KONSELING GIZI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
mata kuliah Konseling
Dosen Pengampu:
Seila Azmia, S.KM,. M.KM
Disusun Oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Langkah-langkah di dalam Konseling Gizi?
2. Apa yang dimaksud dengan Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi?
3. Hal apa sajakah yang harus dilakukan dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi?
4. Bagaimana contoh penerapan langkah dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Langkah-langkah di dalam Konseling Gizi.
2. Untuk mengetahui Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi.
3. Untuk mengetahui yang harus dilakukan dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi.
4. Untuk mengetahui contoh penerapan langkah dalam Monitoring dan
Evaluasi Konseling Gizi.
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat mengetahui Langkah-langkah di dalam Konseling Gizi.
2. Dapat mengetahui Monitoring dan Evaluasi Konseling Gizi.
3. Dapat mengetahui yang harus dilakukan dalam Monitoring dan Evaluasi
Konseling Gizi.
4. Dapat mengetahui contoh penerapan langkah dalam Monitoring dan
Evaluasi Konseling Gizi.
BAB II
PEMBAHASAN
6. Contoh kasus
a) Penyakit Obesitas
PENUTUP
A. Kesimpulan
Monitoring dan evaluasi adalah langkah terakhir dari suatu proses
konseling. Tujuan dari monitoring dan evaluasi konseling adalah mengetahui
pelaksanaan intervensi sesuai komitmen dan mengetahui tingkat keberhasilan
konseling.
Persagi (2010) mengatakan bahwa dalam melakukan monitoring dan
evaluasi ada empat hal yang dilakukan yaitu monitoring perkembangan,
mengukur hasil, evaluasi hasil dan dokumentasi monitoring dan evaluasi. Di
bawah ini dapat kita simak keempat hal tersebut:
a) Monitoring perkembangan.
b) Mengukur hasil.
c) Evaluasi Hasil.
d) Dokumentasi monitoring dan evauasi
e) Pencatatan dan Pelaporan
B. Saran
Profesi gizi dan dietetik, disamping profesi kesehatan lain, dalam
sejarahnya merupakan cabang dari profesi kedokteran. Dimasa yang akan
datang, profesi gizi dituntut untuk mampu menunjukkan profesionalisme yang
lebih tinggi bila ingin ditempatkan sejajar dengan profesi lain. Pada era
globalisasi saat ini, pasar kerja membutuhkan tenaga yang mampu bekerja
secara profesional, yang menguasai kemampuan teknik (Technical
competencies) dan kemampuan dalam bertingkah laku yang baik (behavioral
competencies). Oleh karena itu ahli gizi disarankan untuk mengembangkan
wawasan keilmuannya, Mampu beradaptasi dengan lingkungan, Mampu
membangun kerjasama dalam tim, memiliki Ketahanan fisik dan kepribadian
yang matang, Memiliki ketrampilan negosiasi yang baik, dan Terampil dalam
mengambil keputusan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Cornelia, Sumedi, Edith and dkk. Konseling Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Grup,
2013. ISBN.
Putu, Desak, Taufiqurrahman and Iwan, Sugeng. Bahan Ajar Gizi (Konseling Gizi).
Jakarta : BPPSDMK, 2018.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Materi Peserta Modul Konseling : Pemberian
Makan Bayi dan Anak.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun
2017.
Oktarina, Z. and Sudiarti, T. 2014. Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24 —59
Bulan) Di Sumatera, Jurnal Gizi dan Pangan, 8(3), pp. 175 –180. Diakses
Pada:
http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/7977.
Infodatin, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI ISSN 2442-7659