Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONSELING GIZI

MONITORING DAN EVALUASI KONSELING GIZI

Disusun oleh:

Annisa Sabila (P23131017040)

Helen Esra Debora (P23131017051)

Indriani Natalia (P23131017053)

Manzelina Syafrina (P23131017055)

KELAS D3/5B

Dosen Pembimbing: Siti Mutia Rahmawari, S.K.M., M.Si.

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 2

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah KONSELING GIZI yang berjudul
“MONITORING DAN EVALUASI KONSELING GIZI” Makalah ini disusun bukan saja untuk
memenuhi tugas mata kuliah KONSELING GIZI tetapi juga untuk mengetahui lebih dalam
mengenai pengertian dan penjelasan serta berbagai cara dalam Monitoring Dan Evaluasi
Konseling Gizi

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah banyak
membantu yaitu kepada orangtua kami, dosen pembimbing kami, serta teman – teman sekalian
yang mendukung dari berbagai hal.

Pada akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya dan penulis pun mengharap kritik dan saran dari para pembaca sekalian untuk
perbaikan kualitas makalah yang telah kami susun.

Jakarta, 23 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 2

Tujuan ............................................................................................................................................. 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3

Pengertian Konseling gizi ............................................................................................................... 3

Langkah-langkah Konseling Gizi ................................................................................................... 4

Perencanaan Konseling Gizi ........................................................................................................... 6

Pengertian Monitoring Dan Evaluasi Konseling Gizi .................................................................... 8

Hal-hal Yang Harus Dilakukan dalam Monitoring dan Konsultasi Gizi ........................................ 9

Contoh Penerapan Langkah Dalam Monitoring Dan Evaluasi Konseling Gizi ........................... 11

BAB III ........................................................................................................................................ 14

PENUTUP..................................................................................................................................... 14

Kesimpulan ................................................................................................................................... 14

Saran ............................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia saat ini berkembang langkah-langkah konseling gizi yang sesuai dengan
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) atau Nutrition Care Proses (NCP). Proses PGAT
adalah serangkaian langkah-langkah yang saling berkaitan satu sama lainnya. PAGT terdiri
dari empat langkah yaitu : Pengkajian Gizi (Nutrition Assessment), Diagnosis Gizi (Nutrition
Diagnosis), Intervensi Gizi (Nutrition Intervention), Monitoring dan Evaluasi Gizi (Nutrition
Monitoring and Evaluating). Keempat langkah tersebut disingkat dengan ADIME
(Assessment, Diagnosis, Intervention, Monitoring and Evaluating).
Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia, sesuai dengan yang tercantum dalam Buku Penuntun
Konseling Gizi tahun 2010 keempat langkah PAGT tersebut dikembangkan menjadi enam
langkah koseling gizi. Keenam langkah konseling yaitu 1) membangun dasar-dasar
konseling, 2) menggali permasalahan, 3) memilih solusi dengan menegakkan diagnosis, 4)
memilih rencana/merencanakan intervensi, 5) memperoleh komitmen dan 6) monitoring dan
evaluasi.
Dalam pelaksanaan program gizi terkadang kegiatan monitoring dan evaluasi sering
dilalaikan, Padahal Konseling perlu dalam setiap titik dan seiap tahap pelaksanaan program
gizi. Karena itu salah satu langkah konseling gizi yang merupakan keberhasilan untuk
mencapai tujuan separuhnya ditentukan oleh rencana yang telah ditetapkan, dan setengahnya
lagi oleh fungsi pengawasan atau monitoring. Perencanaan dan monitoring merupakan fungsi
yang penting dari manajemen. Dikatakan oleh beberapa pakar manajemen bahwa fungsi dari
monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan.
Banyak batasan tentang evaluasi, secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi
adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program
dengan tjuan yang direncanakan, evaluasi merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan
pengukuran dan pengembangan indikator. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi harus
berpedoman pada ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi juga

1
merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna untuk
meningkatkan produktivitas di masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Langkah-langkah di dalam Konseling Gizi?
2. Apa yang dimaksud dengan Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi?
3. Hal apa sajakah yang harus dilakukan dalam Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi?
4. Bagaimana contoh penerapan langkah dalam Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui langkah-langkah Konseling Gizi
2. Dapat mengetahui pengertian Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi
3. Dapat mengetahui hal apa saja yang dilakukan dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi
4. Dapat mengetahui contoh penerapan langkah Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konseling gizi


Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah
untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga membantu
klien / pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan
minuman yang dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien. Konseling gizi adalah suatu
bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan
keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan permasalahan yang
dihadapi. Setelah konseling diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil
langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi termasuk perubahan pola makan serta
memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat. Konseling yang efektif
adalah komunikasi dua arah antara klien dan konselor tentang segala sesuatu yang
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku makan klien. Hal ini dapat dicapai kalau
konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga mampu dan mau
melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi yang optimal, untuk itu konselor
perlu menguasai dan menerapkan keterampilan mendengar dan mempelajari dalam proses
konseling.

Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan : konseling gizi bertujuan untuk membantu klien dalam upaya mengubah
perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan kualitas gizi dan
kesehatan umum.
2. Sasaran : adapun sasaran konseling gizi adalah sebagai berikut:
 Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait gizi.
 Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan.
 Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi optimal.

3
B. Langkah-langkah Konseling Gizi
Menurut Brammer, Albrego dan Shostrom mengatakan bahwa langkah konseling ada
empat yaitu membangun hubungan, identifikasi dan penilaian masalah, memfasilitasi
perubahan terapeutis, dan evaluasi serta terminasi.

Langkah pertama yaitu membangun hubungan bertujuan agar klien menjelaskan


permasalahan yang dihadapinya, keprihatinan yang dihadapi oleh klien dan alasan kenapa
datang kepada koselor. Pada langkah ini sudah mulai membangun hubungan terapeutik.
Pada langkah ini sangat penting untuk membangun hubungan yang positif berdasarkan
rasa saling percaya, saling keterbukaan dan kejujuran berekspresi. Pada langkah ini
konselor harus menunjukkan diri sebagai seorang berkompeten di bidang gizi dapat
membantu klien mengatasi permasalahannya. Konselor menunjukkan diri dan
meyakinkan diri klien bahwa konselor sebagai orang yang dapat dipercaya dan dapat
membantu klien mengatasi masalahnya.

Langkah kedua adalah identifikasi dan penilaian masalah. Pada langkah ini
konselor mendiskusikan dengan klien tentang tujuan yang diperoleh dari proses konseling
yang akan dilakukan. Pada langkah ini hindari kemungkinan keinginan atau harapan
klien yang tidak realistis dan berlebihan. Sasaran-sasaran spesifik dan tingkah laku yang
diharapkan sebagai indikator keberhasilan konseling juga dibicarakan pada langkah ini.
Inti dari langkah ini adalah mendiagnosis permasalahan dan harapan klien pada akhir
konseling ini.

Langkah ketiga adalah memfasilitasi perubahan terafeutik. Tujuan dari langkah ini
adalah mencari strategi dan intervensi yang dapat memudahkan terjadinya perubahan
perilaku. Sasaran dan strategi sangat ditentukan oleh sifat masalah, gaya dan teori yang
dianut oleh konselor, dan keinginan klien serta gaya komunikasinya. Konselor berupaya
mencarikan berbagai alternatif pemecahan masalah dan konsekuensi dari masing-masing
alternatif tersebut, serta merencanakan tindakan yang diputuskan.

Langkah Keempat adalah evaluasi dan terminasi. Tujuan dari langkah ini adalah
evaluasi terhadap hasil konseling dan akhirnya terminasi. Dengan memperhatikan
indikator apakah proses konseling ini berhasil atau gagal, apakah konseling ini sudah

4
dapat membantu klien atau malah memperburuk masalah. Keputusan untuk
menghentikan intervensi dan mencari alternatif baru adalah usaha b ersama antara klien
dan konselor.

Gambar 3.3. Alur/Langkah-langkah Konseling

Sumber: Persagi (2010) penuntun Konseling Gizi, hal.26

5
C. Perencanaan Konseling Gizi
A. Pengumpulan data
1. Data sosial budaya : suku, agama, pendidikan, keadaan ekonomi dan pekerjaan.
2. Data riwayat : data keluarga dan data riwayat kesehatan, data riwayat gizi
(anamnesa gizi) menyangkut pola dan kebiasaan makan yaitu perkiraan jumlah
asupan zat gizi dalam periode waktu tertentu, jenis dan jumlah bahan makanan yang
sering dikonsumsi, makanan pantangan / mitos budaya, alergi, kebiasaan mengolah
atau membeli makanan. Pengambilan data riwayat gizi (anamnesa gizi) dengan cara
recall makanan 24 jam dilengkapi dgn data food frekwensi dan food record.
3. Pengetahuan tentang gizi, sikap terhadap makanan, aktivitas fisik, penggunaan obat-
obatan, penggunaan suplemen zat gizi
4. Data riwayat medik : kemungkinan pengaruh penyakit yang lalu, terapi,
pembedahan, radiasi, kemoterapi, atau tindakan lain terhadap kebutuhan, asupan,
pencernaan, absorpsi dan metabolisme zat gizi.
5. Data antropometri : Tinggi badan,Berat badan, IMT, Lila, untuk anak-anak : tb dan
bb dibandingkan dengan umur berdasarkan standar bakuWHO-NCHS. Untuk orang
dewasa : IMT, Lila.
6. Data klinis : Tanda-tanda adanya retensi cairan : oedema, ascites, peningkatan
tekanan darah, penambahan bb, meningkatnya jumlah urine,Tanda-tanda adanya
dehidrasi : mata dan pipi cekung, kulit keriput, kurus, menurunnya jumlah urine,
tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang. kondisi lemah, cengeng,
mudah rewel (bagi anak-anak), tangan dan kaki terasa dingin, haus (mulut kering).
7. Data biokimia : Hb, gula darah, albumin, sgot, sgpt, urine, kolesterol darah, hati,
jantung, ginjal, dsb.

B. Pengkajian dan identifikasi data


Gambaran status gizi, sikap terhadap makanan dan lingkungannya, riwayat sosial,
medis, kebutuhan gizi, kebutuhan akan pendidikan gizi, kebutuhan akan motivasi

6
C. Kesimpulan hasil identifikasi masalah klien
Contoh : asupan makanan melebihi dari kebutuhan --> energi 1 « akg, tinggi
lemak jenuh, dsb. lingkungan klien kurang memadai yaitu pengetahuan gizi dan motivasi
untuk melakukan kebiasaan pola makan hidup sehat masih rendah.

D. Membuat perencanaan konseling


Perencanaan konseling dibuat berdasarkan :
1. Hasil dari pengkajian dan identifikasi data
2. Kesimpulan hasil identifikasi masalah klien
Hitung kebutuhan zat gizi klien : Hitung kebutuhan gizi dengan mempertimbangkan
bb, tb, imt, aktivitas, kemampuan organ tubuh akibat penyakit yang diderita. Dsb.
Terjemahkan hasil penghitungan kedalam bentuk susunan jumlah bahan makanan dan
ditulis di dalam daftar diet. Daftar diet merupakan daftar bahan makanan yang dapat
dipedomani klien dalam melaksanakan dietnya sendiri yang di dalamnya juga
tercantum bahan makanan yang boleh, yang dibatasi, dan tidak dibolehkan
dikonsumsi klien selama menjalani diet.

 Materi : Materi disesuaikan dengan permasalahan klien, diawali dengan


penjelasan tentang hal-hal yang mudah sampai ke yang rumit, materi dimuat
dalam daftar diet (leaflet) yang sudah jadi.
 Metode : Metode yang digunakan dengan menggabungkan berbagai metode
belajar seperti: wawancara, diskusi dan tanya jawab, demonstrasi dsb
 Media : Sebaiknya menggunakan lebih dari satu media spt : daftar diet, daftar
bahan makanan penukar, food model, lembar balik, phantom, nutriclean, contoh-
contoh menu dsb.
 Evaluasi : Lisan dan tulisan tentang pengetahuan, sikap dan tindakan

7
D. Pengertian Monitoring Dan Evaluasi Konseling Gizi
Monitoring adalah aktifitas yang ditunjukan untuk memberikan informasi tentang
sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang dilaksanakan. monitoring diperlukan
agar kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan
Monitoring dapat juga diartikan sebagai pengumpulan dan analisa data secara rutin untuk
mengetahui kemajuan kegiatan dan memastikan kesesuaian terhadap standar yang telah
ditetapkan.
Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai apakahh suatu kegiatan atau
program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang dingin dicapai
Evaluasi dapat didefinisi sebagai penilaian yang sistematis dan sesubyektif mungkin
terhadap kegiatan yang sedang berjalan atau telah selesai. (Markas PMI, 2014).
Proses melakukan monitoring dan evaluasi klien/pasien terhadap intervensi
terhadap dampak asuhan gizi dalam menunjukan peran petugas gizi dalam memberikan
pelayanan asuhan gizi pada pasien rawat inap. Monitoring dan evaluasi merupakan
langkah akhir dari suatu proses konseling.
Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui pelaksanaan
intervensi seuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan konseling. untuk tujuan
tersebut konselor bisa melakukan diskusi dan menanyakan tentang pelaksanaan
intervensi meliputi keberhasilan konseling, factor penghambat dan factor pendorong
dalam melaksanakan diet yang dianjurkan. Monitoring dilakukan sejalan dengan
evaluasi, dengan tujuan agar perencanaan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
klien berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari waktu maupun jenis
kegiatannya.
Dalam praktiknya, monitoring kadang diidentikan dengan evaluasi proses dari
suatu program. Dalam pelaksanaan konseling gizi, selain evaluasi juga dilakukan
monitoring atau pemantauan perencanaan. Dalam kegiatan monitoring, dilakukan
pencatatan atau pengamatan , namun tidak dilakukan penilaian sebagaimana yang
dilakukan pada kegiatan evaluasi. Jika terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan dengan
rencana yang telah ditetapkan, maka akan dilakukan koreksi atau pembetulan, termasuk
pembetulan terhadap penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana).

8
E. Hal-hal Yang Harus Dilakukan dalam Monitoring dan Konseling Gizi
Persagi (2010) mengatakan bahwa dalam melakukan monitoring dan evaluasi ada
empat hal yang dilakukan yaitu monitoring perkembangan, mengukur hasil, evaluasi hasil
dan dokumentasi monitoring dan evaluasi. Di bawah ini dapat kita simak keempat hal
tersebut:

a) Monitoring perkembangan.
Monitoring perkembangan meliputi perkembangan klien alam hal, pemahaman dan
ketaatan diet, apakah intervensi sesuai rencana, perubahan status gizi dan kesehatannya,
identifikasi hasil (positif atau negatif), mengumpulkan informasi hal yang mendorong
dan menghambat pelaksanaan diet.

b) Mengukur hasil.
Keberhasilan konseling dapat dilihat dari berbagai indikator seperti perubahan status
gizi, perubahan nilai biokimia, perubahan fisik dan perubahan pola makan. Dapat juga
dilihat ada tidaknya perubahan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan diagnosis gizi
sebelumnya.

c) Evaluasi Hasil.
Kegiatan evaluasi hasil ini merupakan kegiatan dengan membandingkan antara data
terbaru dengan data sebelumnya. Dalam evaluasi hasil ini bertujuan untuk menilai
keberhasilan penyuluhan dan konseling gizi, sehingga kita dapat mngetahui tingkat
keberhasilan atau bahkan kegagalan. Pada evaluasi hasil ini terbagi mejadi 2 tahap, yaitu:

 Evaluasi proses (Jangka Pendek) :


Dalam melakukan evaluasi proses hal yang diperhatikan adalah partisipasi klien,
kesesuaian materi dan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi, dan
waktu yang digunakan. Evaluasi sebagai proses dapat dilakukan melalui langkah-
langkah berikut.
1) Melakukan pengumpulan data awal tentang suatu program
2) Pelajari tujuan program tersebut

9
3) Menentukan tolak ukurnya, yaitu patokan-patokan untuk pengukurannya
4) Pelajari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mecapai tujuan
5) Sesudah pelaksanaan dimulai, mengadakan penilaian pada waktu-waktu yang
sudah ditentukan. Penilaian akhir diadakan waktu pelaksanaan program berakhir
dan juga beberapa saat sesudah program berakhir
6) Tentukan apakah tujuan tercapai atau apakah prosesnya sudah seperti yang
direncanakan.

 Evaluasi Dampak (Jangka Panjang) :


Evaluasi dampak lebih ditujukan untuk melihat keberhasilan konselor atau
pesuluh, hal ini dapat diketahui dari apakah klien melakukan kunjungan ulang,
ketepatan asupan gizi yang disarankan, apakah ada perubahan berat badan,
perubahan biokimia, perubahan fisik dan apakah terjadi perubahan perilaku positif
klien terhadap makanan dan kesehatan..

d) Dokumentasi monitoring dan evaluasi


Pendokumentasian data konseling seharusnya tertata dengan baik. Hal ini penting
untuk melihat perubahan yang terjadi pada proses konseling. Data yang perlu
didokumentasikan antara lain data antropometri/status gizi, biokimia, klinis, penyakit dan
perubahan pola makan. Dokumentasi ini perlu disimpan dengan baik untuk dilihat
kembali bila diperlukan atau saat klien tersebut datang lagi untuk konseling.

e) Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan konseling gizi adalah serangkaian kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan konseling gizi.
Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan konseling, sedangkan pelaporan
dilakukan berkala sesuai dengan waktu dan kebutuhan yang diperlukan.

10
F. Contoh Penerapan Langkah Dalam Monitoring Dan Evaluasi Konseling
Gizi
1. Contoh Kasus Obesitas
Seorang laki-laki umur 22 tahun datang berkunjung ke poliklinik gizi sebuah rumah
sakit karena merasa tidak nyaman dengan keadaan tubuhnya yang terasa berat, gerak
tidak nyaman dan terbatas. Tolong dibantu untuk pemecahan masalahnya.
Berikut adalah langkah Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi:
Lakukan evaluasi meliputi: Evaluasi Proses, Misalnya:

a) Klien sangat antusias mengikuti jalannya konseling seperti klien menanyakan bila
ada istilah gizi/diet yang tidak dimengerti.
b) Interaksi antara klien dan klonselor baik.
c) Klien semangat dalam berkomitmen menjalankan diet.
d) Waktu konseling kurang lebih 50 menit.

Evaluasi Dampak. Untuk konseling/kunjang pertama evaluasi dampak belum dapat


dilakukan. Evaluasi dampak dapat dilakukan pada kunjungan ke dua dan berikutnya.
Seperti pada kasus di atas konselor mengevaluasi program/intervensi diet yang
dilakukan klien. Dapat meliputi: Misalnya satu bulan setelah kunjungan pertama klien
berkunjung lagi ke poli gizi hasil evaluasi dampak:

a) Berat badan : 82 kg sudah sesuai tujuan turun 4 kg (target 3 kg).


b) Dapat mengikuti program diet yang disarankan. Hal ini karena ibu klien
membantu menyiapkan jenis menu dan jumlah takaran yang disarankan.
c) Orang tua klien membantu mengingatkan klien untuk selalu melakukan aktivitas
fisik berupa olahraga.
d) Perubahan perilaku lainnya klien tidak ngemil lagi bila menonton TV, dan kalau
ngemil klien memilih buah sebagai makanan selingan.
e) Melihat hasil kunjungan kedua yang sudah sesuai dengan tujuan yaitu
menurunkan berat badan pada bulan pertama dapat dievaluasi apakah klien ingin
mempercepat penurunannya. Bila klien merasa mampu menurunkan berat badan
melebihi target awal maka dibuatkan rencana baru yang Asupan zat gizinya lebih

11
sedikit dibandingkan program pertama. Demikian seterusnya sampai tercapai
berat badan ideal.

Pada saat tujuan akhir konseling sudah tercapai konselor menyampaikan


bahwa terima kasih atas kerja sama dan komitmen serta partisipasi yang tinggi
sehingga tujuan konseling yang rencana ditarget enam bulan bisa tercapai dalam
waktu lima bulan. Konselor tetap membuka dan memberi kesempatan kepada klien
untuk tindak lanjut.

2. Contoh Kasus KNF (Karsinoma Nasofaring) dengan Gizi Buruk


Nama : Tn. Ilham
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 tahun
Pekerjaan/Pendidikan : Buruh/SMA Sederajat
Diagnosa Penyakit/Masalah Gizi : KNF (Karsinoma Nasofaring) dengan Gizi Buruk

Evaluasi pelaksanaan program yang telah disepakati :


- Saat ini klien sudah mulai meningkatkan asupan energi dan zat gizi seperti energi,
karbohidrat, protein, dan lemak sehingga dapat mendekati kebutuhan melalui makan
teratur.
- Klien mengonsumsi susu khusus (Peptamen) dengan pengawasan keluarga sehingga
berat badannya sudah mulai bertambah.
- Sebelum konseling dilakukan, klien sudah mulai menghindari mengkonsumsi
makanan dan minuman yang manis-manis yang mengandung gula murni setelah
didiagnosa menderita diabetes mellitus tipe II.

Kesulitan yang dialami klien dalam menjalankan progam :


- Merubah kebiasaan baru terasa sangat sulit untuk dijalani sampai dengan saat ini
seperti kebiasaan makan (pola makan) dan kebiasaan berolahraga.
- Faktor penyakit yang diderita (benjolan pada nasofaring) membuat klien kesulitan
dalam mengunyah makanan sehingga saat ini klien masi dalam tahap membiasakan
diri dengan makanan saring lunak.

12
- Kendala dalam menjalankan program ini dalam jangka waktu yang lama karena akan
membutuhkan biaya yang lebih dimana dihadapkan pada kebutuhan yang lebih
penting untuk dipenuhi di atas kebutuhan pribadinya.

Kesepakan kembali yang dibangun bersama klien :


- Klien akan tetap berupaya untuk melaksanakan kesepakatan sebelumnya.
- Klien dan keluarga klien meminta kembali kepada konselor untuk melakukan
evaluasi perkembangan pelaksanaan program di waktu yang telah ditetapkan.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Monitoring dan evaluasi adalah langkah terakhir dari suatu proses konseling.
Tujuan dari monitoring dan evaluasi konseling adalah mengetahui pelaksanaan intervensi
sesuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan konseling.

Persagi (2010) mengatakan bahwa dalam melakukan monitoring dan evaluasi ada
empat hal yang dilakukan yaitu monitoring perkembangan, mengukur hasil, evaluasi hasil
dan dokumentasi monitoring dan evaluasi. Di bawah ini dapat kita simak keempat hal
tersebut:
a) Monitoring perkembangan.

b) Mengukur hasil.

c) Evaluasi Hasil.

d) Dokumentasi monitoring dan evauasi

e) Pencatatan dan Pelaporan

B. Saran
Profesi gizi dan dietetik, disamping profesi kesehatan lain, dalam sejarahnya merupakan cabang dari profesi
kedokteran. Dimasa yang akan datang, profesi gizi dituntut untuk mampu menunjukkan profesionalisme yang lebih
tinggi bila ingin ditempatkan sejajar dengan profesi lain. Pada era globalisasi saat ini, pasar kerja membutuhkan tenaga
yang mampu bekerja secara profesional, yang menguasai kemampuan teknik (Technical competencies) dan
kemampuan dalam bertingkah laku yang baik (behavioral competencies). Oleh karena itu ahli gizi disarankan untuk
mengembangkan wawasan keilmuannya ,Mampu beradaptasi dengan lingkungan, Mampu membangun kerjasama
dalam tim, memiliki Ketahanan fisik dan kepribadian yang matang, , Memiliki ketrampilan negosiasi yang baik, dan
Terampil dalam mengambil keputusan yang tepat.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Cornelia, Sumedi, Edith and dkk. Konseling Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya Grup, 2013.
ISBN.

2. Putu, Desak, Taufiqurrahman and Iwan, Sugeng. Bahan Ajar Gizi (Konseling Gizi).
Jakarta : BPPSDMK, 2018.

3. http://enjeliaaring.blogspot.com

4. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

15
SOAL VIGNETE

1. Seorang Mahasiswa tingkat akhir jurusan gizi sedang melakukan konseling gizi. Dia
sudah mencapai tahap akhir dari alur konseling gizi yaitu Monitoring dan Evaluasi
Konseling gizi. Monitoring dan evaluasi adalah langkah terakhir dari suatu proses
konseling.
Apakah tujuan dari Monitoring dan evaluasi konseling gizi ?
a. Mengetahui pelaksanaan diagnosis sesuai komitmen
b. Menggali permasalahan dan mengetahui tingkat keberhasilan konseling
c. Mengetahui pelaksanaan diagnosis sesuai komitmen dan mengetahui tingkat
keberhasilan konseling
d. Mengetahui pelaksanaan intervensi sesuai komitmen dan mengetahui tingkat
keberhasilan konseling.

2. Jenita seorang mahasiswa jurusan gizi di Poltekkes Medan sedang melakukan monitoring
dan konseling gizi. Persagi (2010) mengatakan bahwa dalam melakukan monitoring dan
evaluasi ada empat hal yang dilakukan. Salah satunya ialah mengukur hasil.
Dari pernyataan diatas, apakah yang dimaksud dengan mengukur hasil?
A. serangkaian kegiatan pengumpulan dan pengolahan data untuk menghasilkan bahan
bagi penilaian kegiatan konseling gizi. Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan
konseling, sedangkan pelaporan dilakukan berkala sesuai dengan waktu dan kebutuhan
yang diperlukan.
B. Ialah proses yang meliputi perkembangan klien alam hal, pemahaman dan ketaatan
diet, apakah intervensi sesuai rencana, perubahan status gizi dan kesehatannya,
identifikasi hasil (positif atau negatif), mengumpulkan informasi hal yang mendorong dan
menghambat pelaksanaan diet.
C. Suatu proses yang dapat melihat keberhasilan konseling dan dapat dilihat dari
berbagai indikator seperti perubahan status gizi, perubahan nilai biokimia,
perubahan fisik dan perubahan pola makan. Dapat juga dilihat ada tidaknya
perubahan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan diagnosis gizi sebelumnya.
D. Suatu proses yang dapat melihat keberhasilan konseling dan dapat dilihat dari
berbagai indikator seperti perubahan status kesehatan, perubahan nilai biokimia,

16
perubahan perilaku dan perubahan pola makan. Dapat juga dilihat ada tidaknya
perubahan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan diagnosis gizi sebelumnya.

3. Keberhasilan konseling dapat dilihat dari berbagai indikator seperti perubahan status gizi,
perubahan nilai biokimia, perubahan fisik dan perubahan pola makan. Dapat juga dilihat
ada tidaknya perubahan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan diagnosis gizi sebelumnya.
Pernyataan tersebut merupakan salah satu hal yang harus dilakukan dalam monitoring
dan konseling gizi, yaitu…
A. Evaluasi hasil
B. Monitoring perkembangan
C. Mengukur hasil
D. Dokumentasi monitoring dan evaluasi

4. Langkah terakhir pada konseling adalah monitoring dan evaluasi meliputi evaluasi proses
dan dampak. Evaluasi dampak dapat dilakukan dengan ....
A. Menilai jalannya konseling
B. Perubahan pola makan dan perilaku yang dicapai
C. Ketaatan Kehadiran klien dalam konsultasi
D. Waktu yang dibutuhkan untuk konseling

5. Persagi (2010) mengatakan bahwa dalam melakukan monitoring dan evaluasi ada empat
hal yang dilakukan yaitu monitoring perkembangan, mengukur hasil, evaluasi hasil dan
dokumentasi monitoring dan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah guna mengetahui
keberhasilan program konseling. Evaluasi dapat dilakukan melalui dua jenis. Evaluasi
proses dan Evaluasi hasil. Evaluasi hasil dapat dilakukan dengan…
a. menilai jalannya proses konseling
b. waktu yang dibutuhkan untuk konseling
c. Ketaatan dan kehadiran dalam konsultasi
d. Perubahan pola aka dan perlikau yang dicapai

17
6. Proses Konseling pada penderita dengan penyakit menular tetap harus memperhatikan
prinsip dan langkah langkah konseling. langkah terakhir dari konseling adalah
memperoleh komitmen dan melakukan monitoring dan evaluasi konseling gizi pada
penderita penyakit menular. Dalam langkah terakhir tersebut konseling pada klien sirosis
hepatica adalah…
a. Perubahan nilai SGOT kearah normal
b. Perubahan nilai insulin kea rah normal
c. Perubahan Glomerulin Fitrasi rate kea rah normal
d. Perubahan serum HBA1c ke arah normal

7. Konseling tidak akan berhasil tanpa adanya kesediaan dan komitmen dari klien. kita
harus berikan dukungan dan bangun rasa percaya diri klien dalam membuat keputusan,
untuk melakukan perubahan diet sesuai dengan anjuran yang telah disepakati bersama.
dalam langkah monitoring dan evaluasi terdapat langkah monitoring perkembangan.
salah satu contoh monitoring perkembangan adalah
a. Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana/preskripsi diet
b. Memilih indicator sesuai dengan tanda/gejala yang relevan dengan tujuan intervensi
c. Melihat tngkat partisipasi atau antusias klien dalam proses konseling gizi
d. Mencatat yang dlakukan dalam setiap proses onseling gizi

8. Didalam melakukan konseling gizi terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan agar
monitoring dan evaluasi berjalan dengan baik. Salah satu poin tersebut adalah
dokumentasi, Pendokumentasian data konseling seharusnya tertata dengan baik. Hal ini
penting untuk melihat perubahan yang terjadi pada proses konseling. Ada beberapa data
yang harus dikaji saat pasien datang kembali untuk konsultasi, data-data tersebut adalah

a. Data antropometri/status gizi, biokimia, klinis, penyakit dan perubahan pola makan
b. Data anggota keluarga, data pendidikan, data diokimia dan klinis, serta riwayat penyakit
c. Data antropometri, data klinis/ biokim, data keuangan dan perubahan pola makan
d. Data antropometri, biokimia gizi, dan klinis

18
9. Didalam menyimpulkan hasil identifikasi masalah klien ada beberapa tahap yang harus
dilakukan agar klien dapat mengerti dan memahami bagaimana cara untuk mengatasi
sebuah problem yang dialaminya. Ada 4 tahapan yang harus dilakukan oleh seorang ahli
gizi dalam menyimpulkan hasil identifikasi masalah klien.
a. Evaluasi, Media, Materi dan Metode
b. Materi, Metode, Media dan Evaluasi
c. Materi, Metode, Evaluasi dan Media
d. Media, Materi,Metode dan Evaluasi

10. Menurut Brammer, Albrego dan Shostrom mengatakan bahwa langkah konseling ada
empat yaitu membangun hubungan, identifikasi dan penilaian masalah, memfasilitasi
perubahan terapeutis, dan evaluasi serta terminasi. Dari keempat langkah konseling
tersebut terdapat Inti dari salah satu langkah konseling, yaitu konselor mendiagnosis
permasalahan dan harapan klien pada akhir konseling. Inti tersebut terdapat pada langkah
..
a. Membangun hubungan
b. Indentifikasi dan penilaian masalah
c. Memfasilitasi perubahan terapeutis
d. Evaluasi serta terminasi

19

Anda mungkin juga menyukai