Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN KELAS

“PROSEDUR DIMENSI PENCEGAHAN DAN PROSEDUR DIMENSI


PENYEMBUHAN”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


1. NURFADILA (031901183)
2. WA ODE SITI FAUZIAH (031901181)
3. DEGITA NORA CAHYANI (031901237)
4. FINDY AULINA FATIKASARI (031901355)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMDAIYAH BUTON
BAUBAU
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan terhadap kehadirat Allah SWT karena Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis dapat menyelasaikan Makalah “Prosedur Dimensi Pencegahan
dan Prosedur Dimensi Penyembuhan” ini dengan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesikan tugas Makalah “Prosedur Dimensi Pencegahan dan
Prosedur Dimensi Penyembuhan” ini dengan tujuan untuk memberikan informasi
terkait tahap-tahap atau prosedur yang perlu dilakukan dalam dimensi pencegahan
dan juga dimensi penyembuhan. Penulis berharap informasi dalam makalah ini dapat
membantu pembaca mengikuti prosedur dimensi pencegahan dan penyembuhan
dengan baik dan benar.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa kesalahan
yang tidak dapat penulis hindari. Untuk itu diharapkan agar pembaca dapat
memberikan saran dan juga kritik agar membantu penyusunan makalah ini.

Baubau, 02 November 2021

Penulis
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ......................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Prosedur Dimensi Pencegahan ................................................... 3
B. Prosedur Dimensi Penyembuhan ............................................... 5
BAB 3 PENUTUP........................................................................................... 7
A. Kesimpulan ................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang
harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang baku (sama) agar selalu
memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama, semisal prosedur kesehatan
dan keselamatan kerja, Prsedur Masuk Sekolah, Prosedur berangkat sekolah, dan
sebagainya. Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas,
tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan
proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan
suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur
biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
Sementara itu, prosedur pencegahan merupakan tindakan yang dilakukan guru
dalam mengatur anak didik, lingkungan dan peralatan kelas, serta format
pembelajaran sehingga mendukung terhdap suasana belajar yang menyenangkan
dan pencapaian prestasi belajar yang tinggi. Dengan kata lain, prosedur
pencegahan ini menyangkut segala tindakan guru sebelum tingkah laku yang
menyimpang dan mengganggu proses pengajaran muncul. Keberhasilan dalam
tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen
kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah-langkah dalam
rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk
jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan prosedur penyembuhan adalah
merupakan langkah- langkah tindakan penyembuhan terhadap tingkah laku
menyimpang yang dapat mengganggu kondisi-kondisi optimal dan proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung.
Dari beberapa pembahasan diatas penulis dapat menarik garis besarnya terkait
prosedur-prosedur yang dapat dilakukan dalam dimensi pencegahan dan dimensi
penyembuhan. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan memberikan
informasi terkait dengan prosedur dimensi pencegahan dan prosedur dimensi
penyembuahan.
.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja prosedur dalam dimensi pencegahan ?
b. Apa saja prosedur dalam dimensi penyembuhan ?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


a. Untuk mempelajari prosedur yang dilakukan dalam dimensi pencegahan
b. Agar dapat melakukan prosedur dimensi pencegahan dengan baik dan benar
c. Untuk mengetahui prosedur yang harus dilakukan dalam dimensi
penyembuhan d. Agar dapat melakukan tindakan penyembuhan sesuai dengan
prosedur yang
tepat

2
3

BAB 2
PEMBAHASAN

A. PROSEDUR DIMENSI PENCEGAHAN


Prosedur pencegahan merupakan tindakan yang dilakukan guru dalam
mengatur anak didik, lingkungan dan peralatan kelas, serta format pembelajaran
sehingga mendukung terhdap suasana belajar yang menyenangkan dan pencapaian
prestasi belajar yang tinggi. Dengan kata lain, prosedur pencegahan ini
menyangkut segala tindakan guru sebelum tingkah laku yang menyimpang dan
mengganggu proses pengajaran muncul. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan
merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya
adalah guru dalam menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas
harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Adapaun langkah-langkah pencegahannya (Rahman : 1998)
sebagai berikut :
a. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
Langkah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah
yang strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan
meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan
modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Implikasi adanya
kesadaran diri sebagai guru akan tampak pada sikap guru yang demokratis,
sikap yang stabil, kepribadian yang harmonisvdan berwibawa. Penampakan
sikap seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari
peserta didik.
b. Peningkatan kesadaran peserta didik
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran
terjadi apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu.
Kurangnya kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah,
mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan peserta didik
melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu
kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran
peserta didik, maka kepada mereka perlu melaksanakan hal-hal seperti
memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik,
memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik, dan
menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan rasa
keterbukaan antara guru dan peserta didik.
c. Sikap jujur dan tulus dari guru
Guru hendaknya bersikap jujur dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini
mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannnya tidak boleh
berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku
seperti itu sangat membantu dalam mengelola kelas. Guru dengan sikap dan
kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah
laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan
direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik. Kalau stimuli itu positif
maka respon atau reaksinya juga positif. Sebaliknya akalu stimuli itu negatif
maka respon atau rekasi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat,
terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa, akrab dengan
guru akan membuka kemungkinan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar
antara guru dan peserta didik.
d. Mengenal dan mengenal alternatif pengelolaan
Untuk megenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini
menuntut guru : (1) melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan
tingkah laku peserta didik yang sifatnya invidual maupun kelompok.
Penyimpangan perilaku peserta didik baik individual maupun kelompok
tersebut termasuk penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta didik
yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya., (2)
mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya
berusaha menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk
mengatasi suatu situasi atau menggantinya dengan pendekatan yang

4
dipilihnya, (3) mempelajari pengalaman guru-guru lainnya yang gagal atau
berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam
menangani berbagai manajemen kelas.
e. Menciptakan kontrak social
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar
tingkah laku” yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas
beserta keterbatasannyadalam memenuhi kebutuhan peserta didik.
Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual maupun kelompok
dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tingkah laku ini
dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru dan peserta didik.
Norma atau nilai yang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak,
maka akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab
itu, dalam rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib)
dengan sangsinya yang mengatur kehidupan di dalam kelas, perumusannya
harus dibicarkan atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang
terjadi dewasa ini bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal
dari atas (sekolah/guru).

B. PROSEDUR DIMENSI PENYEMBUHAN


Prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif merupakan tindakan yang
dilakukan guru sebagai respon untuk mengatasi tingkah laku anak yang
menyimpang atau mengganggu itu. Dalam hal ini, guru dituntut untuk berusaha
menumbuhkan kesadaran anak dan tanggung jawab memperbaiki tingkah lakunya
sehingga yang bersangkutan bisa kembali berpartisipasi aktif dalam pengajaran.
Usaha yang bersifat penyembuhan (kuratif) mengikuti langkah-langkah
berikut:
1. Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan
oleh guru yang bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah dalam
ruangan kelas atau penyimpangan yang sedang terjadi.

5
2. Menganalisis masalah dimana dalam tahap ini guru menganalisis setiap
penyimpangan terhadap peserta didik kemudian menyimpulkan latar
belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan itu kemudian
menentukan alternative-alternative yang dapat digunakan dalam
penyimpangan tersebut.
3. Menilai alternative permasalah merupakan langkah yang perlu
dilakukan selanjutnya dimana guru memilih alternative dalam
pemecahan penyimpahan yang paling benar.
4. Mendapatkan balikan atau respon dari peserta didik dimana guru
melalukan monitoring dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan
dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang
sesuai dengan yang direncanakan.Kegiatan kilas balikini dapat
dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan dengan para peserta
didik. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh guru sehingga peserta
didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dg
dengannuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta
didik maupun sekolah.

6
7

BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Guru merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan proses pembelajaran,
sementara itu manajemen kelas merupakan salah satu aspek dari pengelolaan
proses pembelajaran yang paling rumit tetapi menarik perhatian. Karena
manajemen kelas itu memperlukan berbagai kriteria keterampilan, pengalaman,
bahkan kepribadian serta sikap dan nilai-nilai seorang guru.
Manajemen kelas, dikatakan menarik, karena selain memerlukan kemampuan
pribadi serta ketekunan menghadapinya di satu sisi, disisi lain calon guru, dan guru
yang berpengalaman sekalipun akan bergelut dengan manajemen kelas agar
terselenggara proses pembelajaran yang efektif dan tercapainya tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru mempunyai peranan besar dalam menentukan
keberhasilan manjemen kelas maupun manajemen pembelajaran.
Dalam proses pelaksanaan manajemen kelas terdapat prosedur yang perlu
dilakukan oleh seorang guru yaitu prosedur pencegahan dan prosedur
penyembuhan dimana guru harus memperhatikan tiap langkah-langkah dalam
prosedur dan tidak melewatkan satu langkah pun agar proses manajemen dikelas
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

B. SARAN
Menjadi seorang guru merupakan sebuah peran yang begitu berat jika
dilakukan secara sembrono dan tidak mengikuti prosedur-prosedur yang baik dan
tepat. Tidak hanya menanggung tanggung jawab yang besar tetapi memikul masa
depan anak-anak didik mengharuskan seorang guru menjadi tenaga yang
professional dan sempurna. Namun, tidak ada manusia yang sempurna namun
hanya ada manusia yang bekerja keras. Untuk itu penulis menyarankan bagi para
pembaca yang kelak akan memikul semua tanggung jawab ini untuk selalu
mengutamakan
8

prosedur dengan baik dan mengikuti step by step tanpa pamrih. Sungguh kerja
keras yang pembaca lakukan akan terbayar dengan hasil yang memuaskan karena
tidak akan ada hasil yang mengkhianati kerja keras.
9

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Prosedur
https://text-id.123dok.com/document/ky65x0v5z-prosedur-dimensi-pencegahan-
prosedur-pengelolaan-kelas.html#:~:text=1.,pencapaian%20prestasi%20belajar
%20yang%20tinggi.
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2181/3/BAB%20II.pdf
http://akmalsulaiman.com/2021/10/01/pengertian-prosedur-pengelolaan-kelas-dan-
prosedur-dimensi-pencegahan/
https://123dok.com/document/wq276opy-penglolaan-kelas-iris.html#fulltext-content
http://bynhananis.blogspot.com/2013/06/prosedur-manajemen-kelas.html

Anda mungkin juga menyukai