Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Metode Penyusunan Bimbingan dan Konseling

Dosen : Ramdon Ahyak, M.Pd

Disusun Oleh :

Siti Nurjanah (1520200003)

Rafa Mufidah. A (1520200024)

Nurtika Sahar. N (1520200035)

Robiah Agustiawati. P (1520200013)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya , yang telah memberikan nikmat kesehatan kepada kami,
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan walaupun jauh dari kata
sempurna.

Salam dan salawat semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi


Muhammad SAW. Yang telah membawa kita di alam yanmg terang
benderang, keluar dari kejamnya peradaban jahiliyah . semoga
perjuangan beliau dapat kita internalisasikan di dalam kehidupan kita
sehari-hari.

Alhamdulillah, makalah yang kami buat dengan judul “ Metode


penyusunan BK” dapat diselesaikan walaupun jauh dari kata sempurna
untuk ituk itu perbaikan, kritikan serta saran dari pembaca sangat kami
harapkan.

Kami menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu
perbaikan yang lebih baik lagi atas segala kekuranganya, mohon saran
dan kritik dari pembaca.

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling........................ 3


B. Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling....................... 2
C. Penyusunan Bimbingan dan Konseling....................................... 5
D. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan BK............ 7
E. Evaluasi program Bimbingan dan Konseling............................. 8
F. Teknik dan Langkah-langkah evaluasi........................................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................ 14

DAFTAR PUSAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling di Sekolah merupakan pelayanan usaha


mambantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kegiatan belajar, serta perencaaan pengembangan karir. Pelayanan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual atau
kelompok, sesuai kebutuhan potensi, bakat, minat, serta perkembangan peluang-
peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga mambantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Karenanya pelayanan
konseling sangat dibutuhkan setiap sekolah guna membantu pengembangan
karakter yang dialami peserta didik. Namun suatu program layanan bimbingan
dan konseling tidak akan berjalan efisien sesuai kebutuhan keadaan siswa jika
dalam pelaksanaannya tanpa suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang
bermutu, artinya dilakukan secara sistematis jelas dan terarah. Penyusunan
program bimbingan dan konseling sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah. Berdasarkan hal tesebut
di atas, maka perlulah disusun program bimbingan di sekolah agar usaha layanan
bimbingan di sekolah dapat berhasil dan serta tepat sasaran. Bagaimanakah
penyusunan program bimbingan konseling di Sekolah? Apakah yang harus
diperhatikan dalam penyusunan program BK? Tujuan dalam mempelajari hai ini
adalah untuk mengetahui bagaimanakah penyusunan program bimbingan
konseling di Sekolah dan untuk mengetahui yang harus diperhatikan dalam
penyusunan program BK.

Saat ini keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah termasuk


madrash sudah tampak lebih baik apabila dibandingkan dengan era sebelumnya.
Pengakuan ke arah pelayanan bimbingan dan konseling atau konseling sebagai
suatu profesi sudah semakin mengkristal terutama dari pemerintah dan kalangan
profesi lainnya. Meskipun demikian, masih adanya persepsi negative tentang
1
bimbingan dan konseling terutama tentang keberadaannya di sekolah dan
madrasah dari para guru mata pelajaran, sebagian pengawas, kepala sekolah, dan
madrasah, bahkan guru dan siswanya sendiri. Guru Bimbingan dan konseling
dianggap guru yang tidak ada aktifitas, guru pasif, dan tudingan-tudingan lainnya.
Munculnya perspektif ini antara lain disebabkan ketidaktahuan akan tugas, peran,
fungsi, dan tanggung jawab guru bimbingan dan konseling baik oleh pra guru
mata pelajaran atau komite-komite sekolah yang lain. Bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan mamiliki kontribusi
terhadap keberhasilan proses pendidikan di sekolah dan madrasah. Hal ini berarti
bahwa proses pembelajaran di sekolah dan madrasah tidak akan berhasil secara
optimal tanpa didukung oleh penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.
Oleh karena itu, sangat diperlukan program bimbingan dan konseling di sekolah-
sekolah dan madrasah. Dan disini kami akan membahas tentang program
bimbingan dan konseling beserta seluk beluknya. Menjadi seorang pembimbing
dan konselor bukanlah sembarang orang, tetapi ada persyaratan dan kode etiknya,
maka makalah ini pun akan membahas tentang kode etik dalam bimbingan dan
konseling serta mengaitkannya dengan perspektif Islam yang pada dasarnya
pendidikan dan pembelajaran tidak pernah lepas dari ajaran agama

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyusunan program Bimbingan dan Konseling?

2. Bagaimana langkah-langkah Program Bimbingan dan Konseling?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling

Saat ini keberadaan layanan bimbingan dan konseling sudah tampak lebih
baik apabila dibanding dengan era sebelumnya. Pengakuan ke arah pelayanan
bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi sudah semakin mengkristal
terutama pada kalangan pemerintah dan kalangan profesi yang lainnya. Apabila
dilihat dari tugas, peran, fungsi dan tanggung jawab, bimbingan dan konseling
menempati peran yang sangat penting dalam keberadaannya di dalam sebuah
lembaga pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan penyusunan program bimbingan
dan konseling yang terencana dan sistematis. Bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan
memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan.Pelayanan
bimbingan konseling hanya mungkin dapat dilaksanakan secara baik, apabila
diprogramkan dengan baik pula. Dengan kata lain, pelayanan bimbingan dan
konseling perlu direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis
sehingga dirasakan manfaatnya oleh berbagai pihak.

B. Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling terlaksanan melalui sejumlah kegiatan


bimbingan. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan melalui suatu program
bimbingan (guidance program). Secara umum program bimbingan merupakan
suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu. Rancangan atau rencana kegiatan tersebut disusun secara
sistematis, terorganisasi dan terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu. Dalam
penyusunan program bimbingan dan konseling, harus melibatkan berbagai pihak
terkait (stakeholders) seperti orang tua dan masyarakat, karena manfaat layanan
bimbingan dan konseling dapat dirasakan oleh berbagai pihak tersebut. Berkenaan
3
dengan perencanaan program bimbingan dan konseling, perlu dilakukan dan
dipersiapkan hal sebagai berikut:

a. Studi Kelayakan.

Studi kelayakan merupakan refleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan


suatu program bimbingan dan konseling Studi kelayakan juga perlu dilakukan
untuk melihat program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk
layanan bimbingan dan konseling.

b. Penyediaan Sarana Fisik dan Teknik.

Program bimbingan dan konseling perlu didukung oleh sarana fisik dan teknis.
Sarana fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam
rangka penyusunan program bimbingan dan konseling seperti: ruangan kerja
tenaga bimbingan beserta peralatannya seperti: almari data, perpustakaan
bimbingan dan konseling, ruang konsultasi, peralatan administrasi dan lain-lain.
Sarana teknis seperti: alat-alat atau instrument yang diperlukan untuk
melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes baku, daftar check list, angket,
format, daftar penilaian, kartu pribadi dan lain sebagainya.

c. Penentuan Sarana Personil dan Pembagian Tugas

Selain sarana fisik dan teknis, penyusunan rencana program bimbingan dan
konseling juga membutuhkan sarana personil. Sarana personil dalam penyusunan
rencana program bimbingan dan konseling adalah orang-orang yang bisa
dilibatkan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling dan pembagian
tugas masing-masing.

d. Kegiatan-kegiatan Penunjang

Dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling diperlukan


kegiatan-kegiatan pendukung terutama pertemuan komponen-komponen yang
terlibat didalam rencana program pelayanan bimbingan dan konseling.

4
C. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling

Pertama, identinfikasi kebutuhan.

Program yang baik adalah program yang sesuai (match) kebutuhan konseli
seperti: Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization needs)
seperti pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga diri (esteem needs) seperti
status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi, kehormatan diri dan
penghargaan. Kebutuhan social (social needs) seperti cinta, persahabatan,
perasaan memiliki, kekeluargaan dan asosiasi. Kebutuhan keamanan dan rasa
aman (safety and security needs) seperti perlindungan dan stabilitas. Kebutuhan
fisiolgis (physiological needs) seperti makan, minum, perumahan, seks dan
istirahat, Semua kebutuhan di atas perlu di analisis untuk ditetapkan kebutuhan
mana yang akan diprioritaskan untuk diberikan pelayanan bimbingan konseling.

Kedua, penyusunan rencana kegiatan.

Rencana kegiatan bimbingan disusun atas dasar jenis-jenis dan prioritas


kebutuhan konseli. Selain itu, rencana kegiatan bimbingan juga harus disesuaikan
dan diintegrasikan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya serta disusun
secara spesifik dan realistis.

Ketiga, pelaksanaan kegiatan.

Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program bimbingan


yang telah disusun. Dalam kaitannya, buat format monitoring dan kembangkan
dalam rangka pencatatan proses kegiatan (proses bimbingan).

Keempat, penilaian kegiatan.

Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling


yang telah dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam
keseluruhan program. Hasil penilaian merupakan gambaran tentang proses seluruh
hsil yang dicapai disertai dengan rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow
up). Penyusunan program bimbingan dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan
5
atau konselor dan melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan program
bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan konseli. Dalam menyusun rencana
program bimbingan dan konseling, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pola dasar yang mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang
paling tepat untuk diterapkan

2. Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani


kebutuhan konseli.

3. Pengaturan pelayanan konsultasi

4. Cara mengevaluasi program

5. Penetapan alih kasus atau tindak lanjut.

Dalam penyusunan program bimbingan konseling, Frank W. Miller


(Sukardi,1983:60), menyarankan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Persiapan kegiatan dilakukan melalui survei, agar dapat menginventarisasi tujuan,


kebutuhan dan kemampuan sekolah, serta kesiapan sekolah bersangkutan untuk
melaksanakan program bimbingan.

2. Pertemuan-pertemuan permulaan

Tujuan utama dari pertemuan-pertemuan permulaan adalah untuk menanamkan


pengertian bagi para peserta tentang tujuan tujuan dari program bimbingan di
Sekolah. Pertemuan-pertemuan ini melibatkan petugas-petugas yang berminat dan
tertarik serta memiliki kemampuan dalam bidang bimbingan konseling.

3. Pembentukan panitia sementara

Tujuan dari pembentukan panitia sementara adalah untuk merumuskan progaram


bimbingan. Tugas-tugas dari panitia sementara ialah untuk menentukan tujuan

6
program bimbingan di Sekolah, mempersiapkan bagan organisasi dari program
bimbingan, serta membuat kerangka dasar dari program bimbingan.

4. Pembentukan panitia penyelenggara program

Panitia penyelenggara program mempunyai tugas utama untuk mempersiapkan


program testing, mempersiapkan dan melaksanakan sistem pencatatan, serta
mempersiapkan dan melaksanakan latihan bagi para pelaksana program
bimbingan.

D. Hal-hal yang Perlu di Perhatikan dalam Penyusunan Program BK

1. Program bimbingan hendaknya selaras dengan program pendidikan dan


pembelajaran di sekolah yang bersangkutan, dengan menggunakan sarana yang
ada di sekolah tersebut dan di luar sekolah

2. Semua anggota staf sekolah dibantu dengan menelaah kebutuhan,


masalah dan sifat-sifat siswa.

3. Program bimbingan diusahakan mendapat bantuan yang


berkesinambungan dari semua anggota staf sekolah, dan program bimbingan itu
harus dapat dipahami oleh mereka.

4. Usahan untuk mengetahui kemampuan setiap anggota staf sekolah


dalam kaitannya dengan bimbingan dan penyuluhan. Hal ini meliputi
pengalaman, pendidikan dan latihan yang pernah ditempuh, kepribadiannya, minat
terhadap bimbingan, latar belakang kehidupan, dan kemampuan dalam
melaksanakan kepemimpinan. Usahakanlah pula bantuan dari pihak orang tua
siswa, masyarakat dan unsur-unsur setempat lainnya.

5. Telitilah pelayanan dan kegiatan lain yang sudah dan sedang dilakukan
dalam program pendidikan disekolah yang bersangkutan.

7
6. Buatlah analisis bagi setiap pelayanan pokok dalam program bimbingan
itu. Program bimbingan itu kemudian akan diuji dan dinilai berdasarkan analisis
tugas itu.

7. Tentukan pimpinan program, dan berikan tugas kepada semua anggota


pelaksananya, sesuai dengan analisis tugas. Tentukan pula pembagian tugas ini
secara merata sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.

8. Rencanakan dan laksanakan latihan dalam jabatan sesuai dengan


penelaahan tentang kebutuhan dan kemampuan setiap anggota staf sekoalh dan
berdasarkan analisis tugas di atas. Untuk ini diperlukan segala kemungkinan
bantuan dari pihak di luar sekolah dan di dalam sekolah itu.

9. Laksanakan pengawasan dan bantuan regular kepada orang-orang yang


memegang tugas khusus dalam program bimbingan.

10. Rencanakan dan laksanakan penilaian yang memadai tentang efektivitas


program bimbingan itu.

E. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

1. Mengapa harus dievaluasi?

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas akan evaluasi pelaksanaan


program bimbingan dan konseling terlebih dahulu perlu dibahas dan dikaji
pengertian tentang evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling. W.S.
Winkel, (1991:135), menjelaskan evaluasi program bimbingan adalah mencakup
usaha menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi
peningkatan mutu program bimbingan. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan
dan konseling dimaksudkan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk
menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan program bimbingan dan konseling dengan mengacu pada kriteria atau
patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

8
Seperti telah disebutkan di atas bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan suatu proses, sehingga untuk mengetahui keberhasilan proses tersebut
perlu dilakukan evaluasi. Selain merupakan suatu proses, pelayanan bimbingan
dan konseling merupakan kegiatan yang bertujuan sehingga untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan perlu dievaluasi. Evaluasi pada dasarnya adalah
memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu (Nana sudjana,
1991). Evaluasi juga bisa bermakna upaya menelaah atau menganalisis program
layanan bimbingan dan konseling yang sedang dan telah dilaksanakan untuk
mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan
program pendidikan secara umum (Moh., Surya dan Rochman Natawidjaja:
1996).

Dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan dan konseling, evaluasi


dilakukan terhadap program dan implementasinya. Cakupan evaluasi pelayanan
bimbingan dann konseling sesuai dengan program yang dirumuskan. Evaluasi
program bimbingan dan konseling juga dilakukan untuk mengetahui apakah
program bimbingan dan konseling yang dirumuskan telah membawa dampak atau
hasil-hasil tertentu terhadap konseli atau belum. Dengan kata lain, evaluasi
program bimbingan dan konseling dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
program itu sendiri. Evaluasi terhadap program pelayanan selain untuk
mengetahui keberhasilan proses, pencapaian tujuan, juga untuk melakukan follow
up misalnya untuk perbaikan program bimbingan dan konseling sehingga
gilirannya akan dapat meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan bimbingan
konseling itu sendiri.

Selain untuk mengetahui keberhasilan atau efektifitas dan efisiensi


program pelayanan bimbingan dan konseling, proses pelaksanaan program
bimbingan dan konseling, ketercapaian tujuan dan tindak lanjut, evaluasi program
(Ridwan; 273) dilakukan untuk:

9
Meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling agar
dapat diketahui bagian program mana yang perlu ditingkatkan dan bagian
program mana yang perlu diperbaiki.

Memperkuat asumsi atau perkiraan yang mendasari pelaksanaan program


bimbingan dan konseling. Salah satu asumsi atau perkiraan yang berkenaan
dengan evaluasi adalah apakah program dan layanan bimbingan dan konseling
telah benar-benar efektif membantu individu mengembangkan secara memuaskan
perilaku yang positif.

Melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan untuk digunakan


dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada individu.

Memperoleh dasar yang kuat bagi kelancaran pelaksanaan perorangan bimbingan


dan konseling berkenaan dengan masyarakat.

Secara khusus tujuan evaluasi program bimbingan dan konseling (Tohirin; 348)
adalah:

Untuk mengetahui jenis-jenis layangan bimbingan apakah yang sudah atau belum
diberikan kepada konseli.

Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi layanan yang diberikan itu dalam
fungsinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua individu.

Untuk mengetahui aspek-aspek lain apa yang perlu dimasukan ke dalam program
bimbingan untuk perbaikan layanan yang diberikan

Untuk mengetahui bagaimanakah sumbangan program bimbingan terhadap


program pendidikan secara keseluruhan.

Untuk mengetahui apakah teknik-teknik atau program yang digunakan berjalan


secara efektif dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.

Untuk mengetahui dalam bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang


perlu diadakan perbaikan-perbaikan.
10
Untuk mendorong semua personil bimbingan agar bekerja lebih giat dalam
mengembangkan program-program bimbingan.

Menunjukkan sampai sejauh manakah sumber-sumber masyarakat telah


digunakan atau diikutsertakan dalam program bimbingan untuk tujuan-tujuan
pengembangan serta perbaikan program dan pelayanan bimbingan.

F. Teknik dan Langkah-langkah evaluasi

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan suuatui proses. Proses


berarti tahapan-tahapan suatu kegiatan. Proses bimbingan dan konseling berarti
tahapan-tahapan dalam bimbingan dan konseling. Evaluasi layanan bimbingan
dan konseling bisa dilakukan secara evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil
(sumatif). Dalam evaluasi proses, yang di evaluasi adalah proses pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dari mulai perencanaan hingga
pelaksanaan. Selama proses bimbingan berlangsung, pembimbing melakukan
evaluasi atau penilaian. Evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui efektifitas
dan efisiensi proses dan pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas proses
bimbingan itu sendiri. Dalam evaluasi hasil, yang dievaluasi adalah hasil-hasil
yang dicapai dari pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan sesuai
tujuan yang telah ditetapkan dengan kriteria-kriteria seperti disebutkan di atas.

Evaluasi program bimbingan (Tohirin; 347) dengan teknik-teknik di atas,


menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan-tujuan secara jelas terinci dan terukur atau kompetensi


dasar dan indicator kompetensi yang harus dimiliki oleh konseli

2. Mempertimbangkan petugas atau personil bimbingan yang ada.

3. Mempertimbangkan fasilitas dan teknis yang mendukung program atau


pelayanan bimbingan dan konseling

4. Meneliti catatan-catatan atau records tentang konseli.

11
5. Mempertimbangkan hal-hal: Sampai sejauh manakah telah dilakukan kerja
sama dan kesempatan-kesempatan manakah yang telah digunakan oleh siswa
untuk mengadakan pembicaraan-pembicaraan dan kontak-kontak pribadi dengan
para personil bimbingan tersebut untuk memperoleh bantuan atau pelayanan
bimbingan

6. Membuat pertimbangan terhadap pencapaian tujuan-tujuan program bimbingan


yang telah dilaksanakan dengan indikator-indikator.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berkenaan dengan perencanaan program bimbingan dan konseling,


perlu dilakukan dan dipersiapkan hal sebagai berikut: a. Studi Kelayakan.
Studi kelayakan merupakan refleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan
suatu program bimbingan dan konseling Studi kelayakan juga perlu dilakukan
untuk melihat program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam
bentuk layanan bimbingan dan konseling. b. Penyediaan Sarana Fisik dan
Teknik. Program bimbingan dan konseling perlu didukung oleh sarana fisik
dan teknis. Sarana fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang
dibutuhkan dalam rangka penyusunan program bimbingan dan konseling
seperti: ruangan kerja tenaga bimbingan beserta peralatannya seperti: almari
data, perpustakaan bimbingan dan konseling, ruang konsultasi, peralatan
administrasi dan lain-lain. Sarana teknis seperti: alat-alat atau instrument yang
diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes baku, daftar
check list, angket, format, daftar penilaian, kartu pribadi dan lain sebagainya.
c. Penentuan Sarana Personil dan Pembagian Tugas Selain sarana fisik dan
teknis, penyusunan rencana program bimbingan dan konseling juga
membutuhkan sarana personil. Sarana personil dalam penyusunan rencana
program bimbingan dan konseling adalah orang-orang yang bisa dilibatkan
dalam penyusunan program bimbingan dan konseling dan pembagian tugas
masing-masing. d. Kegiatan-kegiatan Penunjang Dalam penyusunan rencana
program bimbingan dan konseling diperlukan kegiatan-kegiatan pendukung
terutama pertemuan komponen-komponen yang terlibat didalam rencana
program pelayanan bimbingan dan konseling. Penyusunan program bimbingan

13
dan konseling umumnya mengikuti empat langkah pokok, yaitu identifikasi
kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian
kegiatan. Keempat langkah di atas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan. Dalam menyusun rencana
program bimbingan dan konseling, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.Pola dasar yang mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang
paling tepat untuk diterapkan 2.Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang
sesuai untuk melayani kebutuhan konseli.3.Pengaturan pelayanan
konsultasi.4.Cara mengevaluasi program. 5.Penetapan alih kasus atau tindak
lanjut.

B. Saran

Semoga para mahasiswa dapat menyusun proram bimbingan konseling


dengan baik. Dengan adanya penyusunan program bimbingan konseling ini,
para mahasiswa dapat memahami dan menjalani isi dari materi tentang
penyusunan program bimbiingan koseling.

14
DAFTAR PUSAKA

Dr. Syamsu Yusuf dan Dr. A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan
Konseling , PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008

Drs. Ridwan, M.Pd. Penaganan Efektif Bimbingan dan Konseling. Pustaka Pelajar
. Yogyakarta,2004.

Drs. Tohirin, M.Pd, Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah


(Berbasis Integrasi). PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

Drs. Dewa Ketut Sukardi, Penghantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan


Konseling, Rieneka Cipta, Jakarta, 2002

15

Anda mungkin juga menyukai