Disusun Oleh:
Ayumie Valencia
P01031219060
D-IV/6-B
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan proposal ini. Atas karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
proposal Pendidikan dan Pelatihan Gizi tepat waktu. Proposal ini disusun guna memenuhi
tugas Bapak Berlin Sitanggang, SST, M.Kes pada Mata Kuliah Diklat Gizi di Jurusan Gizi
Poltekkes Medan.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada Bapak Berlin Sitanggang,
SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan proposal ini.
Saya berharap semoga proposal ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya proposal selanjutnya yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...….............………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................................... 2
1. Tujuan Umum................................................................................................................ 2
2. Tujuan Khusus...............................................................................................................2
C. Manfaat............................................................................................................................. 2
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................................................3
A. NAMA KEGIATAN.............................................................................................................3
B. TEMA KEGIATAN............................................................................................................. 3
C. WAKTU DAN TEMPAT.....................................................................................................3
BAB III PERENCANAAN PENYULUHAN....................................................................................4
A. BENTUK KEGIATAN........................................................................................................4
B. ANGGAARAN DANA........................................................................................................ 6
C. SUSUNAN KEPANITIAN.....................................................................................................6
D. SPONSORHIP..................................................................................................................... 7
E. MATERI PELATIHAN..........................................................................................................7
1. KONSEP 1000 HPK DAN TUMBUH KEMBANG ANAK................................................7
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN................................................................................................................... 9
B. SARAN.............................................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Bangsa Indonesia saat ini. Bila hal
ini dibiarkan
terjadi akan berakibat pada
rendahnya kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM).
Pada tahun
2003 di Indonesia terdapat sekitar
27,5%
balita menderita gizi kurang, dan
sejumlah
110 kabupaten/kota mempunyai
prevalensi
gizi kurang (termasuk gizi buruk)
diatas 30%,
yang menurut WHO
dikelompokkan sangat
3
tinggi. Kondisi ini
memprihatinkan, karena
mengancam sumber daya manusia
dimasa
mendatang.
Permasalahan gizi kurang dan gizi
buruk
merupakan permasalahan pokok
yang dihadapi
Bangsa Indonesia saat ini.
Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan
manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan
pada upaya menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,
tergantung pada keberhasilan dalam membina masyarakat agar mampu untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam bentuk peran serta.
Status gizi merupakan tolok ukur dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
dapat dilihat dari berat badan dan tinggi badan anak (Referensi kesehatan, 2011).
Keberhasilan dalam pencapaian status gizi anak sangat ditentukan oleh pemahaman
orangtua dalam pemberian makanan yang tepat bagi balita. Pemberian makanan yang
kurang dari kebutuhan anak dapat mengakibatkan tidak tercapainya status gizi anak
yang sesuai dengan standar.
Gizi buruk (severe wasting) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian serta meningkatkan
risiko terjadinya stunting. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi wasting pada
balita sebesar 10,2% dan 3,5% atau sekitar 805.000 balita diantaranya merupakan severe wasting
4
(gizi buruk). Gizi buruk merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan Kesehatan, sesuai arah
kebijakan RPJMN 2020-2024, target tahun 2024 adalah menurunkan prevalensi wasting menjadi 7%
dan stunting menjadi 14%.
Penanganan balita gizi buruk harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk mencegah
kematian dan komplikasi lebih lanjut serta memperbaiki tumbuh kembang anak di masa mendatang.
Upaya penanggulangan gizi buruk dilakukan dengan pencegahan melalui penemuan dini dan
memobilisasi masyarakat serta penanganan sesuai dengan tata laksana kasus, yang terintegrasi baik
dengan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Menurut WHO, jika deteksi dini dan pemberdayaan
masyarakat optimal, maka 80% atau sekitar 644.000 kasus gizi buruk dapat ditangani secara rawat
jalan.
5
berjalan sebagaimana mestinya. Padahal upaya penanggulangan status gizi buruk
memerlukan upaya yang tepat, cepat dan menyeluruh.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti diklat, diharapkan para kader posyandu dapat melaksanakan
kegiatan penanganan gizi buruk dengan baik.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai diklat, peserta mampu:
a. Memahami pengelolaan Posyandu
b. Memahami masalah kesehatan pada sasaran Posyandu
c. Mampu melakukan penyuluhan
d. Menggerakkan masyarakat
e. Melakukan lima langkag kegiatan di Posyandu dan kegiatan pengembangannya
f. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu (system informasi Posyandu)
g. Menyusun rencana tindak lanjut
C. Manfaat
6
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. NAMA KEGIATAN
B. TEMA KEGIATAN
Hari : Jumat
Tanggal : 15 April 2022
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Posyandu Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam
Jumlah peserta : 20 orang
7
BAB III
PERENCANAAN PENYULUHAN
A. BENTUK KEGIATAN
8
Pembuatan PMT b. memberikan
Balita pemahaman
d. Praktik tentang cara
Pembuatan PMT deteksi dini
balita, Presentasi permasalaha
hasil praktik PMT n terkait gizi
balita pada balita
c. memberikan
pemahaman
tentang
pembuatan
PMT balita
dengan
variasi bahan
makanan
yang bergizi.
d. mempraktekk
an cara
membuat
PMT dengan
variasi bahan
makanan
yang bergizi
dan
mempresent
asikan
hasilnya
sebagai
bentuk
pemahaman
peserta.
9
3 15 13.35- Penutup 5 menit a. Kesimpulan dan a. Menyima Ceramah
APRIL 13.40 harapan serta k dan
2022 evaluasi mengisi
evaluasi
B. ANGGAARAN DANA
C. SUSUNAN KEPANITIAN
10
D. SPONSORHIP
Adapun hal hal yang kami butuhkan dari sponsorship adalah lembaga berikut:
1. Kalbe
2. Nestle
E. MATERI PELATIHAN
Catatan World Bank menyebutkan bahwa masa 1000 hari pertama kehidupan
(HPK), yang bermula sejak saat konsepsi hingga anak berusia dua tahun,
merupakan masa paling kritis untuk memperbaiki perkembangan fisik dan kognitif
anak. Status gizi ibu hamil dan ibu menyusui, status kesehatan dan asupan gizi yang
baik merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif
anak, menurunkan risiko kesakitan pada bayi dan ibu. Ibu hamil dengan status
gizi kurang akan menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, penyebab utama
terjadinya bayi pendek (stunting) dan meningkatkan risiko obesitas dan penyakit
degeneratif pada masa dewasa.(World Bank, 2012)
11
waktu setiap bulan pada tahun pertama, setiap tiga bulan pada tahun kedua, ketiga,
dan setiap enam bulan pada tahun keempat dan kelima. Pencegahan dini ini
dilakukan agar tidak ada lagi anak kekurangan gizi, karena dua pertiga kematian
balita setiap tahun terkait gizi kurang akibat praktek pemberian makan yang tidak
benar pada bayi.
Makanan tambahan pemulihan dapat berupa pabrikan dan lokal. PMT pemulihan
pabrikan merupakan yaitu makanan pendamping ASI dalam bentuk biskuit yang
mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit hanya untuk anak usia 12 – 24 bulan,
dengan nilai gizi : energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3 gr. Jumlah persajinya
mengandung 29 gr karbohidrat total, 2 gr serat pangan, 8 gr gula dan 120 mg natrium.
Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis yanitu
berupa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 – 23
bulan ) dan makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa
makanan keluarga.
PMT Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita yang
disediakan oleh kader posyandu. Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai sasaran
penyuluhan kepada orang tua blita tentang makanan kudapan ( snack ) yang baik
diberikan untuk balita, sebagai sarana untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi
balita, dan sebagai sarana untuk menggerakkan peran serta masayarakat dalam
mendukung kesinambungan penyelenggaraan posyandu
12
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penanganan balita gizi buruk harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk mencegah kematian dan
komplikasi lebih lanjut serta memperbaiki tumbuh kembang anak di masa mendatang. Upaya penanggulangan gizi
buruk dilakukan dengan pencegahan melalui penemuan dini dan memobilisasi masyarakat serta penanganan
sesuai dengan tata laksana kasus, yang terintegrasi baik dengan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap.
Posyandu bukan sekedar tempat menimbang berat badan balita, namun juga pelayanan
gizi dan pemeriksaan ibu hamil. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan
masyarakat, sehingga masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan dan
memanfaatkan posyandu sebaik baiknya. Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam
pemanfaatan posyandu.
B. SARAN
Kepada kader posyandu diharapkan untuk selalu memantau balita daerah sekitar dan
mendeteksi dini adanya status gizi buruk dan rajin memberikan PMT kepada balita.
13