Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN KARIES


PADA GIGI BALITA

Oleh :
Nama : Muhammad Arif Rachman
NIM : P07125121001

KEMENTERIAN KESEHATAN REUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN….
PRODI…
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat

dan Hidayah-Nya makalahini dapat diselesaikan, suatu makalah sederhana dengan

judul “Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Karies pada Gigi Balita”.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada dosen pengampu serta semua pihak yang telah membantu

penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan masukan,

arahan dari rekan-rekan sejawat maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih

atas semua bantuan dan saran dalam penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarbartu, Agustus 2022


Penulis

Muhammad Arif Rachman

i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................
2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
3
2.1 Pengertian dan Manfaat ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif....................
3
2.2 Karies Gigi.......................................................................................
4
2.3 Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Karies pada Gigi
Balita................................................................................................
5
BAB III PENUTUP ................................................................................................
7
3.1. Kesimpulan .....................................................................................
7
3.2. Saran.................................................................................................
7

ii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karies gigi merupakan suatu penyakit yang tersebar luas pada sebagian
besar penduduk di dunia, sehingga menjadi masalah utama dalam kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General
pada tahun 2000 menyatakan bahwa karies gigi merupakan penyakit infeksi
kronis yang paling umum dan banyak diderita anak, khususnya usia balita.
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, terdapat kecenderungan
menurunnya jumlah pemberian ASI karena beberapa alasan seperti kurangnya
informasi tentang kualitas ASI, pengaruh iklan susu formula di media massa,
status sosial ekonomi yang rendah, ibu pekerja, persiapan antenatal yang tidak
memadai, ingin dianggap modern, dan takut kehilangan kecantikan setelah
menyusui.10 Fenomena ini membuat pemberian susu formula dalam botol sebagai
salah satu makanan sapihan pada anak semakin meningkat karena dianggap lebih
praktis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan anak usia prasekolah, namun
susu formula yang diberikan menggunakan botol sering menjadi penyebab
munculnya karies gigi pada anak jika tidak dilakukan secara benar.
Kondisi yang memperparah terjadinya karies pada anak adalah karena
ketidakpahaman orang tua terhadap penyebab utama terjadinya karies tersebut.
Karies pada gigi sulung disebabkan karena terpaparnya gigi oleh cairan manis
dalam jangka waktu lama. Lamanya larutan tersebut berada di rongga mulut,
seperti ketika anak tertidur sambil mengedot air susu atau cairan manis lainnya
menggunakan botol yang akan memperparah terjadinya karies, bahkan dapat
menyebabkan rampan karies pada gigi anak tersebut. Kondisi ini tentu saja akan
mengurangi frekuensi kehadiran anak ke sekolah, mengganggu konsentrasi
belajar, mempengaruhi asupan gizi sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan yang akan mempengaruhi status gigi anak dan dapat berimplikasi
pada kualitas sumber daya (Siagian, 2008). Oleh karena itu, karies gigi merupakan
salah satu penyakit yang diderita sekitar 90% oleh anak-anak (Damanik, 2009).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
penulisan makalah ini adalah Apakah ada hubungan pemberian ASI dengan
kejadian karies pada gigi balita?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan kejadian karies pada
gigi balita

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk memberikan informasi mengenai kesehatan gigi kepada tenaga
kesehatan gigi dan mulut dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dimasa yang akan datang. Serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta pengalaman langsung bagi penulis dan pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Manfaat ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif


1. Pengertian
Pengertian Air susu ibu eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan atau minuman tambahan selama enam bulan pertama bagi bayi
(Hermayanti, 2012) Menurut World Health Organization (WHO) (2001)
pemberian ASI eksklusif selama enam bulan adalah yang terbaik. World
health organization merekomendasikan menyusui anak pada satu jam pertama
kelahiran anak, menyusui secara eksklusif, menyusui kapan pun bayi
meminta (on-demand) dan tidak menggunakan botol atau dot.

2. Manfaat ASI eksklusif


Air susu ibu merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak
memerlukan tambahan komposisi. ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung
terserap. Manfaat ASI eksklusif enam bulan pertama bagi bayi adalah
menghindari penyakit gastrointestinal, tercukupi kebutuhan nutrien bagi bayi.
Air susu ibu eksklusif enam bulan juga tidak menyebabkan defisiensi zat besi
(Hermayanti, 2012).
Manfaat lain dari ASI selain sebagai nutrien adalah sebagai zat
protektif tubuh terhadap penyakit dan berefek psikologis yang
menguntungkan. Air susu ibu juga bermanfaat bagi sang ibu karena dapat
menunda kehamilan berikutnya dan secara tidak langsung membantu
mencegah anemia defisiensi zat besi karena menstruasi yang kembali
tertunda, dan pasca melahirkan badan ibu akan kembali langsing (Suradi dan
Kristina, 2004).

3
2.2 Karies Gigi
Karies adalah penyakit pada rongga mulut yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu; host (gigi), substrat (makanan), mikroorganisme (bakteri) dan waktu.
Karies gigi dapat terjadi jika ada Keempat faktor tersebut karena saling
keterkaitan. Substrat yang berupa sisa makanan atau minuman yang manis dan
lengket yang akan menempel pada gigi dalam kurun beberapa waktu akan
diproses oleh bakteri menjadi asam sehingga terjadi penurunan keasaman pada
permukaan gigi sehingga memudahkan gigi untuk terbentuk karies. Karies paling
banyak terjadi pada usia 3-6 tahun dan usia 12-13 tahun dikarenakan pada usia
tersebut lapisan email pada gigi dalam fase maturasi.
Karies gigi merupakan suatu proses patologis yang terjadi akibat adanya
interaksi antar faktor di dalam mulut. Faktor yang berperan meliputi faktor gigi
dan saliva (komposisi gigi, posisi gigi, pH saliva, dan kekentalan saliva), agen
(mikroorganisme), karbohidrat seperti sukrosa dan glukosa, dan faktor waktu.
Selain beberapa hal di atas, terdapat faktor luar yang dapat mempengaruhi proses
terbentuknya karies, yaitu umur, jenis kelamin, perilaku kesehatan gigi dan mulut,
pendidikan, sosial ekonomi, dan ras.
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak strukur gigi.
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang yang jika tidak ditangani akan
menyebabkan nyeri, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.
Terdapat beberapa hal yang mendukung terjadinya karies gigi, yaitu permukaan
gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan
waktu. Anatomi gigi juga berpengaruh dalam pembentukan karies. Celah dan alur
yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga
sering terjadi pada tempat yang sering terselip makanan. Beberapa faktor yang
dianggap sebagai faktor risiko adalah pengalaman karies,
Prevalensi karies pada gigi desidui jauh lebih tinggi dikarenakan mineral
gigi lebih sedikit dan kristal-kristal pada gigi desidui lebih sedikit juga
dibandingkan gigi permanen. Banyak upaya pencegahan dini pada karies gigi
anak salah satunya dengan pencegahan primer. Contoh pencegahan primer adalah

4
penggunaan topikal aplikasi fluor dan mengoreksi cara sikat gigi anak. Orang tua
pada pencegahan primer sangat berpengaruh dalam diet makanan anak-anaknya.
Berbagai pendapat mengemukakan penyebab karies pada anak adalah
pemberian ASI dan susu formula. Menjadi kontroversial apakah ASI
mempengaruhi tingkat kejadian karies gigi anak, sehingga banyak dilakukan
penelitian tentang ASI. Penelitian yang dilakukan memunculkan beberapa hasil
yaitu ASI mempengaruhi tingkat kejadian karies pada gigi anak dan ASI tidak
mempengaruhi tingkat kejadian karies. Penyebab peningkatan karies yang
disebabkan konsumsi ASI lebih diarenakan cara dan waktu pemberian yang salah
seperti pada malam hari dan hingga bayi tertidur. Prevalensi karies menurun
karena konsumsi ASI eksklusif disertai cara dan waktu yang tepat sehingga resiko
karies bisa dicegah. Penelitian menyebutkan bahwa konsumsi ASI yang lebih dari
18 bulan berhubungan dengan naiknya prevalensi karies gigi sehingga ditemukan
durasi yang baik untuk memberikan ASI yaitu 6-17 bulan.

2.3 Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Karies pada Gigi Balita
Beberapa pakar mengatakan bahwa ASI bersifat nonkariogenik yang
berarti bahwa ASI tidak dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Pada proses
menyusu langsung dari payudara ibu, ASI akan keluar jika ada hisapan dari bayi
dan biasanya ASI langsung ditelan sehingga ASI tidak merendam permukaan gigi.
ASI mengandung laktosa yang berguna untuk perkembangan otak bayi. Laktosa
merupakan karbohidrat yang dapat difermentasi oleh bakteri sehingga dapat
menyebabkan kerusakkan pada gigi. Selain laktosa ternyata ASI juga
mengandung laktoferin serta immunoglobulin A yang mampu mengurangi
aktivitas bakteri yang dapat merusak gigi.
Selain faktor risiko diatas, bayi yang menyusui sepanjang malam
dilaporkan mengalami peningkatan risiko karies. Melekatnya puting susu ibu
sepanjang malam hari di mulut bayi akan menyebabkan ASI stagnasi lama pada
permukaan gigi. Stagnasi lama yang diikuti oleh penurunan aliran saliva dan
berkurangnya aktivitas penelanan memungkinkan bakteri-bakteri melakukan
fermentasi terhadap laktosa. Sehubungan dengan penurunan aliran saliva yang

5
berfungsi sebagai buffer maka akan banyak asam yang terbentuk yang nantinya
dapat menyebabkan demineralisasi pada email yang merupakan proses awal
terjadinya karies.
Posisi pemberian ASI yang salah juga menjadi pemicu terjadinya karies
pada anak. Kebiasaan ibu menyusui anak dengan posisi tidur dapat menyebabkan
ibu juga ikut tertidur, sehingga ibu tidak dapat mengontrol pemberian ASI pada
anaknya. Posisi menyusui sembari tidur menyebabkan tergenangnya ASI ketika
anak sudah tertidur tetapi puting susu ibu masih berada di dalam rongga mulut
anak.
Pemberian ASI diberikan pada saat 6 bulan pertama hingga 1 tahun,
setelah 1 tahun anak diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). MPASI
biasanya disesuaikan dengan menu keluarga. Hal ini dapat beresiko pada
kerusakan gigi karena karbohidrat yang terdapat MPASI dapat diproses oleh
bakteri menjadi asam sehingga menimbulkan kerusakan gigi. Pembersihan gigi
yang tidak optimal pada anak juga dapat meningkatkan resiko anak mengalami
gigi berlubang. Seringkali orang tua merasa kesulitan untuk menyikatkan gigi
pada bayi karena mereka seringkali berontak dan menangis, sehingga orang tua
enggan untuk melanjutkan membersihkan gigi bayi mereka. Akibatnya sisa
makanan yang menempel pada gigi dapat menyebabkan terjadinya gigi berlubang.
Jika anak belum kooperatif untuk disikat giginya orang tua masih tetap bisa
melakukan pembersihan gigi dengan cara menggulungkan kasa pada jari telunjuk
kemudian di celupkan ke air hangat dan orang tua bisa membersihkan gigi anak
dengan mengusapkan kasa tersebut ke seluruh permukaan gigi, tidak hanya gigi
tetapi juga lidah, gusi dan pipi bagian dalam. Hal tersebut dilakukan terutama
sebelum tidur malam supaya pada saat tidur rongga mulut anak dalam keadaan
bersih.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karies adalah penyakit pada rongga mulut yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu; host (gigi), substrat (makanan), mikroorganisme (bakteri) dan waktu.
Karies gigi dapat terjadi jika ada Keempat faktor tersebut karena saling
keterkaitan. Substrat yang berupa sisa makanan atau minuman yang manis dan
lengket yang akan menempel pada gigi dalam kurun beberapa waktu akan
diproses oleh bakteri menjadi asam sehingga terjadi penurunan keasaman pada
permukaan gigi sehingga memudahkan gigi untuk terbentuk karies. Karies paling
banyak terjadi pada usia 3-6 tahun dan usia 12-13 tahun dikarenakan pada usia
tersebut lapisan email pada gigi dalam fase maturasi.
Karies merupakan masalah gigi yang paling sering ditemukan pada anak.
Karies merupakan suatu proses patologis yang terjadi akibat adanya interaksi
antar faktor di dalam mulut. Faktor tersebut meliputi faktor gigi dan saliva, agen
(mikroorganisme), karbohidrat, dan faktor waktu. Selain faktor tersebut terdapat
faktor luar seperti umur, jenis kelamin, perilaku kesehatan gigi dan mulut,
pendidikan, sosial ekonomi, dan ras. Beberapa faktor yang menyebabkan karies
pada anak umumnya adalah perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan gigi.
Menurut Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dalam pemeliharaan
kesehatan gigi anak melibatkan interaksi antara anak, orang tua dan dokter gigi.
Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu, dalam pemeliharaan kesehatan gigi
memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak.

3.2 Saran
Anak usia balita merupakan usia yang rentan terkena karies. Peran orang tua
yang mengasuh, mendidik, dan mendorong, serta mengawasi anak dalam merawat
kebersihan gigi penting dalam mencegah terjadinya karies. Ibu merupakan contoh
utama anak dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga peranan ibu dalam merawat
kesehatan gigi anak dapat mempengaruhi status karies anak.

7
DAFTAR PUSTAKA

Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Maj Ked Gigi
Universitas Sumatera Utara. 2005; 38(3): 130–4.

Andlaw, R. J dan W.P. Rock. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta: Widya Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Prasetyono, D. S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : DIVA Press.

Anda mungkin juga menyukai