Anda di halaman 1dari 17

ASESMEN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PROGRAM LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

ASESMEN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

ADE MULYANI AMALIAH 220015301001


ALFIRAH SANDIKA 220015301006
MOH. MIRDAN 220015301020
NADIA MUTIARA 220015301024
PELTYANI RATU SANGGA 220015301029
WAHYU NURHAMZAH 220015301041

BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya sehingga kami mampu menyusun dan menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah “Asesmen dalam BK” yang telah
memberikan tugas kepada kami. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kelompok 7 karena telah meluangkan waktu dan pikiran
demi terselesaikannya makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta ilmu
pengetahuan yang baik bagi yang membaca dan mengikuti diskusi. Sebagai
penyusun, kami merasa bahwa makalah kami masih memiliki kekurangan dalam
penyusunannya karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan dari pembaca dan
teman diskusi guna kesempurnaan dari makalah.

Makassar, 01 April 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
A. Definisi Asesmen Kebutuhan dalam BK .................................................. 4
B. Fungsi dan Tujuan Asesmen Kebutuhan dalam BK .............................. 5
C. Pengembangan Program Layanan BK .................................................... 7
D. Asesmen Kebutuhan untuk Pengembangan Program Layanan BK... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangkaian kegiatan


yang telah disusun dengan penuh perencanaan yang matang dengan terorganisasi
dan terkoordinasi dengan sejumlah pihak di dalam lingkungan sekolah yaitu, kepala
sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas serta orang tua peserta didik (Rahmad
& M. Husen, 2019). Struktur program bimbingan dan konseling merupakan
komponen-komponen yang harus ada namun bukan sebagai sebuah tahapan
melainkan sebagai sebuah pencapaian kinerja berdasarkan skala prioritasnya.
Apabila program tidak direncanakan dengan baik maka bimbingan dan konseling
di sekolah tidak akan terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-
hasilnya tidak dapat dinilai dengan baik (Farozin, Suwarjo, & Astuti, 2017). Dalam
POB BK (2016) Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling,
perencanaan program bimbingan dan konseling terdapat dua tahapan yaitu (1) tahap
persiapan (preparing) dan (2) tahap perancangan (designing). Yang mana pada
tahap persiapan (preparing) terdiri dari (1) melakukan asesmen kebutuhan, (2)
aktivitas mendapatkan dukungan unsur lingkungan sekolah, dan (3) menetapkan
dasar perencanaan. Kemudian tahap perancangan (designing) terdiri atas (1)
menyusun program tahunan, dan (2) menyusun program semesteran
(KEMDIKBUD, 2016).

Asesmen kebutuhan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menemukan


kondisi nyata peserta didik yang akan dijadikan dasar dalam merencanakan
program bimbingan dan konseling (KEMDIKBUD, 2016). Program bimbingan dan
konseling yang baik pada lembaga pendidikan merupakan buah dari perencanaan
yang dilakukan dengan baik. Dalam rangka merencanakan program yang dimaksud
perlu dilakukan analisis kebutuhan (need assessment), untuk mendapatkan
informasi-informasi yang akurat mengenai kebutuhan program (Ramli, Hidayah,
Zen, Flurentin, Lasan, & Hambali, 2017).

1
Pentingnya assesmen kebutuhan dalam sebuah perencanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan
mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi perencanaan
program tersebut. Perlu diketahui bahwa pengembangan program yang akuntabel
dan relevan tentunya dimulai dengan melakukan asesmen kebutuhan konseli.
Sehingga penguasaan konselor sekolah terhadap konsep dan praksis asesmen dalam
memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli menjadi mutlak diperlukan
(Maharani, Rosra, Yusmansyah, & Utaminingsih, 2019).

Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan pengembangan program BK


yang tepat sasaran, efisien, dan berkelanjutan maka perlu dijelaskan secara
sistematis terkait realisasi pelaksanaan asesmen kebutuhan secara benar dan terukur
pada satuan pendidikan. Dalam pelaksanaan asesmen tersebut tentu juga perlu
mempertimbangkan aspek lainnya terkait dengan sumber daya yang dimiliki oleh
sekolah seperti sarana dan prasarana, dukungan penuh seluruh pihak di sekolah,
kemampuan peserta didik, serta adanya dukungan dana. Hal ini dimaksudkan agar
konselor tetap dapat melakukan asesmen kebutuhan yang valid dan sebagaimana
prosedur yang telah ditetapkan namun sesuai dengan kemampuan masing-masing
satuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan asesmen kebutuhan dalam BK ?


2. Apakah fungsi asesmen kebutuhan dalam BK ?
3. Bagaimanakah prosedur pengembangan program layanan BK ?
4. Bagaimanakah asesmen kebutuhan dapat mendukung pengembangan
layanan bimbingan dan konseling ?

2
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi asesmen kebutuhan dalam BK


2. Untuk mengetahui fungsi dari asesmen kebutuhan dalam BK
3. Untuk sistematika pengembangan program layanan BK
4. Untuk mengetahui urgensi asesmen kebutuhan dalam mendukung
pengembangan program layanan dalam BK

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis dari penulisan makalah ini adalah (a) Mengetahui asesmen
kebutuhan, fungsi dan karakteristik, serta sistematika asesmen kebutuhan
dalam bimbingan dan konseling untuk melakukan pengembangan program
layanan, (b) sebagai penambah wawasan;
2. Manfaat praktis makalah ini adalah (a) sebagai sarana untuk belajar, (b)
sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Asesmen dalam BK.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Asesmen Kebutuhan dalam BK
Assessment adalah suatu proses pengukuran atau penafsiran atas suatu nilai
berdasarkan fakta yang ada. Menurut Joint Information System Comitee (JISC)
assessment adalah instrument yang digunakan untuk membuktikan dan
mengevaluasi sejauh mana seorang telah mencapai atau membuat kemajuan
terhadap kriteria kemajuan. Salah satu langkah awal dalam perumusan program
bimbingan konseling di sekolah yaitu melalui pelaksanaan need asessmen atau
asesmen kebutuhan. Dalam panduan operasional pelaksanaan bimbingan
konseling dijelaskan terdapat dua tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu tahap
persiapan terdiri dari melakukan asesmen kebutuhan, mendapatkan dukungan
unsur lingkungan sekolah, dan menetapkan dasar perencanaan serta tahap
perancangan program.

Lebih lanjut asesmen kebutuhan yaitu proses yang bermuara kepada


menemukan kondisi peserta didik secaranyata, yang mana menjadi dasar dalam
perencanaan program bimbingan dan konseling, dengan tahapan, melakukan
identifikasi data untuk penyusunan program layanan, menetapkan instrumen
untuk pengumpulan data sesuai kebutuhan, melakukan pengumpulan, pengolahan,
menganalisis, serta interpretasi data hasil dari asesmen kebutuhan. Di sisi lain,
dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, guru BK perlu
menganalisis setiap kebutuhan dari pada peserta didik dan lingkungannya.

Seperti yang telah diketahui bahwa dalam pelaksanaan asesmen kebutuhan


terdapat beberapa cara yang bisa ditempuh oleh guru BK diantaranya:

1. Teknik Tes

Merupakan alat pengumpul data untuk mengetahui kemampuan individu


atau kelompok dalam menyelesaikan sesuatu atau memperlihatkan keterampilan
tertentu, dalam memperlihatkan hasil belajar, atau dalam menggunakan
kemampuan psikologis untuk memecahkan suatu persoalan. Ada banyak jenis tes

4
psikologi yang digunakan dalam bimbingan konseling, hanya saja tidak semua guru
memiliki kewenangan dalam melancarkan tes dan mengadministrasikan jika tidak
memiliki lisensi dari sertifikasi tes. Bagi guru BK penting mengetahui dan
mengenal beberapa tes psikologi yang bisa dimanfaatkan untuk menghimpun data
tentang konseli yangnanti bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan saat membantu
konseli mengembangkan potensi yang dimiliki. Adapun jenis tes yang dapat
dimanfaatkan antara lain: 1) Tes Intelegensi, 2) Tes Bakat, 3) Tes Minat, dan 4) Tes
Kepribadian.

2. Teknik Non-Tes

Teknik non-tes merupakan teknik yang digunakan dalam bimbingan dan


konseling untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah atau tantangan yang
dihadapinya. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang masalah
yang dihadapi siswa dan membantu siswa dalam mengeksplorasi pemikirannya,
perasaannya, dan perilakunya. Beberapa teknik non-tes yang sering digunakan
dalam BK antara lain: 1) Observasi, 2) Wawancara, 3) Sosiometri, 4) Alat Ungkap
Masalah (AUM), 5) Inventori Tugas Perkembangan (ITP), 6) Angket/Kuisioner.

B. Fungsi dan Tujuan Asesmen Kebutuhan dalam BK


Fungsi utama asesmen baik tes maupun nontes adalah untuk menilai tingkah
laku, kecakapan mental, dan karakteristik kepribadian seseorang dalam rangka
membantu mereka dalam membuat keputusan, penalaran, dan keputusan tentang
seseorang. Asesmen memberikan manfaat dalam konseling karena dapat
memberikan informasi bagi guru BK maupun konseli sehingga guru BK dapat
memahami, memberikan tanggapan, membuat perencanaan serta melakukan
evaluasi yang tepat.

Semua layanan dalam bimbingan konseling baik konseling individual,


konseling kelompok, bimbingan kelompok, pemberian informasi, dan lain
sebagainya haruslah berpangkal dari hasil asesmen yang memadai. Data hasil
asesmen yang memadai dapat menjadi dasar melakukan tindakan edukatif
yang tepat, sehingga tindakan edukatif tersebut efektif (mencapai tujuan),

5
termasuk penempatan dalam bidang belajar yang tepat (educational placement).
Tanpa asesmen yang berkualitas tidak akan ada program bimbingan dan konseling
komprehensif, berkualitas, dan mampu mencapai tujuan layanan dengan tuntas,
baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan
(developmental) dan pencegahan (preventif). Layanan penghimpunan data atau
assessment justru menjadi entry point yang tidak dapat diabaikan sama sekali.

Oleh karena itu, maka dapat diketahui bahwa asesmen kebutuhan adalah
proses penting dalam Bimbingan dan Konseling (BK) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan siswa secara individu atau kelompok, dan untuk
mengembangkan rencana dukungan dan bimbingan yang tepat. Fungsi utama dari
asesmen kebutuhan dalam BK adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan individu atau kelompok siswa: Asesmen


kebutuhan membantu konselor untuk memahami kebutuhan siswa secara
individu atau kelompok, termasuk kebutuhan akademik, sosial, dan emosional
mereka.
2. Menentukan prioritas dukungan dan bimbingan: Asesmen kebutuhan
memungkinkan konselor untuk menentukan prioritas dukungan dan bimbingan
yang diperlukan, berdasarkan kebutuhan siswa yang teridentifikasi.
3. Mengembangkan rencana dukungan dan bimbingan yang tepat: Hasil dari
asesmen kebutuhan digunakan untuk mengembangkan rencana dukungan dan
bimbingan yang tepat, yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang
teridentifikasi.
4. Menilai efektivitas dukungan dan bimbingan: Asesmen kebutuhan juga
digunakan untuk menilai efektivitas dukungan dan bimbingan yang diberikan
kepada siswa, dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan yang
ditetapkan dalam rencana dukungan dan bimbingan.

Dengan melakukan asesmen kebutuhan yang tepat, konselor dapat


memberikan dukungan dan bimbingan yang sesuai dan efektif bagi siswa. Hal ini
dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan akademik, sosial, dan emosional
mereka, serta meningkatkan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

6
C. Pengembangan Program Layanan BK
Menurut Depdiknas (2007:220-223), penyusunan program bimbingan dan
konseling di sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan mengidentifikasi
aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut.
Asesmen adalah aktivitas fondasi bagi pengembangan program yang akuntabel
(Gibson & Mitchell, 2008: 567). Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen
lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan sekolah dan
masyarakat (orang tua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung program
bimbingan, kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan sekolah ; dan
(2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut peserta didik,
seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsinya), kecerdasan, motif belajar, sikap
dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurusan, olah raga, seni, dan
keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian; atau tugas-tugas
perkembangan sebagai landasan untuk memberikan pelayanan bimbingan dan
konseling.

Program bimbingan dan konseling yang bersifat komprehensif bersandar


pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan bimbingan dan konseling melibatkan
seluruh personalia yang ada di sekolah dengan sentral koordinasi dan tanggung
jawab ada di tangan konselor yang bersertifikat (certified counselors). Konselor
tidak hanya menyediakan layanan langsung untuk peserta didik, tetapi juga bekerja
konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain. Staf personel sekolah
(guru dan tenaga administrasi), orang tua dan masyarakat. Struktur pengembangan

7
program bimbingan dan konseling menurut American School Counselor
Association (ASCA) sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Pengembangan Program BK

Program bimbingan dan konseling yang sistematis adalah program


pelaksanaannya sesuai dengan rencana, tertata baik sejak perencanaan, pendataan,
implementasi dan evaluasi. Sementara sifat sistemik program bimbingan dan
konseling komprehensif nampak pada beberapa hal seperti, penyusunan program
bimbingan dan konseling diawali dengan needs assesment, layanan bimbingan dan
konseling menjangkau seluruh peserta didik, program bimbingan dan konseling
melibatkan kolaborasi antar staf maupun profesi dalam satuan pendidikan, evaluasi
yang dilakukan mencakup tiga jenis evaluasi yaitu evaluasi kinerja konselor
(counselor perfomance evaluation), evaluasi program dan evaluasi hasil (result
evaluation).

Pengembangan program layanan BK (Bimbingan dan Konseling) yang


efektif memerlukan analisis dan asesmen kebutuhan terlebih dahulu. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengembangkan program
layanan BK berdasarkan asesmen kebutuhan:

1. Identifikasi masalah dan kebutuhan: Langkah pertama adalah mengidentifikasi


masalah dan kebutuhan siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui survei atau
wawancara dengan siswa, orang tua, dan staf sekolah. Dalam proses ini, perlu

8
diingat bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga hasil
asesmen perlu dipersonalisasi.
2. Analisis data: Setelah mengumpulkan data, analisis data yang dilakukan harus
dapat memperlihatkan kesenjangan antara kebutuhan siswa dengan layanan
BK yang ada. Hal ini dapat membantu dalam menentukan jenis layanan yang
paling dibutuhkan.
3. Pengembangan program: Berdasarkan analisis data, pengembangan program
dapat dilakukan. Program harus dirancang dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa dan tujuan yang ingin dicapai. Program harus mencakup
strategi yang efektif dan dapat diterapkan, serta dapat menghasilkan hasil yang
positif bagi siswa.
4. Implementasi program: Program dapat diimplementasikan dengan melibatkan
siswa, orang tua, dan staf sekolah. Komunikasi yang terbuka dan transparan di
antara semua pihak sangat penting untuk memastikan program berjalan
dengan lancar.
5. Evaluasi program: Setelah program diimplementasikan, evaluasi program
dilakukan untuk memastikan program memberikan manfaat bagi siswa. Hasil
evaluasi digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan
meningkatkan efektivitas program di masa depan.
6. Penyesuaian program: Setelah evaluasi program, program dapat disesuaikan
dengan mempertimbangkan feedback dan hasil evaluasi. Hal ini dapat
membantu memastikan program terus meningkat dan memberikan manfaat
bagi siswa.

Dalam pengembangan program layanan BK, penting untuk memastikan


bahwa asesmen kebutuhan dilakukan dengan cermat dan program dirancang untuk
memenuhi kebutuhan siswa. Dengan demikian, program layanan BK dapat
membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka secara akademis, sosial, dan
emosional.

9
D. Asesmen Kebutuhan untuk Pengembangan Program Layanan BK
Asesmen kebutuhan dan pengembangan program layanan BK saling terkait
dan saling mendukung. Asesmen kebutuhan merupakan langkah awal dalam
pengembangan program layanan BK, yang bertujuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan siswa secara individu atau kelompok dan untuk mengembangkan
rencana dukungan dan bimbingan yang tepat.

Setelah melakukan asesmen kebutuhan, konselor dapat menggunakan


informasi yang diperoleh untuk merancang program layanan BK yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Dalam merancang program layanan BK, konselor harus
mempertimbangkan tujuan dan sasaran program, isi dan struktur program, serta
pendekatan dan metode yang akan digunakan. Selain itu, asesmen kebutuhan juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program layanan BK. Evaluasi
dapat membantu konselor untuk mengetahui apakah program yang dirancang telah
berhasil memenuhi kebutuhan siswa dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, asesmen kebutuhan dan pengembangan program layanan


BK merupakan dua hal yang saling terkait dan saling mendukung. Asesmen
kebutuhan menjadi dasar dalam merancang program layanan BK yang efektif dan
pengembangan program layanan BK dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan
siswa secara lebih efektif. Asesmen kebutuhan memainkan peran penting dalam
mendukung pengembangan program Bimbingan dan Konseling (BK) yang efektif.
Beberapa peran penting dari asesmen kebutuhan dalam mendukung pengembangan
program BK adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan dan sasaran program: Asesmen kebutuhan membantu dalam


menentukan tujuan dan sasaran program BK yang spesifik dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Dengan memahami kebutuhan siswa secara menyeluruh,
program BK dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan
mencapai hasil yang diinginkan.
2. Menentukan isi dan struktur program: Asesmen kebutuhan juga membantu
dalam menentukan isi dan struktur program BK yang tepat dan relevan dengan
kebutuhan siswa. Dengan memahami kebutuhan siswa, program BK dapat

10
dirancang untuk mencakup dukungan dan bimbingan yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan siswa secara efektif.
3. Menyesuaikan pendekatan dan metode: Asesmen kebutuhan juga membantu
dalam menyesuaikan pendekatan dan metode yang digunakan dalam program
BK. Dengan memahami kebutuhan siswa, konselor dapat menyesuaikan
pendekatan dan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa
secara efektif dan sesuai dengan karakteristik individu siswa.
4. Mengevaluasi efektivitas program: Asesmen kebutuhan digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas program BK dengan membandingkan hasil yang
dicapai dengan tujuan dan sasaran program. Dengan melakukan evaluasi secara
teratur, program BK dapat ditingkatkan dan disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan siswa secara lebih efektif.

Dengan melakukan asesmen kebutuhan yang tepat, program BK dapat


dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa secara efektif dan mencapai hasil yang
diinginkan. Hal ini akan membantu siswa dalam mencapai tujuan akademik, sosial,
dan emosional mereka, serta meningkatkan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asesmen kebutuhan dalam BK adalah proses mengidentifikasi kebutuhan
individu atau kelompok dalam bimbingan dan konseling. Ini mencakup
informasi tentang latar belakang, masalah, dan kemampuan individu atau
kelompok. Tujuannya adalah untuk membantu individu atau kelompok
mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan sosial, dan
meningkatkan kemandirian. Dengan memahami kebutuhan individu atau
kelompok, bimbingan dan konseling dapat memberikan dukungan yang
tepat dan efektif dalam mencapai tujuan mereka.
2. Prosedur pengembangan program dalam BK meliputi identifikasi
kebutuhan siswa, penetapan tujuan, penentuan pendekatan, penyusunan
rencana program, implementasi program, dan evaluasi program. Tujuannya
adalah untuk memastikan program yang dihasilkan efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Asesmen kebutuhan adalah proses penting dalam mendukung
pengembangan program Bimbingan dan Konseling (BK). Hal ini dilakukan
dengan menganalisis kebutuhan siswa, sekolah, dan mengidentifikasi
masalah yang perlu ditangani. Tujuan dan sasaran program harus jelas dan
terukur, dan metode serta strategi yang tepat harus dipilih untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Asesmen kebutuhan membantu program BK
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan sekolah sehingga meningkatkan
efektivitas dan efisiensi program.

12
B. Saran
Berdasarkan hasil pemaparan materi di atas terkait Asesmen Kebutuhan
Pengembangan Program Layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat dijadikan
sebagai salah satu panduan dalam melakukan perencanaan hingga realisasi
pengembangan program layanan BK di satuan pendidikan. Dengan demikian
diharapkan seluruh sajian materi tersebut mampu memberikan implikasi kepada
berbagai pihak dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai pemecah
masalah pendidikan, serta pengembangan kelembagaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Luky. 2015. Pengembangan Program Layanan Bimbingan dan


Konseling Komprehensif di SMA. Jurnal Psikologi Pendidikan &
Konseling Vol. 1, No. 1, h 1-8.

Tim GTK DIKDAS. 2021. Modul Belajar Mandiri Calon Guru ASN Bidang Studi
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat GTK Pendidikan Dasar.

Setyanto, Merryza Yohana. Budi Purwoko. 2019. Pengembangan Aplikasi Need


Assessment Siswa untuk Penyusunan Program BK di SMA. Jurnal Bikotetik
UNESA. Vol. 1, No. 1, h 158-164.

14

Anda mungkin juga menyukai