Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Vivi Astuti N., M.Pd

Oleh:
Kelompok 3
1. Fajar Damai I.A. (SD.2011.004)
2. Maidah (SD.2011.010)
3. Makhmudah (SD.2011.011)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MUHAMMADIYAH BLORA
BLORA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang
telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Manajemen Bimbingan dan Konseling ”. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dosen, serta tidak lupa terimakasih juga untuk teman-teman
yang telah bekerjasama dengan baik dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini tentunya belum cukup sempurna, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan sarannya dari pembaca yang bersifat membangun. Penulis berharap, semoga
makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Blora, 11 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER....................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling..................................... 3
B. Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling........................................ 4
C. Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan dan Konseling.............. 6
D. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling......................... 9
1. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Program BK................................................ 9
2. Prinsip-Prinsip Evaluasi Program BK...................................................... 10
3. Pendekatan dan Metode Evaluasi Program BK....................................... 10
E. Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling............................................ 11
1. Tujuan Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling............................ 12
2. Prinsip-Prinsip Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling............... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga
pelayanan BK benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan
tujuan sekolah yang bersangkutan. Suatu program pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun, terselenggara dan tercapai
apabila tidak dikelolah dalam suatu sistem manajemen yang bermutu.
Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan
manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada. pelaksanakan manajemen
bimbingan dan konseling harus dirumuskan secara matang baik dari segi program
pelayanan BK, meneliti hal-hal apa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa,
materi-materi yang harus diajarkan untuk membentuk kematangan siswa, satuan
layanan dan kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat merumuskan dengan
baik tatalaksana bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi program yang telah
dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen Bimbingan dan Konseling (BK)?
2. Apa yang dimaksud dengan perencanaan program Bimbingan dan Konseling
(BK)?
3. Apa aja pelaksanaan dan pengarahan Bimbingan dan Konseling (BK)?
4. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan
Konselling (BK)?
5. Apa yang dimaksud dengan supervisi kegiatan Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang manajemen Bimbingan dan Konseling (BK).
2. Mengetahui tentang perencanaan program Bimbingan dan Konseling (BK).
3. Mengetahui jenis-jenis pelaksanaan dan pengarahan Bimbingan dan
Konseling (BK).

1
4. Mengetahui evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan Konselling (BK).
5. Mengetahui supervisi kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAGEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


Manajemen secara etimologi berasal dari kata bahasa inggris yaitu kata
kerja to manage yang berarti mengatur, sinonimnya antara lain to hand
(mengurus), to control (memeriksa), to guide (memimpin). Dengan demikian
secara bahasa manajemen berarti pengurusan, pengendalian, dan pemimpin.
Pengertian manajemen secara terminologi, (menurut Daft,2015) manajemen
adalah pencapaian tujuan organisasi dengan suatu cara yang efisien dan efektif
melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
sumber daya organisasi. (Menurut Herujito,2013) manajemen memiliki tiga arti.
Pertama, sebagai pengelolaan, pengendalian atau penanganan. Kedua, perlakuan
secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatment. Ketiga,
gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan
pengelolaan suatu perusahaan rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu.
(Menurut Terry,2017) manajemen adalah suatu proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya. Manajemen dapat diartikan dengan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk tujuan tertentu, dan dalam mencapai tujuan tersebut kita tidak
bergerak sendiri akan tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Manajemen pada
hakikatnya berkenaan dengan cara-cara pengelolaan suatu lembaga agar supaya
lembaga tersebut efisien dan efektif. Suatu lembaga dikatakan efisien apabila
investasi yang ditanamkan di dalam lembaga tersebut sesuai dan memberikan
profit sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya, suatu institusi akan efektif
apabila pengelolaannya menggunakan prinsip- prinsip yang tepat dan benar
sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan
sebagaimana yang telah direncanakan atau bisa dikatakan bahwa manajemen

3
adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan.
Dalam hal ini berarti kesuksesan belajar dan khususnya pada aspek layanan
bimbingan dan konseling, bahkan manajemen memiliki peran yang sangat
strategis dalam sebuah lembaga karena manajemen merupakan variabel
terpenting untuk membedakan apakah sekolah tersebut berhasil atau tidak.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen Bimbingan dan
Konseling (BK) merupakan usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan.
Selain itu, manajemen merupakan sistem kerja sama yang melibatkan secara
optimal kontribusi orang-orang, dana fisik, dan sumber-sumber lainnya.

B. PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


Bimbingan dan konseling dapat dikatakan sebagai “soko guru” yang
ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran (instruksional)
dan administrasi sekolah. Sebagai sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan
dan konseling dalam gerak dan pelaksanaannya tidak pernah lepas dari
perencanaan yang seksama dan bersistem.
Hal ini bertujuan agar pencapai hasil dalam konteks kontribusinya bagi
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dapat terlihat. Untuk tercapainya
program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang
harus dilakukan yaitu : analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis
situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, penetapan
metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel kegiatan, persiapan fasilitas
dan biaya kegiatan , dan perkiraan tentang hambatan kegiatan dan antisipasinya.
Pengertian “ program adalah seperangkat kegiatan yang dirancang dan dilakukan
secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari definisi tersebut
dapat diuraikan bahwa suatu program mengandung unsur-unsur:
1. Adanya seperangkat kegiatan, artinya kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.
2. Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian
rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi
berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang-ulang yang
pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan efesiansi.

4
3. Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa dalam melakukan kegiatan
yang sudah dirancang kegiatan itu tidak berdiri sendirimelinkan ada
keterkaitan antar satu dengan yang lain. Kegiatan itu tidak hanya terjadi
antar kegiatan saja tetapi juga pada tahap kesinambungan kegiatan satu
dengan tahap kegiatan selanjutnya.
4. Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua
aktivitas yang terangkum dalamprogram selalu terfokus pada satu titik
tujuan.
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan
seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis agar
pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan pada
bidang-bidang lain. Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu pada
prinsip-prinsip sebagi berikut :
1. Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan
siswa.
2. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah.
3. Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional)
dan menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan
konseling.
4. Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.
5. Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-tugas
serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
6. Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program.
7. Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling adalah data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan
informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.
8. Perlu penerapan rancangan sistem dalam pengembangan program dan
pemecahan masalah pengelolaan.
9. Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus diusahakan sejauh
mungkin demi kelancaran penyelenggaraan program dan tercapainya
tujuan.

5
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan tidak dapat
lepas dari perencanaan Bimbingan dan Konseling (BK). Maka diperlukan
beberapa hal agar perencanaan berjalan dengan efektif dan efisien yaitu analisis
kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, dan penentuan
jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.

C. PELAKSANAAN DAN PENGARAHAN PROGRAM BIMBINGAN


KONSELING
Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan perlu merancang program
bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari program sekolah secara
keseluruhan. Program inilah yang akan dijadikan acuan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua jenis program yang
perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :
1. Program tahunan.
Program tahunan ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap
semester, program bulanan, bahkan program mingguan. Oleh karena itu,
perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule. Dalam program itu
dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu.
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah,
antara lain :
a. Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang
nara sumber dari luar sekolah.
b. Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal
tahun.
c. Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan pertimbangan
penjurusan.
d. Mengadakan kunjungan ketempat industri yang bermanfat bagi
bimbingan karir.
e. Membentuk kelompok-kelompok group counselling.
f. Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.
2. Program kegiatan bagi setiap layanan guru pembimbing sesuai dengan
pembagian tugas layanan di sekolah.

6
Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan
(satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan
melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang telah
ditetapkan. Penyusunan program pada masing-masing bidang pelayanan
bimbingan dan konseling hendaknya disesuaikan dengan karakteristik
satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah.Agar pelaksanaan
program kegiatan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu taat
kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif
diantara staf bimbingan dan konseling.Pengarahan ini juga dilakukan
untuk memotivasi staf dalam melakukan tugas-tugasnya sehingga
memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang
telah direncanakan. Pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan
Konseling di dalam jam pembelajaran sekolah / madarasah dapat
dibentuk :
a. Kegiatan tatap muka secara klasikal dan.
b. Kegiatan non tatap muka.
Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan
konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan / kegiatan lain yang dapat
dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua)
jam perkelas dan perminggu, dilaksanakan secara terjadwal. Sedangkan kegiatan
muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi,
kegiatan non tatap referensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar jam pembelajaran
sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun non tatap
muka dengan peserta didik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi,
konseling perorangan, bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi,
serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap kegiatan
pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program.
Ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:

7
a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,
jadwal pelajaran dan lain-lain.
c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan
terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-
mengajar.
f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam
pendidikan dan pengetahuan.
g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar.
h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak
didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya,
sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil
atau tidak.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan dan
pengarahan dalam BK ada beberapa program yang perlu dilakukan yaitu,
program tahunan dan program kegiatan bagi setiap layanan guru pembimbing
sesuai dengan pembagian tugas layanan di sekolah. Pelaksanaan kegiatan
pelayanan Bimbingan Konseling di dalam jam pembelajaran sekolah dapat
dibentuk kegiatan tatap muka ataupun kegiatan non tatap muka. Selain itu, guru
memiliki peran sebagai informator, organisator, fasilitator, dan lain sebagainya.

8
D. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan
upaya menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah pada khususnya dan program bimbingan dan konseling yang dikelola
oleh staf bimbingan dan konseling pada umunya. Ada beberapa kegiatan layanan
bimbingan dan konseling yang dievaluasi diantaranya: Konseling individual dan
kelompok, Konsultasi dengan siswa, orang tua, dan guru baik individual maupun
kelompok, Pengukuran minat, kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar
siswa, Koordinasi layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah.
1. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling.
Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau
subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan
konseling.
b. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas strategi pelaksanaan
program dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan bimbingan dan konseling secara khusus, antara lain :
a. Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program yang telah
dicapai.
b. Memperoleh informasi tentang tingkat efektivitas dan efisiensi
layanan bimbingan dan konseling yang ada.
c. Mengetahui jenis layanan yang sudah ataupun belum
dilaksanakaan dan jenis layanan yang memerlukan perbaikan atau
pengembangan.
d. Mengetahui tingkat partisipasi staf atau personil sekolah dalam
menunjang keberhasilan pelakanaan program.
e. Mengetahui seberapa besar kontribusi program bimbingan dan
konseling terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

9
f. Memperoleh informasi yang cermat dan memadai untuk
kepentingan perencanaan langkah-langkah pengembangan
program.
g. Membantu mengembangkan kurikulum sekolah yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik.
2. Prinsip-prinsip Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling .
Agar diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan program yang diharapkan,
disamping menuntut pengelolaan yang baik, juga harus mengacu kepada
prinsip-prinsip evaluasi program. Prinsip-prinsip tersebut antara lain :
a. Evaluasi program yang efektif menuntut pengenalan yang cermat
dan rini terhadap tujuan yang akan dicapai.
b. Evaluai program yang efektif membutuhkan kriteria pengukuran
yang jelas.
c. Evaluasi program membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak
yang mmiliki kompetensi professional.
d. Evaluasi program menuntut umpan balik dan tindak lanjut
sehingga hasilnya dapat dicapai untuk dasar pengambilan
keputusan dan pembuatan kebijakan.
e. Evaluasi program hendaknya terencana dan berkesinambuangan.
3. Pendekatan dan Metode Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling.
Tiga pendekatan pokok, yaitu :
a. Pendekatan dan Metode Survei
Prosedur yag dipakai dalam pendekatan dan metode survei
biasanya dengan mengumpulkan sebanyak mungkin data tentang
masukan (siswa), proses, dan hasil yang merupakan keluaran
program. Temuan yang diperoleh dirumuskan dalam profil yang
bersifat deskriptif kuantitatif maupun kualitatif.
b. Pendekatan dan Metode Eksperime
Pendekatan ini merupakan perpaduan antara riset dan
evaluasi.Artinya kegiatannya melakukan evaluasi tetapi

10
prosedurnya memakai model riset eksperimental.Lazimya dipakai
untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan dan konseling
terhadap perilaku siswa. Kebutuhan pendekatan dan metode ini
muncul ketika layanan bimbingan dan konseling di sekolah
bertujuan untuk terjadinya perubahan perilaku.
c. Studi Kasus
Studi kasus digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
keadaan seorang siswa yang dijadikan sebagai onyek telaah
kasus. Salah satu alasan pemakaian pendekatan ini adalah dalam
layanan konseling diperlukan telaah cermat atas proses dan hasil
perubahan akibat perlakuan (treatment) terhadap diri siswa yang
bermasalah (klien). Metode ini membutuhkan waktu dan tenaga
yang banyak karena bersifat longitudinal. Metode ini bermanfaat
untuk mengetahui perkembangan kepribadian klien sejak dari
awal ketika ia bermasalah, selama dibantu sampai akhirnya
setelah dibantu dengan layanan konseling.
Dari uraian diatas dapat kita bahwa evaluasi bimbingan dan konseling
merupakan salah satu komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat
penting, karena mengacu pada hasil evaluasi. Dari itulah dapat diambil simpulan
apakah kegiatan yang telah direncanakan telah dapat mencapai sasaran yang
diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau
sebaliknya direvisi dan sebagainya

E. SUPERVISI KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING


Supervisi yaitu upaya membantu dan melayani guru, melalui mencipta-
kan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan,
keterampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
guru agar guru mempunyai kemauan dan kemampuan berkreasi dan usaha untuk
selalu meningkatkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan. (Menurut
Abimanyu,2010) supervisi Bimbingan dan Konseling (BK) adalah usaha untuk
mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan guru pembimbing

11
secara berkesinambungan baik secara individual maupun secara kelompok agar
lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling, sehingga mereka mampu mendorong dan
menuntun pertumbuhan setiap peserta didik klien secara berkesinambungan agar
dapat berpartisipasi secara cerdas dan kaya didalam kehidupan masyarakat
demokratis.
1. Tujuan Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Terdapat tiga tujuan dalam supervisi layanan BK di sekolah yakni:
a. Tujuan mengendalikan kualitas. Supervisor BK bertanggung
jawab memonitor pelaksanaan kegiatan BK dan hasil-hasilnya
yang berupa kehidupan dan perkembangan siswa / klien yang
lebih baik.
b. Untuk mengembangkan profesionalisme petugas BK / konselor.
Supervisor BK membantu petugas BK / konselor untuk tumbuh
dan berkembang secara profesional, sosial dan personal.
c. Untuk memotivasi petugas BK / konselor agar dapat secara
berkelanjutan melaksanakan kegiatan-kegiatan BK, menemukan
dan memperbaiki kesalahan/kekurangan.
2. Prinsip-Prinsip Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip supervisi BK yang harus direalisasikan pada setiap proses
supervisi di sekolah-sekolah, yaitu sebagai berikut:
a. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan
yang harmonis, bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal.
Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan
konselor/konselor, melainkan juga antara supervisor dengan
pihak lain yang terkait dengan program supervisi.
b. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi
bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-
waktu jika ada kesempatan. Apabila konselor telah berhasil
mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas
supervisor, melainkan harus tetap dibina secara

12
berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses
bimbingan selalu muncul dan berkembang.
c. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis,
aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif
konselor yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program
bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada
konselor/konselor. Karena itu, program supervisi sebaiknya
direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara
kooperatif dengan konselor/konselor, kepala sekolah, dan pihak
lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.
d. Program supervisi harus integral dengan program pendidikan
secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini
diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor
dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.
e. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus
mencakup keseluruhan aspek pengembangan, walaupun mungkin
saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil
analisis kebutuhan pengembangan sebelumnya.
f. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah untuk mencari
kesalahankesalahan konselor/konselor, melainkan untuk
mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas konselor dalam
memahami dan memecahkan problem-problem yang dihadapi.
g. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan
program supervisi harus obyektif berdasarkan kebutuhan nyata
pengembangan profesional konselor/konselor.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan, bahwa supervisi kegiatan
Bimbingan dan Konseling ( BK ) merupakan usaha untuk mendorong seorang
guru dalam melaksanakan layanan BK agar lebih efektif dan efisien sehingga
peserta didik dapat perkembang dengan baik alam kehidupan bermasyarakat
yang demokratis. Selain itu dalam supervisi ini harus mampu menciptakan

13
hubungan yang harmonis, dapat dilakukan secara berkesinambungan, dan harus
komprehensif.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka kita dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan suatu cara yang
efisien dan efektif melalui perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi.
2. Pelaksanaan tidak dapat lepas dari perencanaan Bimbingan dan
Konseling (BK). Maka diperlukan beberapa hal agar perencanaan
berjalan dengan efektif dan efisien yaitu analisis kebutuhan siswa,
penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, dan penentuan jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan dan pengarahan program BK dapat dilaksanakan melalui 2
program yaitu program tahunan dan program kegiatan bagi setiap
layanan guru pembimbing sesuai dengan pembagian tugas layanan di
sekolah.
4. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan
upaya menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah pada khususnya dan program bimbingan dan
konseling yang dikelola oleh staf bimbingan dan konseling pada
umunya.
5. Supervisi yaitu upaya membantu dan melayani guru, melalui mencipta-
kan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan,
keterampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan dan
kesejahteraan guru agar guru mempunyai kemauan dan kemampuan
berkreasi dan usaha untuk selalu meningkatkan diri dalam rangka
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam rangka mencapai
keberhasilan pendidikan. Selain itu dalam supervisi ini harus mampu
menciptakan hubungan yang harmonis, dapat dilakukan secara
berkesinambungan, dan harus komprehensif.

15
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih bnyak
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA
Daft.2015.Manajemen bimbingan dan konseling berbasis
permendikbud.Jakarta.Rajawali Pers.
Herujito.2013.Manajemen Bimbingan Dan Konseling Tanpa Alokasi Jam
Pembelajaran Di Sman 3 Semarang.Deepublish.Yogyakarta.
Terry.2017.Penerapan Manajemen BK Berbasis Total Quality Management (TQm)
Dalam Setting Sekolah.Uwais.Semarang.
Abimanyu.2010.Sistem Informasi Manajemen Bimbingan Konseling di SMK2
Surabaya Berbasis JSP.Pustaka Media.Surabaya.

17

Anda mungkin juga menyukai