Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Suvervisi Pendidikan
Perencanan Program Supervisi dan Supervisi Klinis

Oleh :
1. Ni Komang Ari Meiantari (204008)
2. Ni Luh Eka Yanti (204023)
3. I Nengah Angga Suputra (204013)
4. Ni Putu Nela Shelomita (204032)
5. Ni Kadek Desny Putri Cahyani (204034)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perencanan
Program Supervisi dan Supervisi Klinis” ini tepat pada waktunya. Dan juga kami berterima
kasih pada bapak I Made Putra Suadnyana, S.pd., M.Pd. yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu/Bapak dosen pada mata kuliah Mata Pelajaran Supervisi Pendidikan Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi Program
Supervisi dan Supervisi Klinis
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Perencanan Program Supervisi dan Supervisi Klinis. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memmohon kritik dan saran demi membangun perbaikan makalah
di masa depan.

Amlapura, 26 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1 Pengertian Perencanan Program Supervisi...............................................3

2.2 Tujuan Perencanan Program Supervisi....................................................5

2.3 Manfat Perencanan Program Supervisi....................................................5

2.4 Prinsip-prinsip Perencanan Program Supervisi .......................................6

2.5 Perencanan Program Supervisi.................................................................6

2.6 Pengertian Supervis Klinis.......................................................................9

2.7 Tujuan Supervisi Klinis............................................................................10

2.8 Manfat Supervisi Klinis............................................................................12

2.9 Ciri-ciri Supervisi Klinis..........................................................................12

2.10 Langkah-langkah Supervisi Klinis.........................................................13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................17

3.1 Kesimpulan...............................................................................................17

3.2 Saran........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pendidikan pasti terdapat dengan adanya beberapa masalah-masalah
yang terjadi di setiap sekolah. Oleh karena itu pelaksanaan supervisi yang efektif harus
diupayakan untuk meningkatkan kinerja guru, sebagai pelaksana dalam proses
pembelajaran.Di sisi lain pengalaman menunjukkan sistem supervisi dan penilaian guru
cenderung bersifat pemeriksaan administratif sebagai pegawai ketimbang sebagai guru.
Kinerja guru lebih banyak dinilai dari aspek administratif, sedangkanpenilaian sebagai
fungsional bersifat pedagogis kurang mendapat perhatian.Penilaian dan pengawasan yang
terlalu administratif tidak memberikan motivasibagi para guru untuk melaksanakan tugas
pedagogisnya. Oleh karena itu gurumembutuhkan perencanan program supervisi dan
pembimbingan untuk mewujudkan kinerjaprofesionalnya secara lebih efektif. Supervisi
juga masih sering disamakan dengan pekerjaan mengawasi daripada sebagai ide
pengalaman. Guru cenderung menjadi resah dan takut apabilamereka diawasi, sehingga
kebanyakan guru tidak suka disupervisi walaupun halitu merupakan bagian proses
pendidikan.
supervisi klinis adalah suatu bimbingan dan pembinaan dalam dunia pendidikan
yang terencana bertujuan untuk memperbaiki apa yangmenjadi kelemahandalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidikmelalui pengamatan yang dilakukan agar
mengetahui kualitas guruyang sebenarnya.Konsep dasar supervisi klinis adalah kolegial,
kolaboratif,memiliki keterampilan layanan dan prilaku etis. Supervisi klinismerupakan
suatu proses bimbingan kepada guru yang bertujuan untukmembantu pengembangan
profesionalnya, khususnya dalampenampilan mengajar, berdasarkan observasi dan
analisis data secarateliti dan obyektif.Supervisi dilakukan untuk memperoleh kepastian
apakah pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana
semula. Kegiatanpengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan
yangseharusnya terjadi.Menurut Willes (1987), supervisi adalah bantuan untuk
mengembangkan situasi belajar yang lebih baik. Konsep supervisi modern dirumuskan
oleh Willes (1987) sebagai berikut. “Supervision is assistance in the development of
better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan
situasi pembelajaran yang baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi

1
meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher,
student, and environment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan
ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi.
Dari pembahasan diatas disini kami akan membahas tentang :

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian Perencanan Program Supervisi?
1.2.2 Apa Tujuan Perencanan Program Supervisi?
1.2.3 Apa Manfat Perencanan Program Supervisi?
1.2.4 Apa Prinsip-prinsip Perencanan Program Supervisi?
1.2.5 Apa Perencanan Program Supervisi?
1.2.6 Apa Pengertian Supervis Klinis?
1.2.7 Apa Tujuan Supervisi Klinis?
1.2.8 Apa Manfat Supervisi Klinis?
1.2.9 Apa Ciri-ciri Supervisi Klinis?
1.2.10 Apa Langkah-langkah Supervisi Klinis?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Mengetahui Pengertian Perencanan Program Supervisi.
1.3.2 Untuk Mengetahui Tujuan Perencanan Program Supervisi.
1.3.3 Untuk Mengetahui Manfat Perencanan Program Supervisi.
1.3.4 Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Perencanan Program Supervisi.
1.3.5 Untuk Mengetahui Perencanan Program Supervisi.
1.3.6 Untuk Mengetahui Pengertian Supervis Klinis.
1.3.7 Untuk Mengetahui Tujuan Supervisi Klinis.
1.3.8 Untuk Mengetahui Manfat Supervisi Klinis.
1.3.9 Untuk Mengetahui Ciri-ciri Supervisi Klinis.
1.3.10 Untuk Mengetahui Langkah-langkah Supervisi Klinis.

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapakan dapat bermanfaat untuk menambah dan
mengembangkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa terkait supervisi klinis dalam
pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanan Program Supervisi

A. Konsep Perencanaan
Perencanaan atau yang sering disebut dengan istilah planning adalah satu dari
fungsi management yang sangat penting. Untuk melaksanakan suatu tugas,
perencanaan merupakan hal yang sangat perlu dikerjakan agar tugas yang
dilaksanakan dapat terukur, terarah dan tercapai. Dengan perencanaan tahapan-
tahapan tugas yang dibuat dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Herbert simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah proses pemecahan
masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan. Menurut M.Farland,
Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian
pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya. Garth N.Jone, Perencanaan
adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling
baik untuk pencapaian tugas. Dari ketiga pendapat ini tampak bahwa perencaan
merupakan hal yang sangat mutlak dibuat agar tercapai suatu tujuan. Dengan
perencaanaan tahapan-tahapan pekerjaan yang telah dibuat dapat pula mennyelesaikan
masalah kerja yang sedang dihadapi.Perencanaan adalah gambaran dan perumusan
kegiatan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal
ini untuk mengusahakan agar rencana mengenai pelaksanaan dipersiapkan dengan
seksama dan dilaksanakan dengan tepat. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa perencanaan adalah tahapan-tahapan kerja yang akan
dilaksanakan dalam pencapaian tugas yang telah ditentukan agar masalah yang
dihadapi dapat mencapai tujuan.

B. Supervisi
Secara etimologis, istilah Supervisi diambil dari perkataan bahasa inggris
supervision artinya pengawasan di bidang pendidikan. Ditinjau sisi morfologisnya,
supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk kata. Supervisi terdiri dari dua kata, yakni
super berarti atas, lebih, visi berarti lihat, titik, awasi. Supervisor atau pengawas
dianggap jabatan yang secara ideal diduduki oleh seseorang yang mempunyai

3
keahlian di bidangnya. Kelebihan dan keunggulan bukan saja dari segi kedudukan,
melainkan pula dari segi skiil yang dipunyainya. Menurut Willes (1987), supervisi
adalah bantuan untuk mengembangkan situasi belajar yang lebih baik. Konsep
supervisi modern dirumuskan oleh Willes (1987) sebagai berikut. “Supervision is
assistance in the development of better teaching learning situation”. Supervisi adalah
bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang baik. Rumusan ini
mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar
mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, and environment).
Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan
kegiatan supervisi. Dengan demikian, layanan supervisi tersebut mencakup seluruh
aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.Menurut Neagley dalam
Pidarta (1986), menyebutkan bahwa supervisi adalah layanan kepada guru-guru
disekolah yang bertujuan untuk menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan
kurikulum. Ngalim Purwanto (1987), menyatakan supervisi adalah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif. Konsep supervisi tidak dapat
disamakan dengan inspeksi. Inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan
bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang
dilandasi oleh pemberian layanan dan kerja sama yang lebih baik di antara guru-guru
karena bersifat demokratis. Layanan dan aktivitas persupervisian harus lebih
diarahkan kepada upaya memperbaiki dan meningkatkan kompetensi guru dalam
mengelola kegiatan belajar-mengajar. Guru dalam (Diknas, 2007) harus memiliki,
antara lain 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi
profesional, dan 4) kompetensi sosial.Jadi supervisi yang menekankan pada
pembinaaan guru maka pembinaan profesional guru lebih diarahkan pada upaya
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru. Hal ini yang sering
disebut dengan istilah supervisi akademik. Supervisi yang menekankan pada
pembinaan kepala sekolah maka pembinaan kepala sekolah diarahkan kepada upaya
memperbaiki kinerja dalam mengelola sekolah agar bermutu. Hal ini yang sering
disebut sebagai supervisi manajerial. Dengan demikian, yang menjadi sasaran
pembinaan supervisi sesuai pengertian supervisi pendidikan tersebut diatas, bisa
kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, atau staf sekolah. Kepala sekolah, pegawai
tata usaha, atau staf sekolah adalah supervisi manajerial.

4
2.2 Tujuan Perencanan Program Supervisi
Tujuan dari Perencanan Program Supervisi yaitu :
1. Membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan
peranan sekolah mencapai tujuan itu.
2. Memperbesar kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya
menjadi anggota masyarakat yang efektif.
3. Membantu guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-
aktivitasnya dan kesulitan mengajar belajar.
4. Meningkatkan kesadaran guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja
yang demokratis dan kooperatif.
5. Membantu guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan
aktivitas perkembangan peserta didik.
6. Mengembangkan ‘esprit de corps’ guru, yaitu adanya rasa kesatuan dan
persatuan antar guru-guru
7. Meningkatkan komunikasi satu sama lainnya saling mengawasi di dalam suatu
manajemen

2.3 Manfat Perencanan Program Supervisi


Dalam membuat suatu perencanaan yang baik, ada beberapa manfaat yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perencanaan antara lain adalah :
1. Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
2. Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada
pelaksanaan rencana yang telah disusun.
3. Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang
dimiliki organisasi.
5. Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan,
sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.
6. Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap saat.

Pendapat lain mengemukakan bahwa manfaat supervisi sebagai berikut;

1. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik,


2. Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi
akademik, dan

5
3. Penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah
(tenaga, waktu dan biaya).

2.4 Prinsip-prinsip Perencanan Program Supervisi


Dalam pelaksanaan supervisi beberapa prinsip diuraikan sebagai berikut:
1. Planning harus betul-betul membantu tercapainya tujuan manajemen, maka
kemungkinan tindakan yang dilakukan tidak terjadi kekeliruan sehingga tidak
menimbulkan pengorbanan yang lebih besar. Itu hanya dapat terjadi jika kita
memikirkan jauh-jauh sebelumnya tindakan yang akan dilakukan.
2. Planning harus merupakan kegiatan pertama dari seluruh proses manajemen
(primary activity).
3. Perencanaan merupakan syarat mutlak untuk dapat melaksanakan manajemen
yang baik. Karena planning memberikan pedoman dan arah, dimana hal
tersebut selalu menjadi kegiatan pertama untuk dilakukan.
4. Planning harus mencakup seluruh kegiatan manajemen (pervasivitas).
5. Perencanaan harus mencakup seluruh kegiatan manajemen, yaitu organizing,
directing, coordinating dan controlling.
6. Planning harus ada alternatif, baik menyangkut bahan, waktu, tenaga kerja,
biaya dan sebagainya.
7. Perencanaan harus mempunyai nilai efisiensi dan penghematan.
8. Planning harus melihat faktor-faktor yang urgen sehingga harus jelas, terang
tidak bertele-tele.
9. Planning harus mudah disempurnakan, diperbaiki atau disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang sewaktu-waktu berubah-ubah.
10. Planning harus mempunyai strategi untuk dapat diterima oleh semua pihak,
agar dapat terlaksana sebagaimana mestinya.

2.5 Perencanan Program Supervisi


Tugas Pokok Pengawas Sekolah sesuai dengan PP 74 tahun 2008 adalah
melakukan tugas pengawasan akademik dan/atau manajerial serta tugas
pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Rincian masing-masing tugas
Pengawasan untuk setiap jenjang jabatan pengawas sekolah diuraikan sebagai berikut:
1. Pengawas Sekolah Muda
a. menyusun program pengawasan
6
b. melaksanakan pembinaan guru
c. memantau pelaksanaan delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian)
d. melaksanakan penilaian kinerja guru;
e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah
binaan
f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di
KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya
g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam perencanaan
pembelajaran
h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan
pembelajaran
i. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam penilaian dan
evaluasi pembelajaran
j. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan
perbaikan dan pengayaan
k. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru;
2. Pengawas Sekolah Madya
a. menyusun program pengawasan
b. melaksanakan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah
c. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan
d. melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah
e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah
binaan
f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala
sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya
g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam perencanaan
pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah
h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan
pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah
i. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam penilaian
pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam evaluasi diri sekolah
7
j. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan
perbaikan dan pengayaan dan/atau kepala sekolah dalam refleksi hasil evaluasi diri
sekolah
k. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala
sekolah
l. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun
program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah,
dan sistem informasi dan manajemen
m. membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas pokok
3. Pengawas Sekolah Utama
a. menyusun program pengawasan
b. melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah
c. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan
d. melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah
e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah
binaan;
f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala
sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya
g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam perencanaan
pembelajaran dan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah
h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan
pembelajaran dan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah
i. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam penilaian
pembelajaran dan kepala sekolah dalam evaluasi diri sekolah
j. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dalam pelaksanaan
perbaikan dan pengayaan dan kepala sekolah dalam refleksi hasil evaluasi diri
sekolah;
k. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala
sekolah
l. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun
program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan
sekolah, dan sistem informasi dan manajemen
8
m. membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam
melaksanakan tugas pokok melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan
n. mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok pengawasan di tingkat
kabupaten/kota
Pelaksanaan setiap tugas pokok tersebut dievaluasi sendiri oleh pengawas yang
bersangkutan dan hasilnya dilaporkan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota/provinsi melalui Koordinator Pengawas Sekolah. Bila ada masalah
yang dihadapi pengawas akan ditinjak lanjuti guna mengatasi atau menemukan solusi
dari berbagai permalahan yang dihadapi pengawas. Jika tugas pokok ini dapat
dilaksanakan pengawas secara maksimal tentunya dapat membantu guru dan sekolah
dalam meningkatkan pembelajaran dan mutu pendidikan.

2.6 Pengertian Supervis Klinis

Supervisi berasal dari kata “super dan vision”. Super artinya tinggi, atas dan
vision artinya melihat, memandang. Suprvision artinya "melihat dari atas". Pengertian
tersebut dimaksudkan : orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi/atas melihat-
mengamati – mengawasi orang yang berada di bawahnya. Misalnya kepala sekolah
melihat dan mengamati perilaku guru pada waktu mengajar. Pengertian ini
menunjukan bahwa supervisi adalah proses bantuan, bimbingan dan atau pembinaan
dari supervisor kepada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Bantuan,
bimbingan atau pembinaan tersebut bersifat profesional yang dilaksanakan melalui
dialog untuk memecahkan masalah pembelajaran. Kepala Sekoiah sebagai supervisor
membantu dan membina guru sebagai mitra kerjanya agar lebih profesional dalam
melaksanakan tugas yakm merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kata yang
paling tepat untuk supervisi adalah terprogram untuk mengubah atau memperbaiki
perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya secara
profesional. Dengan demikian maka supervisi akademik adalah kegiatan yang
terencana, terpola dan terprogram dalam mengubah perilaku guru agar dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Klinis berasal dari kata clinic yang berarti balai pengobatan atau suatu tempat
untuk mengobati berbagai jenis penyakit yang ditangani oleh tenaga yang profesional.
Apabila mendengar kata pengobatan maka pergaulan kita adalah pasien datang ke

9
tempat pengobatan untuk mengobati penyakitnya. Orang yang memeriksa dan
mengobatinya adalah dokter. Analoginya adalah guru yang mengalami masalah dalam
melaksanakan pembelajaran datang kepada kepala sekolah dan berkonsultasi tentang
pemecahan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian supervisi secara klinis
diartikan sebagai bantuan profesional yang diberikan kepada guru yang mengalami
masalah dalam melaksanakan pembelajaran agar guru tersebut dapat mengatasi
masalah yang dialaminya yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Sejalan dengan pengerian diatas Waller berpendapat bahwa supervisi klinis


adalah supervisi yang dikhususkan pada perbaikan pembelajaran dengan menjalankan
siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, observasi dan analisis yang intensif
terhadap proses pembelajaran. Sedangkan menurut Keith Acheson dan Meredith
D'Gall : supervisi klinisa adalah proses membantu guru memperkecil jurang avatar
tingkah laku mengajar nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Berdasarkan
pendapat di atas dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan klinis
adalah bantuan profesioanl yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah
dalam pemeblajaran agar guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalah dngan
menempuh langkah yang secara sistematis mencakup tahap perencanaan, tahap
pengamatan dan tahap analisis dan tindak lanjut.Supervisi klinis adalah supervisi
yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau masalah dari guru yang disampaikan
kepada supervisor. Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang dikhususkan pada
peningkatan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan,
pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang
nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

2.7 Tujuan Supervisi Klinis


Tujuan supervisi klinis adalah untuk membantu memodifikasi pola-pola pembelajaran
agar mencapai keefektifan. Menurut Acheson dan Gall, tujuan supervisi klinis adalah
meningkatkan proses pembelajaran yang dikelola guru di kelas. Tujuan ini dirinci ke
dalam tujuan yang lebih spesifik, yaitu:
1. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru, mengenai pengajaran
yang dilaksanakan.
2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pengajaran.
3. Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan strategi
pengajaran.

10
4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya.
5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan
profesional yang berkesinambungan
Tujuan Supervisi Klinis Menurut Syaiful Sagala, tujuan supervisi klinis terbagi
menjadi 2 (dua) yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari supervisi
klinis adalah:
1. Pembentukan dan pengembangan profesional.
2. Memberikan respon terhadap kebutuhan guru dalam tugasnya.
3. Menunjang pembaharuan pendidikan dan memerangi kemerosotan.
4. Tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran secara maksimal.
5. Meningkatkan kemampuan profesional guru.
Tujuan khusus dari supervisi klinis adalah:
1. Menyediakan suatu balikan yang objektif dari kegiatan guru yang dilakukan.
2. Mendiagnosis, memecahkan atau membantu memecahkan masalah mengajar.
3. Membantu guru mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam
mengajar.
4. Sebagai dasar penilaian guru untuk kemajuan pendidikan.
5. Membantu guru mengembangkan sifat positif terhadap pengembangan diri.
6. Perhatian utama terhadap kebutuhan guru.
Menurut Lim Walimah, tujuan supervisi klinis secara umum adalah:
1. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
kualitas proses pembelajaran.
2. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
3. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran.
4. Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan masalah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran.
5. Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan
diri secara berkelanjutan.
Dari beberapa uraian di atas mengenai tujuan supervisi klinis, maka dapat
disintesakan bahwa supervisi klinis memiliki tujuan sebagai berikut:
(1) Membangun kesadaran guru tentang tanggung jawab profesional dan
kelemahannya;
11
(2) Membantu guru dalam mengidentifikasi kelemahannya;
(3) Membantu guru dalam menangani masalah tentang kelemahannya;
(4) Meningkatkan profesionalitas dan kemampuan diri guru secara berkelanjutan;
(5) Membantu guru mewujudkan tujuan pendidikan dan pengajaran;
(6) Memenuhi kebutuhan guru;
(7) Menyatukan hubungan supervisor dan guru;
(8) Memperbaharui sistem pembelajaran guru.

2.8 Manffat Supervisi Klinis


Supervisi bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan, yang dilakukan melalui
kerjasama antara guru, peserta didik, hingga warga sekolah. Supervisi juga menjadi
penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur terkait pendidikan agar lebih efektif
dan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam hal memimpin serta membimbing
peserta didik.
Manfaat supervisi bisa dilihat dari 2 sisi yaitu sisi kepala sekolah dan guru.
1. Manfaat Supervisi bagi Kepala Sekolah
 Mengetahui kualitas guru
 Meningkatkan kualitas pengajaran guru
 Memperbaiki pengajaran guru
 Membantu kepala sekolah menyusun rencana kebijakan sekolah
2. Manfaat Supervisi bagi Guru
 Membantu guru mengetahui kelemahan dan kekurangan guru dalam mengajar
 Membuat guru bertanggungjawab dengan tugas administrasinya
 Membuat guru sangat bersiap dalam mengajar
 Membantu guru meningkatkan kualitasnya
2.9 Ciri-ciri Supervisi Klinis
Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari supervisi klinis yang membedakan dengan
supervisi lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. Pada dasarnya supervisor dan guru sederajat dan saling membantu dalam
meningkatkan kemampuan dan sikap keprofesionalannya.
2. Fokus supervisi klinis adalah pada perbaikan cara mengajar bukan mengubah
kepribadian guru.

12
3. Balikan supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas
keputusan penilaian yang tidak di dukung oleh bukti nyata.
4. Bersifat konstruktif dan memberi penguatan pada pola-pola dan tingkah laku yang
berhasil daripada mencela dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum
berhasil.
5. Tahapan supervisi klinis merupakan kontinuitas dan dibangun atas dasar
pengalaman masa lampau.
6. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima yang dinamis
dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat di dalam mencari
pengertian bersama dalam proses pendidikan.
7. Tiap guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan
pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan
mengembangkan gaya mengajarnya.
8. Supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk menganalisis
dan mengevaluasi cara melakukan supervisi sebagaimana cara menganalisis cara
mengajar guru.
9. Guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran.
10. Supervisor dan guru bersifat terbuka dalam mengemukakan pendapat dan
dilandasi saling menghargai kedudukan masing-masing dan secara bersinergi
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru.

2.10 Langkah-langkah Supervisi Klinis

Tahapan/Langkah-Langkah Pelaksanaan Supervisi Klinis

Sebagaimana lazimnya pelaksanaan supervisi pengajaran tidak terlepas dari prosedur


dan tahapan dalam pelaksanaannya. Demikian pula kegiatan supervisi klinis,
dilaksanakan dengan tahapan yang sistematis. Pada dasarnya para ahli mempunyai
prinsip yang sama, bahwa supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses yang
berbentuk siklus dengan tiga tahap yaitu (1) pertemuan awal, (2) tahap observasi
kelas, (3) tahap pertemuan balikan/evaluasi.

A. Tahap pertemuan awal

13
Pada tahap pertemuan awal merupakan pembuatan kerangka kerja, karena itu
perlu diciptakan suasana akrab dan terbuka antara supervisor dengan guru,
sehingga guru merasa percaya diri dan memahami tujuan diadakan pendekatan
klinis. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
1. Menciptakan suasana persahabatan dan keterbukaan antara supervisi dan guru.
2. Membicarakan rancangan yang telah dibuat oleh guru yang meliputi penentuan
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode
pembelajaran, media/alat, dan evaluasi.
3. Mengidentifikasi jenis-jenis kompetensi dasar beserta indikator-indikator yang
akan dicapai oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
4. Mengembangkan instrumen observasi yang akan digunakan untuk merekam data
kinerja guru.
5. Mendiskusikan instrument observasi, selanjutnya supervisor dan guru membuat
kesepakatan tentang data yang akan dikumpulkan dan sekaligus akan menjadi
catatan penting pada tahap-tahap selanjutnya.

Pertemuan awal menjadi penentu tahap berikutnya, karena tahap pra observasi
menyepakati kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pelaksanaan observasi di kelas
yang melibatkan supervisor sebagai observer.

B. Tahap observasi kelas

Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai pedoman dan prosedur
yang telah disepakati pada saat pertemuan awal. Selanjutnya supervisor melakukan
observasi berdasarkan instrument yang telah dibuat dan disepakati dengan guru.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Supervisor bersama guru memasuki ruang kelas tempat proses pembelajaran


akan berlangsung.
2. Guru menjelaskan kepada siswa tentang maksud kedatangan supervisor dan
ruang kelas.
3. Guru mempersilahkan supervisor untuk menempati tempat duduk yang telah
disediakan.
4. Guru mulai melaksanakan kegiatan mengacu pada pedoman dan prosedur
yang telah disepakati pada saat pertemuan awal dengan supervisor.

14
5. Supervisor mengobservasi penampilan guru berdasarkan format observasi
yang telah disepakati.
6. Setelah guru selesai melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran,
bersama-sama dengan supervisor meninggalkan ruang kelas dan pindah ke
ruang atau rang pembinaan.

Pertemuan setelah observasi berlangsung, supervisor menggunakan informasi yang


dikumpulkan untuk membantu guru dalam menganalisis pelajaran. Pertemuan setelah
observasi lebih memfokuskan permasalahan yang sebelumnya sudah disetujui
bersama dan tidak menyimpang dari kesepakatan pertemuan awal. Dengan kata lain,
pembahasan ataupun diskusi berlangsung dengan suasana keterbukaan dan saling
menghargai.

C. Tahap pertemuan akhir/balikan

Tahap akhir dari siklus supervisi klinis adalah analisis pasca pertemuan (post
observation). Supervisor mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi selama observasi dan
seluruh siklus proses supervisi dengan tujuan untuk meningkatkan performansi guru.
Pertemuan akhir merupakan diskusi umpan balik antara supervisor dan guru. Suasana
pertemuan sama dengan suasana pertemuan awal yaitu suasana akrab penuh
persahabatan, bebas dari prasangka, dan tidak bersifat mengadili. Supervisor
memaparkan data secara objektif sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang menjadi dasar dari balikan
terhadap guru adalah kesepakatan tentang item-item observasi yang telah dibuat,
sehingga guru menyadari tingkat prestasi yang dicapai. Secara lebih konkrit langkah-
langkah pertemuan akhir sebagai berikut:

1. Supervisor menanyakan perasaan guru selama proses observasi berlangsung


untuk menciptakan suasana santai agar guru tidak merasa diadili.
2. Supervisor memberikan penguatan kepada guru yang telah melaksanakan
pembelajaran dalam suasana penuh persahabatan sebagaimana pertemuan
awal.
3. Supervisor bersama-sama guru membicarakan kembali kontrak yang pernah
dilakukan mulai dari tujuan pengajaran sampai evaluasi pengajaran.

15
4. Supervisor menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan
diinterpretasikan, kemudian memberikan waktu pada guru untuk menganalisis
data dan menginterpretasikan, selanjutnya didiskusikan bersama.
5. Menanyakan kembali perasaan guru setelah mendiskusikan hasil analisis dan
interpretasi data hasil observasi, dan meminta guru menganalisis proses dan
hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa.
6. Bersama-sama guru, supervisor membuat kesimpulan tentang hasil pencapaian
latihan pembelajaran yang telah dilakukan dan pada akhir pertemuan sudah
direncanakan pembuatan tahapan kegiatan supervisi klinis selanjutnya.

Tahap pertemuan akhir/balikan bukan akhir dari kegiatan supervisi klinis


untuk selamanya, supervisor mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu
diperhatikan pada kesempatan berikutnya. Pada prinsipnya setiap guru harus
disupervisi secara periodik dalam melaksanakan pembelajaran. Jika jumlah guru
cukup banyak, kepala sekolah dapat meminta bantuan wakil kepala sekolah atau guru
senior untuk membantu melaksanakan supervisi. Dengan demikian, jika bidang studi
guru terlalu jauh, dan kepala sekolah merasa sulit memahami, kepala sekolah dapat
meminta bantuan kepada guru senior yang memiliki latar belakang bidang studi yang
sama dengan guru yang ingin disuperv

16
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Jadi Pengertian Konsep Perencanan Program Supervisi adalah tahapan
perencaanaan pekerjaan yang telah dibuat untuk mennyelesaikan masalah kerja yang
sedang dihadapi.Perencanaan adalah gambaran dan perumusan kegiatan untuk
mencapai hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini untuk
mengusahakan agar rencana mengenai pelaksanaan dipersiapkan dengan seksama dan
dilaksanakan dengan tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
tahapan-tahapan kerja yang akan dilaksanakan dalam pencapaian tugas yang telah
ditentukan agar masalah yang dihadapi dapat mencapai tujuan.
Tujuan dari Perencanan Program SupervisiTujuan dari Perencanan Program Supervisi
yaitu Membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan
peranan sekolah mencapai tujuan itu. Seperti :
1. Memperbesar kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta
2. Membantu guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-
aktivitasnya dan kesulitan mengajar belajar.
3. Meningkatkan kesadaran guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja
yang demokratis dan kooperatif.
4. Membantu guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan
aktivitas perkembangan peserta didik.
5. Mengembangkan ‘esprit de corps’ guru, yaitu adanya rasa kesatuan dan
persatuan antar guru-guru
6. Meningkatkan komunikasi satu sama lainnya saling mengawasi di dalam suatu
manajemen

Manfaat Perencanan Program Supervisi Menjelaskan secara tepat tujuan-


tujuan serta cara-cara mencapai tujuan, Sebagai pedoman bagi semua orang yang
terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun, Merupakan
alat pengawasan terhadap pelaksanaan program, Meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi, Memberikan
batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat

17
meningkatkan kerja sama/koordinasi, Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan
pelaksanaan program setiap saat.

Perencanan Program SupervisiTugas Pokok Pengawas Sekolah sesuai dengan


PP 74 tahun 2008 adalah melakukan tugas pengawasan akademik dan/atau manajerial
serta tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Rincian masing-masing
tugas Pengawasan untuk setiap jenjang jabatan pengawas sekolah

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang dikhususkan pada peningkatan


pengajaran dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan
serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta
bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

Tujuan supervisi klinis adalah untuk membantu memodifikasi pola-pola


pembelajaran agar mencapai keefektifan

Manfaat Supervisi Klini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan,


yang dilakukan melalui kerjasama antara guru, peserta didik, hingga warga sekolah.
Supervisi juga menjadi penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur terkait
pendidikan agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam hal
memimpin serta membimbing peserta didik.

Ciri-ciri atau karakteristik dari supervisi klinis adalah supervisor dan guru
sederajat dan saling membantu dalam meningkatkan kemampuan dan sikap
keprofesionalannya, perbaikan cara mengajar bukan mengubah kepribadian guru,
didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak di
dukung oleh bukti nyata. bersifat konstruktif, kontinuitas dan dibangun atas dasar
pengalaman masa lampau. suatu proses memberi dan menerima yang dinamis, tiap
guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok
persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya
mengajarnya, supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk
menganalisis dan mengevaluasi cara melakukan supervisi sebagaimana cara
menganalisis cara mengajar guru, guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab
dalam meningkatkan kompetensi pedagogik, supervisor dan guru bersifat terbuka.

18
Sebagaimana lazimnya pelaksanaan supervisi pengajaran tidak terlepas dari
prosedur dan tahapan dalam pelaksanaannya. Demikian pula kegiatan supervisi klinis,
dilaksanakan dengan tahapan yang sistematis. Pada dasarnya para ahli mempunyai
prinsip yang sama, bahwa supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses yang
berbentuk siklus dengan tiga tahap yaitu (1) pertemuan awal, (2) tahap observasi
kelas, (3) tahap pertemuan balikan/evaluasi.

3.2 SARAN

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Perlu kami sampaikan
juga bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak dijumpai kekurangan dan
bagian-bagian terpenting yang belum sempat dimasukkan. Oleh karena itu, kami
membutuhkan, masukkan berupa saran dan kritik, dalam rangka mengupayakan
perbaikan dari isi makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber dari modul


Dr.Inom Nasution,M.Pd.2021.Supervisi Pendidikan.Medan : CV.Pusdikra Mitra Jaya
2. Sumber dari artikel di internet
Danial,Sartini,Nurpaidah.2016.” Makalah Supervisi Klinis”.
http://danialrahman206.blogspot.com/2016/10/makalah-supervisi-klinis.html?m=1.
Diakses tanggal 8 Maret 2023.
Seotjipto,Made Pidarta.1992.”Skripsi Supervisi Klinis”.https://repository.um-
surabaya.
ac.id/1531/3/BAB_II_Skripsi_Supervisi_Klinis.pdf. Diakses tanggal 7 Maret 2023.
Johannes Sohirimon Lumban Batu.2021. “Tujuan dan Manfaat Supervisi”.
https://disdik.batubarakab.go.id/supervisi/home/halaman/tujuan-dan-manfaat-
supervisi.
Diakses tanggal 9 Maret 2023.
Silabus.Web.Id.2018-2023.”Pengertian Supervisi.
https://www.google.com/amp/s/www.silabus.web.id/pengertian-supervisi/
amp/.Diakses tanggal 9 Maret 2023.

20

Anda mungkin juga menyukai