Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSELING GIZI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
mata kuliah Konseling

Dosen Pengampu:
Seila Azmia, S.KM,. M.KM

Disusun Oleh :

Ira Monika Suci 19203101002


Isma Siti Rahmah 19203101004
Marlius Tresa Ashari 19203101020

PROGAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
Jl. Cut Nyak Dhien No. 38, Cijoho, Kec. Kuningan, Kab. Kuningan
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah , karena dengan


taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul ”Konseling Gizi”, makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Konseling. Tak lupa penyusun haturkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan makalah ini,
terutama kepada dosen pengampu, Ibu Seila Azmia, S.KM., M.KM.
Penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan pembuatan makalah yang akan datang. Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penyusun umumnya bagi para pembaca
dalam menambah pengetahuan.

Kuningan, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................................3
BAB I .......................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................4
B. Rumusan Masalah .....................................................................................5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................5
D. Manfaat Penulisan .....................................................................................5
BAB II .....................................................................................................................6
PEMBAHASAN .....................................................................................................6
1. Pengertian Konseling Gizi ............................................................................6
2. Langkah-langkah Konseling Gizi .................................................................7
3. Perencanaan Konseling Gizi .........................................................................8
4. Pengertian Monitoring dan Konseling Gizi ................................................10
5. Praktik Monitoring dan Konseling Gizi ......................................................11
6. Contoh kasus ...............................................................................................13
BAB III ..................................................................................................................16
PENUTUP .............................................................................................................16
A. Kesimpulan ..............................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia saat ini berkembang langkah-langkah konseling gizi yang
sesuai dengan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) atau Nutrition Care
Proses (NCP). Proses PGAT adalah serangkaian langkah-langkah yang saling
berkaitan satu sama lainnya. PAGT terdiri dari empat langkah yaitu : Pengkajian
Gizi (Nutrition Assessment), Diagnosis Gizi (Nutrition Diagnosis), Intervensi
Gizi (Nutrition Intervention), Monitoring dan Evaluasi Gizi (Nutrition
Monitoring and Evaluating). Keempat langkah tersebut disingkat dengan
ADIME (Assessment, Diagnosis, Intervention, Monitoring and Evaluating).
Menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia, sesuai dengan yang tercantum
dalam Buku Penuntun Konseling Gizi tahun 2010 keempat langkah PAGT
tersebut dikembangkan menjadi enam langkah koseling gizi. Keenam langkah
konseling yaitu 1) membangun dasar-dasar konseling, 2) menggali permasalahan,
3) memilih solusi dengan menegakkan diagnosis, 4) memilih
rencana/merencanakan intervensi, 5) memperoleh komitmen dan 6) monitoring
dan evaluasi.
Dalam pelaksanaan program gizi terkadang kegiatan monitoring dan
evaluasi sering dilalaikan, Padahal Konseling perlu dalam setiap titik dan seiap
tahap pelaksanaan program gizi. Karena itu salah satu langkah konseling gizi
yang merupakan keberhasilan untuk mencapai tujuan separuhnya ditentukan oleh
rencana yang telah ditetapkan, dan setengahnya lagi oleh fungsi pengawasan atau
monitoring. Perencanaan dan monitoring merupakan fungsi yang penting dari
manajemen. Dikatakan oleh beberapa pakar manajemen bahwa fungsi dari
monitoring mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan.
Banyak batasan tentang evaluasi, secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi
adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang
telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan, evaluasi
merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran dan pengembangan
indikator. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi harus berpedoman pada
ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi juga
merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu yang berguna untuk
meningkatkan produktivitas di masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Langkah-langkah di dalam Konseling Gizi?
2. Apa yang dimaksud dengan Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi?
3. Hal apa sajakah yang harus dilakukan dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi?
4. Bagaimana contoh penerapan langkah dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Langkah-langkah di dalam Konseling Gizi.
2. Untuk mengetahui Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi.
3. Untuk mengetahui yang harus dilakukan dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi.
4. Untuk mengetahui contoh penerapan langkah dalam Monitoring dan
Evaluasi Konseling Gizi.

D. Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui Langkah-langkah di dalam Konseling Gizi.
2. Dapat mengetahui Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi.
3. Dapat mengetahui yang harus dilakukan dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi.
4. Dapat mengetahui contoh penerapan langkah dalam Monitoring dan
Evaluasi Konseling Gizi.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Konseling Gizi


Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2
(dua) arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku
sehingga membantu klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui
pengaturan makanan dan minuman yang dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien.
Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan
gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih
baik tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi. Setelah konseling
diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk
mengatasi masalah gizi termasuk perubahan pola makan serta memecahkan
masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat. Konseling yang efektif adalah
komunikasi dua arah antara klien dan konselor tentang segala sesuatu yang
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku makan klien. Hal ini dapat dicapai
kalau konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga mampu dan
mau melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi yang optimal, untuk itu
konselor perlu menguasai dan menerapkan keterampilan mendengar dan
mempelajari dalam proses konseling.
Tujuan dari konseling gizi bertujuan untuk membantu klien dalam upaya
mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan kualitas
gizi dan kesehatan umum. Adapun sasaran konseling gizi adalah sebagai berikut:
1) Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait gizi.
2) Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan.
3) Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi optimal.
2. Langkah-langkah Konseling Gizi
Menurut Brammer, Albrego dan Shostrom mengatakan bahwa langkah
konseling ada empat yaitu membangun hubungan, identifikasi dan penilaian
masalah, memfasilitasi perubahan terapeutis, dan evaluasi serta terminasi.
Langkah pertama yaitu membangun hubungan bertujuan agar klien
menjelaskan permasalahan yang dihadapinya, keprihatinan yang dihadapi oleh
klien dan alasan kenapa datang kepada koselor. Pada langkah ini sudah mulai
membangun hubungan terapeutik. Pada langkah ini sangat penting untuk
membangun hubungan yang positif berdasarkan rasa saling percaya, saling
keterbukaan dan kejujuran berekspresi. Pada langkah ini konselor harus
menunjukkan diri sebagai seorang berkompeten di bidang gizi dapat membantu
klien mengatasi permasalahannya. Konselor menunjukkan diri dan
meyakinkan diri klien bahwa konselor sebagai orang yang dapat dipercaya dan
dapat membantu klien mengatasi masalahnya.
Langkah kedua adalah identifikasi dan penilaian masalah. Pada langkah
ini konselor mendiskusikan dengan klien tentang tujuan yang diperoleh dari
proses konseling yang akan dilakukan. Pada langkah ini hindari kemungkinan
keinginan atau harapan klien yang tidak realistis dan berlebihan. Sasaran-sasaran
spesifik dan tingkah laku yang diharapkan sebagai indikator keberhasilan
konseling juga dibicarakan pada langkah ini. Inti dari langkah ini adalah
mendiagnosis permasalahan dan harapan klien pada akhir konseling ini.
Langkah ketiga adalah memfasilitasi perubahan terafeutik . Tujuan dari
langkah ini adalah mencari strategi dan intervensi yang dapat memudahkan
terjadinya perubahan perilaku. Sasaran dan strategi sangat ditentukan oleh sifat
masalah, gaya dan teori yang dianut oleh konselor, dan keinginan klien serta
gaya komunikasinya. Konselor berupaya mencarikan berbagai alternatif
pemecahan masalah dan konsekuensi dari masing-masing alternatif tersebut,
serta merencanakan tindakan yang diputuskan.
Langkah Keempat adalah evaluasi dan terminasi. Tujuan dari langkah ini
adalah evaluasi terhadap hasil konseling dan akhirnya terminasi. Dengan
memperhatikan indikator apakah proses konseling ini berhasil atau gagal, apakah
konseling ini sudah dapat membantu klien atau malah memperburuk masalah.
Keputusan untuk menghentikan intervensi dan mencari alternatif baru adalah
usaha bersama antara klien dan konselor.

Gambar 3.3. Alur/Langkah-langkah Konseling


Sumber: Persagi (2010) penuntun Konseling Gizi, hal.26

3. Perencanaan Konseling Gizi


1. Pengumpulan data
a. Data sosial budaya: suku, agama, pendidikan, keadaan ekonomi dan
pekerjaan.
b. Data riwayat: data keluarga dan data riwayat kesehatan, data riwayat
gizi (anamnesa gizi) menyangkut pola dan kebiasaan makan yaitu
perkiraan jumlah asupan zat gizi dalam periode waktu tertentu, jenis
dan jumlah bahan makanan yang sering dikonsumsi, makanan
pantangan / mitos budaya, alergi, kebiasaan mengolah atau membeli
makanan. Pengambilan data riwayat gizi (anamnesa gizi) dengan cara
recall makanan 24 jam dilengkapi dgn data food frekwensi dan food
record.
c. Pengetahuan tentang gizi, sikap terhadap makanan, aktivitas fisik,
penggunaan obat-obatan, penggunaan suplemen zat gizi
d. Data riwayat medik: kemungkinan pengaruh penyakit yang lalu,
terapi, pembedahan, radiasi, kemoterapi, atau tindakan lain terhadap
kebutuhan, asupan, pencernaan, absorpsi dan metabolisme zat gizi.
e. Data antropometri: Tinggi badan,Berat badan, IMT, Lila, untuk anak-
anak: tb dan bb dibandingkan dengan umur berdasarkan standar baku
WHO-NCHS. Untuk orang dewasa : IMT, Lila.
f. Data klinis: Tanda-tanda adanya retensi cairan: oedema, ascites,
peningkatan tekanan darah, penambahan bb, meningkatnya jumlah
urine, Tanda-tanda adanya dehidrasi: mata dan pipi cekung, kulit
keriput, kurus, menurunnya jumlah urine, tekanan darah, detak jantung
dan pernafasan berkurang. kondisi lemah, cengeng, mudah rewel (bagi
anak-anak), tangan dan kaki terasa dingin, haus (mulut kering).
g. Data biokimia: Hb, gula darah, albumin, sgot, sgpt, urine, kolesterol
darah, hati, jantung, ginjal, dsb.

2. Pengkajian dan identifikasi data


Gambaran status gizi, sikap terhadap makanan dan lingkungannya,
riwayat sosial, medis, kebutuhan gizi, kebutuhan akan pendidikan gizi,
kebutuhan akan motivasi
3. Kesimpulan hasil identifikasi masalah klien
Contoh: asupan makanan melebihi dari kebutuhan --> energi 1 « akg,
tinggi lemak jenuh, dsb. lingkungan klien kurang memadai yaitu pengetahuan
gizi dan motivasi untuk melakukan kebiasaan pola makan hidup sehat masih
rendah.
4. Membuat Perencanaan Konseling
Perencanaan konseling dibuat berdasarkan :
a. Hasil dari pengkajian dan identifikasi data
b. Kesimpulan hasil identifikasi masalah klien
Hitung kebutuhan zat gizi klien : Hitung kebutuhan gizi dengan
mempertimbangkan bb, tb, imt, aktivitas, kemampuan organ tubuh akibat
penyakit yang diderita. Dsb. Terjemahkan hasil penghitungan kedalam bentuk
susunan jumlah bahan makanan dan ditulis di dalam daftar diet. Daftar diet
merupakan daftar bahan makanan yang dapat dipedomani klien dalam
melaksanakan dietnya sendiri yang di dalamnya juga tercantum bahan
makanan yang boleh, yang dibatasi, dan tidak dibolehkan
dikonsumsi klien selama menjalani diet.
a. Materi: Materi disesuaikan dengan permasalahan klien, diawali dengan
penjelasan tentang hal-hal yang mudah sampai ke yang rumit, materi
dimuat dalam daftar diet (leaflet) yang sudah jadi.
b. Metode: Metode yang digunakan dengan menggabungkan berbagai
metode belajar seperti: wawancara, diskusi dan tanya jawab,
demonstrasi dsb.
c. Media: Sebaiknya menggunakan lebih dari satu media spt : daftar diet,
daftar bahan makanan penukar, food model, lembar balik, phantom,
nutriclean, contoh menu dsb.
d. Evaluasi: Lisan dan tulisan tentang pengetahuan, sikap dan tindakan.

4. Pengertian Monitoring dan Konseling Gizi


Monitoring adalah aktifitas yang ditunjukan untuk memberikan
informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang
dilaksanakan. monitoring diperlukan agar kesalahan awal dapat segera diketahui
dan dapat dilakukan tindakan perbaikan. Monitoring dapat juga diartikan sebagai
pengumpulan dan analisa data secara rutin untuk mengetahui kemajuan kegiatan
dan memastikan kesesuaian terhadap standar yang telah ditetapkan.
Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai apakahh suatu
kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan
yang dingin dicapai. Evaluasi dapat didefinisi sebagai penilaian yang sistematis
dan sesubyektif mungkin terhadap kegiatan yang sedang berjalan atau telah
selesai. (Markas PMI, 2014).
Proses melakukan monitoring dan evaluasi klien/pasien terhadap
intervensi terhadap dampak asuhan gizi dalam menunjukan peran petugas gizi
dalam memberikan pelayanan asuhan gizi pada pasien rawat inap. Monitoring
dan evaluasi merupakan langkah akhir dari suatu proses konseling.
Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui
pelaksanaan intervensi seuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan
konseling. untuk tujuan tersebut konselor bisa melakukan diskusi dan
menanyakan tentang pelaksanaan intervensi meliputi keberhasilan konseling,
factor penghambat dan factor pendorong dalam melaksanakan diet yang
dianjurkan. Monitoring dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar
perencanaan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan klien berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari waktu maupun jenis kegiatannya.
Dalam praktiknya, monitoring kadang diidentikan dengan evaluasi
proses dari suatu program. Dalam pelaksanaan konseling gizi, selain evaluasi
juga dilakukan monitoring atau pemantauan perencanaan. Dalam kegiatan
monitoring, dilakukan pencatatan atau pengamatan , namun tidak dilakukan
penilaian sebagaimana yang dilakukan pada kegiatan evaluasi. Jika terjadi
ketidaksesuaian antara kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan, maka
akan dilakukan koreksi atau pembetulan, termasuk pembetulan terhadap
penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana).

5. Praktik Monitoring dan Konseling Gizi


Persagi (2010) mengatakan bahwa dalam melakukan monitoring dan
evaluasi ada empat hal yang dilakukan yaitu monitoring perkembangan,
mengukur hasil, evaluasi hasil dan dokumentasi monitoring dan evaluasi. Di
bawah ini dapat kita simak keempat hal tersebut:
1. Monitoring perkembangan.
Monitoring perkembangan meliputi perkembangan klien alam hal,
pemahaman dan ketaatan diet, apakah intervensi sesuai rencana, perubahan status
gizi dan kesehatannya, identifikasi hasil (positif atau negatif), mengumpulkan
informasi hal yang mendorong dan menghambat pelaksanaan diet.
2. Mengukur hasil.
Keberhasilan konseling dapat dilihat dari berbagai indikator seperti
perubahan status gizi, perubahan nilai biokimia, perubahan fisik dan perubahan
pola makan. Dapat juga dilihat ada tidaknya perubahan gejala atau tanda-tanda
sesuai dengan diagnosis gizi sebelumnya.
3. Evaluasi Hasil.
Kegiatan evaluasi hasil ini merupakan kegiatan dengan membandingkan
antara data terbaru dengan data sebelumnya. Dalam evaluasi hasil ini bertujuan
untuk menilai keberhasilan penyuluhan dan konseling gizi, sehingga kita dapat
mngetahui tingkat keberhasilan atau bahkan kegagalan. Pada evaluasi hasil ini
terbagi mejadi 2 tahap, yaitu:
a. Evaluasi proses (Jangka Pendek) :
Dalam melakukan evaluasi proses hal yang diperhatikan adalah
partisipasi klien, kesesuaian materi dan metode yang digunakan dalam
menyampaikan materi, dan waktu yang digunakan. Evaluasi sebagai
proses dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut.
1) Melakukan pengumpulan data awal tentang suatu program
2) Pelajari tujuan program tersebut
3) Menentukan tolak ukurnya, yaitu patokan-patokan untuk
pengukurannya
4) Pelajari kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mecapai tujuan
5) Sesudah pelaksanaan dimulai, mengadakan penilaian pada waktu-
waktu yang sudah ditentukan. Penilaian akhir diadakan waktu
pelaksanaan program berakhir dan juga beberapa saat sesudah program
berakhir
6) Tentukan apakah tujuan tercapai atau apakah prosesnya sudah seperti
yang direncanakan.
b. Evaluasi Dampak (Jangka Panjang) :
Evaluasi dampak lebih ditujukan untuk melihat keberhasilan konselor
atau pesuluh, hal ini dapat diketahui dari apakah klien melakukan kunjungan
ulang, ketepatan asupan gizi yang disarankan, apakah ada perubahan berat
badan, perubahan biokimia, perubahan fisik dan apakah terjadi perubahan
perilaku positif klien terhadap makanan dan kesehatan.
4. Dokumentasi monitoring dan evaluasi
Pendokumentasian data konseling seharusnya tertata dengan baik.
Hal ini penting untuk melihat perubahan yang terjadi pada proses konseling.
Data yang perlu didokumentasikan antara lain data antropometri/status gizi,
biokimia, klinis, penyakit dan perubahan pola makan. Dokumentasi ini perlu
disimpan dengan baik untuk dilihat kembali bila diperlukan atau saat klien
tersebut datang lagi untuk konseling.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan konseling gizi adalah serangkaian kegiatan
pengumpulan dan pengolahan data untuk menghasilkan bahan bagi penilaian
kegiatan konseling gizi. Pencatatan dilakukan pada setiap langkah kegiatan
konseling, sedangkan pelaporan dilakukan berkala sesuai dengan waktu dan
kebutuhan yang diperlukan.

6. Contoh kasus
a) Penyakit Obesitas

Seorang laki-laki umur 22 tahun datang berkunjung ke poliklinik gizi


sebuah rumah sakit karena merasa tidak nyaman dengan keadaan tubuhnya
yang terasa berat, gerak tidak nyaman dan terbatas. Tolong dibantu untuk
pemecahan masalahnya. Berikut adalah langkah Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi:
Lakukan evaluasi meliputi: Evaluasi Proses, Misalnya:
1) Klien sangat antusias mengikuti jalannya konseling seperti klien
menanyakan bila ada istilah gizi/diet yang tidak dimengerti.
2) Interaksi antara klien dan klonselor baik.
3) Klien semangat dalam berkomitmen menjalankan diet.
4) Waktu konseling kurang lebih 50 menit.
5) Evaluasi Dampak. Untuk konseling/kunjang pertama evaluasi dampak
belum dapat dilakukan. Evaluasi dampak dapat dilakukan pada
kunjungan ke dua dan berikutnya.
6) Seperti pada kasus di atas konselor mengevaluasi program/intervensi
diet yang dilakukan klien. Dapat meliputi: Misalnya satu bulan setelah
kunjungan pertama klien berkunjung lagi ke poli gizi hasil evaluasi
dampak:
a. Berat badan : 82 kg sudah sesuai tujuan turun 4 kg (target 3 kg).
b. Dapat mengikuti program diet yang disarankan. Hal ini karena
ibu klien membantu menyiapkan jenis menu dan jumlah takaran
yang disarankan.
c. Orang tua klien membantu mengingatkan klien untuk selalu
melakukan aktivitas fisik berupa olahraga.
d. Perubahan perilaku lainnya klien tidak ngemil lagi bila
menonton TV, dan kalau ngemil klien memilih buah sebagai
makanan selingan.
e. Melihat hasil kunjungan kedua yang sudah sesuai dengan tujuan
yaitu menurunkan berat badan pada bulan pertama dapat
dievaluasi apakah klien ingin mempercepat penurunannya. Bila
klien merasa mampu menurunkan berat badan melebihi target
awal maka dibuatkan rencana baru yang Asupan zat gizinya
lebih sedikit dibandingkan program pertama. Demikian
seterusnya sampai tercapai berat badan ideal.
Pada saat tujuan akhir konseling sudah tercapai konselor
menyampaikan bahwa terima kasih atas kerja sama dan komitmen serta
partisipasi yang tinggi sehingga tujuan konseling yang rencana ditarget enam
bulan bisa tercapai dalam waktu lima bulan. Konselor tetap membuka dan
memberi kesempatan kepada klien untuk tindak lanjut.
b) Penyakit Karsinoma Nasofaring dengan Gizi Buruk

Evaluasi pelaksanaan program yang telah disepakati :


 Saat ini klien sudah mulai meningkatkan asupan energi dan zat gizi
seperti energi, karbohidrat, protein, dan lemak sehingga dapat
mendekati kebutuhan melalui makan teratur.
 Klien mengonsumsi susu khusus (Peptamen) dengan pengawasan
keluarga sehingga berat badannya sudah mulai bertambah.
 Sebelum konseling dilakukan, klien sudah mulai menghindari
mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis yang
mengandung gula murni setelah didiagnosa menderita diabetes
mellitus tipe II.

Kesulitan yang dialami klien dalam menjalankan progam :


 Merubah kebiasaan baru terasa sangat sulit untuk dijalani sampai
dengan saat ini seperti kebiasaan makan (pola makan) dan kebiasaan
berolahraga.
 Faktor penyakit yang diderita (benjolan pada nasofaring) membuat
klien kesulitan dalam mengunyah makanan sehingga saat ini klien
masi dalam tahap membiasakan diri dengan makanan saring lunak.
 Kendala dalam menjalankan program ini dalam jangka waktu yang
lama karena akan membutuhkan biaya yang lebih dimana dihadapkan
pada kebutuhan yang lebih penting untuk dipenuhi di atas kebutuhan
pribadinya.

Kesepakan kembali yang dibangun bersama klien :


 Klien akan tetap berupaya untuk melaksanakan kesepakatan
sebelumnya.
 Klien dan keluarga klien meminta kembali kepada konselor untuk
melakukan evaluasi perkembangan pelaksanaan program di waktu
yang telah ditetapkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Monitoring dan evaluasi adalah langkah terakhir dari suatu proses
konseling. Tujuan dari monitoring dan evaluasi konseling adalah mengetahui
pelaksanaan intervensi sesuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan
konseling.
Persagi (2010) mengatakan bahwa dalam melakukan monitoring dan
evaluasi ada empat hal yang dilakukan yaitu monitoring perkembangan,
mengukur hasil, evaluasi hasil dan dokumentasi monitoring dan evaluasi. Di
bawah ini dapat kita simak keempat hal tersebut:
a) Monitoring perkembangan.
b) Mengukur hasil.
c) Evaluasi Hasil.
d) Dokumentasi monitoring dan evauasi
e) Pencatatan dan Pelaporan

B. Saran
Profesi gizi dan dietetik, disamping profesi kesehatan lain, dalam
sejarahnya merupakan cabang dari profesi kedokteran. Dimasa yang akan
datang, profesi gizi dituntut untuk mampu menunjukkan profesionalisme yang
lebih tinggi bila ingin ditempatkan sejajar dengan profesi lain. Pada era
globalisasi saat ini, pasar kerja membutuhkan tenaga yang mampu bekerja
secara profesional, yang menguasai kemampuan teknik (Technical
competencies) dan kemampuan dalam bertingkah laku yang baik (behavioral
competencies). Oleh karena itu ahli gizi disarankan untuk mengembangkan
wawasan keilmuannya, Mampu beradaptasi dengan lingkungan, Mampu
membangun kerjasama dalam tim, memiliki Ketahanan fisik dan kepribadian
yang matang, Memiliki ketrampilan negosiasi yang baik, dan Terampil dalam
mengambil keputusan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Cornelia, Sumedi, Edith and dkk. Konseling Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Grup,
2013. ISBN.
Putu, Desak, Taufiqurrahman and Iwan, Sugeng. Bahan Ajar Gizi (Konseling Gizi).
Jakarta : BPPSDMK, 2018.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Materi Peserta Modul Konseling : Pemberian
Makan Bayi dan Anak.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun
2017.

Oktarina, Z. and Sudiarti, T. 2014. Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24 —59
Bulan) Di Sumatera, Jurnal Gizi dan Pangan, 8(3), pp. 175 –180. Diakses
Pada:
http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/7977.
Infodatin, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI ISSN 2442-7659

Anda mungkin juga menyukai