Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PROBLEM

PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Teti Ratnasih M. Ag.

Oleh:
Kelompok 12
Cahyani Salsabila
NIM 1202080008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Dr. Hj. Teti Ratnasih M.
Ag. sebagai dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, 22 September 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................II
BAB I...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Problem Pelaksanaan Bimbingan Dan
Konseling..........................................................................................................................................3
2.2 Indikator Faktor Yang Menjadi Penghambat Layanan Bimbingan dan Konseling.......3
BAB III................................................................................................................................................6
PENUTUP............................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................6
3.2 Saran...........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................7

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang guru bimbingan konseling harus menyusun program bimbingan dan


konseling. Program bimbingan dan konseling adalah program yang tertuju pada apa
yang ingin dicapai dari tujuan bimbingan sehingga program tersebut dapat
dilaksanakan secara efisien dan efektif. Didalam program bimbingan dan konseling
tercantum beberapa unsur yang harus dipenuhi. Apabila program bimbingan telah
tersusun dengan seksama, maka persoalannya adalah bagaimana melaksanakan
program tersebut (Aqib, 2012).

Adapun tujuan dari penyusunan program bimbingan dan konseling tidak lain
adalah agar pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat
terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien. Meskipun secara konseptual sebuah
pelaksanaan program sangat menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan, namun
dalam pelaksanaannya beberapa guru pembimbing sekolah sering mengabaikan
keberadaan program bimbingan dan konseling.

Terdapat beberapa guru pembimbing yang menyusun program tidak mengacu


pada kebutuhan dari tiap lapisan sekolah, baik siswa maupun staf pengajar dan kepala
sekolah. Artinya aktivitas yang dilakukan tidak mengacu pada program yang
disusunnya. Ada beberapa alasan program bimbingan dan konseling yang disusun
tidak dijadikan bahan acuan kegiatan, yaitu program yang disusun semata-mata dilatar
belakangi oleh kepentingan administrasi, program tidak disusun berdasarkan analisis
yang cermat terhadap kebutuhan siswa, program yang disusun kurang
mempertimbangkan kondisi sekolah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya problem pelaksanaan bimbingan
dan konseling?
2. Bagaimana indikator faktor yang menjadi penghambat layanan bimbingan dan
konseling?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya problem pelaksanaan
bimbingan dan konseling?
2. Mengidentifikasi indikator faktor yang menjadi penghambat layanan bimbingan
dan konseling?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Problem Pelaksanaan Bimbingan Dan


Konseling
Faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan
faktor-faktor atau penyebab yang membuat layanan bimbingan konseling tidak bisa
dilaksanakan secara efektif dan optimal sesuai dengan program bimbingan konseling
yang telah tersusun secara sistematis.

Kartini Kartono (1985:108) mengungkapkan faktor-faktor penghambat


pelaksanaan program bimbingan dan konseling, kesukaran, persoalan dapat
disebabkan oleh berbagai hal dan sumber seperti;

1. Perhitungan, pengetahuan, dan dugaan perencanaan sehubung dengan faktor-


faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan program (menentukan
permasalahan apa yang dihadapi anak didik, sumber-sumber persoalan itu) serta
isi program bimbingan konseling.
2. Fasilitas bagi penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling (sarana dan
prasarana).
3. Kemampuan petugas (latar belakang pendidikan).
4. Konsep petugas bimbingan dan konseling, petugas bimbingan dan konseling
mempunyai peranan sesuai dengan sifat dan kemampuan fungsional disekolah
(guru mata pelajaran, staf Administrasi, wali kelas, kepala sekolah)

2.2 Indikator Faktor Yang Menjadi Penghambat Layanan Bimbingan dan


Konseling
Menurut (Sari, 2013) Indikator faktor yang menjadi penghambat layanan
bimbingan dan konseling meliputi; (1) Dasar penyusunan program dan isi program,
(2) Sarana dan prasarana, (3) Kemampuan petugas (latar belakang pendidikan), (4)
Petugas bimbingan dan konseling mempunyai peranan sesuai dengan sifat dan
kemampuan fungsional disekolah (guru mata pelajaran, staf administrasi, wali kelas,
kepala sekolah).

3
a. Dasar penyusunan program bimbingan dan konseling
Dasar penyusunan progaram bimbingan dan konseling adalah dasar-dasar atau
landasan yang digunakan dalam menyusun program bimbingan dan konseling.
Sedangkan dasar untuk penyusunan program BK menurut (Amti, 1999); (1)
Program BK harus disusun berdasarkan kebutuhan dari para siswanya, (2)
Mempunyai tujuan yang ideal tetapi juga realistik dalam pelaksanannya, (3)
Melibatkan semua tenaga kependidikan di sekolah tersebut, (4) Program BK harus
sistematik, lengkap menyeluruh, terbuka dan luwes, (5) Mempunyai peranan
untuk memadukan antara sekolah dengan masyarakat sekitar.
b. Sarana dan prasaranan
Dalam melaksanakan program bimbingan konseling tidak terlepas dari fasilitas
atau sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan program bimbingan dan
konseling. (Permendikbud, Nomor 111 Tahun 2014) penyelenggaraan layanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan layanan
dan membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional memerlukan sarana,
prasarana dan pembiayaan yang memadai.
c. Kemampuan Petugas (latar bealakang pendidikan)
Untuk dapat diangkat menjadi konselor atau guru BK, maka seseorang wajib
memenuhi stnadar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor yang berlaku
secara nasional. Kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan pada
jalur pendidikan formal dan nonformal antara lain Sarjana Pendidikan (S.1) dalam
bidang Bimbingan dan Konseling dan berpendidikan profesi konselor. Adapun
kompetensi konselor telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka
pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Terdapat
empat kompetensi konselor yaitu kompetensi pedagogik, keperibadian, sosial dan
profesional (Permendiknas, Nomor 27 Tahun 2008). Latar belakang pendidikan
juga mempengaruhi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Guru bimbingan dan konseling yang tidak berlatar belakang pendidikan dari
bimbingan dan konseling, cenderung mengalami kesulitan dalam melaksanakan
layanan bimbingan dan konseling, karena mereka tidak memiliki dasar keilmuan

4
yang sesuai. Ada beberapa layanan yang tidak terdapat dalam program, dan ada
juga yang hanya mengkopas program dari teman satu profesi.
d. Petugas bimbingan dan konseling mempunyai peranan sesuai dengan sifat dan
kemampuan fungsional disekolah (guru mata pelajaran, staf Administrasi, wali
kelas, kepala sekolah)
Dalam melaksanakan tugas layanan bimbingan dna konseling Konselor atau guru
BK dapat bekerjasama dengan berbagai pihak di dalam satuan pendidikan (kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, staf administrasi
sekolah) dan di luar satuan pendidikan (pengawas pendidikan, komite sekolah,
orang tua, organisasi profesi bimbingan dan konseling dan profesi yang relevan).
Keterlibatan berbagai pihak dalam mendukung pelaksanaan layanan bimbingan
konseling dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama seperti: mitra layanan, sumber
data/informasi, konsultan dan narasumber melalui strategi layanan kolaborasi,
konsultasi, kunjungan ataupun referal (Permendikbud, Nomor 111 Tahun 2014).

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Faktor penghambat pelaksaan program bimbingan dan konseling,
kesukaran, persoalan dapat disebabkan oleh berbagai hal dan sumber seperti;
Perhitungan, pengetahuan, dan dugaan perencanaan sehubung dengan faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan program (menentukan
permasalahan apa yang dihadapi anak didik, sumber-sumber persoalan itu) serta
isi program bimbingan konseling, fasilitas bagi penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling (sarana dan prasarana), kemampuan petugas (latar
belakang pendidikan), konsep petugas bimbingan dan konseling, petugas
bimbingan dan konseling mempunyai peranan sesuai dengan sifat dan
kemampuan fungsional disekolah (guru mata pelajaran, staf Administrasi, wali
kelas, kepala sekolah).

Indikator faktor yang menjadi penghambat layanan bimbingan dan konseling


meliputi; dasar penyusunan program dan isi program, sarana dan prasarana,
kemampuan petugas (latar belakang pendidikan), petugas bimbingan dan
konseling mempunyai peranan sesuai dengan sifat dan kemampuan fungsional
disekolah (guru mata pelajaran, staf administrasi, wali kelas, kepala sekolah).

3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan yang dapat kami paparkan, besar harapan
kami penulisan ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Pembaca disarankan
dapat membaca penulisan ini sebagai perbandingan untuk penulisan yang lain.
Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk penulisan
selanjutnya terutama yang berhubungan dengan faktor yang menghambat
pelaksanaan program bimbingan konseling. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Amalianingsih, R., & Herdi, H. (2021). Studi Literatur: Faktor Pendukung Dan
Penghambat Dalam Penyelenggaraan Program Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan, 5(1),
50-56.
Apriatama, D. (2018). Faktor-Faktor Yang Menghambat Siswa Dalam Memanfaatkan
Layanan Informasi Karir Di SMP Negeri 6 Palangkaraya. Juenal Bimbingan
dan Konseling Indonesia, 3(2), 43-48.
Reza, M. K., & Sugiyo, S. (2015). Faktor-Faktor Internal Penghambat Keefektifan
Pelaksanaan Supervisi Bimbingan dan Konseling. Indonesian Journal of
Guidance and Counseling: Theory and Application, 4(4).
Sari, E. R., Giyono, G., & Mayasari, S. (2013). Faktor Penghambat Pelaksanaan
Program Bimbingan Dan Konseling. Alibkin (Jurnal Bimbingan
Konseling), 2(4).

Anda mungkin juga menyukai