai tanda bahaya namun sebagai perayaan suka cita. Misalnya sebagai tanda buka puasa pada bulan Ramadhan dan menjelang detik- detik Proklamasi 17 Agustus. Setiap menjelang subuh tiba, suara sirine terdengar melengking seperti siulan menyapa telinga warga kota Gresik. Bunyi mirip siulan itu terdengar hingga radius sekitar 5 kilometer dengan volume maksimal. Lengkingannya kemudian disusul suara azan di musala dan masjid- masjid Kota Gresik. Muazin pun melantunkan panggilan salat untuk warga Kota Santri. Untuk tamu luar kota, suara sirene di pagi buta tentu agak aneh. Namun, bagi warga Gresik, suara sirene itu sudah sangat familier. Mereka sudah hafal dengan sumber suaranya. Yaitu, menara gardu suling. Sirine mulai hidup lagi pada tanggal 1 Januari 2014 setelah berhenti selama 29 tahun, tepatnya pada tahun 1985 sirine mulai berhenti bersiul karena kerusakan mesin. Mesin asli sirine yang berbobot sekitar 100 kilogram tersimpan di kompleks Museum Sunan Giri di Jalan Pahlawan. Mesin sirene diganti dengan yang baru. Dari kunjungan ke menara garling saya mendapatkan beberapa manfaat : 1. Mengetahui sejarah menara Garling. 2. Lebih peduli terhadap situs-situs bersejarah di daerah asal. 3. Mengetahui perjuangan para pejuang pendahulu di daerah asal untuk menegakkan kemerdekaan. 4. Menumbuhkan kesadaran untuk menjaga situs bersejarah dari perusakan dan vandalisme.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimanakah peran kaum muslimin di daerahmu dalam memperjuangkan kemerdekaan dan lepas dari belenggu penjajah? Pada 6 Desember 1945, sekitar pukul 10.00 WIB ada laporan penduduk Sememi tentang patroli 10 serdadu berjalan kaki dari Kandangan, melintasi sepanjang jalur kereta api. Pada 8 Desember 1945 sekitar pukul 08.00 WIB, Sekutu yang diboncengi Belanda menyerang dengan menggunakan kekuatan laut, darat, dan udara. Gunung Lengis menjadi saksi sejarah pertempuran sengit arek-arek Gresik, yang tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat, Hizbullah, dan Sabilillah melawan Sekutu. Kompleks Gunung Lengis merupakan garis pertahanan paling depan membentang dari Pantai Karangkering sampai Desa Sumber. Tentara sekutu dari Inggris membombardir Gresik lewat laut, darat dan udara. Pasukan dari TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di garis pertahanan paling depan. Menembak jatuh pesawat terbang Mosquito Inggris. Partisipasi dari rakyat penuh semangat dan spontan memberikan sumbangan kekuatan bagi pejuang. 2. Pelajaran apa yang bisa kalian petik dari perjuangan kaum muslimin tersebut? Kaum muslimin pada zaman perjuangan dahulu juga turut membantu dalam memperjuangkan kemerdekaan. Mereka membantu dengan bergabung menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Ada juga pejuang kaum muslimin yang berjuang dengan membentuk Hizbullah juga Sabillah, maupun berjuang sebagai masyarakat biasa. Seorang muslim tidak boleh diam apabila melihat suatu kedzaliman. 3. Menurutmu sikap apa yang harus dilakukan sebagai generasi penerus dalam mengisi kemerdekaan Indonesia? Sebagai generasi penerus bangsa kita harus meneruskan perjuangan para pejuang terdahulu yang membela kemerdekaan Indonesia. Saat ini Indonesia dijajah oleh negara luar dengan cara pemberian hutang atau penjajahan secara ekonomi. Dimana dalam hutang tersebut mengandung unsur riba sehingga akan mendatangkan adzab Allah ﷻ. Sehingga kita harus berjuang untuk menegakkan ekonomi berbasis syariah yang murni sesuai tuntunan. 4. Apa masukanmu kepada pemerintah sekarang atau yang akan datang, terkait hubungan antara nilai-nilai perjuangan masyarakat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dengan upaya mengisi pembangunan saat ini dan masa depan? Masukan yang paling utama untuk pemerintah yaitu agar melestarikan dan menjaga situs- situs bersejarah Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaannya. Saat ini situs-situs bersejarah di Gresik kota tidak terurus oleh pemerintah Kabupaten Gresik. Bahkan orang tidak tau kalau bangunan situs-situs tersebut merupakan bangunan bersejarah karena tidak adanya informasi yang memadai di lokasi dan terkesan hanya bangunan tua yang tidak terurus. Agar semangat generasi penerusnya dapat meneruskan semangatnya untuk membuat Indonesia lebih maju dan unggul dalam berbagai hal. Harapannya agar semangat para pejuang terdahulu dilanjutkan oleh generasi penerus untuk tetap semangat dalam membangun negeri Indonesia yang kaya Sumber Daya Alamnya agar menjadi negara yang “Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur” (Negeri yang baik dengan Rabb Yang Maha Pengampun). Baik alamnya, juga baik perilaku penduduknya selalu bersyukur sehingga mendatangkan ampunan dari Allah ﷻ.
Sumber : 1. Jawa Pos, 8 Maret 2015 2. https://regional.kompas.com/read/2012/12/08/12485543/Mengenang.Lengis.Melawan.Lupa. Sejarah.