Anda di halaman 1dari 26

HUBUNGAN GIZI SEIMBANG DENGAN PEMBERIAN

ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KECAMATAN


RANTAU PULUT

PROPOSAL

OLEH :
KELOMPOK 4
Dhea Monica 2020-01-13201-010
Lidya 2020-01-13201-025
Herlina Anggraini 2020-01-13201-020
Yessa Ekklesia 2020-01-13201-043

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penyusunan proposal ini dengan judul “Hubungan Gizi Seimbang Dengan Asi
Eksklusif Di Kecamatan Rantau Pulut”.

Adapun tujuan dari penyusun tugas ini untuk memenuhi tugas UAS yang
diberikan oleh Ibu Fitriani Ningsih, SST,M.Kes pada Mata Kuliah Metodelogi
penelitian Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat di STIKES Eka Harap
Palangka Raya. Selain itu, penyusunan tugas ini juga untuk memenuhi Nilai UAS
pada mata kuliah Metodelogi bagi penulis.

Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan proposal
ini.

Palangka Raya, 14 April 2022

Lidya

ii
DAFTAR PUSTAKA

Halaman

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................3
E. Keaslian Penelitian.........................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tujuan Teori...................................................................................................6
B. Kerangka Teori...............................................................................................8
C. Kerangka Konsep ..........................................................................................13
D. Hipotesis ........................................................................................................14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian........................................................16


B. Sasaran ..........................................................................................................16
C. Metode Penelitian...........................................................................................15
D. Populasi dan Sampel......................................................................................15
E. Variable Penelitian.........................................................................................15
F. Definisi Operasional.......................................................................................14
G. Pengumpulan Data.........................................................................................16
H. Metode Analisis Data.....................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi adalah salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan
dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat
keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.
Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa tidak ditentukan oleh konsumsi zat
gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa tersebut (budiyanto, 2002)
.
ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada bayi sampai 6
bulan tanpa ditambahkan dengan makanan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih, pisang, bubur susu, biskuit, dan lainnya. Bayi yang
diberikan ASI eksklusif dapat terhindar dari berbagai penyakit. Bayi yang
sakit diberikan ASI secara eksklusif dapat mempercepat proses
penyembuhan. ASI juga dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan. Bayi yang tidak diberikan ASI secara eksklusif
mempunyai IQ atau juga bisa di sebut dengan kecerdasan intelektual yang
lebih rendah, dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI secara eksklusif.
(kristiyanasari, 2011).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi yang
mengandung nutrisi optimal baik kualitas maupun kuantitasnya. Target
pemerintah terhadap pemberian ASI eksklusif sebesar 60%. Akan tetapi
berdasarkan studi pendahuluan secara wawancara pada 10 ibu didapatkan
enam (60%) ibu pemahamannya tentang ASI eksklusif cukup tetapi tidak
memberikan ASI eksklusif (Sulistyowati, 2014). Rendahnya pemberian ASI
merupakan ancaman bagi proses tumbuh kembang anak. Seperti yang
diketahui, bayi yang tidak mendapatkan ASI secara eksklusif lebih rentan
mengalami kekurangan gizi, penyakit infeksi dan diare dibandingkan dengan
bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif (Hubertin, 2004).
Salah satu penyebab produksi ASI tidak maksimal karena asupan gizi ibu
yang kurang baik, menu makanan yang tidak seimbang dan juga
1
mengonsumsi makanan yang kurang teratur. Zat gizi mempunyai peranan
penting dalam hal menunjang produksi ASI yang maksimal karena produksi
dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang berkaitan
dengan zat gizi ibu, oleh karena itu makanan ibu menyusui tips-tips nya ada
pada panduan Gizi Seimbang (Kemenkes RI, 2014). Gizi adalah keseluruhan
berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan makanan
dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut agar
menghasilkan berbagai aktifitas penting dalam fungsi tubuhnya sendiri
(Almatsier, 2004).
Di Kecamatan Rantau Pulut, masalah gizi khususnya bagi balita menjadi
masalah besar karena berkaitan dengan kesehatan umum seperti angka
kesakitan dan angka kematian. Salah satu usaha untuk meningkatkan bagian
kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui peningkatan status gizi seluruh
anggota keluarga dengan dukungan berbagai faktor secara terkoordinasi dan
merupakan bagian pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Tujuan dari usaha peningkatan status gizi adalah meningkatkan
dan membina keadaan gizi seluruh anggota masyarakat melalui partisipasi
dan pemerataan kegiatan, perubahan tingkah laku yang mendukung
tercapainya perbaikan gizi, termasuk gizi anak balita (Suhardjo, 2003).
Pemberian ASI eksklusif di kecamatan Rantau Pulut masih jauh dari harapan. Di
Kecamaran rantau Pulut tahun 2012 menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan
ASI eksklusif sampai usia 24 bulan pencapaian ASI eksklusif adalah 42%,
menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Rantau Pulut masih
rendah, capaian ASI Eksklusif di Kecamatan Rantau Pulut belum mencapai angka
yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Kondisi pemberian ASI eksklusif di Kecamatan
Rantau Pulut ini cukup memprihatinkan. Presentase yang di beri ASI eksklusif pada
tahun 2010 sebesar hanya 15,3%. maka akan meningkatkan risiko penyakit
diare serta infeksi lainnya. Selain itu juga akan menyebabkan jumlah ASI
yang diterima bayi berkurang, padahal komposisi gizi ASI pada 6 bulan
pertama sangat cocok untuk kebutuhan bayi, akibatnya pertumbuhan bayi
akan terganggu. Sebaliknya jika makanan pendamping diberikan terlambat
(melewati usia 6 bulan) maka bayi akan mengalami kekurangan zat gizi

2
terutama energi dan protein juga zat besi, akibatnya akan menyebabkan
pertumbuhan bayi terhambat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penting untuk di ketahui
Hubungan gizi seimbang dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah
Kecamatan Rantau Pulut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di tentukan rumusan
masalahnya untuk mengetahui “Apakah ada hubungan gizi seimbang dengan
pemberian ASI eksklusif di Wilayah kecamatan Rantau Pulut?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan gizi seimbang dengan pemberian Asi eksklusif
di Wilayah kecamatan Rantau Pulut.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gizi seimbang di wilayah kecamatan Rantau
Pulut
b. Mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kecamatan
Rantau Pulut
c. Menganalisis hubungan gizi seimbang dengan pemberian ASI
eksklusif di Wilayah Kecamatan Rantau Pulut.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk mendapatkan tambahan teori tentang gizi seimbang dengan
pemberian ASI eksklusif.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat menjadi sebagai gambaran
tentang pelaksanaan gizi seimbang dengan pemberian ASI eksklusif.
b. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Metodeologi Penelitian sekaligus untuk menambah wawasan
mengenai hubungan gizi seimbang dam pemberian ASI eksklusif.
3
c. Manfaat Bagi Institusi
Dengan penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
terhadap hubungan gizi seimbang dengan pemberian ASI eksklusif
dapat menjadi informasi dalam bidang perpustakaan.

E. Keaslian Penelitian

No Nama Dan Judul Metode Hasil


Tahun
1 Eka Flora Hubungan Menggunakan Hasil penelitian ini
Listiana pemberian metode menunjukan bahwa ada
(2010) ASI deskriptip hubungan pemberian
eksklusif analitik dengan ASI eksklusif dengan
Dengan pendekatan status gizi bayi usia 7-
Status Gizi waktu cross 12 bulan.
Bayi Usia sectional.sampel
7-12 Bulan adalah bayi usia
Di 7-12 bulan yang
Posyandu ada di
Melati Desa posyandu.
Tegalsari Teknik
Kecamatan pengumpulan
Candimuly data
o penimbangan
Kabupaten bayi.
Magelang
2 Suharmanto Hubungan Penelitian ini Dari hasil tersebut,
(2020) Pemberian menggunakan maka ada hubungan
ASI metode gizi seimbang dan
Eksklusif deskriptif pengetahuan ibudengan
dengan analitik dengan sikap pemberian ASI
Status Gizi pendekatan Eksklusif

4
Balita cross sectional.
Populasi
penelitian ini
adalah ibu - ibu
yang
mempunyai bayi
usia 0 – 6 bulan
berjumlah 30
orang. Besar
sampel 30 ibu
menyusui pada
bulan Maret
2012.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teori
1. Gizi Seimbang
a. Definisi
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (kemenkes RI,
2014). Gizi seimbang terdiri dari asupan yang cukup secara kuantitas,
cukup secara kualitas, dan mengandung berbagai zat gizi yang di
perlukan tubuuh untuk menjaga kesehatan, pertumbuhan pada anak-
anak, penyimpanan zat gizi, serta untuk melakukan aktivitas dan
fungsi kehidupan sehari-hari.
Menurut data dari Departemen Kesehatan, di Indonesia sendiri
penerepan gizi seimbang memberi perubahan kea rah yang lebih baik,
seperti prevalensi stunting yang mengalami penurunan dari 37,2%
pada tahun 2013 menjadi 30,2% pada tahun 2018.
b. Prinsip Gizi Seimbang
Prinsip gizi seimbang terdiri dari empat pilar, yang pada dasranya
merupakan upaya untuk menyeimbangkan antra zat gizi yang keluar
dan zat gizi yang masuk, dengan mengontrol berat badan secara
teratur.yaitu :
1. Mengonsumsi makanan yang baraneka ragam
Misalnya, nasi merupakan sumber utama kalori, namun rendah
vitamin dan mineral. Selain itu, sayur dan buah juga kaya akan
vitamin, mineral, dan serat, namun rendah kalori dan protein. Oleh

6
sebab itu, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang
beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap
harian.
Akan tetapi, konsumsi makanan yang beraneka ragam ini harus
dalam proporsi makanan yang seimbang, jumlah yang cukup,
tidak berlebihan, dan dilakukan secara teratur. Mulai terapkan
pola makan tersebut dari sekarang.
2. Membiaskan perilaku hidup bersih
Membiasakan perilaku hidup bersih dapat mencegah seseorang
terkena infeksi. Infeksi merupakan salah satu faktor penting yang
memengaruhi status gizi. Orang yang menderita penyakit-penyakit
infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga zat gizi
yang masuk ke tubuh berkurang.
Sebaliknya, ketika terinfeksi tubuh membutuhkan lebih banyak
zat gizi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurang gizi dan
penyakit-penyakit infeksi memiliki keterkaitan.
3. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah segala macam kegiatan tubuh, termasuk
olahraga yang menjadi salah satu upaya dalam menyeimbangkan
keluar dan masuknya zat gizi, terutama sumber energi utama
dalam tubuh. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat memperlancar
sistem metabolisme tubuh, tak terkecuali metabolisme zat gizi.
Anda dapat melakukan aktivitas fisik setidaknya 3 kali seminggu
dengan durasi 30 menit per sesi.
4. Memantau dan mempertahankan berat badan normal
Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi
keseimbangan gizi di dalam tubuh adalah memiliki berat badan
yang normal dalam Indeks Masa Tubuh (IMT). Pemantauan berat
badan dalam pola hidup nutrisi seimbang dapat mencegahnya
kelebihan atau kekurangan.
2. ASI Eksklusif
a. Definisi
7
ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan kepada
bayi dari lahir sampai berusia enam bulan tanpa makanan tambahan
lain. Pemberian ASI eksklusif adalah tidak memberikan bayi makanan
atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui, kecuali obat-
obatan dan vitamin atau mineral tetes, dimana pemberian ASI perah
diperbolehkan. Pemberian ASI eksklusif dimulai sejak 1 jam setelah
kelahiran bayi tanpa memberikan makanan pralakteal seperti air gula
atau tajin kepada bayi yang baru lahir, menyusui sesuai dengan
kebutuhan bayi, mencakup pemberian ASI pada malam hari dan
cairan yang diperbolehkan hanya vitamin, mineral dan obat dalam
sediaan drops atau sirup (kemenkes RI, 2012).
Hal ini didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
melalui strategi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
diantaranya merekomendasikan tiga tahap standar emas pemberian
makanan pada bayi yang terdiri dari Inisiasi Menyusui Dini (IMD),
ASI eksklusif selama enam bulan, yang diikuti dengan pemberian ASI
dan makanan pendamping ASI (MPASI) hingga anak berusia minimal
dua tahun (Yadika, 2019).
b. Manfaat ASI eksklusif
Menurut Umboh, et al, 2013 Air Susu Ibu merupakan makanan
terbaik dan utama bagi bayi karena di dalam ASI terkandung antibodi
yang diperlukan bayi untuk melawan penyakitpenyakit yang
menyerangnya. Pada dasar-nya ASI adalah imunisasi pertama karena
ASI mengandung bergbagai zat kekebalan antara lain
immunoglobulin. Selain bermanfaat bagi bayi, ASI juga bermanfaat
bagi ibu. Beberapa manfaat pemberian ASI bagi ibu adalah
memberikan ASI eksklusif adalah cara diet alami bagi ibu,
mengurangi resiko terkena anemia, mencegah kanker, dan lebih
ekonomis (Nurkhayati, 2014).
ASI memberikan semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan
oleh bayi selama 6 bulan pertama setelah kelahirannya. Pemberian
ASI eksklusif dapat mengurangi tingkat kematian bayi yang
8
dikarenakan berbagai penyakit yang menimpanya, seperti radang
paru-paru serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu
menjarangkan kelahiran. Bayi di bawah usia enam bulan yang tidak
diberikan ASI eksklusif 5 kali berisiko kematian akibat pneumonia
daripada bayi yang diberikan ASI eksklusif selama enam bulan
(Choyron, 2015).
Menurut Mufida,et al,(2015), Pemberian makanan selain ASI
terlalu dini membuat bayi menjadi mudah kenyang sehingga
keinginan, frekuensi, dan kekuatan bayi dalam menyusui berkurang.
Penurunan hisapan bayi dapat menurunkan stimulasi hormon
prolaktin dan oksitosin sehingga menurunkan produksi ASI yang
selanjutnya menyebabkan berkurangnya konsumsi ASI. Produksi ASI
menurun apabila rangsangan hisapan bayi menurun atau berkurang.
Hal ini menyebabkan konsumsi ASI pada bayi tidak maksimal
sehingga dapat berujung pada kondisi kurang gizi pada bayi.
Disamping itu, dampak dari tidak dikonsumsinya ASI eksklusif
melalui pemberian makanan pendamping ASI dini juga dapat
menyebabkan bayi berpotensi menderita kekurangan gizi besi (KBG).
Pengenalan makanan tambahan ASI seperti serelia dan sayur-sayuran
tertentu sebelum bayi berusia 6 bulan dapat mempengaruhi
penyerapan zat besi dan ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam
ASI rendah, tetapi lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.
c. Komposisi Gizi dalam ASI
Menurut Nurjanah,at al (2013), komposisi gizi dalam ASI Antara
lain :
1. Protein
ASI mengandung protein lebih rendah dari Air Susu Sapi (ASS),
keistimewaan dari protein pada ASI ini adalah :
a. ASI mengandung alfa_laktabumin, sedangkan ASS
mengandung juga betalaktoglobulin dan bovin serum albumin
yang sering menyebabkan alergi.

9
b. ASI mengandung asam amino esensua taurin yang lebih
tinggi, yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi
bilirubin.
c. Kadar methionine dalam ASI lebih rendah dari ASS,
sedangkan sistin lebih tinggi. Hal ini sangat menguntungkan
karena enzim sintationase yaitu enzim yang akan mengubah
methionine menjadi sistin pada bayi sangat rendah atau tidak
ada.
d. Kadar tirosin dan fenilanin pada ASI rendah, suatu hal yang
sangat menguntungkan untuk bayi terutama bayi premature.
e. Kadar poliamin dan nukleotid yang sangat penting untuk
sintesis protein pada ASI lebih tinggi jika dibandingkan susu
Formula.
2. Karbohidrat
ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Ass (6,5-7) gram%. Karbohidrat yang utama terdapat
dalam ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang sangat tinggi ini
menguntungkan karena laktosa ini oleh fermentasi akan di ubah
menjadi asam laktat. Dengan suasana sama di dalam usus bayi ini
akan memebrikan beberapa keuntungan :
a. Penghambatan pertumbuhan bakteri yang patologis.
b. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi
asam organic dan synthesis vitamin.
c. Memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat
d. Memudahkan absorpasi dari mineral misalnya kalsium, fosfor
dan magnesium.
3. Lemak
Keadaan lemak dalam asi merupakan sumber kalori yang
utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut dalam lemak
(A,D,E dan K) dan sumber dari asam lemak yang esensial.
 Bentuk emulsi lebih sempurna. Hal ini dikarenakan ASI

10
mengandung enzim lipase yang memecah trigliserida dan
kemudian menjadi monogliserida.
 Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali dalam
ASS
4. Mineral
Asi mengandung mineral yang lengkap. Walaupun
kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6
bulan.
5. Air
Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. Air ini berguna
untuk melarutkan zat-zat yang terdapat didalamnya. ASI
merupakan sumber air yang secara metabolik adalah aman. Air
yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus
dari bayi.
6. Vitamin
Vitamindalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D
dan C cukup, sedangkan golongan vitamin B cukup untuk 6 bulan.
7. Kalori
Kalori dari ASI relatif hanya 77 kalori/ml ASI. Sembilan
puluh persen berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10%
berasal dari protein.

d. Dampak tidak diberikan ASI eksklusif


Menurut (Arifa.Y dan Shrimarti R.D., 2017) Dampak bayi yang
tidak diberikan ASI Eksklusif akan lebih rentan untuk terkena
penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi, dan diabetes setelah ia
dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami
obesitas.
e. Faktor yang Mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
dibedakan menjadi tiga yaitu faktor pemudah (predisposing factors),

11
faktor pendukung (enabling factors) dan faktor pendorong
(reinforcing factors)(Haryono dan Setianingsih, 2014).
1. Faktor Pemudah (predisposing factors)
2. Faktor Pendukung (enabling factors)
3. Faktor pendprong (reinforcing factors)
f. Hubungan Gizi Seimbang dengan Pemberian ASI eksklusif
Menurut Atikah,2010 status gizi ibu menyusui akan mempengaruhi
volume dan komposisi ASI, sehingga dibutuhkan gizi yang seimbang
agar kebutuhan ibu dan bayi dapat terpenuhi dengan baik. Bila ibu
menyusui memiliki pekerjaan, maka sebaiknya ASI tetap diberikan.
Ibu dengan masalah gizi kurang tetap mampu memproduksi ASI
namun jika gizi kurang ini berlangsung berkepanjangan dapat
mempengaruhi beberapa zat gizi yang terdapat pada ASI. Kuantitas
komponen imun dalam ASI pun akan menurun seiring memburuknya
status gizi pada ibu. Asuapan energy ini menyusui yang kurang dari
15000 kalori perhari dapat memnyebabkan terjadinya penurunan total
lemak serta terjadi perubahan pola asam lemak (Hariyani, 2010). Air
Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Air Susu Ibu sangat
dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan dan
perkembangan bayi secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI akan
memperoleh semua kelebihan ASI serta terpenuhi kebutuhan gizinya
secara maksimal sehingga akan lebih sehat, lebih tahan terhadap infeksi,
tidak mudah terkena alergi dan lebih jarang sakit. Sebagai hasilnya, bayi
yang mendapatkan ASI secara teratur akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Pertumbuhan yang optimal dapat dilihat dari
penambahan berat badan, tinggi badan, ataupun lingkar kepala, sedangkan
perkembangan yang optimal dapat dilihat dari adanya peningkatan
kemampuan.
Masalah gizi adalah masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat,
namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja. Timbulnya masalah gizi adalah
multifaktor, oleh karena itu pendekatan dan penanggulangannya harus dari

12
beberapa faktor. Pendidikan yang minim, pengetahuan orang tua, motivasi,
dan partisipasi. Minimnya pendidikan pada orang tua terutama ibu akan
mempengaruhi pengetahuan sehingga anak dapat mengalami masalah gizi.
Motivasi yang dimaksud disini adalah besarnya dorongan orang tua untuk
mengetahui besarnya peranan gizi bagi kesehatan anak-anaknya. Partisipasi
disini adalah keikutsertaan para orang tua untuk berperan penting agar
terpenuhi kebutuhan ASI serta menjaga kesehatan supaya mendapatkan
gizi yang seimbang.

B. Kerangka Konsep
Variabel Bebas

Gizi Seimbang Pemberian ASI


eksklusif

Keterangan :

: Diteliti

: Berhubungan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

13
C. Definisi Operasional
Tabel 2.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Variabel Alat Hasil Ukur Skala Ukur


Ukur
Variabel pemberian ASI kuesioner 1= sehat Nominal
dependen pada bayi tanpa 2=tidak
Pemberian tambahan makanan sehat
ASI apapun diukur oleh
eksklusif lamanya
Variable Sesuatu yang di Kuesioner 1= kurang Nomonal
Independe ketahui tentang 2= cukup
n makanan dalam 3=sangat
Gizi hubungannya kurang
Seimbang dengan kesehatan
yang optimal

D. Hipotesis

14
Berdasarkan uraian permasalahan di atas dapat dirumuskan
hipotesis pada penelitian ini : “ada hubungan gizi seimbang dengan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kecamatan Rantau Pulut”.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik
yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi
antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek. Sehingga
dari analisis korelasi tersebut dapat diketahui seberapa jauh kontribusi
faktor risiko tertentu terhadap adanya suatu kejadian tertentu
(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini menggunakan rancangan cross
sectional study yaitu bila hubunganvariabel bebas ( paparan) dan variabel
terikat (efek) di amati dan di ukur satu saat pada waktu penelitian
berlangsung (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini, penelitian
mencoba untuk mencari hubungan variable gizi seimbang dengan
pemberian ASI eksklusif untuk menentukan ada tidaknya hubungan antar
variable tersebut.
B. Populasi dan Sampel

15
1. Populasi
Populasi adalah unit dimana sekelompok individu yang tinggal
diwilayah yang sama, atau sekelompok individu atau subjek yang
memiliki karakteristik yang sama akan diterapkan atau digeneralisir
kelompok studi berdasarkan status paparan kemudian diikuti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi padapenelitian ini adalah ibu dan bayi
diwilayah Rantau Pulut.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakil populasi. Sampel pada penelitian ini
adalah sebagian ibu dan bayi diwilayah Rantau Pulut.
C. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
non probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu peneliti
menentukan sampel berdasarkan kriteria yang peneliti tentukan untuk
dijadikan sampel (Notoatmodjo, 2012).
D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik responden umum suatu
subjek penelitian dari populasi target yang terjangkau yang akan
diteliti Kriteria (Nasir, 2011).
Inklusi dalam penelitian ini adalah :
Ibu dan Bayi yang tinggal di Wilayah Rantau Pulut
2. Kriteria Ekslusi
a. Ibu yang memiliki komplikasi pemberian ASI eksklusif atau
penyakit peyerta selama pemberian ASI sehingga dapat
menyebabkan bayi kurang asupan gizi.
b. Ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan dengan status
stunting di leyangan tidak bersedia menjadi subjek penelitian.
E. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kecamatan Rantau Pulut dan
waktu penelitian April 2022.
16
F. Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data
yang di ambil secara langsung dari respondeng dengan menjawab
pertanyaan yang sudah peneliti siapkan dalam kuesioner.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mengumpul data adalah membagikan kuesioner yang disusun berdasarkan
teori mengenai penelitian yaitu tentang Hubungan gizi seimbang dengan
pemberian ASI eksklusif.
H. Alat pengumpulan Data
nstrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen penelitian yang diartikan sebagai “alat
bantu”
merupakan alat yang dapat digunakan untuk pengumpulan data
(SUgiyono, 2015). Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar
atau format isian. Format isian ini dibuat sesuai dengan kebutuhan data
dalam penelitian ini.
I. Manajemen Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan menggunakan computer
dengan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Data (Editing)
Editing adalah kegiatan yang dilakukan setelah penelitian
menghimpun data dilapangan, pemeriksaan data dilakukan sebelum
data diolah, memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan
data dan memeriksa keseragaman data pada penelitian ini.
b. Pemberian Kode (Coding)
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kode
pada data yang tersedia kemudian mengklarifiksikan data sesuai
kebutuhan penelitian.
Pemberian koding pada penelitian ini seperti ;
1. Variable Gizi Seimbang
17
1= Kurang
2= Cukup
3= Sangat Kurang
2. Variable Pemberian ASI eksklusif
1= Sehat
2= Tidak Sehat
c. Pemindahan Data (Transfering)
Data-data yang telah diedit dan dikelompokan dimasukan kedalam
master tabel secara berurutan sesuai dengan variabel penelitian
yang akan diteliti.
d. Tabulasi (Tabulation)
Tabulasi adalah memasukan data pada tabel tertentu dan mengukur
serta menghitungnya. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memasukan
data yang diperoleh kedalam tabel-tabel yang sesuai dengan variabel
penelitian.
1. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah menganalisis gizi seimbang
dengan pemberian ASI eksklusif. Adapun analisis data yang digunakan pada
penelitian ini denga cara :
a. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Pada umumnya dalam penelitian ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variable (Notoatmodjo, 2012) Pada panelitian ini
analisa univariat dilakukan pada variabel gizi seimbang dan pemberian
ASI eksklusif dengan menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap
variabel.
b. Analisis Brivariat
Dalam (SUgiyono, 2015), analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Apabila data
telah terkumpul, data tersebut harus segera diolah untuk diketahui
kebenarannya. Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya
pengaruh antar variabel independen dan dependen. Peneliti menggunakan
18
uji Chi Square. Uji Chi Square adalah salah satu uji statistik non
parametrik (distribusi dimana besaran-besaran populasi tidak diketahui)
yang cukup sering digunakan dalam penelitian yang menggunakan dua
variable. Untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan Antara 2
variabel tersebut maka digunakan uji chi squre dengan rumus sebagai
berikut :
Hasil perhitungan diatas disignitifkan dengan nilai alpha 0,05. Jika
nilai p < a (0,005) maka disimpulkan ada hubungan Antara variable bebas
dengan variable terikat jika p > a (0,005) maka tidak ada hubungan
antaravariabel bebas dengan variable terikat.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. (2004). gizi seimbang.

Arifa.Y dan Shrimarti R.D. (2017). pemberian ASI eksklusif. Faktor Yang
Mempengaruhi Niat Ibu%0AMemberikan ASI Eksklusif di Kelurahan
Magersari, Sidoarjo (Disertasi).%0AFakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Airlannga Surabaya.

budiyanto, 2002. (2002). gizi seimbang. . Gizi dan Kesehatan. Bayu Media. Malang

Choyron. (2015). asi eksklusif. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan


Kejadian%0APneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pedan
Klaten.

Hariyani. (2010). hubungan status gizi ibu dan pemberian asi eksklusif. Gizi untuk
Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta

Haryono dan Setianingsih. (2014). pemberian ASi.

Hubertin. (2004). asi eksklusif.

19
kemenkes RI. (2012). asi eksklusif.

kemenkes RI. (2014). gizi seimbang. dirjen bina gizi. Pedoman gizi seimbang.
Kemenkes RI.2014

Kemenkes RI. (2014). asi eksklusif.

kristiyanasari. (2011). asi eksklusif.

Nasir. (2011). metode penelitian. Metodologi Penelitian Kesehatan,.%0AMulia


Medika, Yogyakarta

Notoatmodjo. (2012). desain penelitian.

Nurkhayati. (2014). asi eksklusif. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Eksklusif%0ADengan Motivasi Pemberian ASI Eksklusif

SUgiyono. (2015). metode penelitian.

Suhardjo. (2003). gizi seimbang.

Sulistyowati, tutuk dan pulung siswantara. (2014). asi eksklusif.

Yadika. (2019). asi eksklusif. Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Dengan
%0AKejadian Stunting Pada Balita (Usia 24-59 Bulan) Di Wilayah Kerja
%0APuskesmas Way Urang Kabupaten Lampung Selatan.

20
LAMPIRAN
1. Apakah ibus selama ini memberikan ASI eksklusif kepada anak?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah selama ini ibu pernah memberikan air putih atau minuman
lain (air gula, susu, formula, susu kental manis, air tajin, dsb) kepada
anak?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah selaman ini ubu pernah memberikan madu kepada anak (baik
kemasan ataupun madu murni)?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah selama ini ibu pernah memberikan pisang atau jenis buah-
buahan yang lain kepada anak?
a. Ya
b. Tidak

21
5. Apakah selama ini ibu memberikan bubur, biscuit atau bubur bayi
instant kedapa anak?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah ibu melaksanakan pemberian ASI eksklusif?
a. Ya
b. Tidak
7. Saya takut jika anak saya menjadi gemuk jika terlalu banyak makan ?
a. Ya
b. Tidak
8. Saya menimbang berat badan anak saya di posyandu?
a. Ya
b. Tidak
9. Saya bertanggung jawab dalam menentukan porsi makan anak saya?
a. Ya
b. Tidak
10. Sya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan gizi anak saya?
a. Ya
b. Tidak

22
23

Anda mungkin juga menyukai