PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
jiwanya
terancam,
Maulana
Ishak
akhirnya
meninggalkan
pada 1478, Sunan Giri diangkat menjadi penggantinya. Atas usulan Sunan Kalijaga,
ia diberi gelar Prabu Satmata.
Diriwayatkan, pemberian gelar itu jatuh pada 9 Maret 1487, yang kemudian
ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Gresik. Di kalangan Wali nan Sembilan,
Sunan Giri juga dikenal sebagai ahli politik dan ketatanegaraan. Ia pernah menyusun
peraturan ketataprajaan dan pedoman tata cara di keraton. Pandangan politiknya pun
dijadikan rujukan.
Menurut Dr. H.J. De Graaf, lahirnya berbagai kerajaan Islam, seperti Demak,
Pajang, dan Mataram, tidak lepas dari peranan Sunan Giri. Pengaruhnya, kata
sejarawan Jawa itu, melintas sampai ke luar Pulau Jawa, seperti Makassar, Hitu, dan
Ternate. Konon, seorang raja barulah sah kerajaannya kalau sudah direstui Sunan
Giri.
Pengaruh Sunan Giri ini tercatat dalam naskah sejarah Through Account of
Ambon, serta berita orang Portugis dan Belanda di Kepulauan Maluku. Dalam naskah
tersebut, kedudukan Sunan Giri disamakan dengan Paus bagi umat Katolik Roma,
atau khalifah bagi umat Islam. Dalam Babad Demak pun, peran Sunan Giri tercatat.
Ketika Kerajaan Majapahit runtuh karena diserang Raja Girindrawardhana
dari Kaling Kediri, pada 1478, Sunan Giri dinobatkan menjadi raja peralihan. Selama
40 hari, Sunan Giri memangku jabatan tersebut. Setelah itu, ia menyerahkannya
kepada Raden Patah, putra Raja Majapahit, Brawijaya Kertabhumi.
Sejak itulah, Kerajaan Demak Bintoro berdiri dan dianggap sebagai kerajaan
Islam pertama di Jawa. Padahal, sebenarnya, Sunan Giri sudah menjadi raja di Giri
Kedaton sejak 1470. Tapi, pemerintahan Giri lebih dikenal sebagai pemerintahan
ulama dan pusat penyebaran Islam. Sebagai kerajaan, juga tidak jelas batas
wilayahnya. Tampaknya, Sunan Giri lebih memilih jejak langkah ayahnya, Syekh
Maulana Ishak, seorang ulama dari Gujarat yang menetap di Pasai (Aceh). Ibunya
Dewi Sekardadu, putri Raja Hindu Blambangan bernama Prabu Menak Sembuyu.
C. HASIL PENYEBARAN ISLAM SUNAN GIRI
Kini, jejak bangunan Pesantren Giri hampir tiada. Tapi, jejak dakwah Sunan
Giri masih membekas. Keteguhannya memurnikan agama Islam juga diikuti para
penerusnya. Sunan Giri wafat pada 1506 Masehi, dalam usia 63 tahun. Ia
dimakamkan di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Beberapa karya seni yang sering dihubungkan dengan Sunan Giri antara lain:
permainan anak tradisional jawa seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng.
Kemudian juga gending Asmaradana dan Pucung, seringkali dihubungkan dengan
Sunan Giri.
D.
Diantara anak tangga ini terdapat gapura bentar daribatu bata dengan hiasan
gunungan di kaki gapura serta terdapat patung singa dalam keadaan aus (rusak). Di
anak tangga ini terdapat banyak pohon, diantaranya pohon asam yang dari penuturan
penduduk setempat merupakan pohon asam yang ditanam Sunan Giri kala masih
hidup. Bahkan, masyarakat sekitar berujar bahwa mereka tidak berhak atas tanah di
sekitar Makam Sunan Giri dan tanah tersebut masih milik Sunan Giri. Sekarang,
batu
koral.
Hal
ini
mengingatkan
saya
BAB III
PENUTUP
Sunan Giri memiliki nama asli Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin.
Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang
7
menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya
yang pernah dibuang oleh keluarga ibunyaseorang putri raja Blambangan bernama
Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja
(Babad Tanah Jawi). Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana
Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal
mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya
berkelana hingga ke Samudra Pasai.
Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat
dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah
merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti,
Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah giri. Maka ia dijuluki Sunan Giri.
Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan, namun juga
sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit konon khawatir Sunan Giri
mencetuskan pemberontakan, karena itu Raja Majapahit memberi keleluasaan
padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi
salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin
pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata.
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu
fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta
karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan
cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending
Asmaradana dan Pucung yang bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA
10
SUNAN GIRI
O
L
E
H
KELOMPOK 4
*
*
*
*
FATRAHUL REGEN
M. RAYHAN FARDHA
NADIA ALLA SAPUTRI
TIARA PUTRI SHALEHA
Kelas : IX C
KEMENTERIAN AGAMA
MTsN 2 RANTAU
2016
KATA PENGANTAR
11
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah tentang Sunan Giri.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu memahami materimateri tentang tokoh Sunan Giri. Selain sederhana, penyampaian materi dalam
makalah ini sangat praktis dan mudah dipahami.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan guru
pembimbing sangat kami harapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnya kami berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
dan penulis khususnya.
Penyusun
12
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
ii13