Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI TOKOH LOKAL

“SUNAN GIRI (Sultan Ainul Yakin)”

Oleh : Lesandra Silvianita Hertanti

005221016 / F. Vokasi / Keperawatan

Kota Gresik dikenal dengan sebutan sebagai Kota Wali yang dibuktikan dengan adanya
peninggalan sejarah terkait keberadaan salah satu Wali Songo yang dimakamkan di kawasan
kota Gresik yaitu Sunan Giri atau Sultan Muhammad Ainul Yakin. Beliau merupakan tokoh
penyebar agama yang berperan penting dalam penyebaram islam dan sempat menjadi penguasa
pemerintahan Gresik pada tahun 1487 M. Karena hal itu kota Gresik menjadi salah satu kota
yang tampil menonjol dalam sejarah berkembangnnya islam di tanah jawa.

Sunan Giri atau biasa disebut Sultan Ainul Yakin ini memiliki nama kecil yaitu Joko
Samudro. Namun saat ia beranjak dewasa ia merubah namanya menjadi Raden Paku, Prabu
Satmata dan Sultan Abdul Faqih. Nama Sunan Giri memiliki arti jawa yaitu gunung. Dimana
nama tersebut diberikan pada saat beliau berdakwah di sebuah pondok pesantren yang terletak di
puncak bukit desa Giri, Kebomas, Gresik, Jawa Timur.

Sunan Giri lahir pada tahun 1442 Masehi di daerah Blambangan (Banyuwangi). Beliau
merupakan putra dari seorang mubalig di Asia Tengah yaitu Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu
yang merupakan putri seorang raja penguasa wilayah Blambangan (Majapahit) yaitu raja Menak
Sembuyu. Pada saat beliau lahir, masyarakat sekitar Blambangan beranggapan bahwa kelahiran
Sunan Giri sebagai pembawa kutukan atau pembawa sial bagi kerajaan, yang berupa wabah
penyakit kala itu. Sehingga Raja Menak atau kakek dari Sunan Giri memerintahkan untuk
membuang cucunya sendiri ke laut.

Beliau ditemukan oleh seorang nelayan yang kemudian diserhakan kepada Nyai Gede
Pinatih yang menjadi ibu angkatnya dan diberi nama Joko Samudro. Pada saat Joko Samudro
kecil, ia berguru pada Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Selain sebagai panutan, beliau juga
yang memberikan julukan pada Joko Samudro sebagai Ainul Yaqin. Joko Samudro di utus ke
Pasai untuk mempelajari agama islam dan dakwah bersama Makdum Ibrahim atau yang biasa
disebut Sunan Bonang untuk mendalami ilmu tasawuf dan tauhid.

Setelah kembali ke tanah Jawa Sunan Giri mendirikan pondok pesantren yang diberi
nama Giri di daerah perbukitan sidomukti, Kebomas pada tahun 1403. Yang menjadi pusat
penyebaran islam di tanah Jawa. Pondok pesantren ini semakin dikenal oleh masyarakat luar.
Banyak santri dati seluruh nusantara seperti Lombok, Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan dengan
berbagai latar belakang, mulai dari rakyat biasa hingga golongan bangsawan, yang ingin berguru
kepada Sunan Giri di pulau Jawa, karena memberikan pengaruh yang luar biasa pada penyebaran
islam dan terus berkembang menjadi kerajaan kecil bernama Giri Kedaton yang menjadi
penguasa wilayah Gresik kala itu.

Sunan Giri mulai menyebarkan ajara islam dengan berdakwan menggunakan kesenian
tradisional Jawa. Hal tersebut membuat masyarakat lebih mudah untuk menerima ajaran dari
beliau. Sunan Giri menciptakan lagu-lagu bermain atau yang biasa disebut tembang dolanan
untuk anak-anak seperti jelungan, jor, gula-ganti, lir-ilir dan cublak suweng. Hal tersebut
memiliki arti serta tujuan untuk menarik perhatian masyarakat memainkan lagu tersebut, agar
dapat sekaligus mendidik anak-anak mereka. Selain itu Sunan Giri juga membuat beberapa
kelompok tembung seperti tembung asmaranda dan tembung pocung, alhasil banyak masyarakat
yang memutuskan untuk memeluk islam.
https://regional.kompas.com/read/2022/09/01/170421378/sunan-giri-nama-asli-silsilah-
wilayah-dan-cara-dakwah?page=all

https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/21/145941069/sunan-giri-menyebarkan-
islam-lewat-permainan-kanak-kanak?page=all

Anda mungkin juga menyukai