Disusun oleh :
Kelompok 7 :
1. Ifatul Juhudia
2. Ismawati
3. Maulidhea Andreyani
4. Risma Namori
JURUSAN GIZI
2019
i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun makalah “Mengkaji Standar
Kompetensi dan Tugas Ahli Gizi di Rumah Sakit , Puskesmas dan Dinas Kesehatan” ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Etika
Profesi Bapak I Ketut Swirya Jaya ,SKM.,M.Erg . selaku pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses
penyelesaian makalah . Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut serta membantu menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-per satu.
Penulis sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi para
pembaca. Penulis juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua
pihak agar makalah ini bisa menjadi lebih sempurna.
Penulis
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Perilaku profesi pada dasarnya menjelaskan tentang perilaku etika, dimana ruang
lingkupnya adalah etika dalam perilaku profesional. Etika dalam perilaku profesional
merupakan fondasi peradaban modern- menggaris bawahi keberhasilan berfungsinya hampir
setiap aspek masyarakat, dari kehidupan keluarga sehari-hari sampai hukum, kedokteran, dan
bisnis. Etika (ethic) mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan kewajiban
moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus berperilaku dalam masyarakat.
Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme modern. Untuk menjadi sumber
objektif yang dapat dipercaya, profesional harus memiliki reputasi yang kuat tidak hanya
untuk kompetensi tetapi juga untuk karakter dan integritas yang tidak diragukan lagi.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman dan tidak diperkenankan
seseorang menggambarkan pengalaman keandalan kompetensi atau pengalaman yang belum
dikuasai atau dialami. Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen,
pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti
perkembangan profesi serta anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang
untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang
konsisten. Sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan
dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang dalam mengemban
profesi yang bersangkutan. Aturan ini sebagai aturan main dalam menjalankan profesi
tersebut yang biasa disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap
profesi. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki
kode etik yang merupakan prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional.
Profesi gizi dan profesi kesehatan lain, dalam sejarahnya merupakan cabang dari
profesi kedokteran. Profesi gizi dituntut untuk mampu menunjukkan profesionalisme yang
lebih tinggi bila ingin ditempatkan sejajar dengan profesi lain. Sebagai tenaga profesi yang
melakukan kegiatan/praktik kegizian tentunya mempunyai pedoman yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya tumpang tindih kewenangan antar profesi kesehatan.
4
Profesi gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu
keilmuan(body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang
berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat. Sebagai profesi, ahli gizi
dituntut memiliki pengetahuan sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan:
asuhan gizi klinik, penyelenggaraan makanan institusi, pelayanan gizi masyarakat,
penyuluhan gizi serta menyediakan pelatih sebagai konsultan gizi.
1.3 Tujuan
2. Mengetahui tugas seorang ahli gizi di Puskesmas ,Rumah Sakit dan Dinas kesehatan
5
BAB II
Keempat, melakukan asuhan gizi apabila terdapat riwayat penyakit , setelah itu
menghitung kebutuhan kalori . Kelima , memberikan bentuk diet tergantung keluhan pasien .
6
biasanya untuk menentukan bentuk diet pasien ahli gizi berkolaborasi atau konsultasi dengan
dokter dan tim lainnya . apabila pasien tidak patuh terhadap edukasi ahli gizi biasanya
dilakukan KIE terhadap pasien beserta keluarganya dan memberi penjelasan tentang 5
keamanan pangan dan juga food models agar pasien mengetahui batasan – batasan apa yang
diterapkan .
b. PUSKESMAS KEDIRI
Menurut Reni Sifayanti , sebagai ahli gizi di puskesmas kediri , Lombok Barat jumlah
ahli gizi di puskesmas kediri terdiri dari 5 orang ahli gizi . beliau juga menegaskan tugas
yang biasanya dilakukan seorang ahli gizi di puskesmas yaitu : 1) melakukan posyandu pada
kelas ibu hamil dan balita 2) melakukan kegiatan PMBA ( Pemberian MPASI Pada Balita
kurus ) 3) Memberikanp paket gizi kurang pada ibu hamil dan balita 4) Membuat SPJ (surat
pertanggung jawaban ) dan laporan .
Sebagai ahli gizi juga harus memiliki sikap yang baik terhadap pasien dengan
memberi arahan , kepercayaan sehingga pasien patuh dan memberikan tanggapan yang
menunjukkan perhatian terhadap pasien . beliau juga berpendapat bahwa etika profesi yaitu
melaksanakan profesi sebagai ahli gizi
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Secara umum tujuan disusunnya standar kompetensi ahli gizi adalah sebagai landasan
pengembangan profesi Ahli Gizi di Indonesia dengan tujuan agar dapat mencegah tumpang
tindih kewenangan berbagai profesi yang terkait dengan gizi. Adapun tujuan secara khusus
adalah sebagai acuan/pedoman dalam menjaga mutu Ahli Gizi, menjaga dan meningkatkan
mutu pelayanan gizi yang profesional baik untuk individu maupun kelompok serta mencegah
timbulnya mal-praktik gizi.
Standar kompetensi yang tercantum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 374/Menkes/SK/111/2007 tentang Standar Profesi Gizi. disampaikan di
bawah ini adalah standar kompetensi bagi Ahli Madya Gizi sebagai tenaga kesehatan.
9
gizi dan pelayanan
kesehatan.
6 Kes.AG.01.06.01 Menggunakan teknologi
terbaru dalam kegiatan
informasi dan komunikasi.
7 Kes.AG.02.07.01 Mendokumentasikan
kegiatan pelayanan gizi.
8 Kes.AG.02.08.01 Melakukan pendidikan gizi
dalam kegiatan praktik
tersupervisi.
9 Kes.AG.02.09.01 Mendidik pasien/klien
dalam rangka promosi
kesehatan, pencegahan
penyakit dan terapi gizi
untuk kondisi tanpa
komplikasi.
10 Kes.AG.02.10.01 Melakukan pendidikan dan
pelatihan gizi untuk
kelompok sasaran.
11 Kes.AG.02.11.01 Ikut serta dalam pengkajian
dan pengembangan bahan
pendidikan untuk kelompok
sasaran.
12 Kes.AG.02.12.01 Menerapkan pengetahuan
dan ketrampilan baru dalam
kegiatan pelayanan gizi.
13 Kes.AG.01.13.01 Ikut serta dalam
peningkatan kualitas
pelayanan atau praktik
dietetik untuk kepuasan
konsumen.
14 Kes.AG.01.14.01 Berpartisipasi dalam
pengembangan dan
10
pengukuran kinerja dalam
pelayanan gizi.
15 Kes.AG.01.15.01 Berpartisipasi dalam proses
penataan dan
pengembangan organisasi.
16 Kes.AG.02.16.01 Ikut serta dalam
penyusunan rencana
operasional dan anggaran
institusi.
17 Kes.AG.02.17.01 Berpatisipasi dalam
penetapan biaya pelayanan
gizi.
18 Kes.AG.02.18.01 Ikut serta dalam pemasaran
produk pelayanan gizi.
19 Kes.AG.01.19.01 Ikut serta dalam
pendayagunaan dan
pembinaan SDM dalam
pelayanan gizi.
20 Kes.AG.02.20.01 Ikut serta dalam
manajemen sarana dan
prasarana pelayanan gizi.
21 Kes.AG.01.21.01 Menyelia sumber daya
dalam unit pelayanan gizi
meliputi keuangan, sumber
daya manusia, sarana
prasarana dan pelayanan
gizi.
22 Kes.AG.02.22.01 Menyelia produksi
makanan yang memenuhi
kecukupan gizi, biaya dan
daya terima.
23 Kes.AG.02.23.01 Mengembangkan dan atau
memodifikasi
11
resep/formula
(mengembangkan dan
meningkatkan mutu resep
dan makanan formula)
24 Kes.AG.02.24.01 Menyusun standar makanan
(menerjemahkan kebutuhan
gizi ke bahan
makanan/menu) untuk
kelompok sasaran.
25 Kes.AG.02.25.01 Menyusun menu untuk
kelompok sasaran.
26 Kes.AG.02.26.01 Melakukan uji cita rasa /uji
organoleptik makanan
27 Kes.AG.02.27.01 Menyelia pengadaan dan
distribusi bahan makanan
serta transportasi makanan.
28 Kes.AG.02.28.01 Mengawasi/menyelia
masalah keamanan dan
sanitasi dalam
penyelenggaraan makanan
(industri pangan).
29 Kes.AG.02.29.01 Melakukan penapisan gizi
(nutrition screening) pada
klien/pasien secara
individu.
30 Kes.AG.02.30.01 Melakukan pengkajian gizi
(nutritional assesment)
pasien tanpa komplikasi
(dengan kondisi kesehatan
umum, misalnya hipertensi,
jantung dan obesitas).
31 Kes.AG.02.31.01 Membantu dalam
pengkajian gizi (nutritional
12
assesment) pada pasien
dengan komplikasi (kondisi
kesehatan yang kompleks,
misalnya penyakit ginjal,
multisistem organ failure,
trauma).
32 Kes.AG.02.32.01 Membantu merencanakan
dan mengimplementasikan
Pada unit kompetensi di atas menunjukkan bahwa unjuk kerja ahli gizi dibedakan
berdasarkan kata kerja dari 4 tingkatan yang disusun secara berurutan dan dimulai dari
tingkat unjuk kerja yang paling rendah. Tingkatan unjuk kerja yang lebih tinggi
menggambarkan bahwa tingkatan unjuk kerja yang lebih rendah dianggap telah mampu
dilaksanakan.
a. Membantu : melakukan kegiatan secara independen di bawah pengawasan atau
Berpartisipasi (berperan serta) : mengambil bagian kegiatan tim.
13
3.2 Uraian tugas ahli gizi di Rumah Sakit , Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Tugas Ahli Gizi di Rumah Sakit terbagi menjadi 3 bagian yaitu Kepala Instalasi Gizi ,
Ahli gizi ruangan dan Penyelenggaraan makanan .
1. Tugas ahli gizi ruangan di RSUD KOTA MATARAM
Melaksanakan kegiatan penyuluhan , konsultasi dan rujukan gizi
Menyiapkan leaflet diit khusus untuk pasien rawat inap
Melaksanakan pengkajian status gizi rawat inap
Melakukan terapi gizi (diet) pasien berkolaborasi dengan PPA dan
memesankan makanan sesuai kebutuhan pasien dan jenis dietnya ke Unit
Penyelenggaraan Makanan
Melakukan perubahan diet pasien sesuai dengan hasil anamnesa , monitoring
dan hasil evaluasi gizi
Melaksanakan monitoring evaluasi terhadap diet yang diberikan pada pasien
Memberikan konseling gizi kepada pasien dan keluarga pasien , khususnya
pasien yang berisko masalah gizi
Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan
pelayanan makanan pasien (diet pasien) di rawat inap serta konseling gizi
pasien di rawat inap
Pencatatan dan pelaporan / dokumentasi kegiatan (laporan harian , bulanan)
Melaksanakan tugas lain dari Kepala Instalasi Gizi
2. Tugas ahli gizi penyelenggaraan makanan
Membuat siklus menu, standar bumbu , standar resep
Bertanggung jawab melakukan penulisan makanan / diet di Papan Diet sesuai
Bon Permintaan dari Rawat Inap
Bertanggung jawab terhadap kesesuaian Diet (Diet Khusus) yang dipesan pada
kegiatan penyajian makanan (menimbang , menulis List Diet )
Bertanggung jawab terhadap tersedianya makanan yang akan digunaka dengan
cara megalikan jumlah pasien dengan standar porsi bahan makanan
Mengajukan permintaan bahan makanan segar dan kering ke penanggung
jawab gudang dengan menggunakan form permintaan bahan makanan
Melakukan kontrol terhadap makanan yang tersedia baik kualitas dan
kuantitas , hygine sanitasi sesuai standar porsi dan standar diit yang telah
ditentukan
14
Pencatatan dan pelaporan / dokumentasi kegiatan (laporan harian, bulanan)
Melaksanakan tugas lain dari Kepala Intalasi Gizi
3. Tugas ahli gizi di Puskesmas
15
mencegah penggunaan zat aditif dan bahan berbahaya lainnya pada bahan
makanan yang diolah.
16
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
1. Standar kompetensi ahli gizi disusun berdasarkan jenjang kualifikasi dan
jenisnya. Jenis ahli gizi yang ada saat ini yaitu ahli gizi dan ahli madya gizi
dimana wewenang dan tanggung jawabnya berbeda.
2. Terdapat tujuan umum dan khusus terhadap standar kompetensi ahli gizi
3. Jumlah ahli gizi di RSUD KOTA MATARAM 20 orang dan PUSKESMAS
KEDIRI 5 orang
4. Ahli gizi memiliki berbagi macam tugas di rumah sakit , puskesmas dan dinas
kesehatan
3.2 Saran :
sebaiknya jumlah ahli gizi di berbagai wilayah diperbanyak agar dapat
mengkontrol keaadan sekitar masyarakat
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN – LAMPIRAN
19