DISUSUN OLEH
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Proposal, yang berjudul “Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan
Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Gizi Balita
di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam ”.
Dalam penyusunan Proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
Penulis
Daftar isi
Halaman Judul…………………………………………..………………………………….i
Kata Pengantar......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
Bab I.......................................................................................................................................................1
Pendahuluan.........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. RUANG LINGKUP MASALAH.......................................................................................................2
D. TUJUAN......................................................................................................................................2
E. HIPOTESIS..................................................................................................................................2
F. MANFAAT HASIL........................................................................................................................2
G. KETERBATASAN PENELITIAN......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................4
A. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)..........................................................................................4
B. STATUS GIZI ANAK.....................................................................................................................7
C. HIPOTESIS................................................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................11
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL...............................................................................11
A. KERANGKA KONSEP.................................................................................................................11
B. DEFINISI OPERASIONAL............................................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................................................14
Metode Penelitian...............................................................................................................................14
A. RUANG LINGKUP......................................................................................................................14
B. RANCANGAN PENELITIAN........................................................................................................14
C. POPULASI DAN SAMPEL...........................................................................................................15
D. JENIS PENGUMPULAN DATA....................................................................................................15
E. CARA PENGUMPULAN DATA……………………………………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
LAMPIRAN...........................................................................................................................................19
A. KUESIONER..............................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dan pola pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi balita di desa sekip kecamatan
lubuk pakam
2. Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi karakteristik anggota keluarga yang meliputi : umur
(anggota keluarga), pendidikan (anggota keluarga),pekerjaan (orang tua),
suku, pendapatan, jumlah anggota keluarga dan kematian.
2. Menilai karakteristik penduduk desa, jumlah pendidikan, jumlah Ibu hamil,
Jumlah Bayi (0 – 1 tahun), Baduta ( 0 – 24 bulan), dan Balita ( 0 – 5 tahun),
jumlah WUS, Jumlah Usila
3. Menilai fasilitas sarana pendidikan ( Paud, SD, SMP,SMA) dan kesehatan
(posyandu,klinik,praktek bidan,puskesmas)
4. Menilai status gizi anthropometri balita dan anak sekolah (BB/U, TB/U,
BB/TB, lila, lingkar kepala dan IMT).
5. Menilai Status Gizi orang tua / dewasa ( IMT, Lila)
6. Menilai asupan gizi balita dan anggota keluarga
7. Menilai jenis penyakit infeksi ( Cacingan, Diare, Malaria, ISPA) dalam 3
bulan terakhir
8. Menilai tingkat pendapatan dan pengeluaran untuk pangan dan non pangan
9. Menilai status kesehatan anggota keluarga termasuk imunisasi dan penyakit
infeksi
10. Menilai upaya yang dilakukan keluarga dalam mencegah penyakit dan
pengobatan
11. Menilai status lingkungan tempat tinggal seperti keadaan rumah ( Bangunan,
Ventilasi, Lantai rumah ), Sanitasi lingkungan ( pembuangan limbah ,
sampah) dan sumber air
12. Menilai perilaku ( Pengetahuan, sikap, dan tindakan) Ibu tentang
pemantauan pertumbuhan, kandungan gizi makanan, makanan ibu hamil,
ASI Ekslusif, dan MP- Asi
13. Menilai perilaku ( Pengetahuan sikap dan tindakan dalam mengolah
makanan dan pemberian makan anak).
14. Menilai asupan gizi ( Kalori, Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin C, Zat
Besi, dan Zinc ) dan Food Frequensi balita dan anggota keluarga lain.
15. Menilai pola asuh anak seperti pola makan termasuk makan jajanan,
kebersihan anak, kebersihan ibu
16. Menilai status gizi anggota keluarga, menggunakan indeks antropometri
( BB/U, TB/U, BB/TB, Lingkar kepala (Balita), IMT, Lingkar pinggang dan
panggul (Remaja tergolong gemuk dan dewasa), Lila ( WUS dan Bumil ) ,
Usia tubuh.
17. Menilai asupan gizi anggota keluarga
18. Menilai partisipasi ibu ke posyandu dan keterlibatan sebagai kader
kesehatan
19. Mengidentifikasi sumber pangan keluarga termasuk pemanfaatan
pekarangan
20. Menilai jenis makanan lokal / Herba Food yang digunakan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
21. Menilai program KB yang diikuti oleh ibu disetiap keluarga
1.5 Hipotesis
1. Pola Asuh
Ha : ada hubungan antara pola asuh ibu dengan penyebab masalah
pengetahuan ibu dan pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dengan status gizi balita di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
H0 : Tidak ada hubungan antara pola asuh ibu dengan penyebab masalah
pengetahuan ibu dan pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dengan status gizi balita di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
2. Pendidikan Ibu
Ha : ada hubungan antara pendidikan ibu dengan penyebab masalah
pengetahuan ibu dan pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
dengan status gizi balita di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
H0 : Tidak ada hubungan antara penyakit infeksi dengan pengetahuan ibu dan
pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi balita di
Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
4. Asupan Zat Gizi
Ha : ada hubungan antara asupan zat gizi dengan pengetahuan ibu dan pola
pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi balita di
Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
H0 : Tidak ada hubungan antara asupan zat gizi dengan pengetahuan ibu dan
pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi balita di
Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
5. Sanitasi Lingkungan
Ha : ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan pengetahuan ibu dan
pola pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi balita di
Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam
TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk melengkapi zat gizi
ASI yang sudah berkurang, Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima
bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk, Mengembangkan
kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan, Mencoba adaptasi terhadap
makanan yang mengandung kadar energitinggi. MP-ASI hendaknya memenuhi kriteria
bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan, dan sehat, seperti
D. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
E. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama
bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dari 7 keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
F. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin
bertambah usia akan berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu
akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih
banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju
usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak
waktu untuk membaca.
Berikan makanan selingan 1 kali sehari, pilihlah makanan selingan yang bernilai
gizi tinggi seperti bubur kacang ijo, buah. Usahakan agar makanan selingan dibuat
sendiri agar kebersihan terjamin. Berikan jenis makanan yang bervariasi guna
memenuhi kebutuhan gizi, yaitu :
1. Sumber karbohidrat, misalnya bubur, nasi tim, kentang, biskuit aneka jenis
bubur serealia khusus bayi, aneka jenis rotigandum.
2. Sumber protein dapat berupa pure alam tekstur yang lebih kasar. Berbagai
sumber protein misalnya daging sapi tanpa lemak, daging ayam, ikan, telur,
tahu, tempe ataukacang-kacangan.
2.1.5 Hubungan Pola Pemberian MP-ASI dengan status gizi
Status gizi yang kurang pada saat anak berusia dua tahun berkontribusi
44% terhadap terjadinya prestasi verbal yang rendah dan berkontribusi 80%
terhadap prestasi numeric yang rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa usia dua
tahun merupakan usia yang sangat krusial dalam perkembangan jaringan otak
manusia.
Pemberian MP – ASI dini terbukti berpengaruh pada gangguan
pertambahan berat bayi walaupun setelah dikontrol oleh faktor lainnya. Gangguan
pertumbuhan berat bayi akibat pengaruhi pemberian MP – ASI dini terjadi sejak
bayi berumur 2 tahun dan berlanjut pada interval umur berikutnya. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena
pemberian MP – ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak
hanya penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif
sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu, umur
pertama kali pemberian ASI sangat penting dalam menentukan status gizi bayi.
Makanan prelaktal maupun MP – ASI dini mengakibatkan kesehatan bayi menjadi
rapuh. Secara nyata, hal ini terbukti dengan terjadinya gagal tumbuh (growth
faltering) yang terus kontinyu terjadi sejak umur 3 bulan sampai anak umur 18
bulan.
Makanan pendamping ASI (MP – ASI) dini dan makanan prelaktal akan
berisiko diare dan infeksi (ISPA) pada bayi. Dengan terjadinya infeksi, tubuh akan
mengalami demam sehingga kebutuhan zat gizi dan energi semakin meningkat
sedangkan asupan makanan akan menurun yang berdampak pada penurunan
daya tahan tubuh. Dengan pemberian MP – ASI dini maka konsumsi energi zat gizi
dari ASI akan menurun yang berdampak pada kegagalan pertumbuhan bayi dan
anak.
2.2 Pola Pemberian Makan
Merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Hal
ini disebabkan oleh kuantitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan
mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Gizi optimal sangat
penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan
seluruh kelompok umur. Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang
buruk, yaitu yang memiliki faktor resiko penyakit tidak menular dan penyakit
kardiovaskular, diabetes, serta kanker yang merupakan penyebab kematian di
Indonesia (PGS Kemenkes RI, 2014 dalam Geswar, 2017).
Pola kebiasaan makan dipengaruhi pula oleh agama dan adat kepercayaan. Ada
pantang makan pada waktu-waktu tertentu, ada jenis makanan yang tidak boleh
dimakan karena agama atau karen adat. Kebiasaan pantang mengkonsumsi jenis
makanan tertentu tidak menguntungkan bagi golongan rawan gizi, anak balita, ibu
hamil dan menyusui (Situmorang, 2015) Pola konsumsi makan masyarakat pedesaan
di Indonesia diwarnai oleh jenis-jenis bahan makanan yang umum dan dapat
diproduksi masyarakat setempat. Di daerah dengan pola pangan pokok besar
biasanya belum puas atau mengatakan belum makan apabila belum makan nasi,
meskipun perut sudah kenyang oleh makanan lain non beras. Dalam susunan
hidangan harus terlihat adanya:
A. Makanan pokok
B. Lauk pauk
C. Sayur
Adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi, diberikan pada bayi dan
atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI ini diberikan bersamaan
dengan ASI mulai usia 6 bulan hingga 24 bulan. Seiring bertambahnya usia bayi,
setelah bayi berusia 6 bulan, mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping untuk
memenuhi kebutuhan gizinya (Riksani, 2012) Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI hanya
mampu memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi bayi. Keterampilan makan bayi pun
sudah berkembang. Pada usia ini, bayi sudah memperlihatkan minat dan ketertarikan
pada makanan lain selain ASI. Pertumbuhan bayi justru akan terganggu jika ia tidak
mendapatkan makanan pendamping setelah berusia 6 bulan karena tidak
terpenuhinya gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan (Riksani,
2012).
Beberapa hal penting dalam pemberian makanan pendamping ASI kepada bayi,
yaitu:
a. Makanan apapun yang diberikan kepada bayi mesti memenuhi standar kecukupan
gizi.
b. Meskipun bayi makan lebih dari satu kali sehari sebagai komplemen terhadap ASI,
namun karena kapasitas perutnya masih kecil, maka jumlah (porsi) makanan yang
diberikan jangan terlalu besar.
c. Porsi makan seorang bayi berumur Makanan tambahan untuk bayi harus
mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu rupa dan aroma yang layak.
Selain itu, dilihat dari segi kepraktisan, makanan baik sebaiknya mudah disiapkan
dengan waktu pengolahan yang singkat. Makanan pendamping ASI harus memenuhi
persyaratan khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi seperti protein,
energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainnya (Nadesul, 2007).
Makanan yang dianjurkan menurut Riksani (2012) :
a. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan
atau kaldu daging dan sayuran, susu formula (ASI) atau air.
e. Ikan yang di blender sebaiknya ikan yang digunakan adalah ikan yang tidak berduri.
a. Makanan yang mengandung protein gluten yaitu tepung terigu barley, biji gandum
dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Makanan tersebut dapat membuat perut bayi
kembung, mual dan diare pada bayi. Hal ini disebabkan karena reaksi gluten
intolerance.
h. Kadangkala telur dapat memicu alergi, berikan secara bertahap dan dengan porsi
kecil. Jika bayi alergi segera hentikan.
A. MP-ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar, seperti : tempe,
kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayor dan buah-buahan. Jenis-
jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah: Makanan Lumat adalah makanan yang
dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari
makanan lumat halus, contoh: bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/dikerok,
papaya saring, tomat saring, nasi tim saring, dll.
B. Makanan Lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak
berair, contoh: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri, dll.
C. Makanan Padat adalah makanan lunak yang tidak tampak berair biasanya disebut
makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus, biskuit, dll (Prasetyono,
2017)
Pada prinsipnya cara mengolah MP-ASI tak jauh berbeda dengan makanan
keluarga. Cucilah bersih bahan-bahan yang akan dimasak. Untuk memudahkan bayi
mencerna makanannya, maka sayuran, daging atau ikan harus dimasak terlebih
dahulu. Teknik yang dapat digunakan adalah direbus, dikukus, atau dengan
menggunakan microwave. Selanjutnya makanan dapat dihaluskan dengan blender
atau saringan. Tambahkan ASI atau susu atau jus buah. Gunakan air bekas merebus
sayuran untuk mengencerkan.
i. Simpan makanan jauh dari uap, suhu panas dan produk dengan aroma menyengat.
Hindari tempat yang lembab.
ii. Dengarkan bunyi penutup saat membuka kemasannya (umumnya dalan bentuk
botol selai). Jika tidak ada bunyi jangan berikan pada bayi. Ini pertanda telah
kemasukan udara sehingga ada kemungkinan kemasukan bakteri.
iii. Jangan memberikan makanan pada bayi langsung dari kemasannya, gunakan
piring, jangan pula mengembalikan sisa makanan yang belum dimakan ke dalam
kemasan. iv. Tutup kembali kemasan dan simpan dikulkas maksimum 3 hari.
v. Hati-hati saat akan memanaskan makanan instan untuk bayi. Bisa-bisa makanan
jadi terlalu panas.
i. Dinginkan dalam waktu singkat sebelum disimpan dilemari es. Makanan yang
disimpan dengan cara ini bisa tahan selama 24 jam.
ii. Simpan dalam wadah untuk sekali makan. Bila ingin dikonsumsi untuk 3 kali. Bagi
menjadi 3 bagian dan masing-masing ditaruh dalam wadah tertutup, kemudian simpan
dalam lemari es.
Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengandung
unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein dan air yang
dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
dari organ-organ tubuh manusia (Mitayani, 2010).
Zat gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2009).
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat, yaitu (Supariasa, 2016)
1) Antropometri
Merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi yang
berhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi.
Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit,
rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar
tiroid).
3) Biokimia Pemeriksaan
4) Biofisik Pemeriksaan
Biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan dalam
keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja.
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat jumlah dan jenis makanan yangdikonsumsi oleh individu maupun keluarga.
Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif
dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif
dapat diketahui frekuensi makanan dan cara seseorang maupun keluarga dalam
memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi
2) Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-
data mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka
kematian menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik
pelayanan kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan
gizi.
3) Faktor Ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi
dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor
fisik, dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk
mengetahui penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang
nantinya akan sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi
Standar Deviasi Unit (SD) sebagai batas ambang kategori dan digunakan untuk
meneliti dan memantau perubahan serta mengetahui klasifikasi status gizi Z-skor
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Z Scor = Nilai individu subyek – Nilai median baku rujukan/ Nilai simpangan
baku rujukan.
Metode antropometri terdiri dari berbagai indeks yang dapat digunakan untuk
menilai status gizi, diantaranya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (Supariasa, 2002
dalam Damansyah, 2015) Indeks berat badan menurut umur (BB/U) mencerminkan
status gizi saat ini, karena berat badan menggambarkan massa tubuh (otot danlemak)
yang sensitive terhadap perubahan yang mendadak, seperti infeksi otot dan tidak
cukup makan.
Berat badan merupakan indicator yang sangat labil. Indeks ini dapat digunakan
untuk mendeteksi underweight dan overwight (Supariasa, 2002 dalam Damansyah,
2015) Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) mencerminkan status
gizi masa lalu, karena pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitive terhadap
masalah kurang gizi dalam waktu pendek. Defisit TB/U menunjukkan ketidakcukupan
gizi dan kesehatan secara kumulatif dalam jangka panjang.
E. Kerangka teori
Faktor predisposisi
(Predisposing Factor)
Pengetahuan
Sikap
Faktor ekonomi
Pekerjaan Ibu
Faktor Pendukung
(Enabing Factors)
ketersediaan
Pemberian
MP-ASI
sumber
informasi
tentang MP-ASI
Ketersediaan
bahan MP-ASI
Faktor Pendorong
(Reinforcing factors)
Sikap dan
perilaku tokoh
masyarakat
Sikap dan
perilaku tenaga
Gambar 1. Kerangka Teori berdasarkan
modifikasi Teori Lawrence Green
( Dalam Notoatmodjo, 2012 ) Perilaku Pemberian
MP-ASI menurut :
Usia Pemberian
F. Kerangka Konsep
MP-ASI
Frekuensi
Pemberian MP-
Pendidikan Ibu ASI
Variasi
Pemberian MP-
ASI
Jumlah
Pekerjaan Ibu Pemberian MP-
ASI
Tekstur
Pemberian MP-
ASI
Jumlah anak hidup
ASI ( MP-ASI)
BAB IV
Metode Penelitian
A. RUANG LINGKUP
B. RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Menurut Kasiram dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif, penelitian kuantitatif adalahsuatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui. Penelitian menggunakan rancangan
kuantitatif observasional dengan pendekatan cross-sectional study, yaitu suatu
pendekatan yang sifatnya sesaat pada suatu waktu dan tidak diikuti terus -
menerus dalam kurun waktu tertentu. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pengumpulan data terhadap variabel dependen dan independen. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 60 anak, menggunakan metode total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi. Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel ini digunakan jika jumlah
populasi relatif kecil, total sampling disebut juga sensus, di mana semua anggota
populasi dijadikan sebagai sampel
Pendekatan Cross Sectional memungkinkan kita untuk mengumpulkan data
dari banyak subjek dan membandingkan perbedaan antar kelompok. Pada
penelitian ini yang menggunakan pendekatan Cross Sectional juga relatif murah
dan tidak memakan wakttu dibandingkan menggunakan penelitian yang lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang
gizi dan pola pemberian MP-ASI dan variabel dependen adalah status gizi anak.
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang gizi dan pola
pemberian MP-ASI.Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel dependen adalah
status gizi anak.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah
Keputusan Pembelian (Y). Analisis data menggunakan analisis statistik Chi
square.Adapun maksud analisis data menggunakan analisis statistik Chi square
yaitu membandingkan frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan.
Wawancara (interview)
Kuesioner (angket)
Observasi (pengamatan)
Padatahapinimdilakukanpemberianskorterhadapsetiapjawabanrespondenkemudianmemasukan
data tersebutkedalambentuk table.Kemudian data disajikanberbentukangka(numeric)
2. Editing data
Editing data
dilakukanuntukmemeriksaulangjumlahdanmenelitikelengkapanpengisiankuisoner,apakahsetiapp
ernyataansudahterjawabdenganbenar
3. Pengkodean/Coding.
Dilakukanpemberiankodeterhaap data yang terdiriatasbeberapakategori
4. Entri data
No. Responden :
Agama :
Pendapatan :
Alamat :
RT/RW :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Jenis Wilayah
Nama Hubungan Tanggal Jenis
Umur Pendidikan Pekerjaan
Lengkap Keluarga Lahir Kelamin
B. Pengukuran Anthropometri
STATUS GIZI
RATIO
Nama LILA
L.
Lengkap BB/U TB/U BB/TB LILA/U WUS/ L.KEP/U
PING/L.
DEWASA
PANG
STATUS GIZI
RATIO
Nama LILA
L.
Lengkap BB/U TB/U BB/TB LILA/U WUS/ L.KEP/U
PING/L.
DEWASA
PANG
STATUS GIZI
RATIO
Nama LILA
L.
Lengkap BB/U TB/U BB/TB LILA/U WUS/ L.KEP/U
PING/L.
DEWASA
PANG
KUISONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian :
1) Semua Pertanyaaan dibawah ini adalah pengetahuan tentang pemberian
MP-ASI
2) Beri tanda (×) pada jawaban yang benar
G. PENYAKIT INFEKSI
BIODATA RESPONDEN
Nama :
Alamat :
Umur :
1) Apakah anak anda dalam 3 bulan terakhir pernah di diagnosis oleh tenaga
kesehatan / dokter mengalami diare ?
a. Ya
b. Tidak
2) Apakah anak anda pernah menderita buang air besar lebih dari 3 kali sehari
dengan kotoran / tinja dalam bentuk lembek atau cair selama 3 bulan terakhir ?
a. Ya
b. Tidak
3) Apakah anak anda dalam 3 bulan terakhir pernah di diagnosis tenaga
kesehatan / dokter mengalami suhu badan anak yang sangat tinggi?
a. Ya
b. Tidak
4) Apakah anak anda dalam 3 bulam terakhir pernah mengalami batuk disertai
demam ?
a. Ya
b. Tidak
5) Apakah anak anda mengalami batuk-batuk dalam 3 bulan terakhir ?
a. Ya
b. Tidak
6) Apakah anak anda mengalami sesak napas dalam 3 bulan terakhir ?
c. Ya
d. Tidak
7) Apakah anak anda dalam 3 bulan terakhir pernah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan / dokter mengalami ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ?
a. Ya
b. Tidak
8) Apakah anak anda dalam 3 bulan terakhir pernah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan / dokter mengalami panas disertai batuk berdahak / kering atau
pilek ?
a. Ya
b. Tidak
9) Apakah anak anda dalam 3 bulan terakhir pernah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan / dokter mengalami panas disertai menggigil atau panas naik turun
secara berkala dan berkeringat, mual serta muntah ?
a. Ya
b. Tidak
47
10)Apakah anak anda dalam 3 bulan terakhir pernah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan / dokter mengalami gejala penyakit demam, batuk, kesulitan
bernapas dengan atau tanpa nyeri di dada ?
a. Ya
b. Tidak
11)Apakah anda membiasakan anak anda mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan ?
a. Ya
b. Tidak
12)Apakah anda membiasakan anak anda mencuci tangan dengan sabun setelah
selesai bermain ?
a. Ya
b. Tidak
13)Apakah anda rutin membersihkan kuku anak anda dalam satu minggu sekali ?
a. Ya
b. Tidak
14)Apakah anak anda meminum obat cacing 6 bulan sekali secara teratur ?
a. Ya
b. Tidak
15)Apakah anda bersedia memeriksakan kedokter secara rutin perihal kecacingan
pada anak anda ?
a. Ya
b. Tidak
3. Berapa biasanya yang dapat Bapak /Ibu hasilkan perbulannya dari usaha
tersebut?
Rp . . . . . . . . . . . . . . . . . (Jika tidak tetap sebutkan rata-ratanya)
4. Dengan pendapatan yang Bapak/Ibu miliki setiap bulannya apakah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari?
a. Ya
b. Tidak
Jumlah Pengeluaran
No. Jenis Pengeluaran
Hari Minggu Bulan Tahun
1. Perumahan dan
Fasilitas Rumah Tangga
(listrik, air, telepon, dll)
2. Pendidikan
3. Kesehatan
4. Pakaian
5. Pajak
6. Asuransi
7. Pesta
8. Tembakau / Sirih /
Rokok
9. Transportasi
Ongkos
Bensin/Solar
Penyakit
1. Apakah anggota keluarga 1 bulan terakhir pernah didiagnosis oleh tenaga
kesehatan atau dokter mengalami hipertensi?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anggota keluarga pernah menderita buang air besar lebih dari tiga kali
dalam sehari deengan kotoran atau tinja lembek atau cair 1 bulan terakhir?
a. Ya
b. Tidak
J. Status Imunisasi
Nama Balita :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Nama Ibu :
Keterangan :
Apabila imunisasi tidak lengkap atau tidak penuh sesuai umur anak maka
dikattegorikan tidak lengkap.
Katagori :
- Lengkap
- Tidak Lengkap
1. Jenis sumber air yang utama untuk seluruh keperluan rumah tangga :
a. Sumur bor/pompa, air sungai/danau
b. Sumur gali, mata air, penampungan air hujan
c. Air ledeng/ PDAM
2. Jenis sumber air utama untuk kebutuhan air minum?
a. Sumur bor/pompa, air sungai/danau
b. Sumur gali, mata air, penampungan air hujan
c. Air kemasan/isi ulang, PDAM
3. Bagaimana cara pengolahan air sebelum diminum/konsumsi oleh rumah
tangga?
a. Ditambah larutan tawas/klorin
b. Disaring/filtrasi saja
c. Dengan pemanasan/dimasak
4. Bagaimana kualitas fisik air minum ?
a. Berwarna, berasa, berbau
b. Tidak berwarna, tidak berasa, barbau
c. Tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
5. Apa jenis tempat pengumpulan/penampungan sampah basah (organik) di
dalam rumah?
a. Tidak ada
b. Tempat sampah terbuka
c. Tempat sampah tertutup
6. Bagaimana cara penanganan sampah rumah tangga?
a. Dibuang kekali/parit, dibuang sembarangan dibakar
b. Ditimbun dalam tanah
c. Diangkut petugas, dibuang kompos
7. Dimana tempat pembuangan air limbah dari kamar mandi/ tempat cuci/ dapur
a. Langsung ke got/sungai
b. Penampungan diluar penkarangan/ditanah
c. Penampungan tertutup di luar perkarangan / SPAL
8. Bagaimana sarana pembuangan air limbah dari kamar mandi/tempat cuci/
dapur ?
a. Tidak ada
b. Bersama/ komunal
c. Sendiri/ rumah tangga
9. Apa jenis bahan bakar/energi utama yang digunakan untuk memasak?
a. Arang/kayu bakar
b. Minyak tanah
c. Gas
10. Seberapa sering anda menguras bak mandi dalam seminggu ?
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
3. Menerut ibu, jika bayi yang sudah mulai mengenal makanan pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI), apakah tidak perlu lagi diberikan ASI ?
a. Tidak perlu
b. Perlu
c. Sangat perlu
4. Menurut ibu, mengapa bayi perlu diberikan makanan pendamping ASI ?
a. Agar anak tidak rewel dan canggung
b. Agar anak terhindar dari penyakit
c. Agar kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah sesuai dengan pertambahan
umurnya
5. Menurut ibu, apa pengaruhnya terhadap pemberian makan bayi sebelum usia 6
bulan terhadap kesehatan bayi ?
a. Anak jadi sering nangis
b. Tidak ada pengaruhnya
c. Anak jadi sering mencret karena pencernaannya terganggu
N.Kuesioner Tentang Pola Pemberian ASI dan MP-ASI
No Item Jawaban
SL S K T
1 Apakah ibu memasak sendiri makanan untuk
balitanya?
2 Apakah ibu mengetahui komposisi zat gizi dalam
makanan anak balitanya?
3 Sebelum menyuapi anaknya, ibu mencuci
tangan
dengan sabun
4 Apakah ibu mengetahui dan mempraktekkan
makanan
yang sesuai selera anaknya?
5 Dalam memberikan makanan pokok anak balita,
apakah
ibu menyuapi sendiri ?
6 Apakah makanan anak balita bervariasi dari pagi
hingga
sore hari?
7 Ibu memilih makan mie instan/ nasi dan krupuk
tanpa lauk seperti tempe atau telur dan
sayuranuntuk
makanan pokok anak balitanya
8 Selain diberikan makanan pokok apakah anak
balita gizi buruk juga diberi makanan tambahan
lain, misalnya
kacang hijau, kue dan sebagainya?
9 Apakah setiap hari anak diberi buah?
10 Apakah anak balita setiap hari diberi susu
(ASI/PASI)?
11 Ibu memasak makanan yang banyak mengandung
bumbu penyedap makanan dan digoreng
12 Bila mencuci beras air cucian beras sampai jernih
13 Sayuran dipotong-potong dahulu
kemudiandimasak
sampai lembek
14 Apakah ibu menimbangkan anaknya ke posyandu?
Bila
setiap bulan berarti selalu
15 Ibu berkonsultasi dengan bidan desa atau dokter
atau ke
puskesmas bila berat badan anaknya turun
dibandingkan bulan lalu.
16 Ibu berkonsultasi ke puskesmas atau bidan desa
bila
anaknya sakit
N Pernyataa YA TIDAK
o n
1. Anak saya makan dalam porsi
normal (5-8 sendok
makan
dewasa) sekali makan
2. Anak saya selalu
menghabiskan
makanannya setiap kali makan
3. Anak saya
selalumengkonsumsi
nasi setiap kali makan
4. Anak saya suka sayur
setiap
Makan
5. Setiap makan anak saya selalu
ada
sumber protein hewani
(ayam, daging, ikandll)
6. Setiap makan anak saya selalu
ada
sumber protein nabati (tahu,
tempe dll)
7. Saya rutin memberikan
buah minimal 1x
dalamsehari
8. Di sela waktu makan pagi dan
siang saya selalu memberikan
makanan ringan kepada anak
(kue
dll)
9. Anak saya makan secara
teratur pada pagi, siang, sore
10 Anak saya selalu minum susu
. setiap hari
11 Anak saya minum air mineral
. minimal 1 liter dalam sehari
Menilai status gizi anggota keluarga dengan antropometri
1. Apakah ibu/bapak mengetahui berapa BB yang seharusnya untuk diri sendiri
dan anggota keluarga ?
3. Apakah ibu/bapak tahu jika TB yang seharusnya tidak sesuai dengan umur
itu disebut dengan stunting ?
4. Apakah ibu/bapak tau jika berat badan berlebihan yang disebut obesitas itu
sangat berbahaya bagi kesehatan ?
5. Apakah ibu/ bapak sering melakukan pengukuran Tb/Bb pada diri sendiri
ataupun anggota keluarga ?
S.KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI
3.apakah ibu mengetahui gizi apa saja yang dibutuhkan oleh keluarga ?
a.tidak
b.ya,jika ya jelaskan………
8. Apakah ibu/bapak tahu jika TB yang seharusnya tidak sesuai dengan umur
itu disebut dengan stunting ?
9. Apakah ibu/bapak tau jika berat badan berlebihan yang disebut obesitas itu
sangat berbahaya bagi kesehatan ?
10. Apakah ibu/ bapak sering melakukan pengukuran Tb/Bb pada diri sendiri
ataupun anggota keluarga ?
T.KUESIONER PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI
3.apakah ibu mengetahui gizi apa saja yang dibutuhkan oleh keluarga ?
a.tidak
b.ya,jika ya jelaskan………
5. Menurut ibu apakah penimbangan rutin dapat mengetahui tingkat gizi balita?
a) Ya
b) Tidak
c) Tidak tahu
6. Apakah menurut ibu melakukan imunisasi balita di posyandu itu aman?
a) Ya
b) Tidak
3. Apakah kamu tahu jenis makanan lokal/herbal food yang digunakan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh?
a) Ya
b) Tidak
3. Menurut ibu, efek samping apa yang dapat timbul dari pemakaian alat
kontrasepsi? (lingkarijawaban)
Efek samping Ya Tidak
Perdarahan 2 1
Infeksi 2 1
Gangguan haid 2 1
Keputihan 2 1
Perubahan berat badan 2 1
Sakit kepala / pusing 2 1
Mual / muntah 2 1
Sakit perut / mules-mules 2 1
Lain-lain :.................................................... 2 1
Tidak tahu 2 1
SIKAP
1.Bagaimana pendapat ibu terhadap pepatah yang mengatakan ”Banyak anak banyak
rejeki”?
1. Tidaksetuju
2. Tidaktahu
3. Sejutu
2. Sampai saat ini Ibu Y tidak mau ber-KB, meskipun telah memiliki 5 orang anak
yang kesemuanya laki-laki, alasannya karena balum memiliki anak perempuan.
Bagaimana pendapat ibu terhadap kasus tersebut?
1. Tidaksetuju
2. Tidaktahu
3. Sejutu
3. Memiliki 2 orang anak sudah cukup, laki-laki maupun perempuan. Bagaimana
pendapat ibu?
1.Tidaksetuju
2.Tidaktahu
3.Sejutu
4. Ibu Z tidak mau ber-KB, karena menurutnya dengan menggunakan alat
kontrasepsi membuat seseorang tidak dapat memiliki anak lagi. Bagaimana
pendapat ibu mengenai kasus ibu?
1.Tidaksetuju
2.Tidaktahu
3.Sejutu
5.Apakah saat ini ibu ber-KB?
1.Tidak
2.Ya
6.Jika “Tidak”, apa alasannya ?
1.Usia sudah tidak mudalagi
2.Ingin memilikianak
3.Belum memilikianak
4.Ingin punya anak perempuan
5.Ingin punya anak laki-laki
7. Lain-lain : ………………………………………….
7.Sejak kapan ibu ber-KB ? …………………………….
8.Alat KB apa yang ibu gunakan?
1.Pil
2.IUD /Spiral
3.Suntikan
4.Implant / SusukKB
5.Kondom
6.Sterilisasi / Metodeoperasi
7.Lain-lain:.......................................
12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk anda sampai ke posyandu
c) >5 menit
d) <5 menit
14. Menurut ibu apakah penimbangan rutin dapat mengetahui tingkat gizi balita?
d) Ya
e) Tidak
f) Tidak tahu
15. Apakah menurut ibu melakukan imunisasi balita di posyandu itu aman?
c) Ya
d) Tidak
16. Menurut ibu apakah imunisasi bertujuan untuk mencegah penyakit tertentu?
d) Ya
e) Tidak
f) Tidak tahu
Menilai jenis makanan lokal/herbal food yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh
6. Apa manfaat utama dari konsumsi sayur?
1. Menambah energi
2. Menjaga daya tahan tubuh
3. Mengatur suhu tubuh
8. Apakah kamu tahu jenis makanan lokal/herbal food yang digunakan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh?
c) Ya
d) Tidak
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menujukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen (arikunto:2006,168) suatu instrumen dinyatakan baik jika validitasnya tinggi. Untuk validitas
tiap soal dalam instrument dapat menggunakan rumus:
∑ √* ∑
Keterangan:
Validitas suatu butir soal N = jumlah peserta tes X = nilai suatu butir soal Y = nilai total
Setelah hasil perhitungan diketahui berupa validitas butir soal, bandingakan dengan hasil tersebut dengan
tabel berikut untuk mendapatkan parameter tinggi atau rendahnya validitas soal.
b. Reabilitas
Reabilitas menujukan kepada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik(Arikunto, 2006:178).
Secara bahasa reabilitas artinya dapat dipercaya namun perlu diperhatikan maksud dapat dipercaya
disini bukanlah soal dalam instrumen melainkan data yang diperoleh dari instrument
tersebut. Ketika suatu data dinyatakan realiable maka data tersebut akan tetap sama berapakalipun data
diambil. Untuk mencari reabilitas suatu instrument, kita dapat menggunakan rumus spearman-brown yaitu
Keterangan :
Variable X dan Y disini adalah pembagian butir soal menurut ganjil dan genap dengan N adalah
jumlah butir soal. Variable X dan Y juga bias didapat dengan membagi 2 total soal sehingga didapatkan
setengah soal bagian awal dan setengah soal bagian akhir.
Pada prakteknya pembagianganjil-genapatauawal-akhir dapatmenghasilkan nilai berbeda namun dapat
dipilih salah satu yang hasilnya sesuai dengan harapan (arikunto:2006,185). Setelah mendapatkan nilai
reabilitas instrument cocokanhasil
A. Pengolahan data
1. Karakteristik responden
Data
Kode
Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan
1 Laki-laki SD-SMP IRT
2 Perempuan SMA/SMK Wirausaha
3 D3,D4,S1 Wiraswasta
4 Petani
5 Guru
6 Pendeta
7 PNS
8 BUMN
2. Status gizi
Kod Data
BB/U TB/U BB/TB LILA L.Kep L.
ping/pang
e
1 Sangat <- Sangat <- Gizi <-
kurang 3 pendek 3 buruk 3
SD SD SD
2 Kuran - 3 Pendek - 3 Gizi -3
g S S kurang SD
D D sd
sd sd <-
<- <- 2
2 2 SD
SD SD
3 Norma -2 Normal -2 Gizi baik -2
l S S SD
D D sd
sd sd +1
+1 +3 SD
SD SD
4 Lebih > Tinggi > Berisiko >
+1 +3 gizi lebih +
SD SD 1
SD
sd
+
2
SD
5 Gizi >
lebih +
2
SD
sd
+
3
SD
Obesitas >
+
3
SD
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2002) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anwar, F. et al. (2014) MASALAH DAN SOLUSI STUNTING AKIBAT KURANG GIZI
KRONIS DI WILAYAH PEDESAAN. PT Penerbit IPB Press,.
Didit Damayanti, M.Sc., DrPH., Pritasari, S.K.M., M.Sc. , Nugraheni Tri L, S.K.M., M.
(2017) GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN.
Kuczmarski, R. J. (2002) 2000 CDC Growth Charts for the United States: methods
and development, Revista Brasileira de Zootecnia. DEPARTMENT OF HEALTH
AND HUMAN SERVICES Centers for Disease Control and Prevention National
Center for Health Statistics. doi: 10.1590/S1516-35982002000600018.
Prasetyaningsih and Depkes RI, 2012 (2019) ‘Hubungan pengetahuan dan sikap ibu
dengan pemberian vitamin A pada anak balita di puskesmas pariaman kota
pariaman tahun 2017’, Jurnal Kesehatan Komunitas, 5(2), pp. 106–109.
Pritasari; Damayanti, Didit; Lestari, N. T. (2017) ‘Gizi Dalam Daur Kehidupan’, 148,
pp. 148–162.
Sari Fatimah dkk (2008) ‘Vol 10 No. XVIII Maret 2008 – September 2008 Hal - 37’,
10(Xviii).
Silvia, N. (2018) ‘Gambaran Sikap Ibu Tentang Vitamin A Pada Balita Usia 12-59
Bulan Di Puskesmas Senapelan Pekanbaru Tahun 2017’, Jurnal Ilmu Kebidanan,
7(2), pp. 30–33.
Supariasa, I. D. N., Bakri, B. and Fajar, I. (2016) Penilaian Status Gizi.pdf. 2nd edn.
Edited by E. Rezkina and Cahya Ayu Agustin. Jakarta: BUKU KEDOKTERAN EGC.
Suyadi, E. S. (2009) ‘Kejadian KEP pada Balita di Kelurahan Pancoran Mas Depok’,
Fkm Ui, pp. 1–30.
Taufiqurrahman et al. (2009) ‘Defisiensi Vitamin A dan Zinc sebagai Faktor Risiko
terjadinyaStunting pada Balita di NTB’, Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
TNP2K (2017) 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting).
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/08/153000869/variabel-bebas-dan-
terikat--pengertian-ahli-serta-perbedaannya