PROGRAM PASCASARJANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya sehingga kami mampu menyusun dan menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah “Asesmen dalam BK” yang telah
memberikan tugas kepada kami. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kelompok 7 karena telah meluangkan waktu dan pikiran
demi terselesaikannya makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta ilmu
pengetahuan yang baik bagi yang membaca dan mengikuti diskusi. Sebagai
penyusun, kami merasa bahwa makalah kami masih memiliki kekurangan dalam
penyusunannya karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan dari pembaca dan
teman diskusi guna kesempurnaan dari makalah.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pentingnya assesmen kebutuhan dalam sebuah perencanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan
mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi perencanaan
program tersebut. Perlu diketahui bahwa pengembangan program yang akuntabel
dan relevan tentunya dimulai dengan melakukan asesmen kebutuhan konseli.
Sehingga penguasaan konselor sekolah terhadap konsep dan praksis asesmen dalam
memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli menjadi mutlak diperlukan
(Maharani, Rosra, Yusmansyah, & Utaminingsih, 2019).
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis dari penulisan makalah ini adalah (a) Mengetahui asesmen
kebutuhan, fungsi dan karakteristik, serta sistematika asesmen kebutuhan
dalam bimbingan dan konseling untuk melakukan pengembangan program
layanan, (b) sebagai penambah wawasan;
2. Manfaat praktis makalah ini adalah (a) sebagai sarana untuk belajar, (b)
sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Asesmen dalam BK.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Asesmen Kebutuhan dalam BK
Assessment adalah suatu proses pengukuran atau penafsiran atas suatu nilai
berdasarkan fakta yang ada. Menurut Joint Information System Comitee (JISC)
assessment adalah instrument yang digunakan untuk membuktikan dan
mengevaluasi sejauh mana seorang telah mencapai atau membuat kemajuan
terhadap kriteria kemajuan. Salah satu langkah awal dalam perumusan program
bimbingan konseling di sekolah yaitu melalui pelaksanaan need asessmen atau
asesmen kebutuhan. Dalam panduan operasional pelaksanaan bimbingan
konseling dijelaskan terdapat dua tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu tahap
persiapan terdiri dari melakukan asesmen kebutuhan, mendapatkan dukungan
unsur lingkungan sekolah, dan menetapkan dasar perencanaan serta tahap
perancangan program.
1. Teknik Tes
4
psikologi yang digunakan dalam bimbingan konseling, hanya saja tidak semua guru
memiliki kewenangan dalam melancarkan tes dan mengadministrasikan jika tidak
memiliki lisensi dari sertifikasi tes. Bagi guru BK penting mengetahui dan
mengenal beberapa tes psikologi yang bisa dimanfaatkan untuk menghimpun data
tentang konseli yangnanti bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan saat membantu
konseli mengembangkan potensi yang dimiliki. Adapun jenis tes yang dapat
dimanfaatkan antara lain: 1) Tes Intelegensi, 2) Tes Bakat, 3) Tes Minat, dan 4) Tes
Kepribadian.
2. Teknik Non-Tes
5
termasuk penempatan dalam bidang belajar yang tepat (educational placement).
Tanpa asesmen yang berkualitas tidak akan ada program bimbingan dan konseling
komprehensif, berkualitas, dan mampu mencapai tujuan layanan dengan tuntas,
baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan
(developmental) dan pencegahan (preventif). Layanan penghimpunan data atau
assessment justru menjadi entry point yang tidak dapat diabaikan sama sekali.
Oleh karena itu, maka dapat diketahui bahwa asesmen kebutuhan adalah
proses penting dalam Bimbingan dan Konseling (BK) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan siswa secara individu atau kelompok, dan untuk
mengembangkan rencana dukungan dan bimbingan yang tepat. Fungsi utama dari
asesmen kebutuhan dalam BK adalah sebagai berikut:
6
C. Pengembangan Program Layanan BK
Menurut Depdiknas (2007:220-223), penyusunan program bimbingan dan
konseling di sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan mengidentifikasi
aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut.
Asesmen adalah aktivitas fondasi bagi pengembangan program yang akuntabel
(Gibson & Mitchell, 2008: 567). Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen
lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan sekolah dan
masyarakat (orang tua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung program
bimbingan, kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan sekolah ; dan
(2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut peserta didik,
seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsinya), kecerdasan, motif belajar, sikap
dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurusan, olah raga, seni, dan
keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian; atau tugas-tugas
perkembangan sebagai landasan untuk memberikan pelayanan bimbingan dan
konseling.
7
program bimbingan dan konseling menurut American School Counselor
Association (ASCA) sebagai berikut:
8
diingat bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga hasil
asesmen perlu dipersonalisasi.
2. Analisis data: Setelah mengumpulkan data, analisis data yang dilakukan harus
dapat memperlihatkan kesenjangan antara kebutuhan siswa dengan layanan
BK yang ada. Hal ini dapat membantu dalam menentukan jenis layanan yang
paling dibutuhkan.
3. Pengembangan program: Berdasarkan analisis data, pengembangan program
dapat dilakukan. Program harus dirancang dengan mempertimbangkan
kebutuhan siswa dan tujuan yang ingin dicapai. Program harus mencakup
strategi yang efektif dan dapat diterapkan, serta dapat menghasilkan hasil yang
positif bagi siswa.
4. Implementasi program: Program dapat diimplementasikan dengan melibatkan
siswa, orang tua, dan staf sekolah. Komunikasi yang terbuka dan transparan di
antara semua pihak sangat penting untuk memastikan program berjalan
dengan lancar.
5. Evaluasi program: Setelah program diimplementasikan, evaluasi program
dilakukan untuk memastikan program memberikan manfaat bagi siswa. Hasil
evaluasi digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan
meningkatkan efektivitas program di masa depan.
6. Penyesuaian program: Setelah evaluasi program, program dapat disesuaikan
dengan mempertimbangkan feedback dan hasil evaluasi. Hal ini dapat
membantu memastikan program terus meningkat dan memberikan manfaat
bagi siswa.
9
D. Asesmen Kebutuhan untuk Pengembangan Program Layanan BK
Asesmen kebutuhan dan pengembangan program layanan BK saling terkait
dan saling mendukung. Asesmen kebutuhan merupakan langkah awal dalam
pengembangan program layanan BK, yang bertujuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan siswa secara individu atau kelompok dan untuk mengembangkan
rencana dukungan dan bimbingan yang tepat.
10
dirancang untuk mencakup dukungan dan bimbingan yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan siswa secara efektif.
3. Menyesuaikan pendekatan dan metode: Asesmen kebutuhan juga membantu
dalam menyesuaikan pendekatan dan metode yang digunakan dalam program
BK. Dengan memahami kebutuhan siswa, konselor dapat menyesuaikan
pendekatan dan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa
secara efektif dan sesuai dengan karakteristik individu siswa.
4. Mengevaluasi efektivitas program: Asesmen kebutuhan digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas program BK dengan membandingkan hasil yang
dicapai dengan tujuan dan sasaran program. Dengan melakukan evaluasi secara
teratur, program BK dapat ditingkatkan dan disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan siswa secara lebih efektif.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asesmen kebutuhan dalam BK adalah proses mengidentifikasi kebutuhan
individu atau kelompok dalam bimbingan dan konseling. Ini mencakup
informasi tentang latar belakang, masalah, dan kemampuan individu atau
kelompok. Tujuannya adalah untuk membantu individu atau kelompok
mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan sosial, dan
meningkatkan kemandirian. Dengan memahami kebutuhan individu atau
kelompok, bimbingan dan konseling dapat memberikan dukungan yang
tepat dan efektif dalam mencapai tujuan mereka.
2. Prosedur pengembangan program dalam BK meliputi identifikasi
kebutuhan siswa, penetapan tujuan, penentuan pendekatan, penyusunan
rencana program, implementasi program, dan evaluasi program. Tujuannya
adalah untuk memastikan program yang dihasilkan efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Asesmen kebutuhan adalah proses penting dalam mendukung
pengembangan program Bimbingan dan Konseling (BK). Hal ini dilakukan
dengan menganalisis kebutuhan siswa, sekolah, dan mengidentifikasi
masalah yang perlu ditangani. Tujuan dan sasaran program harus jelas dan
terukur, dan metode serta strategi yang tepat harus dipilih untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Asesmen kebutuhan membantu program BK
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan sekolah sehingga meningkatkan
efektivitas dan efisiensi program.
12
B. Saran
Berdasarkan hasil pemaparan materi di atas terkait Asesmen Kebutuhan
Pengembangan Program Layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat dijadikan
sebagai salah satu panduan dalam melakukan perencanaan hingga realisasi
pengembangan program layanan BK di satuan pendidikan. Dengan demikian
diharapkan seluruh sajian materi tersebut mampu memberikan implikasi kepada
berbagai pihak dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai pemecah
masalah pendidikan, serta pengembangan kelembagaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Tim GTK DIKDAS. 2021. Modul Belajar Mandiri Calon Guru ASN Bidang Studi
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat GTK Pendidikan Dasar.
14