Oleh :
Nama : Muhammad Arif Rachman
NIM : P07125121001
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat
judul “Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Karies pada Gigi Balita”.
kasih kepada dosen pengampu serta semua pihak yang telah membantu
arahan dari rekan-rekan sejawat maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................
2
1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
3
2.1 Pengertian dan Manfaat ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif....................
3
2.2 Karies Gigi.......................................................................................
4
2.3 Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Karies pada Gigi
Balita................................................................................................
5
BAB III PENUTUP ................................................................................................
7
3.1. Kesimpulan .....................................................................................
7
3.2. Saran.................................................................................................
7
ii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
penulisan makalah ini adalah Apakah ada hubungan pemberian ASI dengan
kejadian karies pada gigi balita?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Karies Gigi
Karies adalah penyakit pada rongga mulut yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu; host (gigi), substrat (makanan), mikroorganisme (bakteri) dan waktu.
Karies gigi dapat terjadi jika ada Keempat faktor tersebut karena saling
keterkaitan. Substrat yang berupa sisa makanan atau minuman yang manis dan
lengket yang akan menempel pada gigi dalam kurun beberapa waktu akan
diproses oleh bakteri menjadi asam sehingga terjadi penurunan keasaman pada
permukaan gigi sehingga memudahkan gigi untuk terbentuk karies. Karies paling
banyak terjadi pada usia 3-6 tahun dan usia 12-13 tahun dikarenakan pada usia
tersebut lapisan email pada gigi dalam fase maturasi.
Karies gigi merupakan suatu proses patologis yang terjadi akibat adanya
interaksi antar faktor di dalam mulut. Faktor yang berperan meliputi faktor gigi
dan saliva (komposisi gigi, posisi gigi, pH saliva, dan kekentalan saliva), agen
(mikroorganisme), karbohidrat seperti sukrosa dan glukosa, dan faktor waktu.
Selain beberapa hal di atas, terdapat faktor luar yang dapat mempengaruhi proses
terbentuknya karies, yaitu umur, jenis kelamin, perilaku kesehatan gigi dan mulut,
pendidikan, sosial ekonomi, dan ras.
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak strukur gigi.
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang yang jika tidak ditangani akan
menyebabkan nyeri, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.
Terdapat beberapa hal yang mendukung terjadinya karies gigi, yaitu permukaan
gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan
waktu. Anatomi gigi juga berpengaruh dalam pembentukan karies. Celah dan alur
yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga
sering terjadi pada tempat yang sering terselip makanan. Beberapa faktor yang
dianggap sebagai faktor risiko adalah pengalaman karies,
Prevalensi karies pada gigi desidui jauh lebih tinggi dikarenakan mineral
gigi lebih sedikit dan kristal-kristal pada gigi desidui lebih sedikit juga
dibandingkan gigi permanen. Banyak upaya pencegahan dini pada karies gigi
anak salah satunya dengan pencegahan primer. Contoh pencegahan primer adalah
4
penggunaan topikal aplikasi fluor dan mengoreksi cara sikat gigi anak. Orang tua
pada pencegahan primer sangat berpengaruh dalam diet makanan anak-anaknya.
Berbagai pendapat mengemukakan penyebab karies pada anak adalah
pemberian ASI dan susu formula. Menjadi kontroversial apakah ASI
mempengaruhi tingkat kejadian karies gigi anak, sehingga banyak dilakukan
penelitian tentang ASI. Penelitian yang dilakukan memunculkan beberapa hasil
yaitu ASI mempengaruhi tingkat kejadian karies pada gigi anak dan ASI tidak
mempengaruhi tingkat kejadian karies. Penyebab peningkatan karies yang
disebabkan konsumsi ASI lebih diarenakan cara dan waktu pemberian yang salah
seperti pada malam hari dan hingga bayi tertidur. Prevalensi karies menurun
karena konsumsi ASI eksklusif disertai cara dan waktu yang tepat sehingga resiko
karies bisa dicegah. Penelitian menyebutkan bahwa konsumsi ASI yang lebih dari
18 bulan berhubungan dengan naiknya prevalensi karies gigi sehingga ditemukan
durasi yang baik untuk memberikan ASI yaitu 6-17 bulan.
2.3 Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Karies pada Gigi Balita
Beberapa pakar mengatakan bahwa ASI bersifat nonkariogenik yang
berarti bahwa ASI tidak dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Pada proses
menyusu langsung dari payudara ibu, ASI akan keluar jika ada hisapan dari bayi
dan biasanya ASI langsung ditelan sehingga ASI tidak merendam permukaan gigi.
ASI mengandung laktosa yang berguna untuk perkembangan otak bayi. Laktosa
merupakan karbohidrat yang dapat difermentasi oleh bakteri sehingga dapat
menyebabkan kerusakkan pada gigi. Selain laktosa ternyata ASI juga
mengandung laktoferin serta immunoglobulin A yang mampu mengurangi
aktivitas bakteri yang dapat merusak gigi.
Selain faktor risiko diatas, bayi yang menyusui sepanjang malam
dilaporkan mengalami peningkatan risiko karies. Melekatnya puting susu ibu
sepanjang malam hari di mulut bayi akan menyebabkan ASI stagnasi lama pada
permukaan gigi. Stagnasi lama yang diikuti oleh penurunan aliran saliva dan
berkurangnya aktivitas penelanan memungkinkan bakteri-bakteri melakukan
fermentasi terhadap laktosa. Sehubungan dengan penurunan aliran saliva yang
5
berfungsi sebagai buffer maka akan banyak asam yang terbentuk yang nantinya
dapat menyebabkan demineralisasi pada email yang merupakan proses awal
terjadinya karies.
Posisi pemberian ASI yang salah juga menjadi pemicu terjadinya karies
pada anak. Kebiasaan ibu menyusui anak dengan posisi tidur dapat menyebabkan
ibu juga ikut tertidur, sehingga ibu tidak dapat mengontrol pemberian ASI pada
anaknya. Posisi menyusui sembari tidur menyebabkan tergenangnya ASI ketika
anak sudah tertidur tetapi puting susu ibu masih berada di dalam rongga mulut
anak.
Pemberian ASI diberikan pada saat 6 bulan pertama hingga 1 tahun,
setelah 1 tahun anak diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). MPASI
biasanya disesuaikan dengan menu keluarga. Hal ini dapat beresiko pada
kerusakan gigi karena karbohidrat yang terdapat MPASI dapat diproses oleh
bakteri menjadi asam sehingga menimbulkan kerusakan gigi. Pembersihan gigi
yang tidak optimal pada anak juga dapat meningkatkan resiko anak mengalami
gigi berlubang. Seringkali orang tua merasa kesulitan untuk menyikatkan gigi
pada bayi karena mereka seringkali berontak dan menangis, sehingga orang tua
enggan untuk melanjutkan membersihkan gigi bayi mereka. Akibatnya sisa
makanan yang menempel pada gigi dapat menyebabkan terjadinya gigi berlubang.
Jika anak belum kooperatif untuk disikat giginya orang tua masih tetap bisa
melakukan pembersihan gigi dengan cara menggulungkan kasa pada jari telunjuk
kemudian di celupkan ke air hangat dan orang tua bisa membersihkan gigi anak
dengan mengusapkan kasa tersebut ke seluruh permukaan gigi, tidak hanya gigi
tetapi juga lidah, gusi dan pipi bagian dalam. Hal tersebut dilakukan terutama
sebelum tidur malam supaya pada saat tidur rongga mulut anak dalam keadaan
bersih.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karies adalah penyakit pada rongga mulut yang disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu; host (gigi), substrat (makanan), mikroorganisme (bakteri) dan waktu.
Karies gigi dapat terjadi jika ada Keempat faktor tersebut karena saling
keterkaitan. Substrat yang berupa sisa makanan atau minuman yang manis dan
lengket yang akan menempel pada gigi dalam kurun beberapa waktu akan
diproses oleh bakteri menjadi asam sehingga terjadi penurunan keasaman pada
permukaan gigi sehingga memudahkan gigi untuk terbentuk karies. Karies paling
banyak terjadi pada usia 3-6 tahun dan usia 12-13 tahun dikarenakan pada usia
tersebut lapisan email pada gigi dalam fase maturasi.
Karies merupakan masalah gigi yang paling sering ditemukan pada anak.
Karies merupakan suatu proses patologis yang terjadi akibat adanya interaksi
antar faktor di dalam mulut. Faktor tersebut meliputi faktor gigi dan saliva, agen
(mikroorganisme), karbohidrat, dan faktor waktu. Selain faktor tersebut terdapat
faktor luar seperti umur, jenis kelamin, perilaku kesehatan gigi dan mulut,
pendidikan, sosial ekonomi, dan ras. Beberapa faktor yang menyebabkan karies
pada anak umumnya adalah perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan gigi.
Menurut Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dalam pemeliharaan
kesehatan gigi anak melibatkan interaksi antara anak, orang tua dan dokter gigi.
Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu, dalam pemeliharaan kesehatan gigi
memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak.
3.2 Saran
Anak usia balita merupakan usia yang rentan terkena karies. Peran orang tua
yang mengasuh, mendidik, dan mendorong, serta mengawasi anak dalam merawat
kebersihan gigi penting dalam mencegah terjadinya karies. Ibu merupakan contoh
utama anak dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga peranan ibu dalam merawat
kesehatan gigi anak dapat mempengaruhi status karies anak.
7
DAFTAR PUSTAKA
Angela A. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Maj Ked Gigi
Universitas Sumatera Utara. 2005; 38(3): 130–4.
Andlaw, R. J dan W.P. Rock. 1992. Perawatan Gigi Anak. Jakarta: Widya Medika.