Suvervisi Pendidikan
Perencanan Program Supervisi dan Supervisi Klinis
Oleh :
1. Ni Komang Ari Meiantari (204008)
2. Ni Luh Eka Yanti (204023)
3. I Nengah Angga Suputra (204013)
4. Ni Putu Nela Shelomita (204032)
5. Ni Kadek Desny Putri Cahyani (204034)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perencanan
Program Supervisi dan Supervisi Klinis” ini tepat pada waktunya. Dan juga kami berterima
kasih pada bapak I Made Putra Suadnyana, S.pd., M.Pd. yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu/Bapak dosen pada mata kuliah Mata Pelajaran Supervisi Pendidikan Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi Program
Supervisi dan Supervisi Klinis
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Perencanan Program Supervisi dan Supervisi Klinis. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memmohon kritik dan saran demi membangun perbaikan makalah
di masa depan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
3.1 Kesimpulan...............................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher,
student, and environment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan
ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi.
Dari pembahasan diatas disini kami akan membahas tentang :
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Mengetahui Pengertian Perencanan Program Supervisi.
1.3.2 Untuk Mengetahui Tujuan Perencanan Program Supervisi.
1.3.3 Untuk Mengetahui Manfat Perencanan Program Supervisi.
1.3.4 Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Perencanan Program Supervisi.
1.3.5 Untuk Mengetahui Perencanan Program Supervisi.
1.3.6 Untuk Mengetahui Pengertian Supervis Klinis.
1.3.7 Untuk Mengetahui Tujuan Supervisi Klinis.
1.3.8 Untuk Mengetahui Manfat Supervisi Klinis.
1.3.9 Untuk Mengetahui Ciri-ciri Supervisi Klinis.
1.3.10 Untuk Mengetahui Langkah-langkah Supervisi Klinis.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapakan dapat bermanfaat untuk menambah dan
mengembangkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa terkait supervisi klinis dalam
pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Perencanaan
Perencanaan atau yang sering disebut dengan istilah planning adalah satu dari
fungsi management yang sangat penting. Untuk melaksanakan suatu tugas,
perencanaan merupakan hal yang sangat perlu dikerjakan agar tugas yang
dilaksanakan dapat terukur, terarah dan tercapai. Dengan perencanaan tahapan-
tahapan tugas yang dibuat dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Herbert simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah proses pemecahan
masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan. Menurut M.Farland,
Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian
pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya. Garth N.Jone, Perencanaan
adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling
baik untuk pencapaian tugas. Dari ketiga pendapat ini tampak bahwa perencaan
merupakan hal yang sangat mutlak dibuat agar tercapai suatu tujuan. Dengan
perencaanaan tahapan-tahapan pekerjaan yang telah dibuat dapat pula mennyelesaikan
masalah kerja yang sedang dihadapi.Perencanaan adalah gambaran dan perumusan
kegiatan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal
ini untuk mengusahakan agar rencana mengenai pelaksanaan dipersiapkan dengan
seksama dan dilaksanakan dengan tepat. Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa perencanaan adalah tahapan-tahapan kerja yang akan
dilaksanakan dalam pencapaian tugas yang telah ditentukan agar masalah yang
dihadapi dapat mencapai tujuan.
B. Supervisi
Secara etimologis, istilah Supervisi diambil dari perkataan bahasa inggris
supervision artinya pengawasan di bidang pendidikan. Ditinjau sisi morfologisnya,
supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk kata. Supervisi terdiri dari dua kata, yakni
super berarti atas, lebih, visi berarti lihat, titik, awasi. Supervisor atau pengawas
dianggap jabatan yang secara ideal diduduki oleh seseorang yang mempunyai
3
keahlian di bidangnya. Kelebihan dan keunggulan bukan saja dari segi kedudukan,
melainkan pula dari segi skiil yang dipunyainya. Menurut Willes (1987), supervisi
adalah bantuan untuk mengembangkan situasi belajar yang lebih baik. Konsep
supervisi modern dirumuskan oleh Willes (1987) sebagai berikut. “Supervision is
assistance in the development of better teaching learning situation”. Supervisi adalah
bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang baik. Rumusan ini
mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar
mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, and environment).
Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan
kegiatan supervisi. Dengan demikian, layanan supervisi tersebut mencakup seluruh
aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.Menurut Neagley dalam
Pidarta (1986), menyebutkan bahwa supervisi adalah layanan kepada guru-guru
disekolah yang bertujuan untuk menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan
kurikulum. Ngalim Purwanto (1987), menyatakan supervisi adalah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif. Konsep supervisi tidak dapat
disamakan dengan inspeksi. Inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan
bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang
dilandasi oleh pemberian layanan dan kerja sama yang lebih baik di antara guru-guru
karena bersifat demokratis. Layanan dan aktivitas persupervisian harus lebih
diarahkan kepada upaya memperbaiki dan meningkatkan kompetensi guru dalam
mengelola kegiatan belajar-mengajar. Guru dalam (Diknas, 2007) harus memiliki,
antara lain 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi
profesional, dan 4) kompetensi sosial.Jadi supervisi yang menekankan pada
pembinaaan guru maka pembinaan profesional guru lebih diarahkan pada upaya
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru. Hal ini yang sering
disebut dengan istilah supervisi akademik. Supervisi yang menekankan pada
pembinaan kepala sekolah maka pembinaan kepala sekolah diarahkan kepada upaya
memperbaiki kinerja dalam mengelola sekolah agar bermutu. Hal ini yang sering
disebut sebagai supervisi manajerial. Dengan demikian, yang menjadi sasaran
pembinaan supervisi sesuai pengertian supervisi pendidikan tersebut diatas, bisa
kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, atau staf sekolah. Kepala sekolah, pegawai
tata usaha, atau staf sekolah adalah supervisi manajerial.
4
2.2 Tujuan Perencanan Program Supervisi
Tujuan dari Perencanan Program Supervisi yaitu :
1. Membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan
peranan sekolah mencapai tujuan itu.
2. Memperbesar kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya
menjadi anggota masyarakat yang efektif.
3. Membantu guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-
aktivitasnya dan kesulitan mengajar belajar.
4. Meningkatkan kesadaran guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja
yang demokratis dan kooperatif.
5. Membantu guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan
aktivitas perkembangan peserta didik.
6. Mengembangkan ‘esprit de corps’ guru, yaitu adanya rasa kesatuan dan
persatuan antar guru-guru
7. Meningkatkan komunikasi satu sama lainnya saling mengawasi di dalam suatu
manajemen
5
3. Penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah
(tenaga, waktu dan biaya).
Supervisi berasal dari kata “super dan vision”. Super artinya tinggi, atas dan
vision artinya melihat, memandang. Suprvision artinya "melihat dari atas". Pengertian
tersebut dimaksudkan : orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi/atas melihat-
mengamati – mengawasi orang yang berada di bawahnya. Misalnya kepala sekolah
melihat dan mengamati perilaku guru pada waktu mengajar. Pengertian ini
menunjukan bahwa supervisi adalah proses bantuan, bimbingan dan atau pembinaan
dari supervisor kepada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Bantuan,
bimbingan atau pembinaan tersebut bersifat profesional yang dilaksanakan melalui
dialog untuk memecahkan masalah pembelajaran. Kepala Sekoiah sebagai supervisor
membantu dan membina guru sebagai mitra kerjanya agar lebih profesional dalam
melaksanakan tugas yakm merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kata yang
paling tepat untuk supervisi adalah terprogram untuk mengubah atau memperbaiki
perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya secara
profesional. Dengan demikian maka supervisi akademik adalah kegiatan yang
terencana, terpola dan terprogram dalam mengubah perilaku guru agar dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Klinis berasal dari kata clinic yang berarti balai pengobatan atau suatu tempat
untuk mengobati berbagai jenis penyakit yang ditangani oleh tenaga yang profesional.
Apabila mendengar kata pengobatan maka pergaulan kita adalah pasien datang ke
9
tempat pengobatan untuk mengobati penyakitnya. Orang yang memeriksa dan
mengobatinya adalah dokter. Analoginya adalah guru yang mengalami masalah dalam
melaksanakan pembelajaran datang kepada kepala sekolah dan berkonsultasi tentang
pemecahan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian supervisi secara klinis
diartikan sebagai bantuan profesional yang diberikan kepada guru yang mengalami
masalah dalam melaksanakan pembelajaran agar guru tersebut dapat mengatasi
masalah yang dialaminya yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
10
4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya.
5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan
profesional yang berkesinambungan
Tujuan Supervisi Klinis Menurut Syaiful Sagala, tujuan supervisi klinis terbagi
menjadi 2 (dua) yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari supervisi
klinis adalah:
1. Pembentukan dan pengembangan profesional.
2. Memberikan respon terhadap kebutuhan guru dalam tugasnya.
3. Menunjang pembaharuan pendidikan dan memerangi kemerosotan.
4. Tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran secara maksimal.
5. Meningkatkan kemampuan profesional guru.
Tujuan khusus dari supervisi klinis adalah:
1. Menyediakan suatu balikan yang objektif dari kegiatan guru yang dilakukan.
2. Mendiagnosis, memecahkan atau membantu memecahkan masalah mengajar.
3. Membantu guru mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam
mengajar.
4. Sebagai dasar penilaian guru untuk kemajuan pendidikan.
5. Membantu guru mengembangkan sifat positif terhadap pengembangan diri.
6. Perhatian utama terhadap kebutuhan guru.
Menurut Lim Walimah, tujuan supervisi klinis secara umum adalah:
1. Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
kualitas proses pembelajaran.
2. Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
3. Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran.
4. Membantu guru untuk dapat menemukan cara pemecahan masalah yang
ditemukan dalam proses pembelajaran.
5. Membantu guru untuk mengembangkan sikap positif dalam mengembangkan
diri secara berkelanjutan.
Dari beberapa uraian di atas mengenai tujuan supervisi klinis, maka dapat
disintesakan bahwa supervisi klinis memiliki tujuan sebagai berikut:
(1) Membangun kesadaran guru tentang tanggung jawab profesional dan
kelemahannya;
11
(2) Membantu guru dalam mengidentifikasi kelemahannya;
(3) Membantu guru dalam menangani masalah tentang kelemahannya;
(4) Meningkatkan profesionalitas dan kemampuan diri guru secara berkelanjutan;
(5) Membantu guru mewujudkan tujuan pendidikan dan pengajaran;
(6) Memenuhi kebutuhan guru;
(7) Menyatukan hubungan supervisor dan guru;
(8) Memperbaharui sistem pembelajaran guru.
12
3. Balikan supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas
keputusan penilaian yang tidak di dukung oleh bukti nyata.
4. Bersifat konstruktif dan memberi penguatan pada pola-pola dan tingkah laku yang
berhasil daripada mencela dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum
berhasil.
5. Tahapan supervisi klinis merupakan kontinuitas dan dibangun atas dasar
pengalaman masa lampau.
6. Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima yang dinamis
dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat di dalam mencari
pengertian bersama dalam proses pendidikan.
7. Tiap guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan
pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan
mengembangkan gaya mengajarnya.
8. Supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk menganalisis
dan mengevaluasi cara melakukan supervisi sebagaimana cara menganalisis cara
mengajar guru.
9. Guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran.
10. Supervisor dan guru bersifat terbuka dalam mengemukakan pendapat dan
dilandasi saling menghargai kedudukan masing-masing dan secara bersinergi
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru.
13
Pada tahap pertemuan awal merupakan pembuatan kerangka kerja, karena itu
perlu diciptakan suasana akrab dan terbuka antara supervisor dengan guru,
sehingga guru merasa percaya diri dan memahami tujuan diadakan pendekatan
klinis. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
1. Menciptakan suasana persahabatan dan keterbukaan antara supervisi dan guru.
2. Membicarakan rancangan yang telah dibuat oleh guru yang meliputi penentuan
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode
pembelajaran, media/alat, dan evaluasi.
3. Mengidentifikasi jenis-jenis kompetensi dasar beserta indikator-indikator yang
akan dicapai oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.
4. Mengembangkan instrumen observasi yang akan digunakan untuk merekam data
kinerja guru.
5. Mendiskusikan instrument observasi, selanjutnya supervisor dan guru membuat
kesepakatan tentang data yang akan dikumpulkan dan sekaligus akan menjadi
catatan penting pada tahap-tahap selanjutnya.
Pertemuan awal menjadi penentu tahap berikutnya, karena tahap pra observasi
menyepakati kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pelaksanaan observasi di kelas
yang melibatkan supervisor sebagai observer.
Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai pedoman dan prosedur
yang telah disepakati pada saat pertemuan awal. Selanjutnya supervisor melakukan
observasi berdasarkan instrument yang telah dibuat dan disepakati dengan guru.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah:
14
5. Supervisor mengobservasi penampilan guru berdasarkan format observasi
yang telah disepakati.
6. Setelah guru selesai melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran,
bersama-sama dengan supervisor meninggalkan ruang kelas dan pindah ke
ruang atau rang pembinaan.
Tahap akhir dari siklus supervisi klinis adalah analisis pasca pertemuan (post
observation). Supervisor mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi selama observasi dan
seluruh siklus proses supervisi dengan tujuan untuk meningkatkan performansi guru.
Pertemuan akhir merupakan diskusi umpan balik antara supervisor dan guru. Suasana
pertemuan sama dengan suasana pertemuan awal yaitu suasana akrab penuh
persahabatan, bebas dari prasangka, dan tidak bersifat mengadili. Supervisor
memaparkan data secara objektif sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang menjadi dasar dari balikan
terhadap guru adalah kesepakatan tentang item-item observasi yang telah dibuat,
sehingga guru menyadari tingkat prestasi yang dicapai. Secara lebih konkrit langkah-
langkah pertemuan akhir sebagai berikut:
15
4. Supervisor menunjukkan data hasil observasi yang telah dianalisis dan
diinterpretasikan, kemudian memberikan waktu pada guru untuk menganalisis
data dan menginterpretasikan, selanjutnya didiskusikan bersama.
5. Menanyakan kembali perasaan guru setelah mendiskusikan hasil analisis dan
interpretasi data hasil observasi, dan meminta guru menganalisis proses dan
hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa.
6. Bersama-sama guru, supervisor membuat kesimpulan tentang hasil pencapaian
latihan pembelajaran yang telah dilakukan dan pada akhir pertemuan sudah
direncanakan pembuatan tahapan kegiatan supervisi klinis selanjutnya.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi Pengertian Konsep Perencanan Program Supervisi adalah tahapan
perencaanaan pekerjaan yang telah dibuat untuk mennyelesaikan masalah kerja yang
sedang dihadapi.Perencanaan adalah gambaran dan perumusan kegiatan untuk
mencapai hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini untuk
mengusahakan agar rencana mengenai pelaksanaan dipersiapkan dengan seksama dan
dilaksanakan dengan tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah
tahapan-tahapan kerja yang akan dilaksanakan dalam pencapaian tugas yang telah
ditentukan agar masalah yang dihadapi dapat mencapai tujuan.
Tujuan dari Perencanan Program SupervisiTujuan dari Perencanan Program Supervisi
yaitu Membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan
peranan sekolah mencapai tujuan itu. Seperti :
1. Memperbesar kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta
2. Membantu guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-
aktivitasnya dan kesulitan mengajar belajar.
3. Meningkatkan kesadaran guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja
yang demokratis dan kooperatif.
4. Membantu guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan
aktivitas perkembangan peserta didik.
5. Mengembangkan ‘esprit de corps’ guru, yaitu adanya rasa kesatuan dan
persatuan antar guru-guru
6. Meningkatkan komunikasi satu sama lainnya saling mengawasi di dalam suatu
manajemen
17
meningkatkan kerja sama/koordinasi, Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan
pelaksanaan program setiap saat.
Ciri-ciri atau karakteristik dari supervisi klinis adalah supervisor dan guru
sederajat dan saling membantu dalam meningkatkan kemampuan dan sikap
keprofesionalannya, perbaikan cara mengajar bukan mengubah kepribadian guru,
didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak di
dukung oleh bukti nyata. bersifat konstruktif, kontinuitas dan dibangun atas dasar
pengalaman masa lampau. suatu proses memberi dan menerima yang dinamis, tiap
guru mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok
persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya
mengajarnya, supervisor mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk
menganalisis dan mengevaluasi cara melakukan supervisi sebagaimana cara
menganalisis cara mengajar guru, guru mempunyai prakarsa dan tanggung jawab
dalam meningkatkan kompetensi pedagogik, supervisor dan guru bersifat terbuka.
18
Sebagaimana lazimnya pelaksanaan supervisi pengajaran tidak terlepas dari
prosedur dan tahapan dalam pelaksanaannya. Demikian pula kegiatan supervisi klinis,
dilaksanakan dengan tahapan yang sistematis. Pada dasarnya para ahli mempunyai
prinsip yang sama, bahwa supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses yang
berbentuk siklus dengan tiga tahap yaitu (1) pertemuan awal, (2) tahap observasi
kelas, (3) tahap pertemuan balikan/evaluasi.
3.2 SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Perlu kami sampaikan
juga bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak dijumpai kekurangan dan
bagian-bagian terpenting yang belum sempat dimasukkan. Oleh karena itu, kami
membutuhkan, masukkan berupa saran dan kritik, dalam rangka mengupayakan
perbaikan dari isi makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
20