Anda di halaman 1dari 19

Mengkaji Standar Kompetensi dan Tugas Ahli Gizi di Rumah

Sakit , Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Disusun oleh :

Kelompok 7 :

1. Ifatul Juhudia
2. Ismawati
3. Maulidhea Andreyani
4. Risma Namori

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM

JURUSAN GIZI

2019

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………....…ii


KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….....iii
BAB I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….....4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………........5
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………......5
BAB II . RUANG LINGKUP DAN METODE PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian …………………………………………………….……….......6
2.3 Hasil Wawancara……………………………………………………….…….........6
BAB III . PEMBAHASAN
3.1 Standar Kompetensi Ahli Gizi ................................................................................8
3.2 Tugas Ahli Gizi di Rumah sakit ............................................................................14
3.3 Tugas Ahli Gizi di Puskesmas .............................................................................. 15
3.2 Tugas Ahli Gizi di Dinas Kesehatan......................................................................15
BAB IV . PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………...................17
3.2 Saran …………………………………………….…...........................................17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….........18
LAMPIRAN …………………………………………………………………………….......19

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun makalah “Mengkaji Standar
Kompetensi dan Tugas Ahli Gizi di Rumah Sakit , Puskesmas dan Dinas Kesehatan” ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Etika
Profesi Bapak I Ketut Swirya Jaya ,SKM.,M.Erg . selaku pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses
penyelesaian makalah . Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut serta membantu menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-per satu.

Penulis sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi para
pembaca. Penulis juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua
pihak agar makalah ini bisa menjadi lebih sempurna.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penulis

Mataram, 27 Juli 2019

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku profesi pada dasarnya menjelaskan tentang perilaku etika, dimana ruang
lingkupnya adalah etika dalam perilaku profesional. Etika dalam perilaku profesional
merupakan fondasi peradaban modern- menggaris bawahi keberhasilan berfungsinya hampir
setiap aspek masyarakat, dari kehidupan keluarga sehari-hari sampai hukum, kedokteran, dan
bisnis. Etika (ethic) mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban
moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus berperilaku dalam masyarakat.
Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme modern. Untuk menjadi sumber
objektif yang dapat dipercaya, profesional harus memiliki reputasi yang kuat tidak hanya
untuk kompetensi tetapi juga untuk karakter dan integritas yang tidak diragukan lagi.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman dan tidak diperkenankan
seseorang menggambarkan pengalaman keandalan kompetensi atau pengalaman yang belum
dikuasai atau dialami. Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen,
pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti
perkembangan profesi serta anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang
untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang
konsisten. Sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan
dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang dalam mengemban
profesi yang bersangkutan. Aturan ini sebagai aturan main dalam menjalankan profesi
tersebut yang biasa disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap
profesi. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki
kode etik yang merupakan prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional.

Profesi gizi dan profesi kesehatan lain, dalam sejarahnya merupakan cabang dari
profesi kedokteran. Profesi gizi dituntut untuk mampu menunjukkan profesionalisme yang
lebih tinggi bila ingin ditempatkan sejajar dengan profesi lain. Sebagai tenaga profesi yang
melakukan kegiatan/praktik kegizian tentunya mempunyai pedoman yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya tumpang tindih kewenangan antar profesi kesehatan.

4
Profesi gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu
keilmuan(body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang
berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat. Sebagai profesi, ahli gizi
dituntut memiliki pengetahuan sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan:
asuhan gizi klinik, penyelenggaraan makanan institusi, pelayanan gizi masyarakat,
penyuluhan gizi serta menyediakan pelatih sebagai konsultan gizi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengkaji Kompetensi ahli gizi dalam bidangnya


2. Mengobservasi dan wawancara pada ahli gizi tentang uraian tugas di Puskesmas ,
Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan

1.3 Tujuan

1. Mengetahui standar kompetensi ahli gizi dalam bidangnya

2. Mengetahui tugas seorang ahli gizi di Puskesmas ,Rumah Sakit dan Dinas kesehatan

5
BAB II

Ruang Lingkup dan Metode Penelitian

2.1 Metode Penelitian


Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara

2.2 Hasil Wawancara


a. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
Menurut mbak Etha Verditha sebagai ahli gizi di RSUD Kota Mataram , ahli gizi di
rumah sakit tersebut terbagi menjadi 3 bagian yaitu Kepala Instalasi Gizi , Ahli gizi ruangan
dan Ahli gizi penyelenggaraan makanan . perbedaan ahli gizi ruangan dan penyelenggaraan
makanan dapat dilihat dari tugasnya . ahli gizi yang langsung beretemu dengan pasien disebut
ahli gizi ruangan dengan melakukan edukasi terhadap pasien , memberika diet , skrining pada
pasien dan menentukan bon menu makanan untuk di berikan kepada bagian penyelengaraan
makanan untuk langsung dilakukan penyajian . Mbak Etha sebagai ahli gizi ruangan memiliki
uraian tugas dari awal sampai akhir yaitu dimulai dari melihat data riwayat pasien yang ada
pada buku dan menanyakan kembali data identitas pasien(Nama , tanggal lahir , nomer RM
pasien , diagnosis pasien dan diet untuk pasien ) dan untuk pasien baru biasanya hanya
menuliskan nama saja yang biasa disebut Skrining , karena antara pasien dengan perawat
sering terjadi kesalahpahaman dalam menanyakan keluhan pasien (mual , pusing , dll ) .
Kedua , melakukan assesmant data terhadap pasien meliputi (BB, TB dan antropometri)
kemudian menghitung antropometri pada pasien . pada pasien yang tidak bisa berdiri
biasanya menggunakan pengukuran metlin / TL ( tinggi lutut ) . Ketiga , menanyakan /
memeriksa keadaan klinis atau fisik dan menanyakan riwayat penyakit pasien . biasanya saat
melakukan skrining terdapat 4 jenis kertas : 1) Anak 2) Dewasa 3) Dietary 4) Ibu hamil dan
terdapat pertanyaan untuk disampaikan kepada pasien yaitu
1. menanyakan BB/TB > IMT
2. Apakah kehilangan berat badan selama 3- 6 bulan terakhir
3. Nafsu makan berkurang atau tidak selama 5 hari terakhir

Keempat, melakukan asuhan gizi apabila terdapat riwayat penyakit , setelah itu
menghitung kebutuhan kalori . Kelima , memberikan bentuk diet tergantung keluhan pasien .

6
biasanya untuk menentukan bentuk diet pasien ahli gizi berkolaborasi atau konsultasi dengan
dokter dan tim lainnya . apabila pasien tidak patuh terhadap edukasi ahli gizi biasanya
dilakukan KIE terhadap pasien beserta keluarganya dan memberi penjelasan tentang 5
keamanan pangan dan juga food models agar pasien mengetahui batasan – batasan apa yang
diterapkan .

b. PUSKESMAS KEDIRI

Menurut Reni Sifayanti , sebagai ahli gizi di puskesmas kediri , Lombok Barat jumlah
ahli gizi di puskesmas kediri terdiri dari 5 orang ahli gizi . beliau juga menegaskan tugas
yang biasanya dilakukan seorang ahli gizi di puskesmas yaitu : 1) melakukan posyandu pada
kelas ibu hamil dan balita 2) melakukan kegiatan PMBA ( Pemberian MPASI Pada Balita
kurus ) 3) Memberikanp paket gizi kurang pada ibu hamil dan balita 4) Membuat SPJ (surat
pertanggung jawaban ) dan laporan .

Sebagai ahli gizi juga harus memiliki sikap yang baik terhadap pasien dengan
memberi arahan , kepercayaan sehingga pasien patuh dan memberikan tanggapan yang
menunjukkan perhatian terhadap pasien . beliau juga berpendapat bahwa etika profesi yaitu
melaksanakan profesi sebagai ahli gizi

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1Standar Kompetensi Ahli Gizi


Standar kompetensi ahli gizi disusun berdasarkan jenjang kualifikasi dan jenisnya.
Jenis ahli gizi yang ada saat ini yaitu ahli gizi dan ahli madya gizi dimana wewenang dan
tanggung jawabnya berbeda.
Mengingat bahwa untuk menanggulangi hal tersebut, dibutuhkan tenaga dan ilmuwan yang
dinamis, mandiri dan menjunjung etik profesional yang tinggi sehingga dapat memberikan
kontribusi dalam upaya berbagai pengembangan ilmu dan pelayanan kesehatan di berbagai
bidang termasuk bidang gizi . Keberadaan seorang ahli gizi sangat diperlukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelayanan gizi berada dimana-mana dan kapan saja
selama masyarakat dan individu masih mau untuk hidup sehat dalam siklus kehidupan
manusia.
Tenaga gizi yang ada di Indonesia saat ini sebagian besar berlatar belakang
pendidikan Diploma III, sementara pendidikan sarjana dan sarjana terapan sampai dengan
program magister juga terus menelorkan lulusannya. Adanya tenaga gizi dengan lulusan dari
jenjang pendidikan yang berbeda ini tentunya mempunyai wewenang dan kompetensi yang
berbeda pula. Tenaga gizi dalam melaksanakan tugasnya bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain. Kondisi ini menuntut tenaga yang profesional, dalam hal ini profesi gizi
merupakan profesi kesehatan.

8
Secara umum tujuan disusunnya standar kompetensi ahli gizi adalah sebagai landasan
pengembangan profesi Ahli Gizi di Indonesia dengan tujuan agar dapat mencegah tumpang
tindih kewenangan berbagai profesi yang terkait dengan gizi. Adapun tujuan secara khusus
adalah sebagai acuan/pedoman dalam menjaga mutu Ahli Gizi, menjaga dan meningkatkan
mutu pelayanan gizi yang profesional baik untuk individu maupun kelompok serta mencegah
timbulnya mal-praktik gizi.
Standar kompetensi yang tercantum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 374/Menkes/SK/111/2007 tentang Standar Profesi Gizi. disampaikan di
bawah ini adalah standar kompetensi bagi Ahli Madya Gizi sebagai tenaga kesehatan.

KOMPETENSI AHLI Kode Judul Unit kompetensi


MADYA GIZI (Dasar
Pendidikan D III Gizi)
No.
1 Kes.AG.01.01.01 Berpenampilan (unjuk
kerja) sesuai dengan kode
etik profesi gizi.
2 Kes.AG.01.02.01 Merujuk klien/pasien
kepada ahli lain saat
situasinya berada di luar
kompetensinya.
3 Kes.AG.01.03.01 Ikut aktif dalam kegiatan
profesi gizi.
4 Kes.AG.01.04.01 Melakukan pengkajian diri
menyiapkan portofolio
untuk pengembangan
profesi dan ikut
berpartisipasi dalam
kegiatan pendidikan
berkelanjutan.
5 Kes.AG.01.05.01 Berpartisipasi dalam proses
kebijakan legislatif dan
kebijakan publik yang
berdampak pada pangan

9
gizi dan pelayanan
kesehatan.
6 Kes.AG.01.06.01 Menggunakan teknologi
terbaru dalam kegiatan
informasi dan komunikasi.
7 Kes.AG.02.07.01 Mendokumentasikan
kegiatan pelayanan gizi.
8 Kes.AG.02.08.01 Melakukan pendidikan gizi
dalam kegiatan praktik
tersupervisi.
9 Kes.AG.02.09.01 Mendidik pasien/klien
dalam rangka promosi
kesehatan, pencegahan
penyakit dan terapi gizi
untuk kondisi tanpa
komplikasi.
10 Kes.AG.02.10.01 Melakukan pendidikan dan
pelatihan gizi untuk
kelompok sasaran.
11 Kes.AG.02.11.01 Ikut serta dalam pengkajian
dan pengembangan bahan
pendidikan untuk kelompok
sasaran.
12 Kes.AG.02.12.01 Menerapkan pengetahuan
dan ketrampilan baru dalam
kegiatan pelayanan gizi.
13 Kes.AG.01.13.01 Ikut serta dalam
peningkatan kualitas
pelayanan atau praktik
dietetik untuk kepuasan
konsumen.
14 Kes.AG.01.14.01 Berpartisipasi dalam
pengembangan dan

10
pengukuran kinerja dalam
pelayanan gizi.
15 Kes.AG.01.15.01 Berpartisipasi dalam proses
penataan dan
pengembangan organisasi.
16 Kes.AG.02.16.01 Ikut serta dalam
penyusunan rencana
operasional dan anggaran
institusi.
17 Kes.AG.02.17.01 Berpatisipasi dalam
penetapan biaya pelayanan
gizi.
18 Kes.AG.02.18.01 Ikut serta dalam pemasaran
produk pelayanan gizi.
19 Kes.AG.01.19.01 Ikut serta dalam
pendayagunaan dan
pembinaan SDM dalam
pelayanan gizi.
20 Kes.AG.02.20.01 Ikut serta dalam
manajemen sarana dan
prasarana pelayanan gizi.
21 Kes.AG.01.21.01 Menyelia sumber daya
dalam unit pelayanan gizi
meliputi keuangan, sumber
daya manusia, sarana
prasarana dan pelayanan
gizi.
22 Kes.AG.02.22.01 Menyelia produksi
makanan yang memenuhi
kecukupan gizi, biaya dan
daya terima.
23 Kes.AG.02.23.01 Mengembangkan dan atau
memodifikasi

11
resep/formula
(mengembangkan dan
meningkatkan mutu resep
dan makanan formula)
24 Kes.AG.02.24.01 Menyusun standar makanan
(menerjemahkan kebutuhan
gizi ke bahan
makanan/menu) untuk
kelompok sasaran.
25 Kes.AG.02.25.01 Menyusun menu untuk
kelompok sasaran.
26 Kes.AG.02.26.01 Melakukan uji cita rasa /uji
organoleptik makanan
27 Kes.AG.02.27.01 Menyelia pengadaan dan
distribusi bahan makanan
serta transportasi makanan.
28 Kes.AG.02.28.01 Mengawasi/menyelia
masalah keamanan dan
sanitasi dalam
penyelenggaraan makanan
(industri pangan).
29 Kes.AG.02.29.01 Melakukan penapisan gizi
(nutrition screening) pada
klien/pasien secara
individu.
30 Kes.AG.02.30.01 Melakukan pengkajian gizi
(nutritional assesment)
pasien tanpa komplikasi
(dengan kondisi kesehatan
umum, misalnya hipertensi,
jantung dan obesitas).
31 Kes.AG.02.31.01 Membantu dalam
pengkajian gizi (nutritional

12
assesment) pada pasien
dengan komplikasi (kondisi
kesehatan yang kompleks,
misalnya penyakit ginjal,
multisistem organ failure,
trauma).
32 Kes.AG.02.32.01 Membantu merencanakan
dan mengimplementasikan

33 Kes.AG.02.33.01 Melakukan monitoring dan


evaluasi asupan gizi/makan
pasien.
34 Kes.AG.02.34.01 Berpartisipasi dalam
pemilihan formula enteral
serta monitoring dan
evaluasi penyediaannya.

Pada unit kompetensi di atas menunjukkan bahwa unjuk kerja ahli gizi dibedakan
berdasarkan kata kerja dari 4 tingkatan yang disusun secara berurutan dan dimulai dari
tingkat unjuk kerja yang paling rendah. Tingkatan unjuk kerja yang lebih tinggi
menggambarkan bahwa tingkatan unjuk kerja yang lebih rendah dianggap telah mampu
dilaksanakan.
a. Membantu : melakukan kegiatan secara independen di bawah pengawasan atau
Berpartisipasi (berperan serta) : mengambil bagian kegiatan tim.

b. Melaksanakan : mampu memulai kegiatan tanpa pengawasan langsung, atau Melakukan :


mampu melakukan kegiatan secara mandiri.

c. Mendidik :mampu melaksanakan fungsi-fungsi khusus yang nyata ; aktivitas yang


didelegasikan bertujuan untuk memperbaiki keadaan atau pekerjaan, dan lain-lain, atau
Menyelia/Mengawasi/Memantau : mampu mengamati kegiatan sehari-hari satu unit termasuk
sumber daya manusia, penggunaan sumber daya, masalah-masalah lingkungan atau mampu
mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan dan pekerjaan tim.

d. Mengelola : mampu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan suatu organisasi.

13
3.2 Uraian tugas ahli gizi di Rumah Sakit , Puskesmas dan Dinas Kesehatan
 Tugas Ahli Gizi di Rumah Sakit terbagi menjadi 3 bagian yaitu Kepala Instalasi Gizi ,
Ahli gizi ruangan dan Penyelenggaraan makanan .
1. Tugas ahli gizi ruangan di RSUD KOTA MATARAM
 Melaksanakan kegiatan penyuluhan , konsultasi dan rujukan gizi
 Menyiapkan leaflet diit khusus untuk pasien rawat inap
 Melaksanakan pengkajian status gizi rawat inap
 Melakukan terapi gizi (diet) pasien berkolaborasi dengan PPA dan
memesankan makanan sesuai kebutuhan pasien dan jenis dietnya ke Unit
Penyelenggaraan Makanan
 Melakukan perubahan diet pasien sesuai dengan hasil anamnesa , monitoring
dan hasil evaluasi gizi
 Melaksanakan monitoring evaluasi terhadap diet yang diberikan pada pasien
 Memberikan konseling gizi kepada pasien dan keluarga pasien , khususnya
pasien yang berisko masalah gizi
 Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan
pelayanan makanan pasien (diet pasien) di rawat inap serta konseling gizi
pasien di rawat inap
 Pencatatan dan pelaporan / dokumentasi kegiatan (laporan harian , bulanan)
 Melaksanakan tugas lain dari Kepala Instalasi Gizi
2. Tugas ahli gizi penyelenggaraan makanan
 Membuat siklus menu, standar bumbu , standar resep
 Bertanggung jawab melakukan penulisan makanan / diet di Papan Diet sesuai
Bon Permintaan dari Rawat Inap
 Bertanggung jawab terhadap kesesuaian Diet (Diet Khusus) yang dipesan pada
kegiatan penyajian makanan (menimbang , menulis List Diet )
 Bertanggung jawab terhadap tersedianya makanan yang akan digunaka dengan
cara megalikan jumlah pasien dengan standar porsi bahan makanan
 Mengajukan permintaan bahan makanan segar dan kering ke penanggung
jawab gudang dengan menggunakan form permintaan bahan makanan
 Melakukan kontrol terhadap makanan yang tersedia baik kualitas dan
kuantitas , hygine sanitasi sesuai standar porsi dan standar diit yang telah
ditentukan
14
 Pencatatan dan pelaporan / dokumentasi kegiatan (laporan harian, bulanan)
 Melaksanakan tugas lain dari Kepala Intalasi Gizi
3. Tugas ahli gizi di Puskesmas

1) melakukan posyandu pada kelas ibu hamil dan balita

2) melakukan kegiatan PMBA ( Pemberian MPASI Pada Balita kurus )

3) Memberikanp paket gizi kurang pada ibu hamil dan balita

4) Membuat SPJ (surat pertanggung jawaban ) dan laporan .

5) Melakukan PSG ( Pemantuan Status Gizi )

6) Mendeteksi dan melaporkan adanya balita KEP

7) Melaksanakan konseling gizi di klinik gizi maupun di posyandu

8) Melaksanakan Pemantauan garam beryodium

9) Mengkoordinir pelaksanaan PMT penyuluhan dan PMT Pemulihan Balita KEP

4. Tugas ahli gizi di Dinas Kesehatan


1) Ahli gizi melakukan penyuluhan di Puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk
mensosialisasikan program pemerintah kepada masyarakat, memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang upaya pencegahan penyakit melalui
makanan serta melakukan observasi tentang pelayanan di Puskesmas.
2) Ahli gizi melakukan sidak ke pasar tradisional. Observasi yang dilakukan di pasar
ttradisional nertujuan untuk mengetahui bahan makanan yang layak dikonsumsi
oleh konsumen.
3) Melakukan observasi ke Rumah Sakit. Dinas kesehatan melakukan observasi ke
rumah sakit sebagai bentuk pengabdian ahli gizi dalam memberikan konsultasi
gizi serta upaya meningkatkan gizi pasien rawat inap di rumah sakit.
4) hli gizi dapat melakukan sidak ke pedagang kaki lima (PKL). Alasan sidak ini
dilakukan, ahli gizi perlu mengetahui apakah makanan yang dijual oleh pedagang
layak dan memiliki nilai gizi.
5) Melakukan observasi ke perusahaan makanan. Ahli gizi memiliki hak untuk
melakuukan sidak atau observasi ke berbagai peruhasaan makanan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan zat gizi pada bahan yang digunakan serta

15
mencegah penggunaan zat aditif dan bahan berbahaya lainnya pada bahan
makanan yang diolah.

16
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan :
1. Standar kompetensi ahli gizi disusun berdasarkan jenjang kualifikasi dan
jenisnya. Jenis ahli gizi yang ada saat ini yaitu ahli gizi dan ahli madya gizi
dimana wewenang dan tanggung jawabnya berbeda.
2. Terdapat tujuan umum dan khusus terhadap standar kompetensi ahli gizi
3. Jumlah ahli gizi di RSUD KOTA MATARAM 20 orang dan PUSKESMAS
KEDIRI 5 orang
4. Ahli gizi memiliki berbagi macam tugas di rumah sakit , puskesmas dan dinas
kesehatan

3.2 Saran :
sebaiknya jumlah ahli gizi di berbagai wilayah diperbanyak agar dapat
mengkontrol keaadan sekitar masyarakat

17
DAFTAR PUSTAKA

Unknown . 2017.Peran,Fungsi Dan Kompetensi Ahli Gizi


http://giziklinik2015polije.blogspot.com/2017/ ( diakses tanggal 27 juli 2019 pukul 12.00
WITA )
forumgizi. 2010. STANDART KOMPETENSI AHLI GIZI
http://mypersagi.blogspot.com/2010/02/kompetensi-inti-1.html ( diakses tanggal 27 juli 2019
pukul 12.00 WITA )
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Etika-Profesi_SC.pdf.

18
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Nama : Etha Verditha Nama : Reni Sifayanti


AHLI GIZI RUANGAN DI RSUD KOTA
AHLI GIZI DI PUSKESMAS KEDIRI
MATARAM

19

Anda mungkin juga menyukai