Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

SIFAT DAN CORAK ADAT DI KOTA GRESIK

Di susun Oleh :

Fahru Alzam

Nim : 191010200216

Mata Kuliah : Hukum Adat

Dosen Pembimbing : Bapak Yusman, S.H.,M.H

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PAMULANG

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

    Indonesia adalah Negara yang terdiri dari berbagai pulau sehingga tercipta bermacam-
macam budaya serta adat istiadat yang mengandung faham yang berbeda pula. Begitu juga jika
kita melihat kota Gresik sebagai kota santri yang kental dengan faham kereligiusannya.
   Adat istiadat yang menurut sejarah dibawakan oleh para Wali berpengaruh pesat dikehidupan
masyarakat. Dewasa ini budaya kota tersebut kian luntur dengan era globalisasi yang
berkembang. Meski demikian, kami mengupas seputar adat istiadat kota ini guna sedikit banyak
harapan untuk tetap melestarikan budaya-budaya yang terkandung dalam ungkapan “Gresik kota
Santri”.
Secara geografis kota Gresik itu terletak di semenanjung pantai utara. Gresik juga
merupakan salah satu kota yang letaknya sangat strategis untuk usaha perindustrian. Oleh karena
itu, banyak para pengusaha yang membangun pabrik di wilayah Gresik. Sehingga sekarang ini
Gresik disebut kota industry. Akan tetapi MUI, organiasai keagamanaan dan pemkab Gresik,
telah membangun kerjasama secara sinergi dalam mempertegas Gresik kota santri dan Gresik
Kota Industri.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kota Gresik


           
    Gresik sudah dikenal sejak abad ke-11 ketika tumbuh menjadi pusat perdagangan tidak
saja antar pulau, tetapi sudah meluas keberbagai Negara. Sebaga kota Bandar, Gresik banyak
dikunjungi pedagang Cina, Arab, Gujarat, Kalkuta, Siam, Benggali, Campa dan lain-lain. Gresik
mulai tampil menonjol dalam peraturan sejarah sejak berkembangnya agama Islam di tanah
Jawa. Pembawa dan penyebar agama Islam tersebut tidak lain adalah Syech Maulana Malik
Ibrahim yang bersama-sama Fatimah Binti Maimun masuk ke Gresik pada awal abad ke-11.
   Sejak lahir dan berkembangnya kota Gresk selain berawal dari masuknya agama Islam yang
kemudian menyebar keseluruh pulau Jawa, tidak terlepas dari nama Nyai Ageng Penatih, janda
Kaya Raya, yang juga seorang syahbandar, inilah nantinya akan kita temukan nama seseorang
yang kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya kota Gresik.
Dia adalah seorang bayi asal Blambangan (Kabupaten Banyuwangi) yang dbuang ke laut
oleh orang tuanya. Dan ditemukan oleh para pelaut anak buah Nyai Ageng Pinatih yang
kemudian diberi nama Jaka Samudra. Setelah perjaka bergelar Raden Paku yang kemudian
menjadi penguasa pemerintahan yang berpusat di Giri Kedaton, dari tempat inilah beliau
kemudian dikenal dengan panggilan Sunan Giri. Kalau Syech Maulana Malik Ibrahim pada
zamannya dianggap sebagai para penguasa, tiang para raja dan menteri, maka Sunan Giri
disamping kedudukannya sebagai seorang Sunan atau Wali (penyebar agama Islam) juga
dianggap sebagai Sultan/Prabu (penguasa pemerintahan)
Sunan Giri dikenal menjadi salah satu tokoh Wali Songo ini, juga dikenal dengan prabu
Satmoto atau Sultan Aiun Yaqin. Tahun dimana beliau dinobatkan sebagai penguasa
pemerintahan (1487 M) akhirnya dijadikan sebagai hari lahirnya kota Gresik. Beliau memerintah
gresik selama 30 tahun dan dilanjutkan oleh keturunanya sampai kurang lebih 200 tahun.
Menjabat sebagai bupati yang pertama adalah Kyai Ngabehi Tumenggung Poesponegoro
pada tahun 1617 saka, yang jasadnya dimakamkan di komplek makan Poesponegoro di Jalan
Pahlawan Gresik, satu komplek dengan makam Syech Maulana Malik Ibrahim.
Semula kabupaten ini bernama Kabupaten Surabaya. Memasuki dilaksanakannya PP
Nomor 38 Tahun 1974, seluruh kegiatan pemerintahan mulai berangsur-angsur dipindahkan ke
Gresik dan namanya kemudian berganti dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik dengan
pusat kegiatan di kota Gresik.
 Kabupaten Gresik yang merupakan sub wilayah pengembangan bagian (SWPB) tidak
terlepas dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan,
Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Termasuk salah satu bagian dari 9 sub wilayah
pengembangan Jawa Timur yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri,
perdagangan, maritim, pendidikan dan industri wisata.
Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian salah satu wilayah pengembangan Gerbang
kertosusilo dan juga sebagai wilayah industri, maka kota Gresik menjadi lebih terkenal dan
termashur, tidak saja di persada nusantara, tapi juga ke seluruh dunia yang di tandai dengan
munculnya industri multi modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia.

2.2 Berbagai Budaya Kota Gresik


            Gresik adalah sebuah kota yang tentunya memiliki beberapa budaya layaknya kota /
daerah pada umumnya. Dalam kesempatan kali ini kami ingin mengangkat beberapa budaya
Gresik dalam aspek sebagai berikut :

1. Adat Istiadat Dalam Masyarakat


Beberapa budaya Gresik berupa tradisi-tradisi sejarah sangat menarik untuk diketahui. Berikut
ini beberapa tradisi sejarah yang paling sering diperbincangkan orang sebagai wujud warisan
yang patut dilestarikan.

     a. Rebo Wekasan


          Sebuah acara unik  yang hanya ada di desa Suci kecamatan Manyar. Diadakan setiap hari
rabo akhir dibulan jawa safar setiap tahunnya. Hikayahnya, pada masa sunan Giri dimusim
kemarau panjang pada hari tersebut telah ditemukan sumber mata air baru. Rebo wekasan
adalah sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan rahmat-Nya.
Namun dalam perkembangannya sekarang, Rebo Wekasan lebih mirip perayaan Idul Fitri
atau Idul Adha. Ada acara silaturahim antar kerabat atau tetangga. Banyak orang berjualan
pakaian, makanan hingga mainan anak-anak. Selain warga kecamatan Manyar,masyarakat
Gresik juga banyak yang berpartisipasi dalam acara ini.

    b. Malem Selawe


         Pada hari ke-24 malam atau menjelang hari ke-25 bulan Ramadhan, banyak peziarah
kemakam sunan Giri. Mereka juga iktikaf / berdiam diri dimasjid dan memperbanyak
amalan-amalan dan do'a. Disepanjang jalan ke makam sunan Giri, selain barisan panjang
peziarah, jalanan dipenuhi pedagang kaki lima.

    c. Pasar Bandeng


         Biasanya diadakan 2 hari menjelang malam takbiran Idul Fitri. Untuk menyambut lebaran
Idul Fitri, di kampung kami dijual ikan bandeng segar yang baru diambil dari tambak. Dari
ukuran sedang hingga bandeng besar. Khusus bandeng besar diberikan tempat berupa
panggung guna pelelangan. Bandeng besar satu ekor beratnya bisa mencapai 10 kg lebih.
Dan karena dilelang, maka harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

d. Haul Ulama -ulama Besar


         Dikota Gresik banyak sekali acara peringatan hari meninggalnya ulama-ulama besar. Haul
ulama-ulama besar yang banyak diselenggarakan warga kami antara lain haul Kyai
Qomaruddin Bungah, dan haul Kanjeng Sepuh Sidayu. Dan masih banyak haul ulama-
ulama lainnya. Acara ini yang masih dilestarikan di kampung kami sebagai wujud
penghormatan kepada beliau.
          
    e. Kemanten Sunan
Tradisi dimana seorang anak lelaki muslim yang telah memasuki akil/ baligh dan sudah
selayaknya disunat akan diarak keliling kampung oleh masyarakat sekitar sebelum acara
penyunatan dimulai. Ini sebagai rasa syukur kepada Tuhan dan wujud kebersamaan warga
kampung kami.

    f. Ngalap Barokah di Gunung Surowiti


Tradisi ini merupakan kepercayaan masyarakat kami akan adanya petilasan sunan Kali jaga,
di gunung tersebut yang diyakini bisa menghasilkan berkah dengan cara berziarah di
petilasan tersebut serta beberapa makam sekitarnya dengan maksud-maksud tertentu seperti
ingin cepat kaya mendadak (maksudnya, jangan kaya pelan-pelan), ingin memiliki
kedudukan yang tinggi (maksudnya kedudukannya jangan yang sedang-sedang), atau ingin
dagangannya laris dan sejenisnya. Akan tetapi dalam keberhasilan ngalap berkah di Surowiti
tentu tidak ada yang bisa menjamin.

    g. Gurdho
Tradisi ini berasal dari desa Lowayu kecamatan Dukun dan di kampung kami juga
melaksanakan tradisi ini yaitu berupa upacara ritual unik yang lebih dikenal dengan sebutan
sedekah bumi atau bisa kita devinisikan sebagai upacara ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan yang mengaruniai hasil bumi yang melimpah. Sedekah bumi biasanya dilaksanakan
pada bulan Oktober atau Nopember yaitu setelah pelaksanaan panen padi atau tegalan.
Biasanya dilakukan pada malam hari berupa tahlil bersama.

h. Suasana Bulan Puasa


 Diantara Tradisi dibulan puasa terdapat padusan yang biasa dilakukan selepas sholat Ashar
menuju pemakaman umum pada tanggal 29 Sya'ban. Ada juga tradisi bur labur bat
babat,berawuk-awuk, icak-icak, kue necis,dan luwo kedondong.. Ada juga dong-gling,
porang, mbesali dan watu korek.
2. Kesenian
Kesenian yang terdapat di Kota Gresik meliputi :

a. Wayang Boemi ( Bumi )


 Kesenian ini berawal dari daerah Lumpur, Menurut nara sumber yaitu bapak   Abdul
Qodir, bapak Nur Hasim bin Ngaidi, bapak Abu Sulaiman dan bapak Ridwan. Wayang
Bumi ini ada karena buyut Polem berkata dari ulur-ulur yang menjelma menjadi
manusia datang menemui seseorang dan menyuruh penduduk untuk mengadakan
Wayang Bumi dengan maksud mengenang Sindujoyo, Maka terjadilah Wayang bumi.
Menurut cerita penduduk setempat acara Wayang Bumi tersebut berisi pementasan
Wayang Kulit, orang jualan, orang tanda'an dan lain-lain. Akan tetapi acara tersebut
dinilai banyak maksiatnya karena dalam permainan tandak di iringi dengan mabuk-
mabukan maka sedikit demi sedikit atas saran ulama' diganti dengan haul yang
dilaksanakan setiap tahun atau bulan Hijriah. Dan di isi dengan yasinan,manaqib, hotmil
Al Qur an dan Lain-lain.
           
b. Tembang Dolanan
               Mungkin ada baiknya apabila kita mengenang masa kecil nenek moyang kita yang
biasa melakukan Beberapa permainan konon permainan itu dibawakan oleh Sunan Giri
misalnya  permainan, Jelungan, Bendi Gerit, Ilir-ilir, Jor, Bula Ganti, Tublak-tublak
Suweng dan Lain-lain. Permainan ini sangat digemari  pada zaman itu karena disetiap
jenis permainan terdapat tembang-tembang yang berisi syair sangat menarik.

c. Pengrajin Emas
              Dalam buku Enyclopedia Van Nederlandsch Indie, Jilid I Terbitan 1917, Tulisan
Martinus Nijhoff disebutkan bahwa mata pencarian penduduk pribumi Gresik disamping
berdagang jaga membuat perhiasan emas dan perak. Daerah yang masih menekuni
kerajinan emas dan perak tersebut adalah desa Giri terutama disekitar Giri Kedaton atau
kita bisa datang ke desa Kelangon dan Sido Mukti di kecamatan Kebomas.
d. Pengerajin Perahu Pinisi
Ada kalangan masyarakat menyebut perahu dengan istilah “Getek” Gresik dulu
menyebut dengan nama Baheto. Sebutan Bahito ini sampai sekarang masih dipakai
nelayan-nelayan Gresik, Sidayu, Ujung Pangkah dan Panceng Ujung pangkah
merupakan kecamatan tempat tinggal kami.

e. Damar Kurung
Adalah salah satu aset budaya Gresik. Mas Mundarilah seorang pelukis yang membuat
lukisan untuk damar kurung sehingga menjadi ciri khas kota Gresik.Damar kurung ini
berasal dari Bahas Jawa. Dimana Damar: Lampu Kurung: Tutup/Kurung lampu. Jadi
damar kurung adalah kertas yang dilukis, kemudian dibentuk kotak dengan kayu atau
bambu. Kotak ini berfungsi untuk tutup lampu.  Kegunaannya sama seperti lampion-
lampion Cina. Budaya di Gresik Beberapa  adalah perpaduan Cina, Jawa dan Belanda.

2.3 Bukti Sejarah


      Beberapa peninggalan sejarah kebudayaan kota Gresik dapat kita lihat di berbagai suduk kota
ini misalnya :
            a. Mangkok Fatimah binti Maimun
            b. Keris Kolo Munyeng
            c. Napaktilas Kedaton
            d. Patung Dwarapala di Mojopura wetan
            e. Kampung wisata dan gedung-gedung kuno
            f. Prasasti Karang Bogem
            g. Aksara pegon dan angka abjad Arab pada makam kanjeng kyai Adipati Arjonegoro
            h. Makam para Wali-wali

2. 4 Kota Gresik dan Budaya Santri


Gresik tidak ubahnya sebuah museum atau tempat penyimpanan artefak Islam semata.
Gresik tidak lebih dari sekadar tempat bersemayamnya jasad para waliyullah. Dengan kata lain,
seiring dengan wafatnya para waliyullah, perlahan namun pasti redup pula pancaran nilai-nilai
Islam dari bumi Gresik.
Sangat lama Kota Gresik menyandang predikat “Kota Santri”. Entah apa alasannya,
sehingga Gresik layak disebut Kota Santri. Apakah karena Gresik dulu merupakan salah satu
pintu gerbang masuknya Islam di Jawa Timur, atau karena penghasil kopiah (songkok) yang
kerap dijadikan identitas kaum muslim, atau karena Gresik memiliki koleksi makam para auliya
(waliyullah) paling banyak ?
Dengan memperhatikan posisi geografis sebagian wilayah Gresik, yang terbentang
sepanjang pesisir pantai (Panceng, Sedayu, Bunga, Manyar dan Gresik), tidak dipungkiri, Gresik
pernah memiliki peran strategis terkait masuk dan berkembangnya Islam di Pulau Jawa. Paling
tidak, banyaknya makam para auliya dan para kerabatnya. Daerah itu, minimal pernah menjadi
tempat bermukim para penyebar agama Islam di Jawa.
Sebagaimana banyak sejarah mencatat, para penyebar agama Islam di Indonesia bukan
mubaligh (penyebar agama) murni. Sebagian besar justru kaum pedagang dan sekaligus sebagai
mubaligh. Tidak berlebihan bila kehadiran mereka relatif lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Meski demikian, mereka bukanlah pribadi yang berwatak materialis-kapitalisme. Status mereka
sebagai pedagang sekaligus berfungsi sebagai sarana dakwah yang efektif. Keberadaan para
waliyullah di Gresik itu tidak semata-mata mengajarkan Islam secara normatif.
Lebih dari sekadar mengajarkan agama (Islam) secara formalis-simbolik, para waliyullah
berkemauan keras menata masyarakat Gresik untuk menjadi masyarakat yang memiliki budaya
agamis yang tinggi. Jadi, Sejarah Gresik sebagai kota kaum santri seirama dengan perjalanan
panjang para pemuka Islam itu.
Identitas Santri Seiring berjalannya waktu, Gresik tidak ubahnya sebuah museum atau
tempat penyimpanan artefak Islam semata. Gresik tidak lebih dari sekadar tempat
bersemayamnya jasad para waliyullah. Misalnya Maulana Malik Ibrahim, Gunan Giri, Nyai
Ageng Pinatih, Sunan Prapen dan sebagainya. Dengan kata lain, seiring dengan wafatnya para
waliyullah, perlahan namun pasti redup pula pancaran nilai-nilai Islam dari bumi Gresik.
Penghargaan terhadap para waliyullah, hampir-hampir telah sirna. Yang tersisa hanyalah
penghargaan-penghargaan simbolik yang kering makna, diantaranya : khaul, ziarah wali dan
sejenisnya yang mewujud dalam tradisi “meruwat makam”.
Sedangkan untuk membangun tradisi “meruwat ajaran waliyullah” tersebut hampir-
hampir turut terkubur bersama jasad para wali itu sendiri. Keteladanan akhlak waliyullah yang
kemudian mampu mengantarkan Gresik sebagai Kota Santri justru tidak berbekas.
Ironisnya, meski budaya santri telah benar-benar terkubur dalam “gudang sejarah”,
predikat Kota Santri tetap dibangga-banggakan. Mengesankan bahwa kebanggaan terhadap
predikat tersebut tidak identik dengan kepahamannya. Bukankah secara sosiologis istilah ’santri’
merupakan produk kultural yang memiliki arti “masyarakat agamis”.
Semestinya pencitraan masyarakat Gresik sebagai ‘masyarakat santri’ terkait erat dengan
moralitas masyarakat Muslim. Baik dalam moralitas berpolitik, sosial, ekonomi maupun budaya.
Perkembangan perilaku kaum muda di Gresik saat ini dapat dikata dalam kondisi yang sangat
memprihatinkan. Norma-norma religius hampir benar-benar tercerabut dari akarnya dan bahkan
sekarang berbelok arah ke pola budaya hedonis-materialis.
Kaum muda telah banyak menyingkir dari lingkungan masjid atau tempat-tempat yang selaras
dengan karakteristik masyarakat santri, dan beralih ke warung remang-remang yang kian hari
berkembang kian massif. Tak terkecuali mereka yang masih berstatus pelajar — dan bersekolah
di sekolah yang bersimbolkan Islam.
menemukan kerumunan anak-anak muda (dan pelajar) di warung-warung mesum yang
berkedok “warung kopi”, bukanlah hal yang sulit, baik siang ataupun malam hari. Warung-
warung yang tersebar mulai dari wilayah Panceng (Gresik Utara) sampai Balongpanggang
(Gresik selatan) itu merupakan fenomena lain dari Gresik. Maka bukan hal yang aneh lagi bila
pengidap virus HIV/AIDS di Gresik juga tergolong tinggi.
Menjamurnya praktik prostitusi, yang melibatkan kalangan remaja-remaja di bawah umur
, dengan kedok warung kopi itu, merupakan indikator bahwa degradasi moral dikalangan kaum
muda Gresik sudah berada dalam tahapan yang sangat akut.
Tanggungjawab BersamaApakah kondisi riil kaum muda ini sebagai konsekuensi logis
dari Gresik yang juga menyandang status sebagai kota industri? Belum lagi dengan perilaku
politisi yang kerapkali jauh dari nilai-nilai religius dalam usaha untuk mewujudkan ambisi
politiknya.
Semua mencerminkan bahwa kerusakan mentalitas religius tidak hanya menjangkiti
generasi tertentu dan wilayah tertentu saja. Penyebaran penyakit hedonis-materialisme, yang
salah satu cirinya menghalalkan segala cara, sudah mewabah.
Terkait dengan identitas budaya, masyarakat Gresik sejatnya dihadapkan pada dua
tantangan identitas, yaitu “kota santri” dan sekaligus “kota industri”. Masalahnya, haruslah
budaya santri yang sarat dengan nilai-nilai luhur itu harus menjadi tumbal ambisi-ambisi
industrial. Atau sebaliknya, mempertahankan kekuatan industrial Gresik namun bisa hidup
selaras dengan nilai-nilai luhur dari pesantren.
Tampaknya, tanggungjawab utama berada di pundak seluruh masyarakat Gresik yang
masih merindukan nilai-nilai Islami dalam kehidupan masyarakatnya. Sedangkan peran sentral
perubahan ada ditangan para elite birokrat dan politik di Gresik. Ditangan mereka inilah, harapan
dan tuntutan masyarakat bisa diwujudkan atau bahkan dikuburkan.Selamat HUT Ke-522 Kota
Gresik

BAB III
PENUTUP
           
            Kota gresik merupakan kota kecil. tapi Gresik adalah kota tua yang menyimpan segudang
peninggalan bersejarah dan budaya yang tersebar di beberapa wilayah. sangat disayangkan jika
berbagai hal menarik yang bisa diungkap tersebut hanya menjadi rahasia yang tak diketahui
banyak orang. demikian, penjabaran yang dapat kami berikan sekilas tentang sejarah serta
kebudayaan kota gresik. dan apabila terdapat suatu kekurangan dalam segi penyampaian atau
nama tokoh serta kota, kami sebagai manusia biasa yang juga masih tahap penambahan
wawasan, mohon maaf .
            kami selaku penyusun mengharap kritik dan saran dari para pembaca sehingga
sempurnalah meski tak akan pernah bisa sempurna penyusunan sejarah dan kebudayaan gresik
ini.

semoga makalah ini dapat menggugah jiwa pemuda-pemudi kota gresik agar tetap melestarikan
energi positif dari warisan budaya kota gresik. terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Dukut Imam Widodo dkk.2004,Grissee Tempo Doeloe,Penerbit : Pemerintah Kabupaten

Gresik

http://dewankeseniangresik.blogspot.com/2009/03/kota-gresik-dan-budaya-santri.html

http://blogniyasyah.blogspot.com/2011/06/menyusuri-sejarah-dan-budaya-gresik.html

http://bahasaindera.blogspot.com/2011/11/adat-istiadat-dan-budaya-kota-gresik.html

Buku Potensi Pariwisata dan Produk Unggulan jawa timur.2009

Kota Gresik: Sebuah Perspektif Sejarah dan Hari Jadi. Pemerintah Daerah Tingkat II

Kabupaten Gresik. 1991

Anda mungkin juga menyukai