Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah yang maha kuasa
karna atas berkat Rahmat dan Hidayahnyalah yang senang tiasa dilimpahkan kepada
kita,sehingga dalam penyusunan makalah ini kami diberikan kemudahan untuk
mengumpulkan refrensi dalam menyusun makalah mengenai, “Pembaharuan
Pendidikan Islam di Indonesia: Kasus Minangkabau”.
Kami juga sadari bahwa didalam isi makalah yang kami buat ini
sesungguhnya masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang seharusnya itu
menjadi suatu hal yang sangat Subtansi dalam makalah ini, oleh karena itu saya
sebagai penyusun makalah ini sangat mengharapkan masukan-masukan agar
sekiranya makalah ini dapat sempurna sesuai apa yang kita harpkan dan juga dapat
bermamfaat untuk kita semua.
Saya selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih ketika makalah ini
begitu banyak memberikan dampak positif bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya,
Semoga Allah SWT senang tiasa melimpahkan rahmat-nya kepada kita semua . Amin
…………..!!!!
BAB I
PENDAHULAUN
A. Latar Belakang
Wali songo adalah nama yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat
Indoesia, terutama masyarakat islam di pulau jawa. Wali songo adalah nama yang
sakral, sejak zaman dahulu hingga sekarang makam-makam anggota walisanga
banyak diziarahi orang. Kisah penyebaran agama islam di pulau jawa secara besar-
besaran telah mengundang rasa kekaguman semua pihak, baik dalam kalangan islam
sendiri maupun dari kalangan agama lain. Termasuk “Sunan Giri”, beliau adalah
salah satu wali songo (sembilan wali) yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Pengaruhnya begitu besar baik di kalangan internal para wali, maupun di lingkungan
sosial kemasyarakatan pada saat itu. Ajarannya tersebar luas di hampir seluruh
pelosok tanah Jawa
B. Rumusan Masalah
- Siapa sosok sunan Giri?
- Dari mana asal muasal sunan Giri?
C. Tujuan
- Mengetahui sosok sunan Giri
- Memahami asal muasal sunan Giri
BAB II
PEMBAHASAN
Sunan Giri. Dikenal dengan nama Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul
Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudra adalah nama salah seorang Wali Songo
yang berkedudukan di desa Giri, Kebomas, Gresik, Jawa Timur. Ia lahir di
Blambangan (Banyuwangi) pada tahun Saka Candra Sengkala “Jalmo orek werdaning
ratu” (1365 Saka). Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana
Malik Ibrahim.
Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW; yaitu melalui jalur
keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-
Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa ar-Rummi, Ahmad Al-Muhajir,
Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali'
Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad
Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan),
Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Maulana Ishaq, dan 'Ainul Yaqin
(Sunan Giri).
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu
fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta
karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan
cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending
Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.
Sunan giri dikenal sebagai seorang yang dalam ilmu taukhidnya, demikian pula ilmu
fiqihnya. Beliau sangat berhati-hati apabila hendak memutuskan hukum, takut kalau
tidak sesuai dengan ajaran nabi. Dalam masalah ibadah, sunan giri tidak kenal
kompromi dengan adapt istiadat dan kepercaanya lama. Ibadah menurut harus
dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Tidak boleh dicampur aduk dengan
kepercayaan animesme dan dinamisme. Pelaksaan ibadah harus sesuai dengan aturan
tersebut di dalam Al-qur’an dan sunnah rasul.
DAFTAR PUSTAKA
http://h4ck3rt3m4y4n9.blogspot.com/2011/07/proklamasi-berdirinya-negara-islam-
demak.html
http://opsi-2.blogspot.com/p/sejarah-sbg-literatur-pembanding.html