Strategi/Metode Dakwah
Sunan giri merupakan salah satu tokoh wali sanga yang memiliki peranan penting
dalam penyiaran agama Islam di tanah jawa dan nama beliaulah yang paling banyak
dituliskan di dalam buku babad tanah jawa.
Kesuksesan beliau dapat dilihat dari pesantren yang beliau dirikan di giri, gresik
sampai santri-santrinya datang dari penjuru Indonesia. Sunan giri dikenal dengan
kemampuan dalam ilmu tauhid dan ilmu fiqihnya. Beliau merupakan orang yang sangat
berhati-hati dalam masalah hukum dan takut apaapbila yang ia putuskan tidak sesuai
dengan ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah.
Sunan giri banyak menciptakan karya sastra untuk menyiarkan agama Islam.
Beberapa seni yang beliau ciptakan adalah tembang dan juga dolanan (permainan).
Beberapa tembang yang banyak dikenal hingga saat ini ialah tembang lir-ilir yang memiliki
makna pengajaran yang luhur, dandang gulo yang memiliki makna tentang kebenaran
hidup.
Dahulu Sunan Giri mengajarkan agama Islam dengan cara gradual melalui
pemahaman Islam dimasukkan dalam kehidupan masyarakatnya, bukan malah
menghilangkan tradisi jawa yang ada sejak dulu kala. Sunan giri menyajikan agama Islam
tanpa ada unsur kekerasan, pemaksaan sedikitpun. Kebiasaan atau tradisi masyarakat yang
menyimpang dari ajaran Islam yang dilenturkan dengan memberikan nilai Islam dengan
benar.
Sunan Giri mengajak masyarakatnya untuk mulai meninggalkan kesyirikan dan mulai
setia dan mengenal Allah. cara penyiaran agama Islam oleh sunan giri selalu dilakukan
dengan cara toleran. Sikap toleran inilah yang akhirnya berdampak positif bagi para
pengikutnya, yaitu respek dan keseganan akan kebesaran beliau yang akan selalu di berikan
oleh pengikutnya.
Prespektif dakwah yang digunakan oleh Sunan Giri menggunakan beberapa metode.
Pertama, mengenali sasaran, salah satunya dengan cara mengetahui bagaimana adat yang
berkembang di tempat beliau berdakwah. Dengan mengetahui adat maka sunan giri akan
mampu mengenali unsur budaya dalam suatu masyarakat dan akan lebih bisa memberikan
dakwah dengan cara yang mereka sukai.
Sebagai seorang juru dakwah Sunan Giri telah memberikan pelajaran yang
responsible, karena beliau menyadari bahwa sasaran dakwah bersifat universal. Agar tujuan
dakwah mampu tersampaikan, Sunan Giri menjadikan sasaran dakwah mereka sebagai
seorang kawan ataupun seorang bapak yang memberikan pesan pada anaknya.
Kedua, mendirikan majelis ta’lim. Dengan mendirikan majlis ta’lim maka murid
Sunan Giri yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Islam dan lebih memperkaya ilmu
tentang Islam dapat mengikuti majlis yang telah disediakan. Dengan adanya majlis ta’lim,
murid-muridnya dapat bertukar pikiran secara langsung dengan Sunan Giri sehingga
meminimalkan kesalahpahaman dalam berislam.
Ketiga, tanpa memberikan paksaan. Sunan giri tidak pernah memaksa muridnya
untuk masuk beragama Islam, beliau juga tidak pernah memaksakan pengajarannya atau
dakwahnya kepada orang yang tidak mau menerima. Dengan kelembutan hatinya beliau
memperlihatkan Islam melalui tidakannya sehingga orang-orang banyak tertarik akan Islam
lebih karena tidak tanduknya yang berbudi luhur dan disegani oleh berbagai kalangan.
Bukan hanya di kalangan muslim saja, namun sikap berbudi luhur yang di miliki
Sunan Giri telah mampu membuatnya di segani di kalangan nonmuslim juga. Selain itu, bagi
orang yang dulu sempat menentang ajaran beliau, lambat laun memiliki kebenaran akan
semua ucapan dan tindakan yang beliau kemukakan dalam dakwahnya.